Anda di halaman 1dari 30

HADITS TENTANG QURBAN DAN AQIQAH

Oleh: Selvina Adistia Utami (14210610)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibadah qurban dan aqiqah yaitu dua ibadah dalam islam yang
terkait dengan penyembelihan binatang.keduanya terkadang
terkesan sama,padahal diantara keduanya terdapat banyak
perbedaan,terutama tentang ketentuan-ketentuan dasarnya.
beberapa dari ketentuan kedua ibadah ini akan dijabarkan dalam
pembahasan qurban dan aqiqah.

Kata kurban atau korban, berasal dari bahasa Arab qurban,


diambil dari kata : qaruba (fi’il madhi) – yaqrabu (fi’il mudhari’) –
qurban wa qurbaanan (mashdar).Artinya, mendekati atau
menghampiri. Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan
sembelihan maupun yang lainnya. Dalam bahasa Arab, hewan
kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-dhahiyah ,
dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata
dhuha, yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk
melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 –
10.00

1
Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing)
yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai
taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah. Ibadah Qurban adalah
ibadah yang di perintah kan oleh Allah SWT karena berqurban adalah
salah satu bentuk pernyataan rasa sukur kita atas nikmat yang telah
di berikan . Jadi, bagi orang yangt mampu, maka di wajibkan untuk
berqurban. Disamping itu ibadah qurban merupakan ungkapan rasa
persaudaraan antara saudara kita yang mampu dengan saudara kita
yang mampu secara ekonomi, untuk saling berbagi rezeki .
Menumbuhkan sifat untuk saling berkorban untuk orang lain . Saling
tolong menolong untuk mempererat tali persatuan antara umat
manusia , khususnya umat islam .

Ibadah qurban hanya di batasi 4 hari yaitu pada hari Raya


Idul Adha pada tanggal 10 dzulhijjah dan Hari Tasyrik yaitu tanggal
11, 12 dan 13 dzulhijjah. Daripada itu ibadah qurban juga
mempunyai banyak sekali hikmah diantaranya dapat merajut jalinan
kebahagiaan kepada fakir dan miskin , dengan membagikan daging
qurban, menyadarkan manusia bahwa hidup ini penuh
pengorbanan , Memupuk solidaritas terhadap sesama manusia dan
masih banyak lagi .

Sedangkan Aqiqah merupakan salah satu ajaran islam yang di


contohkan rasulullah SAW. Aqiqah mengandung hikmah dan manfaat
positif yang bisa kita petik di dalamnya. Di laksanakan pada hari ke
tujuh dalam kelahiran seorang bayi. Dan Aqiqah hukumnya sunnah
muakad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan

2
wajib. Setiap orang tua mendambahkan anak yang shaleh, berbakti
dan mengalirkan kebahagiaan kepada kedua orangnya. Aqiqah
adalah salah satu acara penting untuk menanamkan nilai-nilai
ruhaniah kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah di harapkan
sang bayi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Di
tumbuhkan dan di kembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-nilai
ilahiyah. Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita
yang tergadai. Aqiqah juga merupakan realisasi rasa syukur kita atas
anugerah, sekaligus amanah yang di berikan allah SWT terhadap kita.
Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah rasul SAW,
yang merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah
tersebut mulai jarang di laksanakan oleh kaum muslimin.

Kelahiran buah hati adalah sebuah kebahagiaan bagi setiap


pasangan suami istri. Dan kebahagiaan menyambut kelahiran bayi
tentunya harus selalu disyukuri. Anak adalah karunia yang teramat
indah dan tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Proses
melahirkan bayi adalah sebuah perjuangan mulia bagi seorang ibu
karena harus mempertaruhkan nyawanya. Islam sebagai agama yang
menggariskan panduan hidup yang sempurna patut dijadikan
pedoman kepada semua penganutnya. Adab-adab menyambut
kelahiran bayi seharusnya menjadi amalan kepada semua ibu dan
bapak. Terdapat beberapa panduan yang patut dilakukan oleh ibu
dan bapak dalam menyambut buah hati yang dikandung oleh Ibu
hingga selamat lahir ke dunia.

3
Ibadah aqiqah adalah penyembelihan hewan pada hari ke 7,
dan 14 . Aqiqah juga dapat di laksanakan pada saat anak itu dewasa .
Menyembelih hewan aqiqah hukumnya sunnah muakkad. Pada
jaman Nabi Muhammad SAW , yang pertama kali di akikah kan
adalah 2 orang saudara kembarnya yaitu Hasan dan Husein, yang
tidak lain adalah cucu dari Nabi Muhammad SAW. Ibadah aqiqah
mengandung banyak sekali hikmah dan manfaat , diantaranya adalah
merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kehadiran
seorang anak , dapat menumbuhkan jalinan kasih dan sikap hormat
anak kepada orang tuanya

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas Qurban dan Aqiqah
dalam prespektif hadist

1. apa saja hadits tentang Qurban dan Aqiqah?

2. Bagaimana penjelasan hadits tentang Qurban dan Aqiqah?

C. Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi


gambaran tentang aqiqah dan qurban secara dalam perspektif
hadist

1. Untuk mengetahui hadits tentang Qurban dan Aqiqah

2. Untuk mengetahui penjelasan hadits tentang Qurban dan


Aqiqah

4
5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadits-hadits tentang Qurban

Qurban bersalah dari bahasa arab yaitu al udhiyah yang diambil


dari kata adh-h.makna dari adh-h adalah permulaan siang setelah
terbinya matahari dan dhuha di saat terbitnya matahari hingga menjadi
putih cermelang adapun al udhiyah(qurban) menurut syariat adalah
sesuatu yang disembelih dari binatang ternak yang berupa unta,sapi,dan
kambing untuk mendekatkan diri kepada allah yang disembelih pada hari
raya idhul adha dan hari tasyirk.1

Keutamaan berkurban seperti dalam sebuah hadits berikut

‫َح َّدثَنَا أَبُو َع ْم ٍرو ُم ْسلِ ُم بْ ُن َع ْم ِرو بْ ِن ُم ْسلِ ٍم احْلَ َّذاءُ الْ َم َديِن ُّ َح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن نَافِ ٍع‬

‫ول اللَّ ِه‬ َّ ‫الصائِ ُغ أَبُو حُمَ َّم ٍد َع ْن أَيِب الْ ُم َثىَّن َع ْن ِه َش ِام بْ ِن عُْرَوةَ َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َعائِ َشةَ أ‬
َ ‫َن َر ُس‬ َّ

‫ب إِىَل اللَّ ِه ِم ْن إِ ْهَر ِاق‬ َ ‫َّح ِر أ‬


َّ ‫َح‬ ِ ِ ‫صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم قَ َال ما ع ِمل‬
ْ ‫آدم ٌّي م ْن َع َم ٍل َي ْوَم الن‬
َ َ َ َ َ ََ َْ ُ َ
ٍ ‫َن الدَّم لَي َقع ِمن اللَّ ِه مِب َ َك‬ ِ ‫ِ ِ ِ هِن‬ ِِ
‫ان َقْب َل‬ ْ ُ َ َ َّ ‫الدَّم إن ََّها لَتَأْيِت َي ْوَم الْقيَ َامة ب ُقُرو َا َوأَ ْش َعا ِرَها َوأَظْاَل ف َها َوأ‬
‫صنْي ٍ َوَزيْ ِد بْ ِن أ َْرقَ َم‬ ِ ‫أَ ْن ي َقع ِمن اأْل َر ِ ِ هِب‬
َ ‫ض فَطيبُوا َا َن ْف ًسا قَ َال َويِف الْبَاب َع ْن ع ْمَرا َن بْ ِن ُح‬ ْ ْ َ َ

1
Mardani,Hadis Ahkam, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012, hal.331

6
‫يث ِه َش ِام بْ ِن عُْرَوَة إِاَّل ِم ْن‬
ِ ‫يث حسن َغ ِريب اَل َنع ِرفُه ِمن ح ِد‬
َ ْ ُ ْ ٌ ٌ َ َ ٌ ‫يسى َه َذا َحد‬
ِ ِ
َ ‫قَ َال أَبُو ع‬
ِ ٍ َ ‫َه َذا الْ َو ْج ِه َوأَبُو الْ ُمَثىَّن امْسُهُ ُسلَْي َما ُن بْ ُن يَِز‬
َ ‫يد َوَرَوى َعْنهُ ابْ ُن أَيِب فُ َديْك قَ َال أَبُو ع‬
‫يسى‬
ِ ‫ُض ِحيَّ ِة لِص‬
‫احبِ َها بِ ُك ِّل َش َعَرٍة‬ ْ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ قَ َال يِف اأْل‬ ِ ِ
َ َ ‫َويُْرَوى َع ْن َر ُسول اللَّه‬
‫َح َسنَةٌ َويُْرَوى بُِق ُروهِنَا‬

Terjemah Hadits:

Telah menceritakan kepada kami Abu Amru Muslimin bin Amru bin
Muslim Al Hadzdza Al Madani berkata; telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Nafi‟ Ash Sha‟igh Abu Muhammad dari Abul Mutsanna
dari Hisyam bin Urwah dari Bapaknya dari „Aisyah bahwa Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam bersabda:”Tidak ada amalan yang dilakukan
oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah
selain daripada mengucurkan darah (hewan qurban). Karena
sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan
tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh darah tersebut akan sampai
kepada ridha (Allah) sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi,
maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berqurban.”Ia berkata; “Dalam
bab ini ada hadits serupa dari Imran bin Husain dan Zaid bin Arqam.”
Abu Isa berkata;”Hadits ini derajatnya hasan gharib, kami tidak
mengetahui hadits ini dari Hisyam bin Urwah selain dari jalur ini. Dan
Abul Mutsanna namanya adalah Sulaiman bin Yazid. Dan Abu Fudaik
telah meriwayatkan hadits darinya.”Abu Isa berkata; “Telah
diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam, bahwasanya

7
beliau pernah bersabda tentang qurban; “Pemiliknya akan mendapat
satu kebaikan dari setiap bulannya.”Dalam riwayat lain, “dengan setiap
tanduknya.”2

Takhrij:

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzhi dalam sunan Tirmidzhi no 1413, hal


444 juz 5, dari Jalur Abu Amru Muslimin bin Amru bin Muslim Al
Hadzdza Al Madani dari Abdullah bin Nafi‟ Ash Sha‟igh Abu
Muhammad dari Abul Mutsanna dari Hisyam bin Urwah dari Uwah dari
Aisyah. Setelah ditelusuri dengan menggunakan Maktabah Asy- Syamilah
bahwa hadits ini tidak hanya diriwayatkan oleh Imam At- Thirmidzi tetapi
juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz yang berbeda.

Menurut Imam An-Nawawi rahimahullah didalam Al Majmu


syarah Al-Muhadzdzab mengatakan : “Telah kami tuturkan bahwa
madzhab kami (syafi’iyah) menyatakan sunnah muakkad bagi orang yang
kaya (makmur) namun tidak wajib, seperti inilah juga pendapat Aktsarul
Ulama (kebanyakan ulama), diantara mereka Sahabat Abu Bakar Ash-
Shiddiq, Umar bin Khaththab, Bilal, Abu Mas’ud al-Badri, Sa’id bin al-
Musayyab, ‘Atha’, Aqlamah, al-Aswad, Malik, Ahmad, Abu Yusuf, Ishaq,
Abu Tsaur, al-Muzanni, Daud adl-Dhohiri dan Ibnul Mandzur. Sedangkan
Rabi’iah, al-Laits bin Sa’ad, Abu Hanifah dan al-Auza’i berpendapat wajib
bagi orang kaya kecuali orang yang haji di Mina. Muhammad al-Hasan
(ulama Hanafi) berpendapat wajib bagi muqim (penduduk tetap) di

2
Imam Thirmidzi, Sunan Thirmidzi dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah versi 2.09, Juz 5,
No Hadits 1413

8
semua wilayah namun yang masyhur dari Abu Hanifah adalah wajib bagi
muqim serta mencapai nishob”.

ٍ َّ‫اب َح َّد َثنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن َعي‬


‫اش‬ ِ ‫ح َّد َثنَا أَبو ب ْك ِر بْن أَيِب َشْيبةَ ح َّد َثنَا َزيْ ُد بْن احْل ب‬
َُ ُ َ َ ُ َ ُ َ
ِ
ُ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال َم ْن َكا َن لَه‬
ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َّ ‫َع ْن َعْب ِد‬
ْ ‫الرمْح َ ِن اأْل‬
ُ َ َّ ‫َعَرِج َع ْن أَيِب ُهَرْيَرَة أ‬
‫صاَّل نَا‬
َ ‫ض ِّح فَاَل َي ْقَربَ َّن ُم‬
َ ُ‫َس َعةٌ َومَلْ ي‬

Terjemah Hadits:

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubbab telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Ayyasy dari Abdurrahman Al A’raj dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
”Barangsiapa memiliki keluasaan (untuk berqurban) namun tidak
berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.”

Takhrij:

dari Jalur Abu Bakar bin Abu Syaibah dari Zaid bin Al Hubbab dari
Abdullah bin „Ayyasy dari Abdurrahman Al A‟raj dari Abu Hurairah.
Setelah ditelusuri dengan menggunakan Maktabah Asy-Syamilah bahwa
hadits ini tidak hanya diriwayatkan oleh Imam Abu Daud tetapi juga
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz yang berdekat

9
1. Hadits tentang Waktu pelaksanaan Qurban

‫َّعيِب َّ َع ْن الَْبَر ِاء‬


ْ ‫ت الش‬
ِ ِ
ْ ‫اج بْ ُن الْمْن َه ِال َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ قَ َال أ‬
ُ ‫َخَبَريِن ُزَبْي ٌد قَ َال مَس ْع‬ ُ ‫َح َّد َثنَا َح َّج‬
‫ب َف َق َال إِ َّن أ ََّوَل َما َنْب َدأُ بِِه ِم ْن‬ ِ
ُ ُ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم خَي ْط‬
ِ ِ
ُ ‫َرض َي اللَّهُ َعْنهُ قَ َال مَس ْع‬
َ َّ ‫ت النَّيِب‬
‫اب ُسنََّتنَا َوَم ْن حَنََر فَِإمَّنَا ُه َو‬ ِ ِ
َ ‫صلِّ َي مُثَّ َنْرج َع َفَنْن َحَر فَ َم ْن َف َع َل َه َذا َف َق ْد أ‬
َ ‫َص‬ َ ُ‫َي ْومنَا َه َذا أَ ْن ن‬
ِ َ ‫ك يِف َشي ٍء َف َق َال أَبو برد َة يا رس‬
ِ ‫حَل م ي َقدِّمه أِل َْهلِ ِه لَيس ِمن النُّس‬
ُ ْ‫ول اللَّه َذحَب‬
‫ت َقْب َل أَ ْن‬ ُ َ َ َ ُْ ُ ْ ُ ْ َ ْ ُُ ُ ٌْ
‫َح ٍد‬
َ ‫ي أ َْو تُويِف َ َع ْن أ‬
َ ‫اج َع ْل َها َم َكا َن َها َولَ ْن جَتْ ِز‬
ٍِ ِ ِِ
ْ ‫ُصلِّ َي َوعْندي َج َذ َعةٌ َخْيٌر م ْن ُمسنَّة َف َق َال‬
َ‫أ‬
‫َب ْع َد َك‬

Terjemah Hadits:

Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal telah


menceritakan kepada kami Syu‟bah dia berkata: telah
mengabarkan kepadaku Zubaid dia berkata; Saya mendengar Asy
Sya‟bi dari Al- Barra radliallahu „anhu dia berkata; saya
mendengar nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah,
sabdanya:”Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukan pada
hari ini adalah melaksanakan shalat (ied) kemudian kembali
pulang dan menyembelih binatang qurban, barangsiapa
melakukan hal ini, berarti dia telah bertindak sesuai dengan
sunnah kita, barangsiapa menyembelih binatang qurban sebelum

10
(shalat ied), maka sesembelihannya itu hanya berupa daging
yang ia berikan kepada keluarganya, tidak ada hubungannya
dengan ibadah qurban sedikitpun.” Lalu Abu Burdah berkata;”Aku
menyembelih sebelum shalat, sementara aku masih memiliki
jadz‟ah (anak kambing yang berusia dua tahun) yang lebih baik
daripada kambing muda, maka beliau bersabda:”Sembelihlah
binatang qurban itu, namun hal itu tidak sah untuk orang lain
setelahmu.”3 (HR. Bukhari)

Takhrij:

dari Jalur Hajjaj bin Minhal dari Syu‟bah dari Zubaid dari Asy
Sya‟bi dari Al-Barra. Setelah ditelusuri dengan menggunakan
Maktabah Asy- Syamilah bahwa hadits ini tidak hanya
diriwayatkan oleh Imam Bukhari tetapi juga diriwayatkan oleh
Imam An-Nasai dan Imam Ahmad dengan lafadz yang berbeda.

ِ ‫ع ِن األَسوِد مَسِ ع جْن َدبا الْبجلِي قَ َال َش ِه ْد ت رسول‬


‫اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬ َُ ُ َ َ َ ً ُ َ َْ َ
ِ ْ ‫صلَّى َي ْوَم‬
ْ‫صلِّ َى َف ْليُع ْد َم َكا َن َها َوَم ْن مَل‬
َ ُ‫"م ْن َكا َن َذبَ َح َقْب َل أ ْن ي‬
َ ‫ب َف َق َال‬
َ َ‫أض ًحى مُثَّ َخط‬ َ
‫كن َذبَ َح َفْليَ ْذ بَ ْح بِا ْس ِم اهلل" متفق عليه‬
ْ َ‫ي‬

Dari Al-Aswad dia mendengar Jundab al-Bajali, dia


berkata, “Aku menyaksikan Rasullah saw shalat idul adha,
kemudian berkhutbah lalu bersabda : Barang siapa yang
menyembelih (qurban) sebelum shalat, maka hendaknya dia
3
Imam Bukhari, Shahih Bukhari dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah versi 2.09, Juz 17, No
Hadits 5134

11
menyembelih hewan lain sebagai pengganti dan barang siapa
belum menyembelih, maka sembelihlah dengan nama Allah.”
(HR. Bukhari Muslim)4

Takhrij Hadis:

Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab: al-‘idain, bab:


kalamul imam wa an-nas fi khubati al-‘id (ucapan imam dan
orang-orang pada khutbah ‘id) (2/28). Dan Muslim alam kitab; al-
adhahi, bab waqtuha (waktu penyembelihan) (5/626) dengan
lafaz saling berdekatan.

Asbabul Wurud:

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Jundub al-Bajali bahwa


beliau pernah shalat bersama Rasulullah saw pada hari idul adha.
Setelah itu Rasulullah lalu beranjak (meninggalkan tempat
tersebut). Tiba-tiba beliau menemukan daging hewan-hewan
sembelihan kurban yang sangat banyak disitu. Beliau akhirnya
tahu bahwahewan-hewan tersebut disembelih sebelum
dilaksanakan shalat idul adh’ha, maka Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menyembelih hewan kurban sebelum shalat (Idul
Adha), maka hendaknya dia menyembelih hewan lain sebagai
ganti hewan tersebut. Dan barang siapa belum menyembelih
hewan kurban setelah kami selesai shalat Idul Adh’ha, maka
hendaknya menyembelih dengan membaca menyebut asma
Allah (bismillah).”

4
Lidwa Pusaka, Sunan Ibnu Majah dalam Ensiklopedi Hadits versi 3.3, No Hadits 3114

12
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jundub, beliau
berkata: “Pada waktu kami keluar bersama Rasulullah SAW di
hari Idul Adh’ha, sebagian orang telah menyembelih hewan
kurbannya, sedangkan sebagian yang lain belum, maka Nabi SAW
bersabda: “Barang siapa yang telah menyembelih atau berkurban
sebelum kami shalat, maka hendaklah ia mengulanginya dan
barang siapa yang belum menyembelih atau berkurban, maka
hendaklah ia menyembelih atau berkurban dengan menyebut
nama Allah.”

Waktu penyembelihan hewan kurban adalah 4 hari, hari


Iedul Adha dan tiga hari sesudahnya. Waktu penyembelihannya
berakhir dengan tenggelamnya matahari di hari keempat yaitu
tanggal 13 Dzulhijjah. Ini adalah pendapat ‘Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu, Al-Hasan Al-Bashri imam penduduk Bashrah,
‘Atha` bin Abi Rabah imam penduduk Makkah, Al-Auza’i imam
penduduk Syam, Asy-Syafi’i imam fuqaha ahli hadits
rahimahumullah. Pendapat ini dipilih oleh Ibnul Mundzir, Ibnul
Qayyim dalam Zadul Ma’ad (2/319), Ibnu Taimiyah, Al-Lajnah Ad-
Da`imah (11/406, no. fatwa 8790), dan Ibnu ‘Utsaimin dalam Asy-
Syarhul Mumti’ (3/411-412). Alasannya disebutkan oleh Ibnul
Qayyim rahimahullahu sebagai berikut: 1. Hari-hari tersebut
adalah hari-hari Mina. 2. Hari-hari tersebut adalah hari-hari
tasyriq. 3. Hari-hari tersebut adalah hari-hari melempar jumrah.
4. Hari-hari tersebut adalah hari-hari yang diharamkan puasa
padanya.

13
Kesimpulan Hadis:

1. Waktu penyembelihan qurban setelah pelaksanaan shalat


idul adha selesai.

2. Menyembelih hewan qurban dimulai dengan membaca


bismilah.

2. Hadits tentang Hewan Qurban

َّ ‫ي َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن ُسلَْي َما َن بْ ِن َعْب ِد‬


‫الرمْح َ ِن َع ْن‬ ُّ ‫َّم ِر‬ ُ ‫َح َّدثَنَا َح ْف‬
َ ‫ص بْ ُن عُ َمَر الن‬
ِ ‫ب ما اَل جَي وز يِف اأْل َض‬ ِ
‫اح ِّي َف َق َال قَ َام‬ َ ُ ُ َ ٍ ‫ت الَْبَراءَ بْ َن َعا ِز‬
ُ ْ‫عَُبْيد بْ ِن َفْيُر َوز قَال َسأَل‬
ِ ِ ِ ِ ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم وأَصابِعِي أَقْصر ِمن أ‬
ُ ‫فِينَا َر ُس‬
َ ْ‫َصابِعه َوأَنَاملي أَق‬
‫ص ُر‬ َ ْ َُ َ َ َ ََ َْ ُ َ
ِ ‫ِمن أَنَ ِاملِ ِه َف َق َال أَربع اَل جَت وز يِف اأْل‬
َ ‫َضاح ِّي َف َق َال الْ َع ْوَراءُ َبنِّي ٌ َع َوُرَها َوالْ َم ِر‬
ٌ ‫يضةُ َبنِّي‬ َ ُ ُ ٌ َْ ْ
‫ت فَِإيِّن أَ ْكَرهُ أَ ْن يَ ُكو َن‬ ِ
ُ ‫ض َها َوالْ َع ْر َجاءُ َبنِّي ٌ ظَْلعُ َها َوالْ َكسريُ الَّيِت اَل َتْن َقى قَ َال ُق ْل‬
ُ ‫َمَر‬
‫َح ٍد‬ َ ‫ص قَ َال َما َك ِرْه‬
َ ‫ت فَ َد ْعهُ َواَل حُتَِّرْمهُ َعلَى أ‬ ِّ ‫يِف‬
ٌ ‫الس ِّن نَ ْق‬
‫س هَلَا ُم ّخ‬
َ ‫قَ َال أَبُو َد ُاود لَْي‬
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari,
telah menceritakan kepada kami Syu‟bah dari Sulaiman bin
Abdurrahman, dari „Ubaid bin Fairuz, ia berkata; aku pernah
bertanya kepada Al Bara’ bin Azib; Sesuatu apakah yang tidak
diperbolehkan dalam hewan qurban? Kemudian ia berkata;
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam pernah berdiri diantara

14
kami, jari-jariku lebih pendek dari jari-jarinya, kemudian beliau
berkata:”Empat perkara yang tidak boleh ada di dalam hewan-
hewan qurban.”Kemudian beliau berkata; yaitu; buta sebelah
matanya yang jelas kebutaannya, pincang yang jelas pincangnya,
sakit yang jelas sakitnya, dan pecah kakinya yang tidak memiliki
sumsum. Ubaid berkata; aku katakan kepada Al Bara; tidak suka
pada giginya terdapat aib. Ia berkata; apa yang tidak engkau sukai
maka tinggalkan dan janganlah engkau mengharamkannya
kepada seseorang. Abu Daud berkata; tidak ada otak padanya.”5

dari Jalur Hafsh bin Umar An Namari dari Syu‟bah dari Sulaiman
bin Abdurrahman dari „Ubaid bin Fairuz dari Al Bara bin Azib.
Setelah peneliti telusuri dengan menggunakan Maktabah Asy-
Syamilah bahwa hadits ini tidak hanya diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud tetapi juga diriwayatkan oleh Imam An-Nasai, Imam
Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan lafadz yang berbeda.
Para ulama sepakat bahwa semua hewan ternak boleh
dijadikan untuk kurban. Hanya saja ada perbedaan pendapat
mengenai mana yang lebih utama dari jenis-jenis hewan
tersebut. Imam Malik berpendapat bahwa yang paling utama
adalah kambing atau domba, kemudian sapi, lalu unta.
Sedangkan Imam al-Syafi’i berpendapat sebaliknya, yaitu yang
paling utama adalah unta, disusul kemudian sapi, lalu kambing.
Juga disyaratkan binatang-binatang tersebut tidak cacat,
seperti: salah satu matanya picek yang tampak atau buta, atau
5
Lidwa Pusaka, Sunan Abu Daud dalam Ensiklopedi Hadits versi 3.3, No Hadits 2420

15
kakinya timpang atau pincang yang jelas kepincangannya, atau
binatang itu terkena penyakit yang jelas sehingga tampak kurus
atau dagingnya rusak karena penyakit itu, atau telinganya putus
atau sebagiannya atau diciptakan memang tanpa telinga atau
semua ekornya atau sebagiannya terputus, maka kesemuanya ini
menjadikan kurbannya tidak cukup (tidak sah).
Tapi jika binatang itu tidak bertanduk atau tanduknya pecah atau
dua buah pelirnya terputus, tetap dibolehkan berkurban dengan
binatang tersebut. Dan dikatakan sudah cukup dan sah. 6
Yang menjadi kriteria hewan qurban juga adalah cukup
umur

َ ‫ول اَللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ( اَل‬


ُ ‫ قَ َال َر ُس‬:‫َو َع ْن َجابِ ٍر رضي اهلل عنه قَ َال‬

‫لضأْ ِن ) َرَواهُ ُم ْسلِم‬


َّ َ‫ إِاَّل أَ ْن َي ْع ُسَر َعلَْي ُك ْم َفتَ ْذحَبُوا َج َذ َعةً ِم َن ا‬,ً‫تَ ْذحَبُوا إِاَّل ُم ِسنَّة‬
Terjemah Hadits:
Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Jangan menyembelih kecuali hewan yang umurnya
masuk tahun ketiga. Bila engkau sulit mendapatkannya,
sembelihlah kambing yang umurnya masuk tahun kelima."
Riwayat Muslim.
Dalam hadits lainnya,
ِ ‫ض ِّحي بِ َكْب َشنْي‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬
َّ ‫ك { أ‬
َ ُ‫َن النَّيِب َّ صلى اهلل عليه وسلم َكا َن ي‬ َ ِ َ‫َع ْن أَن‬
:‫ َويِف لَ ْف ٍظ‬.‫اح ِه َما‬
ِ ‫ ويضع ِرجلَه علَى ِص َف‬,‫ وي َكِّبر‬,‫ ويس ِّمي‬, ِ ‫ أَْقرَن‬, ِ ‫أَملَح‬
َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ ‫ْ َ نْي َ نْي‬

6
Maraji’: Kitab Hasyiyah Al Baijuri juz II, hal. 295-302

16
‫ { مَسِ َيننْي ِ } َوأِل َيِب َعوانَةَ يِف‬:‫َذحَبَ ُه َما بِيَ ِد ِه } ُمَّت َف ٌق َعلَْيه ِ َويِف لَ ْف ِظ‬
َ
ُ ‫ َوَي ُق‬,‫السني َويِف لَ ْف ٍظ لِ ُم ْسلِ ٍم‬
:‫ول‬ ِّ ‫ بِالْ ُمَثلَّثَِة بَ َد َل‬. } ِ ‫ { مَثِ َيننْي‬: "‫يح ِه‬
ِ ‫"ص ِح‬
َ
‫ َواللَّهُ أَ ْكَبُر‬.‫{ بِ ْس ِم اللَّ ِه‬

Terjemah Hadits:
”Biasanya Nabi biasanya berkurban dengan dua ekor kambing
kibas putih yang bagus dan bertanduk. Beliau menyebut nama
Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kakinya di samping
binatang itu.” Dalam suatu lafadz: ”beliau menyembelih dengan
tangan beliau sendiri.” Dalam suatu lafadz: ”dua ekor kambing
gemuk.” Menurut Abu Awanah: ”dua ekor kambing yang mahal.”
dengan menggunakan huruf tsa, bukan siin. Dalam lafadz
Muslim: ”Beliau membaca Bismillaahi walloohu akbar.”
Takhrij:
dari Jalur Harun bin Abdullah dari Abdullah bin Yazid dari Said bin
Abu Ayyub dari„Ayyasy bin „Abbas Al Qatbani dari Isa bin Hilal
Ash Shudafi dari Abdullah bin Amr bin Al „Ash. Setelah ditelusuri
dengan menggunakan Maktabah Asy-Syamilah bahwa hadits ini
tidak hanya diriwayatkan oleh Imam Abu Daud tetapi juga
diriwayatkan oleh Imam An-Nasai dengan lafadz yang berbeda.

3. Hadits tentang Qur’ban Kolektif

17
ُ‫اك بْ ُن عُثْ َما َن َح َّدثَيِن عُ َم َارة‬ َّ ‫وسى َح َّد َثنَا أَبُو بَ ْك ٍر احْلَنَ ِف ُّي َح َّد َثنَا الض‬
ُ ‫َّح‬ َ ‫َح َّدثَيِن حَيْىَي بْ ُن ُم‬

َّ ‫صا ِر‬ ُ ‫ت َعطَاءَ بْ َن يَ َسا ٍر َي ُق‬ ِ ِ ِ


‫ت‬
ْ َ‫ف َكان‬
َ ‫ي َكْي‬ َ ْ‫وب اأْل َن‬ ُ ْ‫ول َسأَل‬
َ ُّ‫ت أَبَا أَي‬ ُ ‫بْ ُن َعْبد اللَّه قَال مَس ْع‬
ِ َّ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َف َق َال َكا َن‬ ِ ِ ِ
ُ‫ض ِّحي بِالشَّاة َعْنه‬
َ ُ‫الر ُج ُل ي‬ َ ‫َّحايَا َعلَى َع ْهد َر ُسول اللَّه‬
َ ‫الض‬
ِ ِ ِِ
‫يسى‬
َ ‫ت َك َما َتَرى قَ َال أَبُو ع‬
ْ ‫ص َار‬
َ َ‫َّاس ف‬ َ َ‫َو َع ْن أ َْه ِل َبْيته َفيَأْ ُكلُو َن َويُطْع ُمو َن َحىَّت َتب‬
ُ ‫اهى الن‬
ِ ِ ِ
‫س‬ ُ ‫يح َوعُ َم َارةُ بْ ُن َعْبد اللَّ ِه ُه َو َم َديِن ٌّ َوقَ ْد َرَوى َعْنهُ َمال‬
ٍ َ‫ك بْ ُن أَن‬ ِ ‫يث حسن‬
ٌ ‫صح‬َ ٌ َ َ ٌ ‫َه َذا َحد‬
ِ ِ ‫حِب‬ ِ ِ ‫َوالْ َع َمل َعلَى َه َذا ِعْن َد َب ْع‬
ْ ‫ض أ َْه ِل الْع ْل ِم َوُه َو َق ْو ُل أَمْح َ َد َوإِ ْس َح َق َو‬
ِّ ‫احتَ َّجا َديث النَّيِب‬ ُ
ِ ‫ش َف َق َال ه َذا ع َّمن مَل ي‬
ٍ ‫ض َّحى بِ َكْب‬ ِ
ُ ‫ض ِّح م ْن أ َُّميِت َوقَ َال َب ْع‬
‫ض‬ َُْ ْ َ َ َ ُ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أَنَّه‬
َ
‫اح َد ٍة َوُه َو َق ْو ُل َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن الْ ُمبَ َار ِك َو َغرْيِِه ِم ْن‬
ِ‫سو‬ ِ ِ
َ ٍ ‫أ َْه ِل الْع ْل ِم اَل جُتْ ِزي الشَّاةُ إاَّل َع ْن َن ْف‬
‫أ َْه ِل الْعِْل ِم‬

Terjemah Hadits:

“Seorang laki-laki menyembelih seekor kambing untuk di- rinya dan


keluarganya, mereka makan daging kurban tersebut dan
memberikannya kepada orang lain. Hal itu tetap berlangsung hingga
manusia berbangga-bangga, maka jadilah kurban itu seperti seka-
rang yang engkau saksikan (hanya untuk berbangga-bangga). Abu Isa
berkata: Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan Umarah bin
Abdullah adalah orang Madinah, Malik bin Anas termasuk orang-
orang yang telah meriwayatkan darinya. Hadits ini menjadi pedo-
man amal menurut sebagian ulama', dan inilah pendapat Ahmad &

18
Ishaq. Keduanya berdalil dengan hadits Nabi, bahwa beliau pernah
berkurban dengan seekor kambing, lalu beliau bersabda: Ini
untuk orang-orang yang belum berkurban dari umatku. Sebagian ulama'
berpendapat, seekor kambing tak cukup kecuali untuk satu orang.
Dan ini adalah pendapat Abdullah Ibnul Mubarak dan selainnya dari
kalangan para ulama". (HR. Tirmidzi No.1425).7

Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata dalam kitab Zadul Ma'ad:


"Di antara petunjuk beliau Saw, yaitu seekor kambing cukup untuk
seseorang beserta keluarganya, meskipun keluarganya itu banyak.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Atha' bin Yasar: Aku bertanya ke- pada
Abu Ayyub al-Anshari: "Bagaimanakah penyembelihan kurban pada
zaman Rasulullah Saw?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya da- hulu
seorang lelaki menyembelih seekor kambing untuk dirinya dan untuk
keluarganya, mereka memakannya dan memberi makan orang lain." (al-
Tirmidzi berkata,"Hadits ini hasan shahih).

Lebih jelas lagi, Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitab al-


Mughni mengatakan: "Seorang lelaki boleh menyembelih seekor
kambing atau sapi atau unta untuk keluarganya. Hal ini ditegaskan
oleh Imam Ahmad. Dan ini juga pendapat Malik, al-Laits, al-Auza'i dan
Ishaq. Dan hal ini telah diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Abu
Hurairah. Shalih bin Ahmad berkata: "Aku bertanya kepada ayahku:
"Bolehkah menyembelih seekor kambing untuk keluarga?" Beliau
menjawab: "Boleh, tidak mengapa!"

7
Lidwa Pusaka, Sunan Tirmidzi dalam Ensiklopedi Hadits versi 3.3, No Hadits 1425

19
Imam Bukhari juga telah menyebutkan sebuah riwayat yang
mendukung pendapat ini dari Abdullah bin Hisyam, bahwa ia dibawa
oleh ibunya, Zainab binti Humaid kepada Rasulullah Saw. Ibunya
berkata: "Wahai, Rasulullah, bai‟at lah dia." Nabi berkata: Ia masih
kecil. "Rasulullah Saw mengusap kepalanya dan berdo‟a untuknya.
Dan Beliau menyembelih seekor kambing untuk seluruh keluarga
beliau."

Al-Syaukani berkata dalam kitab Nailul Authar, al-Sailul Jarrar


dan al-Dharari al-Mudhiyyah: "Pendapat yang benar adalah seekor
kambing dapat dijadikan kurban untuk satu keluarga. Meski- pun jumlah
mereka seratus orang atau lebih sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh Sunnah Nabi Saw."

Seperti itu pula yang dijelaskan oleh al-Shan'ani dalam kitab


Subulus Salam. Beliau mengatakan: "Sabda Nabi dan keluarga
Muhammad dalam lafazh lain dari Muhammad dan keluarga
Muhammad, menunjukkan bahwa dibolehkan penyembelihan kurban
dari seorang kepala keluarga untuk keluarganya dan menyertakan
mereka dalam pahalanya".8

8
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13 (Bandung: Alma‟arif, 1987), 156.

20
B. Hadits Tentang Aqiqah

Aqiqah berasal dari kata aqiq yang berarti rambut bayi yang baru
lahir. Karena itu aqiqah selalu diartikan mengadakan, selamatan lahirnya
seorang bayi dengan menyembelih hewan (sekurangnya seekor
kambing). Menurut istilah syara’ artinya menyembelih ternak pada hari
ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak diberi nama dan
rambutnya di potong.

Sebenarnya banyak sekali pengertian aqiqah, namun dari


kesemuanya dapat diambil titik tengah sebagai berikut:

1. Aqiqah merupakan upacara ritual yang dilaksanakan pada saat


lahirnya keluarga baru atau kelahiran baru.

2. Upacara Ibadah aqiqah terdiri dari beberapa bagian anatara lain


menyembelih hewan, memotong rambut, sedekah, pemberian nama,
serta acara lainnya.

3. Inti aqiqah adalah ungkapan rasa syukur yang dituangkan dalam


kurban, sedekah, emas atau perak ataupun berupa makanan.9

‫وب َع ْن حُمَ َّم ٍد َع ْن َس ْل َما َن بْ ِن َع ِام ٍر قَ َال َم َع‬ ٍ


َ ُّ‫اد بْ ُن َزيْد َع ْن أَي‬
ِ
ُ َّ‫َح َّد َثنَا أَبُو الن ُّْع َمان َح َّد َثنَا مَح‬
ِ ِ ِ
ٌ ِ‫وب َوَقتَ َادةُ َوه َش ٌام َو َحب‬
‫يب َع ْن ابْ ِن‬ ُ ُّ‫َخَبَرنَا أَي‬ ٌ َّ‫اج َح َّد َثنَا مَح‬
ْ ‫اد أ‬ ٌ ‫الْغُاَل م َعقي َقةٌ َوقَ َال َح َّج‬
‫اص ٍم َوِه َش ٍام َع ْن‬
ِ ‫اح ٍد عن ع‬
ِ ِ
َ ْ َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َوقَ َال َغْيُر َو‬
َ ِّ ‫ين َع ْن َس ْل َما َن َع ْن النَّيِب‬ِِ
َ ‫سري‬
9
A. Hasan Asy’ari Ulama’I, Aqiqah dengan Burung pipit, (Semarang: Syar Media
Publishing, 2010), hlm. 19

21
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ َّ ‫اب َع ْن َس ْل َما َن بْ ِن َع ِام ٍر‬
َ ِّ ‫الضيِّبِّ َع ْن النَّيِب‬
ِ ‫الرب‬
ََّ ‫ين َع ْن‬ِ ِ ِ ِ َ ‫َح ْف‬
َ ‫صةَ بْنت سري‬
‫َخَبَريِن ابْ ُن‬ ِِ ِ ِ ُ ‫وسلَّم ورواه ي ِز‬
ْ ‫َصبَ ُغ أ‬ْ ‫ين َع ْن َس ْل َما َن َق ْولَهُ َوقَ َال أ‬ َ ‫يم َع ْن ابْ ِن سري‬
َ ‫يد بْ ُن إ ْبَراه‬ َ ُ َََ َ َ َ
ِِ ِ ‫وب َّ ِ يِن‬ ٍ ٍ ‫وْه‬
َ ‫الس ْختيَا ِّ َع ْن حُمَ َّمد بْ ِن سري‬
‫ين َح َّد َثنَا َس ْل َما ُن بْ ُن‬ َ ُّ‫ب َع ْن َج ِري ِر بْ ِن َحا ِزم َع ْن أَي‬ َ
‫ول َم َع الْغُاَل ِم َع ِقي َقةٌ فَأ َْه ِري ُقوا‬
ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق‬ ِ َ ‫ع ِام ٍر الضَِّّبُّي َق َال مَسِ عت رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ ْ َ
‫َعْنهُ َد ًما َوأ َِميطُوا َعْنهُ اأْل َ َذى‬

Terjemah Hadits:

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'man berkata, telah


menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari
Muhammad dari Sulaiman bin Amir, ia berkata, "Pada anak lelaki ada
kewajiban akikah." Dan Hajjaj berkata, telah menceritakan kepada kami
Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Ayyub dan Qatadah
dan Hisyam dan Habib dari Ibnu Sirin dari Salman dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam. Dan berkata tidak satu orang dari Ashim dan Hisyam
dari Hafshah binti Sirin dari Ar Rabab dari Salman bin Amir Adl Dlabiyyi
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Yazid bin Ibrahim juga
menceritakan dari Ibnu Sirin dari Salman perkataannya, dan Ashbagh
berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Wahb dari Jarir bin Hazim
dari Ayyub As Sakhtiyani dari Muhammad bin Sirin berkata, telah
menceritakan kepada kami Salman bin Amir Adl Dlabbi ia berkata, "Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada anak
lelaki ada kewajiban 'akikah, maka potongkanlah hewan sebagai akikah
dan buanglah keburukan darinya." (HR. Bukhari No. 5049)

22
Takhrij Hadits:

Setelah dilakukan takhrij dalam softwer maushu’ah, ditemukan


beberapa hadits pendukung, di antaranya Sunan al-Nasa’i no. 4143,
Sunan Abi Dawud no. 2456, Sunan Ibnu Majah no. 3155, Musnad Ahmad
no. 15635, 15639, 17196.

Kritik sanad:

Setelah dilakukan penelitian melalui softwer maushu’ah al-hadits, dapat


diketahui bahwa jalur sanad hadits diatas muttashil dan marfu’ sampai
nabi Muhammad SAW. Semua rawi dalam hadits tersebut memiliki
kualitas tsiqah sehingga haditsnya dapat diterima.

Kritik matan:

Kandungan hadits tersebut tidak bertentangan dengan al-Qur’an, hadits


lain yang lebih kuat, logika, dan fakta sejarah serta tidak terdapat syadz
dan ‘illah sehingga matan hadits tersebut bernilai shahih.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa hadits di atas


bernilai shahih.

Dalam Hadits Lainnya

(‫ ع َِن )صحيح‬،َ‫ ع َۡن قَتَا َدة‬،‫ ع َۡن َس ِعي ٍد‬، ٍّ‫ نا ۡابنُ أَبِي َع ِدي‬:‫ قَا َل‬،‫َح َّدثَنَا ۡابنُ ۡال ُمثَنَّى‬
‫ تُ ۡذبَ ُح‬:‫ ( ُكلُّ ُغاَل ٍم َر ِهينَةٌ بِ َعقِيقَتِ ِه‬:‫ال‬ ٍ ‫ ع َۡن َس ُم َرةَ ۡب ِن ج ُۡن ُد‬،‫ۡال َح َس ِن‬
َ ‫ أَ َّن َرس‬،‫ب‬
َ َ‫ُول هللاِ ﷺ ق‬
ُ‫ال َساَّل ُم ۡبن‬
َ َ‫ َك َذا ق‬، ُّ‫صح‬ َ َ‫ ق‬.)‫ َويُ َس َّمى‬،ُ‫ َوي ُۡحلَق‬،‫ع َۡنهُ يَ ۡو َم َسابِ ِع ِه‬
َ َ‫ ( َويُ َس َّمى)أ‬:‫ال أَبُو دَا ُو َد‬
َ َ‫ ع َِن ۡال َح َس ِن [ق‬،‫ث‬
ُ‫ َو َر َواه‬.)‫ ( َويُ َس َّمى‬:‫ال‬ ُ ‫ َوإِيَاسُ ۡبنُ د َۡفغ ٍَل َوأَ ۡش َع‬،َ‫ ع َۡن قَتَا َدة‬،‫يع‬
ٍ ‫أَبِي ُم ِط‬
])‫ ( َويُ َس َّمى‬:‫ث َع ِن ۡال َح َس ِن َع ِن النَّبِ ِّي ﷺ قَا َل‬ُ ‫أَ ۡش َع‬.

23
Terjemah Hadits:

Ibnul Mutsanna telah menceritakan kepada kami, beliau mengatakan:


Ibnu Abu ‘Adi menceritakan kepada kami, dari Sa’id, dari Qatadah, dari
Al-Hasan, dari Samurah bin Jundub, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Setiap bayi tergadai dengan akikahnya yang
disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya, dicukur, dan diberi
nama.” Abu Dawud mengatakan: Lafazh “dan diberi nama” lebih sahih.
Demikian pula dikatakan oleh Sallam bin Abu Muthi’ dari Qatadah, dan
Iyas bin Dafghal dan Asy’ats dari Al-Hasan, beliau mengatakan: “dan
diberi nama”. Diriwayatkan pula oleh Asy’ats dari Al-Hasan dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “dan diberi nama.” (HR.
Abu Dawud no. 2838)

Tentang makna “ tergadai dalam aqiqahnya” Ibnul Qayyim


berkata, yakni melepaskan status gadainya dari syaitan dan
mnyelamtkannya dari penjara dan belenggu syaitan, “10

Ibnul Qayyim melanjutkan “Allah telah menjadikan aqiqah untuk


anak sebagai penyebab terlepanya status gadai si anak dari syaitan
syaitan yang sejak detik pertama kehadiran anak di dunia telah
menggelayutinya dan menusuk ubun – ubunnya. Maka, aqiqah menjadi
tebusan untuknya, menjadi penyelamat dari penjara syaitan, dari
tawanannya, dan dari upayanya menahan langkah sianak untuk
menggapai maslahat akhirat yang menjadi tempat kembalinya. Jadi, anak
seolah-olah terkurung untuk menunggu giliran disembelih syaitan
dengan pisau yang telah diprsiapkannya untuk para pengikut dan wli-
10
Syaikh Nada Abu Ahmad, Sang Bayi Kusambut, Pustaka Al-Kautsar, hlm. 150

24
walinya. Syaitan telah bersumah kepada Rabbnya untuk menyesatkan
anak cucu. Adam kecuali sedikit diantara mereka. Syaitan selalu
mengintai anak semenjak ia hadir di dunia. Jadi, begitu anak hadir di
dunia, musuhnya segera menyongsong, merengkuh, berusaha untuk
menaruhnya dalam genggaman tangannya, sebagai tawanannya, agar
masuk kedalam golongan dan pengikutnya. Syaitan sangan serius dalam
menjalankan misinya itu. “

Ibnu al Qayyim berpendapat bahwa maksud dari hadits tersebut


adalah lepasnya sang bayi dari syaithan itu tergadai oleh aqiqahnya.
Sejumlah orang mengatakan, maknanya tertahan/tergadai dari syafa‟at
untuk kedua orag tuanya. Hal itu dikatakan oleh Atha dan diikuti oleh
Imam Ahmad. Pendapat tersebut perlu dikoreksi, karena syafa‟at anak
untuk bapak tidak lebih utama dari sebaliknya. Sedangkan keadaannya
sebagai bapak tidaklah berhak memberikan syafa‟at untuk anak.11

Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu‘anha, ia berkata,

ِ َ‫ان م َكافِئَت‬
‫ان َو َع ِن اجْلَا ِريَ ِة‬ ِ ِ ِ َ ‫َن رس‬
ُ َ‫ أ ََم َرُه ْم َع ِن الْغُالَم َش ات‬-‫ص لى اهلل علي ه وس لم‬- ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫أ‬

ٌ‫َشاة‬

“Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka, untuk


anak laki-laki akikah dengan dua ekor kambing dan anak perempuan
dengan satu ekor kambing.” (HR. Tirmidzi no. 1513. At Tirmidzi

11
18 Mahfud Hidayat, Kado menyambut si Buah Hati, (Jakarta, Pustaka Al Kautsar,
2007 ) hlm. 62

25
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih)

hadits di atas dengan jelas membedakan antara akikah anak laki-


laki dan anak perempuan. Anak laki-laki dengan dua ekor kambing,
sedangkan anak perempuan dengan satu ekor kambing.

Dalam Hadits lainnya

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

‫ َع َّق َع ِن احْلَ َس ِن َواحْلُ َسنْي ِ َكْب ًشا َكْب ًشا‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬ َّ ‫أ‬.
َ ‫َن َر ُس‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengakikahi Al Hasan


dan Al Husain, masing-masing satu ekor gibas (domba).” (HR. Abu Daud
no. 2841. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Akan
tetapi riwayat yang menyatakan dengan dua kambing, itu yang lebih
shahih)

Namun dalam riwayat An Nasai lafazhnya,

ِ ِ ِ ُ ‫اس قَ َال ع َّق رس‬


ُ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َع ْن احْلَ َس ِن َواحْلُ َسنْي ِ َرض َي اللَّه‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ ٍ َّ‫َع ْن ابْ ِن َعب‬

ِ ‫َعْن ُهما بِ َكْب َشنْي ِ َكْب َشنْي‬


َ

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


pernah mengakikahi Al Hasan dan Al Husain, masing-masing dua ekor
gibas (domba).” (HR. An Nasai no. 4219. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadit ini shahih)

26
Hadits Ibnu ‘Abbas yang dikeluarkan oleh Abu Daud, itulah yang
jadi pegangan Imam Malik untuk menyatakan bahwa akikah anak laki-
laki sama dengan anak perempuan yaitu dengan satu ekor kambing.

Ulama Syafi’iyah dan Hambali mengatakan bahwa disunnahkan


berakikah untuk anak laki-laki dengan dua ekor kambing, sedangkan
anak perempuan dengan satu ekor. Namun boleh juga mengakikahi
dengan satu ekor kambing karean ada hadits Ibnu ‘Abbas yang
menyebutkan demikian. Sedangkan ulama Hanafiyah dan Malikiyah
berpendapat bahwa akikah untuk anak laki-laki dan perempuan itu sama
yaitu dengan satu ekor, dan Ibnu ‘Umar pernah melakukan seperti itu.

Pendapat yang rajih (lebih kuat) adalah masih bolehnya akikah


dengan satu ekor kambing bagi anak laki-laki, namun disunnahkan tetap
dengan dua ekor dan itu lebih utama.

Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah menerangkan, “Hadits-


hadits ini (semacam hadits Ummu Kurz, -pen) menjadi argumen yang
kuat bagi jumhur (mayoritas) ulama dalam membedakan akikah untuk
anak laki-laki dan anak perempuan. Namun Imam Malik berpendapat
bahwa akikah pada keduanya itu sama. Imam Malik beralasan dengan
hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakikahi Al Hasan
dan Al Husain masing-masing dengan satu ekor kambing. Hadits ini
dikeluarkan oleh Abu Daud, namun tidak bisa dijadikan argumen. Ada
pula riwayat yang dikeluarkan oleh Abusy Syaikh dari jalur lain dari
‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas dengan lafazh “masing-masing dua ekor
kambing”. Dikeluarkan pula dari jalan ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari

27
kakeknya riwayat yang semisalnya. Berdasarkan riwayat Abu Daud tadi,
hadits tersebut bukanlah menafikan hadits-hadits mutawatir yang
menjelaskan dengan tegas bahwa akikah bagi anak laki-laki adalah
dengan dua ekor kambing. Akan tetapi riwayat tersebut menunjukkan
bolehnya akikah kurang dari dua ekor kambing. Itulah maksudnya.
Sehingga dari sini, jumlah kambing (yaitu dua ekor kambing bagi laki-laki,
pen) bukanlah syarat dalam akikah, namun hanya sekedar disunnahkan
(dianjurkan) saja.”

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Akikah


untuk anak laki-laki dan anak perempuan boleh sama, yaitu dengan satu
ekor kambing. Inilah pendapat kebanyakan ulama. Inilah yang dipilih
oleh Ibnu ‘Abbas, ‘Aisyah, Asy Syafi’i, Ishaq dan Abu Tsaur. Bahkan Ibnu
‘Umar sendiri pernah berkata, “Akikah untuk anak laki-laki dan
perempuan masing-masing dengan seekor kambing.”

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah


menjelaskan, “Jika seseorang tidak mendapati hewan akikah kecuali
satu saja, maka maksud akikah tetap sudah terwujud. Akan tetapi, jika
Allah memberinya kecukupan harta, akikah dengan dua kambing (untuk
anak laki-laki) itu lebih afdhol.”

Para ulama yang duduk di komisi fatwa Saudi Arabia, Al Lajnah Ad


Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ menerangkan, “Disunnahkan
akikah bagi anak laki-laki adalah dua ekor kambing yang semisal,
sedangkan bagi anak perempuan adalah satu ekor kambing. Hal ini
berdasarkan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa

28
sallam bersabda, ”Anak laki-laki diakikahi dengan dua ekor kambing yang
semisal, sedangkan anak perempuan dengan satu ekor kambing” (HR. At
Tirmidzi 794, Ahmad 5: 40. At Tirmidzi menshahihkannya)

Ada hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakikahi Al Hasan dan Al
Husain masing-masing satu ekor kambing” (HR. Tirmidzi 794, Ahmad 5:
39). Namun dalam riwayat Abu Daud dan An Nasai dikatakan bahwa
akikah yang dilakukan pada Al Hasan dan Al Husain masing-masing
dengan dua ekor kambing. Inilah yang lebih afdhol. Adapun jika
dikatakan sah dengan satu ekor kambing, jawabannya tetap sah
sebagaimana berlaku pada daging sembelihan lainnya. (Fatwa Al Lajnah
Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, pertanyaan ketiga no. 2191,
11: 438. Yang menandatangani fatwa ini: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah
bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdurrozaq ‘Afifi selaku wakil ketua, Syaikh
‘Abdullah bin Qu’ud selaku anggota).

Kesimpulan pendapat, akikah pada anak laki-laki dianjurkan


dengan dua ekor kambing, sedangkan anak perempuan dengan satu
ekor kambing. Namun jika tidak mampu, boleh pula akikah anak laki-laki
dengan satu ekor kambing dan itu dianggap sah. Wallahu a’lam.

29
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Qurban dan Aqiqah adalah ibadah yang memiliki kesamaan


walaupun secara tujuan memiliki perbedaan. Perintah berkurban
tentunya sangat disarankan bagi umat muslim sebagai bentuk
latihan keikhlasan dan pengorbanan serta mendekatkan diri
kepada Allah SWT.

Qurban dalam bahasa Arab disebut ”udhiyah”, yang berarti


menyembelih hewan pada pagi hari. Sedangkan menurut istilah,
Qurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara menyembelih
hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (tanggal
11,12 dan 13 Zulhijah

Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari


hari lahirnya anak, hukum aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi
orang tua (atau orang yang wajib memberi nafkah kepada bayi)
yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu penyembelihan hewan
aqiqah adalah dimulai ketika bayi sudah lahir sempurna,
sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika sampai baligh anak
tersebut belum diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya
sendiri, sebaiknya aqiqah dilakasanakan hari ketujuh.

30

Anda mungkin juga menyukai