Oleh :
Khairika Nurahmah : 1617.03.010
Moh. Abi Febrian : 1617.03.020
Dosen Pembimbing : Ashabul Kahfi, M.Pd.I
PROGRAM STUDI
TANGERANG- BANTEN
2019
1
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk,
rahmat, dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada
halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur pada mata
kuliah Ilmu Kalam. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun
dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut:
E. Apa latar belakang kemunculan Khawarij ?
F. Bagaimana pemikiran kalam Khawarij ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan ini adalah untuk :
E. Untuk mengetahui latar belakang kemunculan Khawarij.
F. Untuk mengetahui pemikiran kalam Khawarij.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abuddin Nata ,Ilmu Kalam , Filsafat dan Tasawuf, (Jakarta: Raja Grahindo Persada. 1994), cet 1, h.15
2
Haru Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,... h. 6.
3
Haru Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,... h. 8.
5
Nama khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan
kepada mereka, karena keluar dari barisan Ali. Tetapi ada pula yang berpendapat yang
mengatakan bahwa pembiberian nama itu didasarkan atas ayat 100 dari surat An-Nisa’.
Dengan demikian orang khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang
meninggalkan rumah dari kampung halamannya untuk mengabdikan diri kepada Allah
dan RasulNya. Selanjutnya mereka menyebut diri mereka sebagai syurah , yang berasal
dari kata yasyri (menjual), sebagaiman disebutkan dalam surat Al Baqorah 207.
Maksudnya, mereka adalah orang yang sedia mengorbankan diri untuk Allah. Nama lain
yang diberikan kepada mereka adalah haruriah, dari kata harura satu desa yang terletak
dekat kota kufah, di Irak. Di tempat inilah mereka yang pada waktu itu berjumlah dua
belas ribu orang berkumpul untuk memisahkan diri dari Ali. Disini mereka memilah
Abdullah Ibnu Wahb Alrasidi menjadi imam mereka sebagai ganti dari Ali Ibnu Abi
Tholib.4
4
Haru Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,... h. 13.
5
Imam Muhammad Aliran Politik dan Aqidah Islam, (Jakarta : Logos Publishing House,1996), h. 69-
71.
Penzina muhshan tidak dirajam, yang wajib hanya dicambuk saja.
Dalam hal perkawinan, mereka membatasi wanita yang diharamkan hanya dalam
batas yang diterangkan oleh nash dalam ayat saja. 6
2. An-Najadaat Al-‘aziriah
An-Najadaat adalah kelompok yang mengikuti pemikiran seorang yang
bernama Najdah ibn ‘Amir al-Hanafi yang dikenal dengan nama ‘Ashim yang
menetap di yaman. Dalam perjalanannya menemui kelompok azariqah ditengah
jalan ia bertemu dengan Fuda’ik, ‘Athiah ibn Al-aswad Al-Hanafi yang
bergabung dalam kelompok yang membangkang terhadap Nafi ibn Azraq.
Diberitahukan kepadanya tentang inti perselisihan mereka dengan nafi mengenai
hukum orang yang tidak mengikuti pertempuran dan hal-hal yang lainnya,
karenanya para pembangkang mengangkat Najdah menjadi pemimpin dengan gelar
amiru Al- mu’minin.
3. Al-Baihasiah
Kelompok Baihasiah adalah kelompok yang mengikuti pendapat Abu Baihas
al-Haisham ibn Jabir salah seorang dari suku Bani saad Dhuba’iah. Di masa
pemerintahan khalifah al-Walid, dia selalu dicari-cari oleh al-Hajjaj namun dia
berhasil melarikan diri dan bersembunyi di Madinah, namun dia ditangkap oleh
Utsman ibn Hayan al-Muzani. Sementara menunggu keputusan kholifah al-Walid
6
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy, Penngantar Ilmu Fiqh, (Semarang : Pustaka Riski
Putra,1997), h. 111.
ia dipenjarakan dan kemudian dilaksanakan hukumannya dengan memotong kedua
tangn dan kakinya, dan seterusnya dibunuh.
4. Al-Ajaridah
Kelompok ini dipimpin oleh seseorang yang bernama Abd al-Karim ‘Araj
yang isi ajarannya mirip dengan ajaran an-Najdiah. Sebagian orang menyebutkan
bahwa dia termasuk sahabat dekat Baihas, namun dia kemudian memisahkan diri
dan mendirikan kelompok tersendiri.
5. Ath-Tsalibah
Pendiri kelompok Tsa’alibah adalah Tsa’labah ibn ‘Amir yang dahulunya
sependapat dengan Abd al-Karim ibn ‘Araj dalam beberapa hal yang diantaranya
tentang posisi anak. Tsa’labah berkata: menurut kami anak tidak
bertanggungjawab semenjak kecil sampai usia menjelang dewasa, namun kami
menyadari anak-anak lebih condong berbuat kebathilan dari kebaikan. Dalam
masalah ini tsa’labah tidak sependapat dengan Al-Ajaridah.
6. Al’ibadiyah
Kelompok ini adalah pengikut ‘Abdullah ibn ‘ibad yang memberontak
terhadap pemerintahan khalifah Marwan ibn Muhammad. Karena itu ‘Abdullah
ibn Muhammad ibn ‘Athoiyah mengirim pasukan untuk menumpasnya dan dia
tewas dalam pertempuran di desa Tabalah.
7. Ash-Shufriyyah Az-Ziyadiyah
Ash-Shuriyyah Az-Ziyadiyyah adalah nama kelompok yang mengikuti
pemikiran Zayad ibn Ashfar. Pemikirannya berbeda dengan pemikiran yang
berkembang di kalangan khowarij yang lain seperti al-Azariqoh, an-Najdaat dan
al-‘Ibadhiyyah.7
7
M. Asywadie Syukur, Al Milal wa Al Nihal Aliran-Aliran Teologi Dalam Sejarah Umat Manusia,
(Surabaya : Bina Ilmu, 2003), hlm. 101-109.
17
BAB III
A. Kesimpulan PENUTUP
Pembahasan diatas merupakan sebuah pengantar bagi kita untuk lebih mendalami
pembahasan tentang ilmu kalam atau yang biasa disebut teologi islam. Ketika kita telah
mempelajari pembahasan tersebut kita lebih tau lagi tentang arti dari sebuah perbedaan
dengan berpegang pada dasar pengertian yang relevan.
Sebagai umat muslim sangat perlu meningkatkan produktivitas keilmuan kita dengan
berfikir dengan tetap menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat agar seimbang apa
yang kita lakukan di mata Allah. Dan juga pembahasan ilmu kalam ini tidak terlepas dari
kritikan tajam dari para ulama sebagai warna perbedaan bagi kita untuk lebih
menyikapinya dengan arif dan bijaksana.
Semoga dengan kita telah memperdalam pembahasan ini kita mendapatkan khazanah
keilmuan yang bermanfaat bagi kita sebagai modal dalam mengarungi kehidupan di masa
mendatang.
18
Daftar Pustaka
Abu Zahrah, Imam Muhammad, Aliran Politik dan Aqidah Islam, Jakarta: Logos Publishing
House, 1996.
Ash Shiddiqy, Tengku Muhammad Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang: Pustaka Riski
Putra, 1997.
Mansur, H.M. Laily, Pemikiran Kalam dalam Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 20004.
Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta:
Universitas Indonesia, 2007.
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, Jakarta: Raja Grahindo Persada, 1994.
Syukur, M. Asywadie, Al Milal Wa Nihal Aliran-Aliran Teologi Dalam Sejarah
Umat
Manusia, Surabaya: Bina Ilmu, 2003.
Zen, Ahmad Rifa’I, Ilmu Kalam, Depok: CV ARYA DUTA, 2011.