DISUSUN OLEH :
KELAS PAI II F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada baginda kita
Nabi Muhammad Saw. serta keluarga, sahabat dan para penerus risalahNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah “Ahlussunnah Wal
Jamaah dan Islam Nusantara” guna memenuhi tugas mata kuliah Aswaja.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) ?
2. Apa yang dimaksud Islam Nusantara?
3. Apa keterkaitan antara Ahlussunnah wal Jama’ah dan Islam Nusantara?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Ahlussunnah Wal Jama’ah
2. Mengetahui apa itu Islam Nusantara
3. Mengetahui keterkaitan antara Ahlussunnah Wal Jama’ah dan Islam
Nusantara
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ahlussunnah Wal Jama’ah
1. Sejarah Ahlussunnah wal Jama’ah
Istilah Ahlussunnah wal Jama’ah teridiri dari tiga kata, yaitu ahl,
as-sunnah dan al-jama’ah. Kata ahl dapat berarti pengikut, keluarga atau
pemeluk aliran madzhab. Menurut istilah syara’ kata as-sunnah ialah
sebutan bagi jalan yang disukai dan dijalani dalam agama, sebagaimana
dipraktikkan Rasulullah SAW. Menurut pengertian al-Jama’ah secara
syara’ islah kelompok mayoritas dalam golongan Islam. Dari pengertian
etimologis di atas, maka makna Ahlussunnah wal Jama’h dalam sejarah
Islam adalah golongan terbesar ummat Islam yang mengikuti sistem
pemahaman Islam, baik dalam tauhid dan fiqih dengan mengutamakan
dalil Al-Qur’an dan Hadits daripada dalil akal.1
1
Nuril Huda, Ahlussunnah wal Jama’ah (ASWAJA) Menjawab, (Jakarta Pusat : 2007), hlm. 10-14.
2
Siradjuddin Abbas,I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah,( Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru, 2005),
hlm.2
2
Sebenarnya sistem pemahaman Islam menurut Ahlussunnah Wal
Jama’ah hanya merupakan kelangsungan dari desain yang dilakukan sejak
zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin. Namun kemudian sistem
ini menonjol setelah lahirnya madzhab Mu’tazilah pada abad ke II H.
3
ada yang terlalu ekstrim, berani menolak Al-Qur’an dan As-Sunnah
apabila bertentangan dengan akalnya.
3
Nuril Huda ,Ibid, 2007, hlm. 21.
4
Said Aqil Siraj, Ahlussunnah wal Jamaah: Sebuah Kritik Historis,( Jakarta: Pustaka Cendikia
Muda, 2008), hlm. 6
5
Ali Khaidar, Nahdlatul Ulama dan Islam Indonesia: Pendekatan Fiqih dalam Politik, ( Jakarta:
Gramedia,1995),hlm. 69-70
4
berfikir keagamaan yang mencakup segala hal dan berdiri diatas prinsip
keseimbangan dalam akidah, penengah, dan perekat dalam kehidupan
sosial, serta keadilan toleransi didalam politik. Mengikuti dan memegang
teguh apa yang telah ditentukan oleh Rasul dan sahabat-Nya.6
6
Said Aqil Siraj, Ibid, hlm.21-22
7
Masdar F. Mas’udi, NU danTheologiAsyariyah, dalam Ahmad Baso, NU Studies, (Jakarta :
Erlangga, 2006) ,hlm.32
5
Madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah mendahulukan atau
mengutamakan dalil naqli daripada dalil aqli. Fatwa agama yang datang
dari manapun saja kalau tidak berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, Al-
Ijma’ dan Al-Qiyas wajib kita tolak. Maka di dalam ilmu Tauhid kita
berpegang kepada Al-Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu
Manshur Al-Maturidi.
6
secara total kepada Allah.8 Sementara Imam al-Junaid al-Baghdadi
mendefinisikan tasawuf adalah keadaan dimana Allah memisahkan
(mematikan) kamu dari dirimu dan memberimu kehidupan dalam
kematian tersebut, yaitu eksistensi dirimu dengan tanpa jarak kepada
Allah.
B. Islam Nusantara
1. Sejarah Islam Nusantara
7
berasal dari bahasa sansekerta yaitu nusa yang berarti pulau dan antara
yang berarti luar. Nusantara digunakan untuk menyebut pulau di luar
kekuasaan Majapahit. Ketika Walisongo muncul, sebutan Nusantara
diganti dengan sebutan jawi untuk menyebut wilayah Aceh, Malaka
hingga daerah maluku dan perairan Papua. Kemudian kata-kata jawa yang
bisa berarti penduduk pulau Jawa, bisa juga berarti komunitas suku jawa
yang berbahasa jawa. Bisa pula berarti luas yakni penduduk Nusantara.
akan tetapi kemudian kata Nusantara lebih dikenal oleh masyarakat.
Dalam teks yang ditulis oleh putra Hamengku Buwono I terdapat istilah
Din Arab Jawi. Putra mahkota Sultan Yogyakarta tersebut mengambil
istilah tersebut ketika Sunan Giri membaiat raja-raja di Jawa. Naskah itu
mengungkap kisah tentang pembaiatan Sunan Giri kepada seorang raja
dengan gelar Kimudin Arab Jawa artinya dalam bahasa sekarang raja-raja
di Jawa harus punya komitmen menegakkan Islam Nusantara. Bahwa
Islam itu bukan cuma agama Arab tapi juga perlu pengamalan dan
suaranya dari Jawi. Jawi yang disebut dalam naskah tersebut adalah teritori
Nusantara.9
9
Ahmad Baso, Islam Nusantara jilid 1, Jakarta : Pustaka Afid, 2015, hlm.4
8
Nusantara diperlukan untuk memperoeh genius baru dengan karakter atau
sifat-sifat unggulan yang diinginkan sehingga diharapkan dengan
persilangan tersebut dapat mengatasi masalah-masalah kemanusiaan pada
umumnya.
10
Ahmad Baso,Ibid., hlm. 21
11
Suparman, Yasin, dan H. Yana Sutiana, Kultur Islam Nusantara, Bandung : Pustaka setia, 2019,
hlm. 2.
9
Terlepas dari beberapa pendapat, pendekatan melalui budaya dan
kearifan lokal lebih memudahkan ajaran Islam masuk kedalam hati
masyarakat dan menjadikan Islam sebagai pedomannya. Seperti yang di
contohkan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam bukan hanya
dengan kata-kata, akan tetapi melalui jalan kebudayaan agar mudah
diterima oleh masyarakat Indonesia.
10
menyinggung orang-orang yang belajar fiqih dan mengingatkan
mereka agar tidak tenggelam dalam segenap teks-teks dogmatik,
sehingga melupakan kondisi alam di Indonesia. Tidak semua ajaran
Islam murni dapat dipraktikkan di Indonesia, para ulama di Indonesia
perlu berijtihad sendiri sesuai dengan alam dan kondisi Nusantara. Dari
sini muncul argumen manhaji yang dikenal di kalangan orang-orang
pesantren yaitu “al-muhafazhah ala-l-qadimi-sh-shalih wa-l-akhdu bi-
l-jadidi-l-ashlah” (memelihara yang lama yang baik, dan mengambil
yang baru yang lebih baik)13. Dalam manhaji ini menjelaskan bahwa
Islam Nusantara mempunyai intelektual dan keunggulannya sendiri
melalui ijtihad para ulama Islam Nusantara, seperti istilah halal
bihalal, imsak, yang memakai bahasa Arab tetapi orang Arab sendiri
tidak tahu maksud dari istilah tersebut, karena istilah tersebut
merupakan hasil dari ijtihad para ulama Nusantara sendiri.
Salah satu contoh dari manhaji ini adalah ketika sunan kalijaga
membawa proses Islamisasi ke dalam masyarakat Jawa dengan tradisi
wayang dan juga gamelan. Wayang dan gamelan jelas tidak ada dalam
dalil Al-Qur’an maupun Hadits. Akan tetapi, dengan proses Islamisasi
13
Ahmad,Baso, Ibid, hlm. 104.
11
dengan cara tersebut dapat memenuhi dasar Maqashid Syaria’at, yakni
demi tercapainya satu ajaran keagamaan yang bisa dipahami dan
diamalkan oleh orang-orang Jawa. Gamelan awalnya berfungsi untuk
memanjatkan kidung atau nyanyian suci untuk dewa-dewa di masa
Hindu-Budha, akan tetapi di alihkan oleh sunan Kalijaga untuk
melantunkan shalawat untuk Rasulullah SAW.
14
Ahmad Baso,Ibid., hlm. 30
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ahlussunnah Wal Jama’ah adalaha paham yang dalam masalah
aqidah mengikuti Imam Abu Hasan al- Asy’ari dan Abu Mansur
Almaturidi. Dalam praktek peribadatan mengikuti salah satu madzhab
empat yaitu madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi’i dan
Madzhab Hambali dan dalam tasawuf mengikuti Imam Abu qosim al
Junaidi al-Baghdadi dan Imam Hamid al Ghazali.
Islam Nusantara sebuah istilah yang disematkan kepada aktivitas
keagamaan yang senantiasa menjaga tradisi asli Indonesia (kearifan lokal)
yang diimplementasikan dengan nilai-nilai Islam khususnya Ahlussunnah
wal Jama’ah. Islam nusantara adalah Islam Ahlussunnah wal Jama’ah
yang diamalkan, didakwahkan, dan dikembangkan sesuai karakteristik
masyarakat dan buadaya di Nusantara oleh para pendakwahnya.
Islam Nusantara bukanlah aliran baru yang dianggap sebagai cara
baru liberalisme Islam di Indonesia, akan tetapi Islam Nusantara adalah
ilmu dalam mengamalkan ajaran Aswaja dengan pendekatan kebudayaan
Indonesia yang sudah ada sejak jaman dulu sebelum Islam masuk ke
Indonesia.
B. Saran
Sebagai umat Nabi SAW, tentunya kita harus mengikuti sunnah-
sunnahnya dan mengamalkannya dengan cara kita masing-masing, yang
terpenting sesuai dengan apa yang beliau sunnahkan. Semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Dengan pedoman yang kami tuliskan yang dapat
dipertanggungjawabkan, kedepannya akan kami perbaiki makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Said , Aqil, Siradj, Ahlussunnah wal Jama’ah; Sebuah kritik historis, (Jakarta:
Pustaka Cendekia Muda, 2008).
14