A. HAKEKAT IDEOLOGI
Tidak ada bidang usaha manusia yang bisa bersikap netral atau bebas
nilai karena selalu didukung oleh nilai-nilai dan keyakinan, baik sadar
dunia adalah contoh dari apa yang pakar sosiologi sebut sebagai ideologi.
Ideologi didefinisikan sebagai satu aturan yang bertautan luas antara ide-
masyarakat. Sistem kepercayaan ini biasanya dilihat sebagai "cara atau hal
yang benar” oleh kelompok di antara mereka, dan mereka menjadi cara untuk
memahami dunia (Meighan et al 2007: 212” Meighan, R. & Harber, C. (2007) A sociology of
educating (ed.).London:Continuum”). Oleh karena itu, penting untuk
memahami ideologi politik yang mendukung pandangan dunia saat ini dan
dalam bidang pendidikan. Dalam arti yang sangat praktis, penggunaan istilah
gagasan yang lebih khusus dan dinamis, yang berfungsi sebagai pengarah
tindakan sosial.
Page 4
1.4
Akuntansi Pendidikan ●
makna khusus kenyataan. Keyakinan ini cenderung untuk menjadi lebih kaku
filosofi.
2. Mengakar pada etika sosial (yakni dalam filosofi moral serta politik),
dan hanya memiliki akar yang tidak besar di dalam sistem filosofi yang
menata pengetahuan
Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tidak satupun ideologi pendidikan
Ideologi pendidikan ini terutama terdiri dari penerapan dan implikasi dari
sekolahan (Mansour Faqih dalam William F O‟neil, 2001, hal: 99” Fakih, Mansour. (2001). “Ideologi dalam
Pendidikan : sebuah pengantar”, dalam William F. O‟neil, Ideologi-ideologi Pendidikan. yogyakarta :Pustaka Pelajar ”).
Menurut Mansour Faqih dalam William F O‟neil, 2001, hal: 99-112, ada
1. Ideologi Konservatif
Dia yang tahu makna dibalik itu semua. Pada perkembangan selanjutnya,
berikut:
Page 5
● EKSI4417/MODUL 1
1.5
a. Fundamentalisme Pendidikan
Ada dua macam variasi dari sudut pandang ini, yakni (1)
komitmen yang sangat kuat terhadap sesuatu yang diajarkan di dalam kitab
b. Intelektualisme Pendidikan
otoritarian. Pemikiran ini ingin mengubah praktek politik yang ada, demi
rohaniah yang sudah mapan dan tidak bervariasi. Terdapat dua variasi di
c. Konservatisme Pendidikan
Pada dasarnya, konservatisme merupakan posisi yang mendukung
yang sudah teruji lama dan mapan, diikuti dengan rasa hormat yang
pola sosial yang telah ada serta tradisi yang sudah mapan. Terdapat dua
keyakinan dan praktek yang sudah ada, untuk menjamin pertahanan hidup
Page 6
1.6
Akuntansi Pendidikan ●
berbagai agama.
Gambar 1.1
2. Ideologi Liberal
Ideologi Liberal terdiri dari tiga tradisi yang terentang dari ungkapan
Konservatisme
Pendidikan
Konservatisme
Religius
Konservatisme
Sekuler
Paling
Konservatif
Paling
kurang
Konservatif
Page 7
● EKSI4417/MODUL 1
1.7
a. Liberalisme Pendidikan
pengarahan).
b. Liberasionisme Pendidikan
dilakukan dalam lingkup yang besar terhadap tatanan politik yang ada saat
sentral. Sekolah tidak hanya mengajarkan pada peserta didik tentang cara
Dalam hal ini, landasan yang digunakan adalah sistem kebenaran yang
Page 8
1.8
Akuntansi Pendidikan ●
c. Anarkisme Pendidikan
analisis urgensi membangun kelas dan fasilitas baru yang sesuai modernisasi
peralatan sekolah.
pengajaran dan pelatihan yang lebih efisien dan partisipatif, seperti kelompok
ketidakadilan kelas dan gender, dominasi budaya dan represi politik yang ada
dalam masyarakat.
Page 9
● EKSI4417/MODUL 1
1.9
Gambar 1.2
Metodis
Paling Kurang
Liberal
LIBERALISME
(Perubahan di
dalam tatanan
sosial yang
mapan)
Liberalisme
Pendidikan
LIBERASIONISME
mapan)
Liberasionisme
Pendidikan
ANARKISME
dari kekangan
kelembagaan)
Anarkisme
Pendidikan
Paling Liberal
Direktif
(terstruktur)
Non
Direktif
Radikal Utopis
Page 10
1.10
Akuntansi Pendidikan ●
yang berkembang luar biasa setelah Perang Dunia II, dan dengan berbagai
1987; Meyer “Meyer, John W., John Boli, George M. Thomas, and Francisco O. Ramirez.(1997). “World Society and the
Nation-State.” American Journal ofSociology 103: 144-81.”, Ramirez dan Soysal 1992; Wong 1991; McNeely
1995 “Ramirez, Francisco O. (1987). “Global Changes, World Myths, and theDemise of Cultural Gender.” Pp. 257–73 in
America‟s Changing Rolein the World-System, edited by Terry Boswell and Albert J. Bergesen.New York: Praeger ” ).
Untuk
itu, dibutuhkan upaya untuk menilai karakter dan perubahan dalam proses
dunia. Hal ini ditujukan sebagai indikator yang tidak hanya untuk ideologi
kurikulum sekolah.
variasi nasional dalam berbagai faktor politik dan ekonomi muncul untuk
dunia. Salah satu yang muncul adalah pembangunan ekonomi dan integrasi
berbagai alat dan gaya hidup dunia modern. Hal ini menunjukkan bahwa
kelembagaan lainnya (Meyer, et al, 1997 Boli “Meyer, John W., John Boli, George M. Thomas, and
Francisco O. Ramirez.(1997). “World Society and the Nation-State.” American Journal ofSociology
103: 144-81.”; Jepperson 2002” Jepperson, Ronald L. 2002. “The Development and Application
ofSociological Neoinstitutionalism.” Pp. 229-266 in New Directionsin Contemporary Sociological
Theory, edited by J. Berger & M.Zelditch, Jr. Lanham, MD: Rowman & Littlefield”).
mungkin telah memainkan peran dalam ekspansi pasca Perang Dunia II.
Menurut penelitian Fiala dan Gordon Lanford (1987), hal tersebut merupakan
periode awal dari revolusi dunia pendidikan di seluruh dunia. Selaras dengan
yang disebut ideologi pendidikan tingkat dunia, Fiala dan Gordon Lanford
ekonomi, dan bangsa. Dalam hal ini, keburukan sistem pendidikan tidak
kurikulum formal. Hal ini dapat menjauhkan dari rasionalitas substantif pada
Page 11
● EKSI4417/MODUL 1
1.11
Gambar 1.3
dan tatanan sosial. Konsep ideologi secara universal ini telah diterapkan
Ideologi
Pendidikan
Kurikulum yang
diharapkan
Kurikulum
formal
Kurikulum
yang berjalan
3a
3b
Page 12
1.12
Akuntansi Pendidikan ●
[1936]: 192).
mewujudkannya. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta didik hidup dalam
batas-batas tatanan sosial yang ada (Mannheim 1959 [1936]: 194 “Mannheim, Karl. (1959). System
sociologi : An introductio to the study ofsociety. London : Routledge & Kegan Paul Ltd”). Ini berarti
pada:
dan kebutuhannya;
dalam pendidikan.
diutamakan.
Page 13
● EKSI4417/MODUL 1
1.13
didiknya.
hubungan 2 pada Gambar 1.3. Oleh sebab itu, pekerjaan riset di masa depan
formal dari kurikulum formal akan dapat dipecahkan melalui konsep relevan
Daftar Pustaka
Astiz, M.F., Wiseman, A.W. and Baker, D.P. (2002). Slouching towards
Decentralization: Consequences of Globalization for Curricular
Control in National Education Systems. Comparative Education
Review, vol. 1, no. 1, 66-86.
Fasli, Jalal & Supriadi Dedi. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks
Otonomi Daerah, Yogyakarta: AdiCita
Fakih, Mansour. (2001). “Ideologi dalam Pendidikan : sebuah pengantar”,
dalam William F. O‟neil, Ideologi-ideologi Pendidikan. yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Fiala, Robert, and Audri Gordon-Lanford. (1987). “Educational Ideology and
the World Educational Revolution, 1950–1970.” Comparative
Education Review 31 (3): 315–32.
Grundy, Shirley. (1987). Curriculum: Product Or Praxis. Routledge.
Hanson, E.M (1998). Educational Reform and Administrative Development :
The Case of Columbia and Venezuela, Stanford : Hoover Institution
Press Stanfor Univercity.
Hanson, E.M. (2000, October). Educational Decentralization Around the
Pacific Rim. Journal of Educational Administration, Vol. 38, No. 5.
Heywood, A. (2007) Political Ideologies: An introduction, Basingstoke:
Palgrave Macmillan
Jepperson, Ronald L. 2002. “The Development and Application of
Sociological Neoinstitutionalism.” Pp. 229-266 in New Directions
in Contemporary Sociological Theory, edited by J. Berger & M.
Zelditch, Jr. Lanham, MD: Rowman & Littlefield
Mannheim, Karl. (1959). System sociologi : An introductio to the study of
society. London : Routledge & Kegan Paul Ltd
McNeely, Connie. (1995). Constructing the Nation-State: International
Organization and Prescriptive Action. Westport, Conn.:
Greenwood.
Page 49
● EKSI4417/MODUL 1
1.49
Meighan, R. & Harber, C. (2007) A sociology of educating (ed.).London:
Continuum
Meyer, John W., John Boli, George M. Thomas, and Francisco O. Ramirez.
(1997). “World Society and the Nation-State.” American Journal of
Sociology 103: 144-81.
Paqueo V. and Lammert J. (2000). Decentralization & School-Based
Management Resource Kit. World Bank.
Ramirez, Francisco O. (1987). “Global Changes, World Myths, and the
Demise of Cultural Gender.” Pp. 257–73 in America‟s Changing Role
in the World-System, edited by Terry Boswell and Albert J. Bergesen.
New York: Praeger
Lawrence stenhouse, (1975). An introduction to curriculum research and
development London : Heinemann.
Wong, Suk-Ying. (1991). “The Evolution of Social Science Instruction,
1900–86.” Sociology of Education 64 (1): 33–47.