BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah qurban dan aqiqah yaitu dua ibadah dalam islam yang
terkait dengan penyembelihan binatang.keduanya terkadang
terkesan sama,padahal diantara keduanya terdapat banyak
perbedaan,terutama tentang ketentuan-ketentuan dasarnya.
beberapa dari ketentuan kedua ibadah ini akan dijabarkan dalam
pembahasan qurban dan aqiqah.
1
Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing)
yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai
taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah. Ibadah Qurban adalah
ibadah yang di perintah kan oleh Allah SWT karena berqurban adalah
salah satu bentuk pernyataan rasa sukur kita atas nikmat yang telah
di berikan . Jadi, bagi orang yangt mampu, maka di wajibkan untuk
berqurban. Disamping itu ibadah qurban merupakan ungkapan rasa
persaudaraan antara saudara kita yang mampu dengan saudara kita
yang mampu secara ekonomi, untuk saling berbagi rezeki .
Menumbuhkan sifat untuk saling berkorban untuk orang lain . Saling
tolong menolong untuk mempererat tali persatuan antara umat
manusia , khususnya umat islam .
2
wajib. Setiap orang tua mendambahkan anak yang shaleh, berbakti
dan mengalirkan kebahagiaan kepada kedua orangnya. Aqiqah
adalah salah satu acara penting untuk menanamkan nilai-nilai
ruhaniah kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah di harapkan
sang bayi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Di
tumbuhkan dan di kembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-nilai
ilahiyah. Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita
yang tergadai. Aqiqah juga merupakan realisasi rasa syukur kita atas
anugerah, sekaligus amanah yang di berikan allah SWT terhadap kita.
Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah rasul SAW,
yang merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah
tersebut mulai jarang di laksanakan oleh kaum muslimin.
3
Ibadah aqiqah adalah penyembelihan hewan pada hari ke 7,
dan 14 . Aqiqah juga dapat di laksanakan pada saat anak itu dewasa .
Menyembelih hewan aqiqah hukumnya sunnah muakkad. Pada
jaman Nabi Muhammad SAW , yang pertama kali di akikah kan
adalah 2 orang saudara kembarnya yaitu Hasan dan Husein, yang
tidak lain adalah cucu dari Nabi Muhammad SAW. Ibadah aqiqah
mengandung banyak sekali hikmah dan manfaat , diantaranya adalah
merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kehadiran
seorang anak , dapat menumbuhkan jalinan kasih dan sikap hormat
anak kepada orang tuanya
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas Qurban dan Aqiqah
dalam prespektif hadist
C. Tujuan
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
َح َّدثَنَا أَبُو َع ْم ٍرو ُم ْسلِ ُم بْ ُن َع ْم ِرو بْ ِن ُم ْسلِ ٍم احْلَ َّذاءُ الْ َم َديِن ُّ َح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن نَافِ ٍع
ول اللَّ ِه َّ الصائِ ُغ أَبُو حُمَ َّم ٍد َع ْن أَيِب الْ ُم َثىَّن َع ْن ِه َش ِام بْ ِن عُْرَوةَ َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َعائِ َشةَ أ
َ َن َر ُس َّ
1
Mardani,Hadis Ahkam, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012, hal.331
6
يث ِه َش ِام بْ ِن عُْرَوَة إِاَّل ِم ْن
ِ يث حسن َغ ِريب اَل َنع ِرفُه ِمن ح ِد
َ ْ ُ ْ ٌ ٌ َ َ ٌ يسى َه َذا َحد
ِ ِ
َ قَ َال أَبُو ع
ِ ٍ َ َه َذا الْ َو ْج ِه َوأَبُو الْ ُمَثىَّن امْسُهُ ُسلَْي َما ُن بْ ُن يَِز
َ يد َوَرَوى َعْنهُ ابْ ُن أَيِب فُ َديْك قَ َال أَبُو ع
يسى
ِ ُض ِحيَّ ِة لِص
احبِ َها بِ ُك ِّل َش َعَرٍة ْ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ قَ َال يِف اأْل ِ ِ
َ َ َويُْرَوى َع ْن َر ُسول اللَّه
َح َسنَةٌ َويُْرَوى بُِق ُروهِنَا
Terjemah Hadits:
Telah menceritakan kepada kami Abu Amru Muslimin bin Amru bin
Muslim Al Hadzdza Al Madani berkata; telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Nafi‟ Ash Sha‟igh Abu Muhammad dari Abul Mutsanna
dari Hisyam bin Urwah dari Bapaknya dari „Aisyah bahwa Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam bersabda:”Tidak ada amalan yang dilakukan
oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah
selain daripada mengucurkan darah (hewan qurban). Karena
sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan
tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh darah tersebut akan sampai
kepada ridha (Allah) sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi,
maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berqurban.”Ia berkata; “Dalam
bab ini ada hadits serupa dari Imran bin Husain dan Zaid bin Arqam.”
Abu Isa berkata;”Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak
mengetahui hadits ini dari Hisyam bin Urwah selain dari jalur ini. Dan
Abul Mutsanna namanya adalah Sulaiman bin Yazid. Dan Abu Fudaik
telah meriwayatkan hadits darinya.”Abu Isa berkata; “Telah
diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam, bahwasanya
7
beliau pernah bersabda tentang qurban; “Pemiliknya akan mendapat
satu kebaikan dari setiap bulannya.”Dalam riwayat lain, “dengan setiap
tanduknya.”2
Takhrij:
2
Imam Thirmidzi, Sunan Thirmidzi dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah versi 2.09, Juz 5,
No Hadits 1413
8
semua wilayah namun yang masyhur dari Abu Hanifah adalah wajib bagi
muqim serta mencapai nishob”.
Terjemah Hadits:
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubbab telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Ayyasy dari Abdurrahman Al A’raj dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
”Barangsiapa memiliki keluasaan (untuk berqurban) namun tidak
berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.”
Takhrij:
dari Jalur Abu Bakar bin Abu Syaibah dari Zaid bin Al Hubbab dari
Abdullah bin „Ayyasy dari Abdurrahman Al A‟raj dari Abu Hurairah.
Setelah ditelusuri dengan menggunakan Maktabah Asy-Syamilah bahwa
hadits ini tidak hanya diriwayatkan oleh Imam Abu Daud tetapi juga
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz yang berdekat
9
1. Hadits tentang Waktu pelaksanaan Qurban
Terjemah Hadits:
10
(shalat ied), maka sesembelihannya itu hanya berupa daging
yang ia berikan kepada keluarganya, tidak ada hubungannya
dengan ibadah qurban sedikitpun.” Lalu Abu Burdah berkata;”Aku
menyembelih sebelum shalat, sementara aku masih memiliki
jadz‟ah (anak kambing yang berusia dua tahun) yang lebih baik
daripada kambing muda, maka beliau bersabda:”Sembelihlah
binatang qurban itu, namun hal itu tidak sah untuk orang lain
setelahmu.”3 (HR. Bukhari)
Takhrij:
dari Jalur Hajjaj bin Minhal dari Syu‟bah dari Zubaid dari Asy
Sya‟bi dari Al-Barra. Setelah ditelusuri dengan menggunakan
Maktabah Asy- Syamilah bahwa hadits ini tidak hanya
diriwayatkan oleh Imam Bukhari tetapi juga diriwayatkan oleh
Imam An-Nasai dan Imam Ahmad dengan lafadz yang berbeda.
11
menyembelih hewan lain sebagai pengganti dan barang siapa
belum menyembelih, maka sembelihlah dengan nama Allah.”
(HR. Bukhari Muslim)4
Takhrij Hadis:
Asbabul Wurud:
4
Lidwa Pusaka, Sunan Ibnu Majah dalam Ensiklopedi Hadits versi 3.3, No Hadits 3114
12
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jundub, beliau
berkata: “Pada waktu kami keluar bersama Rasulullah SAW di
hari Idul Adh’ha, sebagian orang telah menyembelih hewan
kurbannya, sedangkan sebagian yang lain belum, maka Nabi SAW
bersabda: “Barang siapa yang telah menyembelih atau berkurban
sebelum kami shalat, maka hendaklah ia mengulanginya dan
barang siapa yang belum menyembelih atau berkurban, maka
hendaklah ia menyembelih atau berkurban dengan menyebut
nama Allah.”
13
Kesimpulan Hadis:
14
kami, jari-jariku lebih pendek dari jari-jarinya, kemudian beliau
berkata:”Empat perkara yang tidak boleh ada di dalam hewan-
hewan qurban.”Kemudian beliau berkata; yaitu; buta sebelah
matanya yang jelas kebutaannya, pincang yang jelas pincangnya,
sakit yang jelas sakitnya, dan pecah kakinya yang tidak memiliki
sumsum. Ubaid berkata; aku katakan kepada Al Bara; tidak suka
pada giginya terdapat aib. Ia berkata; apa yang tidak engkau sukai
maka tinggalkan dan janganlah engkau mengharamkannya
kepada seseorang. Abu Daud berkata; tidak ada otak padanya.”5
dari Jalur Hafsh bin Umar An Namari dari Syu‟bah dari Sulaiman
bin Abdurrahman dari „Ubaid bin Fairuz dari Al Bara bin Azib.
Setelah peneliti telusuri dengan menggunakan Maktabah Asy-
Syamilah bahwa hadits ini tidak hanya diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud tetapi juga diriwayatkan oleh Imam An-Nasai, Imam
Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan lafadz yang berbeda.
Para ulama sepakat bahwa semua hewan ternak boleh
dijadikan untuk kurban. Hanya saja ada perbedaan pendapat
mengenai mana yang lebih utama dari jenis-jenis hewan
tersebut. Imam Malik berpendapat bahwa yang paling utama
adalah kambing atau domba, kemudian sapi, lalu unta.
Sedangkan Imam al-Syafi’i berpendapat sebaliknya, yaitu yang
paling utama adalah unta, disusul kemudian sapi, lalu kambing.
Juga disyaratkan binatang-binatang tersebut tidak cacat,
seperti: salah satu matanya picek yang tampak atau buta, atau
5
Lidwa Pusaka, Sunan Abu Daud dalam Ensiklopedi Hadits versi 3.3, No Hadits 2420
15
kakinya timpang atau pincang yang jelas kepincangannya, atau
binatang itu terkena penyakit yang jelas sehingga tampak kurus
atau dagingnya rusak karena penyakit itu, atau telinganya putus
atau sebagiannya atau diciptakan memang tanpa telinga atau
semua ekornya atau sebagiannya terputus, maka kesemuanya ini
menjadikan kurbannya tidak cukup (tidak sah).
Tapi jika binatang itu tidak bertanduk atau tanduknya pecah atau
dua buah pelirnya terputus, tetap dibolehkan berkurban dengan
binatang tersebut. Dan dikatakan sudah cukup dan sah. 6
Yang menjadi kriteria hewan qurban juga adalah cukup
umur
6
Maraji’: Kitab Hasyiyah Al Baijuri juz II, hal. 295-302
16
{ مَسِ َيننْي ِ } َوأِل َيِب َعوانَةَ يِف:َذحَبَ ُه َما بِيَ ِد ِه } ُمَّت َف ٌق َعلَْيه ِ َويِف لَ ْف ِظ
َ
ُ َوَي ُق,السني َويِف لَ ْف ٍظ لِ ُم ْسلِ ٍم
:ول ِّ بِالْ ُمَثلَّثَِة بَ َد َل. } ِ { مَثِ َيننْي: "يح ِه
ِ "ص ِح
َ
َواللَّهُ أَ ْكَبُر.{ بِ ْس ِم اللَّ ِه
Terjemah Hadits:
”Biasanya Nabi biasanya berkurban dengan dua ekor kambing
kibas putih yang bagus dan bertanduk. Beliau menyebut nama
Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kakinya di samping
binatang itu.” Dalam suatu lafadz: ”beliau menyembelih dengan
tangan beliau sendiri.” Dalam suatu lafadz: ”dua ekor kambing
gemuk.” Menurut Abu Awanah: ”dua ekor kambing yang mahal.”
dengan menggunakan huruf tsa, bukan siin. Dalam lafadz
Muslim: ”Beliau membaca Bismillaahi walloohu akbar.”
Takhrij:
dari Jalur Harun bin Abdullah dari Abdullah bin Yazid dari Said bin
Abu Ayyub dari„Ayyasy bin „Abbas Al Qatbani dari Isa bin Hilal
Ash Shudafi dari Abdullah bin Amr bin Al „Ash. Setelah ditelusuri
dengan menggunakan Maktabah Asy-Syamilah bahwa hadits ini
tidak hanya diriwayatkan oleh Imam Abu Daud tetapi juga
diriwayatkan oleh Imam An-Nasai dengan lafadz yang berbeda.
17
ُاك بْ ُن عُثْ َما َن َح َّدثَيِن عُ َم َارة َّ وسى َح َّد َثنَا أَبُو بَ ْك ٍر احْلَنَ ِف ُّي َح َّد َثنَا الض
ُ َّح َ َح َّدثَيِن حَيْىَي بْ ُن ُم
Terjemah Hadits:
18
Ishaq. Keduanya berdalil dengan hadits Nabi, bahwa beliau pernah
berkurban dengan seekor kambing, lalu beliau bersabda: Ini
untuk orang-orang yang belum berkurban dari umatku. Sebagian ulama'
berpendapat, seekor kambing tak cukup kecuali untuk satu orang.
Dan ini adalah pendapat Abdullah Ibnul Mubarak dan selainnya dari
kalangan para ulama". (HR. Tirmidzi No.1425).7
7
Lidwa Pusaka, Sunan Tirmidzi dalam Ensiklopedi Hadits versi 3.3, No Hadits 1425
19
Imam Bukhari juga telah menyebutkan sebuah riwayat yang
mendukung pendapat ini dari Abdullah bin Hisyam, bahwa ia dibawa
oleh ibunya, Zainab binti Humaid kepada Rasulullah Saw. Ibunya
berkata: "Wahai, Rasulullah, bai‟at lah dia." Nabi berkata: Ia masih
kecil. "Rasulullah Saw mengusap kepalanya dan berdo‟a untuknya.
Dan Beliau menyembelih seekor kambing untuk seluruh keluarga
beliau."
8
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13 (Bandung: Alma‟arif, 1987), 156.
20
B. Hadits Tentang Aqiqah
Aqiqah berasal dari kata aqiq yang berarti rambut bayi yang baru
lahir. Karena itu aqiqah selalu diartikan mengadakan, selamatan lahirnya
seorang bayi dengan menyembelih hewan (sekurangnya seekor
kambing). Menurut istilah syara’ artinya menyembelih ternak pada hari
ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak diberi nama dan
rambutnya di potong.
21
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َّ اب َع ْن َس ْل َما َن بْ ِن َع ِام ٍر
َ ِّ الضيِّبِّ َع ْن النَّيِب
ِ الرب
ََّ ين َع ْنِ ِ ِ ِ َ َح ْف
َ صةَ بْنت سري
َخَبَريِن ابْ ُن ِِ ِ ِ ُ وسلَّم ورواه ي ِز
ْ َصبَ ُغ أْ ين َع ْن َس ْل َما َن َق ْولَهُ َوقَ َال أ َ يم َع ْن ابْ ِن سري
َ يد بْ ُن إ ْبَراه َ ُ َََ َ َ َ
ِِ ِ وب َّ ِ يِن ٍ ٍ وْه
َ الس ْختيَا ِّ َع ْن حُمَ َّمد بْ ِن سري
ين َح َّد َثنَا َس ْل َما ُن بْ ُن َ ُّب َع ْن َج ِري ِر بْ ِن َحا ِزم َع ْن أَي َ
ول َم َع الْغُاَل ِم َع ِقي َقةٌ فَأ َْه ِري ُقوا
ُ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ِ َ ع ِام ٍر الضَِّّبُّي َق َال مَسِ عت رس
َ ول اللَّه َُ ُ ْ َ
َعْنهُ َد ًما َوأ َِميطُوا َعْنهُ اأْل َ َذى
Terjemah Hadits:
22
Takhrij Hadits:
Kritik sanad:
Kritik matan:
( ع َِن )صحيح،َ ع َۡن قَتَا َدة، ع َۡن َس ِعي ٍد، ٍّ نا ۡابنُ أَبِي َع ِدي: قَا َل،َح َّدثَنَا ۡابنُ ۡال ُمثَنَّى
تُ ۡذبَ ُح: ( ُكلُّ ُغاَل ٍم َر ِهينَةٌ بِ َعقِيقَتِ ِه:ال ٍ ع َۡن َس ُم َرةَ ۡب ِن ج ُۡن ُد،ۡال َح َس ِن
َ أَ َّن َرس،ب
َ َُول هللاِ ﷺ ق
ُال َساَّل ُم ۡبن
َ َ َك َذا ق، ُّصح َ َ ق.) َويُ َس َّمى،ُ َوي ُۡحلَق،ع َۡنهُ يَ ۡو َم َسابِ ِع ِه
َ َ ( َويُ َس َّمى)أ:ال أَبُو دَا ُو َد
َ َ ع َِن ۡال َح َس ِن [ق،ث
ُ َو َر َواه.) ( َويُ َس َّمى:ال ُ َوإِيَاسُ ۡبنُ د َۡفغ ٍَل َوأَ ۡش َع،َ ع َۡن قَتَا َدة،يع
ٍ أَبِي ُم ِط
]) ( َويُ َس َّمى:ث َع ِن ۡال َح َس ِن َع ِن النَّبِ ِّي ﷺ قَا َلُ أَ ۡش َع.
23
Terjemah Hadits:
24
walinya. Syaitan telah bersumah kepada Rabbnya untuk menyesatkan
anak cucu. Adam kecuali sedikit diantara mereka. Syaitan selalu
mengintai anak semenjak ia hadir di dunia. Jadi, begitu anak hadir di
dunia, musuhnya segera menyongsong, merengkuh, berusaha untuk
menaruhnya dalam genggaman tangannya, sebagai tawanannya, agar
masuk kedalam golongan dan pengikutnya. Syaitan sangan serius dalam
menjalankan misinya itu. “
ِ َان م َكافِئَت
ان َو َع ِن اجْلَا ِريَ ِة ِ ِ ِ َ َن رس
ُ َ أ ََم َرُه ْم َع ِن الْغُالَم َش ات-ص لى اهلل علي ه وس لم- ول اللَّه ُ َ َّ أ
ٌَشاة
11
18 Mahfud Hidayat, Kado menyambut si Buah Hati, (Jakarta, Pustaka Al Kautsar,
2007 ) hlm. 62
25
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih)
َع َّق َع ِن احْلَ َس ِن َواحْلُ َسنْي ِ َكْب ًشا َكْب ًشا-صلى اهلل عليه وسلم- ول اللَّ ِه َّ أ.
َ َن َر ُس
26
Hadits Ibnu ‘Abbas yang dikeluarkan oleh Abu Daud, itulah yang
jadi pegangan Imam Malik untuk menyatakan bahwa akikah anak laki-
laki sama dengan anak perempuan yaitu dengan satu ekor kambing.
27
kakeknya riwayat yang semisalnya. Berdasarkan riwayat Abu Daud tadi,
hadits tersebut bukanlah menafikan hadits-hadits mutawatir yang
menjelaskan dengan tegas bahwa akikah bagi anak laki-laki adalah
dengan dua ekor kambing. Akan tetapi riwayat tersebut menunjukkan
bolehnya akikah kurang dari dua ekor kambing. Itulah maksudnya.
Sehingga dari sini, jumlah kambing (yaitu dua ekor kambing bagi laki-laki,
pen) bukanlah syarat dalam akikah, namun hanya sekedar disunnahkan
(dianjurkan) saja.”
28
sallam bersabda, ”Anak laki-laki diakikahi dengan dua ekor kambing yang
semisal, sedangkan anak perempuan dengan satu ekor kambing” (HR. At
Tirmidzi 794, Ahmad 5: 40. At Tirmidzi menshahihkannya)
29
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
30