oleh:
Zulfi Ida Syarifah
(17210912)
IAT 5B
Dosen Pengampu:
Bapak Sofyan Effendi S.Th.I,MA
Kata pengantar
2
DAFTAR ISI
3
Anak-anak dan Keluarga Serta Keutamaan Hal Itu ....... 39
e. Mencintai Rasul Sebagian Dari Iman ............................. 45
f. Barang Siapa Yang Tidak Mengasihi, Maka Dia Tidak
Akan Dikasihi ................................................................. 48
g. Mencintai Orang-orang Anshar Termasuk
Tanda-Tanda Keimanan dan Membenci Mereka
Termasuk Tanda-Tanda kemunafikkan ......................... 52
h. Sikap Saling Kasih, Saling Sayang dan Saling Bantu di
antara Orang-orang yang Beriman................................. 56
i. Keutamaan Pemimpin Yang Adil Dan Berlaku Lemah
Lembut Kepada Rakyat .................................................. 58
j. Tidak Boleh Pilih Kasih ................................................... 59
3. Kasih Sayang Kepada Binatang ........................................... 61
a. Menolong Binatang Yang Sedang Kehausan.................. 61
b. Keutamaan Bersikap Lembut ........................................ 67
4. Kasih Sayang Kepada Lingkungan dan Tumbuhan ........... 68
a. Cinta Terhadap Lingkungan ........................................... 68
b. Perintah Untuk Menanami Tanah-Tanah Yang Kosong. 71
BAB III LAMPIRAN COVER KITAB............................................................. 73
BAB IV PENUTUP.................................................................................... 74
Kesimpulan....................................................................................... 73
Daftar Pustaka....................................................................................... 75
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang sempurna ternyata memiliki pandangan
tentang kasih sayang. Islam memahami bahwa manusia merupakan
makhluk yang sempurna, dibekali dengan akal, nafsu, dan segala
perasaan di hatinya. Kasih sayang Allah terhadap makhluknya itu tidak
terbatas, maka dari itu Allah memerintahkan untuk berbuat baik,
mengasih sayangi terhadap sesame makhluk, mencintai karena Allah
SWT semata yang berarti mencintai makhluk yang diridhai untuk dicintai
dan dengan cara yang diridhai pula. Barang siapa yang menyayangi
hamba Allah SWT maka Allah akan menyayangiya pula. Oleh karena itu
tatkala hamba tersebut menyayangi makhluk lainnya seperti hewan dan
tumbuhan maka ia akan mendapatkan pahala.
Islam melarang perbuatan dzalim.Dan kedzaliman itu bisa terjadi
tidak hanya kepada manusia, namun juga kepada hewan. Dan hal itu
terlarang bahwa Islam tidak membolehkan menyiksa binatang dengan
cara apa pun, membuatnya kelaparan, memukulnya, membebaninya
dengan sesuatu yang ia tidak mampu, mengikatnya, memotongnya,
menyakiti hatinya, bahkan menyiksanya dengan benda tumpul,
menyentrumnyadengan sengatan listrik atau membakarnnya.
Sedangkan Allah SWT.senantiasa memberi rezki pada setiap makhluk-
Nya. Dia pulalah yang berhak menghidupkan dan mematikan makhluk-
Nya.
5
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan hadits-hadits tentang
kasih sayang Allah terhadap hambaNya, kasih sayang antar sesama
manusia, kasih sayang terhadap hewan dan kasih sayang terhadap
lingkungan dan tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka dapat
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kasih sayang.
2. Bagaimana penjelasan hadist hadist kasih sayang kepada Allah,
kepada sesama manusia, kepada hewan dan lingkungan.
C. Tujuan
Dari pemaparan rumusan masalah di atas maka disimpulan tujuan
dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tentang kasih sayang
2. Untuk mengetahui hadits-hadits tentang kasih sayang Allah terhadap
hambaNya, kasih sayang antar sesama manusia, kasih sayang
terhadap hewan dan kasih sayang terhadap lingkungan dan
tumbuhan tentang secara umum.
D.
6
BAB II
PEMBAHASAN
HADIST-HADIST PERINTAH KASIH SAYANG
7
Menjadikan rasa kasih sayang kepada makhluk dan lingkungan
sebagai bentuk cinta kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, akan
membuat kita tetap berpegang pada ajaran agama Islam dalam berkasih
sayang.
Secara umum, kasih sayang dalam Islam memiliki beberapa cabang,
yaitu:
1. Sayang kepada Allah sebagai tingkatan pertama dan merupakan
kasih sayang yang dasar dan harus ada pada manusia
2. Sayang kepada Manusia terutama kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam
3. Sayang kepada Mahluk Hidup di luar Manusia
4. Sayang kepada tumbuhan dan Lingkungan
B. HADITS-HADITS TENTANG KASIH SAYANG
1. Kasih Sayang Kepada Allah
a. Jika Allah Hendak Merahmati Suatu Umat Maka Allah Akan
Mengambil (Mematikan) Nabi-Nya Sebelum Mereka
Hadits 1
1) Sanad dan Matan hadits
يم ِ ِ
ُ ك َع ْن هُ إ ْب َراه َ ِ َو ِم َّم ْن َر َوى ذَل،َُس َامة َ ت َع ْن أَبِي أ ُ ْ َو ُح ِّدث:ال ُم ْس لِ ٌم َ َق
ِ ح َّدثَنِي بريْ ُد بْن َع ْب ِد،َ ح َّد َثنَا أَب و أُس امة،ي ٍِ
َع ْن،اهلل ُ َُ َ َ َ ُ َ ُّ ْج ْو َه ِر َ بْ ُن َسعيد ال
«إِ َّن:ال َ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق َ َع ِن النَّبِ ِّي،وس ى َ َع ْن أَبِي ُم،أَبِي ُب ْر َد َة
ِِ ِ ِ ٍ
ُ فَ َج َعلَ ه،ض نَبَِّي َه ا َق ْبلَ َه ا
َ َ َقب،اد َر ْح َمةَ أ َُّمة م ْن عبَاده َ اهللَ َع َّز َو َج َّل إِذَا أ ََر
، َع َّذ َب َها َونَبُِّي َه ا َح ٌّي،اد َهلَ َك ةَ أ َُّم ٍة
َ َوإِذَا أ ََر،ل ََه ا َف َرطً ا َو َس لَ ًفا َب ْي َن يَ َد ْي َها
ِ ِ ِ
.»ُص ْوا أ َْم َره َ ين َك َّذبُوهُ َو َع َ فَ أَ َق َّر َع ْينَ هُ ب َهلَ َكت َه ا ح،فَأ َْهلَ َك َها َو ُه َو َي ْنظُ ُر
1
)(رواه مسلم
1
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2288, juz 4, hal 1791.
8
Artinya: Muslim berkata: Diceritakan kepadaku dari Abu
Usamah dan orang yang meriwayatkan hadits itu darinya
(yaitu Ibrahim bin Sa’id Al Jauhari Abu Usamah)
menceritakan kepada kami, Buraid bin Abdillah menceritakan
kepadaku dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi saw
beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT apabila hendak
merahmati suatu umat dari hamba-hambaNya maka Allah
akan mengambil atau mematikan abinya sebelum mereka.
Allah akan menjadikannya sebagaipendahulu bagi mereka.
Dan jika Allah henda menghancurkan suatu umat maka Allah
akan mengazab mereka saat nabi mereka masih hdup.Allah
menghancurkan mereka sementara nabi mereka
menyaksikannya. Allah hendak meneduhkan pandangan
nabiNya dengan kebinasaan mereka ketika mendustakan dan
mendurhakai perintah nabi-Nya”. (H.R. Muslim)2
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 2288.
Sedangkan jika dengan redaksi yang berbeda namun
maknanya sama hadits ini juga telah diriwayatkan oleh At-
Thabrani dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-Ausath 4306 dan Ibnu
Hibban dalam kitabnya Shahih Ibnu Hibban hadits nomor
6647.3
3) Penjelasan Hadits
ُّ ْج ْو َه ِر
َ َح َّد َثنَا أَبُو أ،ي
َُس َامة ٍِ
َ يم بْ ُن َس عيد ال
ِ ِ َ ِ َو ِم َّم ْن َر َوى َذل،َُس َامة
ُ ك َع ْن هُ إ ْب َراه َ ت َع ْن أَبِي أ
ُ َْو ُح ِّدث
(Diceritakan kepadaku dari Abu Usamah dan orang yang
meriwayatkan hadits itu darinya (yaitu Ibrahim bin Sa’id Al
Jauhari Abu Usamah) menceritakan kepada kami). Al Maziri
dan Al Qadhi mengatakan bahwa hadits ini termasuk hadits
2
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
158-159.
3
Maktabah Syamilah
9
munqathi (sanadnya terputus) yang ada dalam kitab Shahih
Muslim. Sebab dalam hadits ini Muslim tidak menyebutkan
nama orang yang meriwayatkan hadits ini kepadanya, dari
Abu Usamah. Tapi menurut Imam An-Nawawi hadits ini
bukanlah hadits yang ben ar-benar munqathi. Akan tetapi
hadits ini adalah hadits yang bersumber dari riwayat seorang
yang tidak diketahui identitasnya. Alasannya karena pada
syarah sejumlah naskah (manuskrip) kitab shahih muslim
yang terpercaya disebutkan: Al Juludi berkata: Muhammad
bin Al Musayyab Al Arghiyani menceritakan kepada kami, dia
berkata: Ibrahim bin Sa’id Al Jauhari menceritakan hadits ini
kepada kami dari Abu Usamah dengan sanad yang sama.4
b. Luasnya Rahmat Allah dan Bahwa Rahmatnya Itu Mendahului
Kemurkaan-Nya
Hadits ke 1
1) Sanad dan Matan Hadits
ِ َالزن
،اد ِّ َع ْن أَبِي،ْح َز ِام َّي ِ ح َّد َثنَا الْم ِغ يرةُ ي ْعنِي ال،يد
َ َ ُ
ٍِ
َ َح َّد َثنَا ُقَت ْيبَ ةُ بْ ُن َس ع
َ َ ق،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم
"ل ََّما:ال َ َن النَّبِ َّي
َّ أ، َع ْن أَبِي ُه َر ْي َر َة،َع ِن اأْل َ ْع َر ِج
ِ َف ُه َو ِع ْن َدهُ َف ْو َق ال َْع ْر،ب فِي كِتَابِ ِه
إِ َّن َر ْح َمتِي:ش َ َ َكت،ْق
َ َخلَ َق اهللُ الْ َخل
5
)(رواه مسلم."ضبِي َ َب غ ِ
ُ َتغْل
Artinya: Qutaibah bin Said menceritakan kepada kami, Al
Mughirah (yakni Al Hizami) menceritakan kepada kami dari
Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw
bersabda, “Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia
menetapkan di dalam kitabNya, yang mana ketetapan itu
4
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
159.
5
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 14-2751, juz 8, hal 95.
10
berada di sisiNya di atas Arsy: Sesungguhnya rahmatKu
mengalahkan murkaKu”. (H.R. Muslim)6
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 14-2751,Imam
Al-Bukhari dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor
3194 dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah, dan
juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitabnya Sunan
Ibnu Majah dari hadits nomor 4295 dari Jalur Ibnu Ajlan dari
Ayahnya dari Abu Hurairah.7
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
اد َع ِنِ َالزنِّ ب َح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُن بْ ُن عَُي ْينَ ةَ َع ْن أَبِىٍ َح َّدثَنِى ُز َه ْي ر بْ ُن َح ْر
ُ
ال اللَّهُ َع َّزَ َاألَ ْع َر ِج َع ْن أَبِى ُه َر ْي َر َة َع ِن النَّبِ ِّى صلى اهلل عليه وسلم «ق
)(رواه مسلم.»ضبِى َ َت َر ْح َمتِى غ
8
ْ َو َج َّل َسَب َق
Artinya: Zuhair bin Harb menceritakan kepadaku, Sufyan bin
Uyainah menceritakan kepada kami dari Abu Az Zinad dari Al
A’raj dari Abu Hurairah dari Nabi saw “Sesungguhnya
rahmatKu mendahului murkaKu”.(H.R. Muslim)9
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 15-2751.10
6
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 17, hal 395-396
7
Maktabah Syamilah
8
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 15-2751, juz 8, hal 95.
9
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 17, hal
396
10
Maktabah Syamilah
11
Hadits ke 3
1) Sanad dan Matan Hadits
َّ ث بْ ِن َع ْب ِد
الر ْح َم ِن ِ ضمر َة َع ِن الْحا ِر ٍ ِ
َ َ ْ َ َح َّد َثنَا َعل ُّى بْ ُن َخ ْش َرم أَ ْخَب َرنَا أَبُو
ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه َ َاء َع ْن أَبِى ُه َر ْي َر َة ق ِ ِ
ُ ال َر ُس َ َال ق َ ََع ْن َعطَاء بْ ِن مين
ب فِى كِتَابِ ِه َعلَى َن ْف ِس ِه َف ُه َو َ َض ى اللَّهُ الْ َخ ْل َق َكت َ َوس لم «ل ََّما ق
)(رواه مسلم.»ضبِى ِ ِ ِ ُ مو
ُ ضوعٌ ع ْن َدهُ إِ َّن َر ْح َمتى َتغْل
11
َ َب غ َْ
Artinya: Ali bin Hasyram menceritakan kepada kami, Abu
Dhamrah mengabarkan kepada kami dari Al Harits bin
Abdurrahman dari Atha’ bin Mina dari Abu Hurairah, dia
berkata, Rasulullah saw bersabda: “Ketika Allah
menciptakan makhluk dia menetapkan ketentuan
terhadap diriNya sendiri yang tersimpan disisiNya:
Sesungguhnya rahmatKu melebihi murkaKu” (H.R.
Muslim)12
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 16-2751.
3) Penjelasan hadits ke 1, 2, dan 3 di atas secara umum
بِى ِ ِ
ض ُ ( إِ َّن َر ْح َمتى َتغْلSesungguhnya
َ َب غ rahmatKu
11
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 16-2751, juz 8, hal 95.
12
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 17, hal
396
12
maksiat dan merendahkannya disebut kemurkaan.
Kehendak Allah SWT. adalah sifat Qadim, yang dengan itu
Allah mengkhendaki semua kehendak. Mereka juga
mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan mendahului dan
mengalahkan disini adalah banyaknya rahmat dan luasnya
pencakupanNya.13
Hadits ke 4
1) Sanad dan Matan Hadits
َن َس ِعي َد بْ َن ٍ ب أَ ْخَبرنِى يُونُس َع ِن ابْ ِن ِش َه ِِ
َّ اب أ
ُ َ ٍ َح َّد َثنَا َح ْر َملَةُ بْ ُن يَ ْحيَى التُّجيب ُّى أَ ْخَب َرنَا ابْ ُن َو ْه
14
)مسلم
2) Mukharij Hadits
13
bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 17, hal 407-408
14
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 17-2752, juz 8, hal 96.
15
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 17, hal
397
13
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 17-2752, Imam
Al-Bukhari dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor
6000, Al-Baihaqi dalam kitabnya Syubul Iman hadits niomor
10470 Dn dalam kitab Adab Al-Baihaqi hadits nomor 25, dan
juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitabnya Sunan
Ibnu Majah dari Abu Hurairah hadits nomor 4293.16
3) Penjelasan Hadits
اص عُ َم َر
ِّ َق- سٍ ث َع ْن ُم َح َّم ِد بْ ِن َق ْي ٍ ح َّد َثنَا ُقَتيب ةُ بن س ِع
ٌ يد َح َّد َثنَا ل َْي َ ُ ْ َْ َ
ِ ِ ِ
ُض َرتْه
َ ين َح
َ ال ح َ ُّ َع ْن أَبِى ص ْر َمةَ َع ْن أَبِى أَي-بْ ِن َع ْب د ال َْع ِزي ِز
َ َوب أَنَّهُ ق
ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه ِ ت َع ْن ُكم َش ْيئًا َس ِم ْعتُهُ ِم ْن ر ُس ُ ت َكتَ ْم
ُ ال َْوفَاةُ ُك ْن
َ ْ
16
Maktabah Syamilah
14
ُ ول اللَّ ِه ص لى اهلل علي ه وس لم َي ُق
ول «لَ ْوالَ أَنَّ ُك ْم َ ت َر ُس ُ وس لم َس ِم ْع
17
)(رواه مسلم.»تُ ْذنِبُو َن لَ َخلَ َق اللَّهُ َخ ْل ًقا يُ ْذنِبُو َن َي ْغ ِف ُر ل َُه ْم
Artinya: Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami, Laits
menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Qais yang
menuturkan dari Umar bin Abdul Aziz dari Abu Shirmah dari
Abu Ayyub bahwa dia berkata ketika menjelang
kematiannya, “Aku telah menyembunyikan dari kalian satu
perkara yang aku dengar dari Rasulullah saw. Aku pernah
mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Seandainya kalian
semua tidak ada yang berbuat dosa niscaya Allah akan
menciptakan kaum yang melakukan dosa untuk Allah
berikan ampunan kepada mereka”. (H.R.Muslim)18
2) Takhrij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 9-2748, At-
Tirmidzi dalam kitabnya sunan At-Tirmidzi hadits nomor
3539 dari Muhammad bin Qais dengan menggunkan sanad
ini.
3) Penjelasan Hadits
ت َع ْن ُك ْم َش ْيئًا
ُ ت َكتَ ْم
ُ ض َرتْهُ ال َْوفَ اةُ ُك ْن
َ ين َح ِ َ َ( عن أَبِى أَيُّوب أَنَّه قdari Abu
َ ال ح ُ َ َْ
Ayyub bahwa dia berkata ketika menjelang kemtiannya, “Aku
telah menyembunyikan dari kalian satu perkara...). Pada
mulanya dia menyembunyikan karena khawatir mereka akan
mengandalkan keluasan rahmat Allah SWT dan bergelimah di
dalam kemaksiatan, lalu ketika hampir meninggal dia
menceritakannya agar tidak termasuk kategori
17
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 9-2748, juz4, hal 2105
18
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 17, hal
386
15
menyembunyikan ilmu. Kemungkinan tidak ada orang lain
yang hafal atas hadits tersebut, maka adalah kewajibannya
untuk melaksanakannya. Lalu Muadz memberitahukan itu
ketika hampir meninggal, karena taut berdosa, yakni takut
berdosa karena menyembunyikan ilmu.19
d. Kasih Sayang Merupakan Bagian Dari Rahmat Allah
1) Sanad dan Matan Hadist
2) Mukharij Hadits
19
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 17, hal
389.
20
Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, (Bairut: Darul Gharbi Al-
Islami, 1996), hadits nomor 2049, juz 7, hal 383.
16
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam At-
Tirmidzi dalam kitabnya Sunan At-Tirmidzi hadits nomor
2049, Al-Baihaqi dalam kitabnya Syubul Iman hadits niomor
10537 dan dalam kitabnya Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra hadits
nomor 17683.
3) Penjelasan Hadits
Kata dalam َم ْنsabda Nabi saw adalah isim maushuul,
21
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 37-(2566), juz 4, hal 1988
17
Artinya: Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami dari
Malik bin Anas melalaui apa yang dibacakan kepadanya dari
Abdullah bin Abdurrahman bin Ma’mar, dari Abu Al Hubbab
Sa;id bin Yasar, dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah
saw bersabda, “Sesungguhnya Allah akan nerfirman pada
hari kiamat, “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai
karena keperkasaan-Ku? Hari ini, Aku akan menaungi
mereka dalam naungan-Ku, yaitu pada hari dimana tiada
naungan selain naungan-Ku” (H.R. Muslim)22
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 37-(2566),
Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Musnad Ahmad bin
Hanbal hadits nomor 7231, Al-Baihaqi dalam kitabnya Syubul
Iman hadits niomor 8577 dan Sunan Al-Kubra hadits nomor
8989. Adapun hukum haditsnya adalah shahih.
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
22
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 16, hal
466.
18
َ َ ق.َحبَْبتُ هُ فِى اللَّ ِه َع َّز َو َج َّل
ال فَ ِإنِّى ْ ال الَ غَْي َر أَنِّى أ َ َِم ْن نِ ْع َم ٍة َت ُر ُّب َه ا ق
23
)(رواه مسلم.»َحبَْبتَهُ فِ ِيه ْ ك َك َما أ َ ََّحب َ ول اللَّ ِه إِل َْي
َّ ك بِأ
َ َن اللَّهَ قَ ْد أ ُ َر ُس
Artinya: Abdul A’La bin Hammad menceritakan
kepadaku,Hammad bin salamah menceritakan kepada kami
dari Stabit, dari Abu Rafi,’ dari Hurairah, dari Nabi saw;
Bahwa seorang laki-laki bermaksud hendak mengunjungi
saudaranya disebuah desa lain . All maah lalu menempatkan
seorang malaikat untuknya ditengah jalannya. Ketika sudah
bertemu, sang malaikat bertanya,”Mau kemana kamu?’
Lelaki itu menjawab, “ Aku hendak mengunjungi saudaraku di
desa ini. “Sang malaikat bertanya lagi, “Apakah terhadapnya
engkau memiliki kesenangan (motif), yang perlu kamu
upayakanpeningkatannya? ‘Lelaki itu menjawab, “Tidak,
hanya saja aku mencintai karena Allah ‘Azza wa Jalla. “ Sang
malaikat berkata: “Sesungguhnya aku ini diutus oleh Allah
kepadamu, untuk menyampaikan, bahwa Allah telah benar-
benar mencintaimu, sebagaimana kamu telah mencintai
saudaramu itu karena Allah.24
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 38-(2567).
3) Penjelasan Hadits 1 dan 2 secara umum
Firman Allah: ( أَيْ َن ال ُْمتَ َح ابُّو َن بِ َجالَلِىDimanakah orang-orang
23
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 38-(2567), juz 4, hal 1988
24
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 16, hal
467.
19
tidak ada orang yang memiliki naungan secara majasi seperti
halnya ketikadi dunia.
Ucapan malaikat: َحبَْبتَ هُ ِفي ِه
ْ ك َك َم ا أ َّ ( بِ أBahwa Allah
َ َن اللَّهَ قَ ْد أ
َ ََّحب
telah benar-benar mencintai saudaramu itu sebagaimana
Engkau mencintainya karena-Nya). Para ulama mengatakan
bahwa cinta Allah kepda hambanya adalah pemberian
rahmat-Nya kepadanya, pemberian keridhoan-Nya
kepadanya, dan kehendak-Nya untuk menyampaikan
kebaikan kepadanya, serta keinginan-Nya agar ia melakukan
kebaikan yang dilakukan oleh orang yang mencintai-Nya. Ini
karena subtansi cinta yang dimiliki hamba adalah
kecenderunganhatinya terhadap apa yang dicintainya. Jika
dilihat dari kontek ini, jelas Allah suci (tidak memiliki), dari
sifat seperti ini.
Hadist ini menunjukkan keutamaan cinta karena Allah,
dan cinta karena Allah inilah yang mendatangkan cinta Allah
kepada seorang hamba. Hadist ini juga menjelaskan tentang
keutamaan mengunjungi orang-orang yang shaleh dan para
sahabat/temen. Hadist ini bahkan menunjukkan bahwa
manusia biasa mungkin saja dapat melihat malaikat.25
f. Allah SWT Menyayangi Hamba-NYa
1) Sanad dan Matan Hadits
َيه َع ْن أَبِى ُه َر ْي َرةِ ِب ح َّد َثنَا ج ِرير َعن سهي ٍل َعن أَب
ْ َُْ ْ ٌ َ َ ٍ َح َّد َثنَا ُز َه ْي ُر بْ ُن َح ْر
ِ ُ ال رس
ب َع ْب ًدا َد َعاَّ َحَ إِ َّن اللَّهَ إِذَا أ:ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم ُ َ َ َال ق َ َق
ادى فِى ِ َال َفي ِحبُّهُ ِجب ِري ل ثُ َّم ين ِ ِ ال إِنِّى أ
َ ِج ْب ِري َل َف َق
ُ ُ ْ ُ َ َب فُالَنً ا فَأَحبَّهُ ق
ُّ ُح
25
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Misbah, Syarah Shahih Muslim jilid 12, hal 470
20
َ َالس َم ِاء ق
ال ِ ب فُالَنً ا فَ أ
َّ َفيُ ِحبُّهُ أ َْه ُل.َُحبُّوه ُ الس َم ِاء َفَي ُق
ُّ ول إِ َّن اللَّهَ يُ ِح َّ
ول
ُ يل َفَي ُق ِ
َ ض َع ْب ًدا َد َع ا ج ْب ِرَ َ َوإِ َذا أ َْبغ.ض ِ ول فِى األ َْر ُ ُوض ُع لَهُ الْ َقب
َ ُثُ َّم ي
ادى فِى أ َْه ِل ِ َض هُ ِجب ِري ل ثُ َّم ين
ُ ُ ْ ُ ال َفيُْبغ
ِ َ َض هُ ق ْ ض فُالَنً ا فَأَبْ ِغ ِ
ُ إِنِّى أُبْغ
ُ ال َفيُْب ِغ ُ ض فُالَنً ا فَأَبْ ِغ ِ ِ َّ
ُوض ُع لَ ه
َ ُض ونَهُ ثُ َّم ت َ َض وهُ ق ُ الس َماء إِ َّن اللَّهَ ُي ْبغ
26
)(رواه مسلم.ض ِ ضاءُ فِى األ َْر َ ْالَْبغ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb,
telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari
bapaknya Suail dari Abu Hurairah juga dari Nabi bahwa
beliau bersabda: “Jika Allah SWT. Mencintai seorang hamba,
maka dia berseru kepada Jibril: “Sesungguhnya Allah SWT.
Mencintai si fulan, karenanya cintailah dia, maka Jibril pun
mencintainya. Kemudian Jibril berseru kepada penghuni
langit: “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, karenanya
cintailah dia! Maka fulan itu pun dicintai oleh penghuni
langit. Selanjutnya dia diterima dan dicintai oleh penghuni
bumi”. (H.R. Muslim)27
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 6873 dan Imam
Al-Bukhari dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor
7046 (VI/303-Fathul Bari).
3) Penjelasan Hadist
Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwasannya
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya jika Allah SWT
mencintai seorang hamba maka Dia akan memanggil Jibril
dan berkata: ‘Sesungguhny Aku mencintai si Fulan
karenanaya cintailah dia.’ Maka para Penghuni Langit
26
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 6873, juz 8, hal 40
27
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 18, hal
54-55
21
mencintainya. Kemudian dia dicintai dan diterima oleh
Penghunin bumi. Dan Apabila Dian membenci seorang
hamba, maka Dia akan memanggil Jibril seraya berkata:
‘Sesungguhnya Aku membenci Fulan, karenanya bencilah.’
Maka Jibril pun membencinya. Selanjutmya, Jibril berseru
kepada penghuni langit: “Sesungguhnya Allah membenci si
Fulan, karenanay bencilah dia,” Maka para penghuni langit
pun membencinya. Kemudian dia dibenci oleh seluruh
penghuni bumi.
Adapun maksud hadits ini secara global adalah:
a) Yang menjadi Ibrah dalam kecintaan dan kebencian
terhadap seorang manusia teletak pada kecintaan dan
kebencian atas orang-orang yang mempunyai
keutamaan dan kebencian. Dan dalam hal itu,
kebencian orang-orang fasik kepada orang-orang
shaleh tidaklah akan menggentarkan, demikian pula
kecintaan mereka kepada terhadap sesame orang-
orang fasi. Dengan demikian, orang mukmin melihat
dengan cahaya Allah an mencintai orang yang
mencintai Allah.
b) Penetapan sifat Mahabbah(cinta) dan kalam
(perkataan) bagi AllaH SWT, Rabb semesta alam.
c) Ketaatan para Malaikat bersifat mutlak dan tidak
diragukan.
d) Jibril r.a adalah pemuka par Malaikat sekaligus
penyampai misi dari Allah SWT tentang hal-hal yang
diwahyukan kepada hamba-Nya.
22
e) Barang siapa yang dicintai oleh Allah SWT maka dia
akan dicintain oleh penghuni langit dan bumi. Dan
barang siapa yang dibenci oleh Allah maka dia dibenci
oleh penghuninlangit dan bumi. Oleh sebab itu,
hendaklah setiap orang berusaha menggapaib cinta
Allah, yaitu dengan mengikuti Rosul-Nya serta
taqorrub (mendekatkan diri) kepada-Nya dengan
melaksanakan semuayang Dia wajibkandan
meningkatkan amal ketaatan serta meninggalkan
segala bentuk kemungkaran. 28
g. Tidak Seorang Pun Masuk Surga Karena Amalnya, Melainkan
Karena Rahmat Allah Ta’ala
1) Sanad dan Matan Hadist
ٍ َعن بس ِر ب ِن س ِع، َعن ب َكي ٍر،ث ٍِ
َع ْن،يد َ ْ ُْ ْ ْ ُ ْ ٌ َح َّد َثنَا ل َْي،َح َّد َثنَا ُقَت ْيبَةُ بْ ُن َسعيد
َن ُي ْن ِج َي
ْ ل: ال َ َص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم أَنَّهُ ق ِ ِ َعن رس،َأَبِي ُهر ْي رة
َ ول اهلل َُ ْ َ َ
َ َوال: ال َ َ ق،اهلل ِ ول َ اك ؟ يَ ا َر ُس َ ََح ًدا ِم ْن ُك ْم َع َملُ هُ ق
َ َّ َوالَ إِي: ال َر ُج ٌل َأ
ِِ ِ ول، إِالَّ أَ ْن يَتغَ َّم َدنِي اللَّهُ ِم ْنهُ بِرحم ٍة،إِيَّاي
س ُ ُوح َّدثَنيه يُون...وا
َ ِّد
ُ َك ْن َسد َ َْ َ َ َ َ
أَ ْخَب َرنِي َع ْم ُرو بْ ُن،ب ٍ اهلل بْ ُن َو ْهِ أَ ْخبرنَا َع ْب ُد،الص َدفِ ُّي
َّ بْ ُن َع ْب ِد األَ ْعلَى
ََ
ِ
ُ بَِر ْح َم ٍة م ْن ه: ال
َ َ غَْي َر أَنَّهُ ق.اد ِ َ َعن ب َكي ِر ب ِن األَ َش ِّج بِه َذا ا ِإلسن،ث
ْ َ ْ ْ ُ ْ ِ ْحا ِر َ ال
29
)(روه مسلم.َك ْن َسدِّد ِ ض ٍل ولَم ي ْذ ُكر ول
َ ْ َ ْ َ ْ ََوف
Artinya; Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami, Laits
menceritakan kepada kami dari Bukair, dari Busr bin Sai’id,
dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw, bersabda,”Tidaklah
seorang pun dari kalian diselamatkan oleh amalnya,”
28
Salim bin Ied Al-Hilali,Penerjemah: Muhammad Abd Ghaffar, Bahjatun Nazirin
Syarh Riyadus Shalihin Jilid 2, (Jakarata: Pustaka Imam As-Syafi’i, 2012), hadist no 388 hal
165
29
Maktabah Syamilah
23
Seseorang bertanya, “Tidak juga engkau, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Tidak juga aku, kecuali bila Allah
melimpahkan rahmatn-Nya kepadaku. Karena itu
bersikaplah dengan benar.” (HR. Muslim)
Dan Yunus bin A’La Ash-Shadafi menceritakannya kepadaku,
Abdullah bin Wahab mengabarkan kepada kami,Amr bin Al-
Harist mengabarjkan kepadaku dari Bukair Al Asyajj, dengan
rangkaian sanad ini, hanya saja dia menyebutkan dengan
redaksi, “Rahmat dan karunia-Nya,” dan tidak menyebut
redaksi, “Karena itu bersikapalh dengan benar.”30
2) Mukhorij Hadist
Hadist tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
kitabnya shoheh Imam Muslim nomor 2816 .
3) Penjelasan Hadist:
ِ ول
قَال، اهلل َ اك ؟ يَا َر ُس َ ََح ًدا ِم ْن ُك ْم َع َملُهُ ق
َ َّ َوالَ إِي: ال َر ُج ٌل ِ ل
َ َن ُي ْنج َي أ
ْ
: ِّدو ِ ول، إِالَّ أَ ْن يَتغَ َّم َدنِي اللَّهُ ِم ْن هُ بِرحم ٍة، “(والَ إِيَّايTidaklah seseorang
ُ َك ْن َس د َ َْ َ َ َ َ َ
pun dari kalian diselamatkan aleh amalnya. “Seseorang
bertanya, “Ttidak juga engkau, wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahkan
rahmat-Nya kepadaku. Karena itu bersikaplah dengan
30
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 18, hal
54-55
24
ditetapkan kecuali dengan syariat. Dan tidak ad kewajiban
apapun atas Allah, bahka seluruh ala mini adalah kerajaan-
Nya. Dunia dan akhirat berada di dalam kekuasaan-Nya pada
keduanya. Bila Allah mengadzab orang-orang taat dan
orang-orang shalih semuanya serta memasukkannnya merka
semua ke neraka. Maka kitulah keadilan dari-Nya. Dan bila
Dia memuliyakan merka, menganugerahi mereka ke surge,
maka itu adalah karunia dari-Nya. Memasukkan ke surga itu
adalah hak-Nya. Akan tetapi Allah telah memberitahukan,
dan pemberitahuan-Nya adalah benar bahwa Dia akan
melakukanini, bahkan Dia akan mengampuni orang-orang
mukmin dan memasukkan mereka ke surge dengan rahmat-
Nya, dan mengadzab orang-orang munafik dan mengekalkan
mereka di neraka sebagai keadilan dari-Nya.
2. Kasih Sayang Terhadap Sesama Manusia
a. Mencintai Sesama Muslim Dalam Hal Yang Baik Seperti
Mencintai Diri Sendiri Adalah Bagian Dari Iman
Hadits ke 1
1) Sanad dan Matan Hadits
ِ سر
ض َي َ ٍ َادةَ َع ْن أَن َ َال َح َّد َثنَا يَ ْحيَى َع ْن ُش ْعبَةَ َع ْن َقت َ ََح َّد َثنَا ُم َس َّد ٌد ق
الَ َص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو َع ْن ُح َس ْي ٍن ال ُْم َعلِّ ِم قَ اللَّهُ َع ْن هُ َع ْن النَّبِ ِّي
ال اَل ُي ْؤ ِم ُن َ َص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق
َ س َع ْن النَّبِ ِّي ٍ َادةُ َع ْن أَن
َ ََح َّد َثنَا َقت
31
)ب لَِن ْف ِس ِه(رواه البخاري ُّ َخ ِيه َما يُ ِحِ ب أِل
َّ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِح َأ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musadad beliau
berkata telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu’bah
31
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, hadits nomor 12, juz 1, hal
21.
25
dari Qatadah dari Anas r.a. dari Nabi saw. dan dari Husai Al-
Muallim berkata bahwa telah menceritakan kepada kami
Qatadah dari Anas r.a. dari Nabi saw. bersabda: “Salah
seorang dari kalian tidak beriman sampai dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri” (H.R.
Bukhari)32
2) Mukharij Hadist
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Al-
Bukhari dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor 12,
Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Musnad Ahmad bin
Hanbal hadits nomor 3257, At-thobrani dalam kitabnya Al-
Mu’jam Al-Ausath hadits nomor 8292, Ad-Darimi dalam
kitabnya Sunan Ad-Darimi hadits nomor 2740, Abu Ya’la
dalam kitabnya Musnad Abi Ya’la hadits nomor 2950, An-
Nasai dalam kitabnya Sunan Al-Kubra Li An-Nasai hadits
nomor 11747 dan dalam kitab Sunan An-Nasai hadits nomor
5017. Adapun hukum hadits tersebut menurut Husain
Sulaim Asad adalah shahih sanadnya.
3) Penjelasan Hadits
Apabila ada seseorang yang melakukan perintah
dalam hadits ini yaitu mencintai saudaranya berarti imannya
telah sempurna tetapi orang yang tidak melakukan apa yang
ada dalam hadits ini dia tidak menjadi kafir.
Imama Nawawi mengatakan, “Cinta adalah
kecenderungan terhadap sesuatu yang diinginkan. Sesuatu
yang dicintai tersebut dapat berupa sesuatu yang dapat
32
Ibnu Hajar Al-Asalani, Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah, Fathul Bari Syarh Shahih
Buhari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), jilid 1, hal 94.
26
diindera seperti bentuk, atau dapat juga berupa perbuatan
seperti kesempurnaan, keutamaan, mengambil manfaat
atau menolak bahaya. Maksud lain dari cinta disini adalah
cinta dan senang jika saudaranya mendapatkan seperti apa
yang dia dapatkan baik dalam hal yang bersifat indrawi atau
maknawi. Abu Zinad bin Siraj mengatakan, “Secara zahir
hadits ini menuntut kesamaan sedangan pada realitanya
menuntut pada pengutamaan, karena setiap orang senang
jika ia lebih dari yang lainnya. Maka apabila dia mencintai
saudaranya seperti menccintai dirinya sendiri, berarti ia
termasu orang-orang yang utama”.33
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
33
Ibnu Hajar Al-Asalani, Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah, Fathul Bari Syarh Shahih
Buhari, jilid 1, hal 95-96.
34
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 178, juz 1, hal 49.
27
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 179 dan Ibnu
Majah dalam kitabnya Sunan Ibnu Majah hadits nomor 66.36
Hadits ke 3
1) Sanad dan Matan Hadits
ٍ ح َّد َثنَا يحيى بن س ِع،ب ِ
، َع ْن ُح َس ْي ٍن ال ُْم َعلِّ ِم،يد َ ُ ْ َْ َ َ ٍ َو َح َّدثَني ُز َه ْي ُر بْ ُن َح ْر
"والَّ ِذي َ :ال َ َص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق َ َع ِن النَّبِ ِّي،س ٍ َ َع ْن أَن،َادة َ ََع ْن َقت
ُّ يه َم ا يُ ِح
ب ِ َخ ِ أِل:ال َّ اَل ُي ْؤ ِم ُن َع ْب ٌد َحتَّى يُ ِح،َن ْف ِسي بِيَ ِد ِه
َ َب لِ َج ا ِر ِه أ َْو ق
37
)لَِن ْف ِس ِه"(رواه مسلم
Artinya: Zuhair bin Harb menceritakan kepadaku, Yahya bin
Said menceritakan kepada kami, dari Husain Muallim, dari
Qatadah, dari Anas, dari Nabi saw. beliau bersabda: “Demi
Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, seorang hamba tidak
beriman sampai dia mencintai tetangganya (atau Rasulullah
telah bersabda, (sampai dia mencintai saudaranya)
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”(H.R. Muslim)38
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 72 dan Abu Ya’la
dalam kitabnya Musnad Abi Ya’la hadits nomor 2967.39
3) Penjelasan hadits ke 2 dan 3 secara umum
ب لَِن ْف ِس ِه
ُّ ال لِ َج ا ِر ِه َم ا يُ ِح ِ ب أل
َ ََخي ِه أ َْو ق َّ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِح ِ
َ لاَ ُي ْؤم ُن أ
(Salah seorang dari kalian tidak beriman sampai dia
35
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), hal 115.
36
Maktabah Syamilah
37
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 72, juz 1, hal 68.
38
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), hal 115.
39
Maktabah Syamilah
28
mencintai saudaranya (atau beliau bersabda mencintai
tetangganya) sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri).
Demikianlah redaksi yang disebutkan dalam riwayat Imam
Muslim yakni dengan menyebutkan kalimat liakhihi dan
lijarihi. Dalam hal ini periwayat masih ragu diantara kedua
lafadz tersebut. Demikian juga yang disebutkan dalam
Sunan Ibnu Majjah, dimana dalam riwayat tersebut juga
disebutkan dua lafadz di atas, karena sang periwayat
merasa ragu. Sedangkan dalam riwayat Imam Bukhari dan
yang lainnya, hanya mencantumkan kalimat liakhihi tanpa
ada unsur keraguan.
Para ulama berkata, “Makna hadits di atas adalah
seorang tidak akan memiliki keimanan yang sempurna,
sebab pokok keimanan sudah bisa dicapai oleh seseorang
sekalipun tidak memiliki sifat yang disebutkan di dalam
hadits tersebut. Sedangkan makna mencinta saudaranya
adalah pada hal-hal yang kaitannya dengan ketaatan dan
sesuatu yang hukumnya mubah (boleh). Keterangan ini bisa
dilihat pada riwayat An-Nasa’i dalam hadits berikut, “(Salah
seorang dari kalian tidak beriman) sampai dia mencintai
saudaranya dalam hal kebaikan sebagaimana dia mencintai
dirinya sendiri’
Syekh Abu Amr bin Shalah berkata, “Hal ini terkadang
dikategorikan sebagai sesuatu yang sangat sulit
direalisasikan. Padahal sebenarnya bukanlah seperti itu,
sebab makna hadits itu adalah tidak sempurna keimanan
29
salah serang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya
sesame muslim sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri
Dengan demikian, proses realisasi hal ini (mencintai
saudara sesame muslim seperti mencintai dirinya sendiri)
sudah bisa dicapai hanya dengan tidak berniat menyaingi
saudaranya itu dengan tujuan yang kurang baik. Misalnya
dengan tidak ingin mengurangi kenikmatan yang diterima
oleh salah seorang saudaranya. Bersikap seperti ini,
sebenarnya cukup mudah untuk orang yang memiliki hati
sehat dan sebaliknya akan sangat sulit bagi orang yang
hatinya menyimpan rasa dendam.40
b. Tidak Akan Masuk Surga kecuali Orang-orang Mukmin
Mencintai Orang Mukmin Itu Bagian Dari Iman, dan Menyebar
Salam Bisa Menyebabkan Cinta Kepada Orang Mukmin
Hadits ke 1
1) Sanad dan Matan Hadits
َع ِن، َو َوكِي ٌع،َ َح َّد َثنَا أَبُ و ُم َعا ِويَ ة،ََح َّد َثنَا أَبُ و بَ ْك ِر بْ ُن أَبِي َش ْيبَة
ص لَّى ِ ُ ال رس
َ ول اهلل ُ َ َ َ ق:ال َ َ ق، َع ْن أَبِي ُه َر ْي َر َة،صالِ ٍح
َ َع ْن أَبِي،ش ِ اأْل َ ْع َم
َواَل ُت ْؤ ِمنُ وا َحتَّى،ْجنَّةَ َحتَّى ُت ْؤ ِمنُ وا ِ
َ اَل تَ ْد ُخلُو َن ال:اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
الس اَل َم
َّ ش وا ُ َْدلُّ ُك ْم َعلَى َش ْي ٍء إِذَا َف َعلْتُ ُم وهُ تَ َح َاب ْبتُ ْم؟ أَف
ُ أ ََواَل أ،تَ َح ابُّوا
41
)َب ْينَ ُك ْم (رواه مسلم
Artinya: Abu Bakr bin Abi Syaibah menceritakan kepada
kami, Abu Muawiyah dan Waqiy dari A’masy menceritakan
kepada kami dari Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu
40
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), hal 116-117
41
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 93 (54), juz 1, hal 74.
30
Hurairah dia berkata Rasulullah saw bersabda: “Kalian tidak
akan masuk surga sampai beriman terlebih dahulu. Kalian
tidak beriman sampai bisa saling mencintai. Apakah kalian
mau aku beritahu tentang sesuatu yang jika kalian kerjakan
bisa mengakibatkan kalian saling mencintai? Sebarkanlah
salam diantara kalian” (H.R. Muslim)42
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 93 (54), Ahmad
bin Hanbal dalam kitabnya Musnad Ahmad bin Hanbal hadits
nomor 10177, Ibnu Majah dalam kitabnya Sunan Ibnu
Majah hadits nomor 48, dan Al-Baihaqi dalam kitabnya
Sunan Al-Baihaqi hadits nomor 21595.
3) Penjelasan Hadits
َدلُّ ُك ْم َعلَى َش ْي ٍء إِ َذا ِ ِ
ُ أ ََواَل أ، َواَل ُت ْؤمنُ وا َحتَّى تَ َح ابُّوا،ْجنَّةَ َحتَّى ُت ْؤمنُوا
َ اَل تَ ْد ُخلُو َن ال
الس اَل َم َب ْينَ ُك ْم
َّ ْش وا ُ ( َف َعلْتُ ُم وهُ تَ َح َاب ْبتُ ْم؟ أَفKalian tidak akan masuk surga
sampai beriman terlebih dahulu. Kalian tidak beriman
sampai bisa saling mencintai. Apakah kalian mau aku
beritahu tentang sesuatu yang jika kalian kerjakan bisa
mengakibatkan kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam
diantara kalian). Kalian tidak beriman sampai bisa saling
mencintai maksudnya adalah tidak akan sempurna iman
kalian dan tidak akan membaik iman kalian sampai kalian
semua bisa saling mencintai. adapun maksud dari
sebarkanlah salam diantara kalian memberikan anjuran
untuk menyebarkan salam kepada sesame kaum muslimin
baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal.
Mengucapkan salam merupakan awal penyebab
terciptanya rasa saling kasih mengasihi dan sebagai pintu
pembuka untuk menanamkan rasa cinta kasih . Dengan
mengucapkan salam, kaum muslimin bisa mengikat jalinan
42
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, hal 162
31
hati mereka dengan saudara seagamanya. Bukan hanya itu,
mereka juga bisa menunjukan syiar khas agama mereka
yang tidak dimiliki oleh agama lain.
Disamping itu juga salam juga memiliki beberapa
manfaat diantaranya adalah melatih ketulusan jiwa,
membiasakan bersikap rendah hati, menghormati dan
menghargai sesama umat muslim, dan lain sebagainya.
Menyampaikan salam juga memiliki faedah yang
tersembunyi yakni menyebabkan seseorang tidak bisa
untuk mendendam, tidak saling sapa atau berniat
memutuskan hubungan silaturahmi dengan saudaranya.
Sebab mengucapkan salam dengan niat tulus karena Allah
tidak akan dicampuri dengan dorongan hawa nafsu atau
hanya memilih untuk menyampaikan salam tersebut
kepada para sahabat dan orang-orang terkasih saja.43
c. Kasih Sayang Nabi saw. Terhadap Isteri-isterinya dan Perintah
Beliau Kepada Kusir Kendaraan Untuk Berlaku Lembut Kepada
Wanita
Hadits ke 1
1) Sanad dan Matan Hadits
َوأَبُ و،يد ٍ و ُقَتيب ةُ بن س ِع، وح ِام ُد بن عُم ر،الربِي ِع الْعتَ ِك ُّي َّ َح َّد َثنَا أَبُ و
َ ُ ْ َْ َ َ َ ُ ْ َ َ َ
َح َّد َثنَا، َح َّد َثنَا َح َّما ٌد:الربِي ِع
َّ ال أَبُو ِ َك ِام ٍل ج ِميعا َعن ح َّم
َ َ ق،اد بْ ِن َزيْ ٍد َ ْ ً َ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ ُ َك ا َن رس:ال
َ ول اهلل َُ َ َ ق،س ٍ َ َع ْن أَن،َ َع ْن أَبِي قِاَل بَة،وب
ُ ُّأَي
ِ ضأ ِ
َ َف َق، أَنْ َج َش ةُ يَ ْح ُدو:ُال لَه
ال ُ َس َو ُد ُي َق ْ ِ َو َسلَّ َم في َب ْع
ْ َوغُاَل ٌم أ،َس َفا ِره
43
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, hal 163-164
32
«يَ ا أَنْ َج َش ةُ ُر َويْ َد َك َس ْوقًا:ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ُ لَ هُ رس
َ ول اهلل َُ
44
)(رواه مسلم.»بِالْ َق َوا ِري ِر
Artinya: Abu Ar-Rabi’ Al-Ataki, Hamid bin Umar Qutaibah bin
Said dan Abu Kamil menceritakan kepada kami semua,
semuanya dari Hammad bin Zaid Abu Ar-Rabi’ berata:
Hammad menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan
kepada kami dari Qilabah dari Anas, dia berkata: Rasulullah
saw. pernah bersabda dalam suatu perjalanannya. Waktu itu
ada seorang pelayang berkulit hitam yang bernama Anjasyah
yang saat itu sedang (mengendarai kendaraan yang dinaiki
isteri-isteri Nabi saw. seraya) bersenandung. Rasulullah saw.
kemudian bersabda kepadanya, “Wahai Anjasyah, pelan-
pelanlah botol-botol kaca itu (kalangan lemah dari kaum
wanita)”.(H.R. Muslim)45
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadist
الَ َ ق،َ كِاَل ُه َم ا َع ِن ابْ ِن عُلَيَّة،ب ٍ َو ُز َه ْي ر بْ ُن َح ْر،َو َح َّدثَنِي َع ْم ٌرو النَّاقِ ُد
ُ
َّ أ،س ِ
ٍ َ َع ْن أَن،َ َع ْن أَبِي قاَل بَ ة،وب ِ ِ
َن ُ ُّ َح َّد َثنَا أَي،يل ُ َح َّد َثنَا إ ْس َماع:ُز َه ْي ٌر
س و ُق بِ ِه َّن ِ ِ َّ ِ َّ َ النَّبِ َّي
ُ َ أَتَى َعلَى أَ ْز َواج ه َو َس َّوا ٌق ي،ص لى اهللُ َعلَْي ه َو َس ل َم
»ك بِ الْ َق َوا ِري ِر َ َك يَا أَنْ َج َشةُ ُر َويْ ًدا َس ْوق
َ «ويْ َح َ :ال َ َف َق،ُ أَنْ َج َشة:ُال لَه ُ ُي َق
صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم بِ َكلِ َم ٍة ل َْو ِ ُ «تَ َكلَّم رس:َال أَبو قِاَل بة
َ ول اهلل َُ َ َ ُ َ َ ق:ال َ َق
46
)(رواه مسلم.»وها َعلَْي ِه َ ض ُك ْم ل َِع ْبتُ ُم
ُ تَ َكلَّ َم بِ َها َب ْع
Artinya: Dan Amr An-Naqid serta Zuhair bin Harb
menceritakan kepadaku, keduanya (meriwayatkan), dari
Ibnu Ulayyah. Zuhair berkata: Ismail menceritakan kepada
kami dari Abu Qilabah dari Anas bahwa Nabi saw.
mendatangi isteri-isteri beliau dan saat itu seorang
pemandu sedang memandu mereka. Pemandu itu dipanggil
44
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2323, juz 4, hal 1811.
45
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 15, hal 243.
46
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2323, juz 4, hal 1811.
33
Anjasyah. Beliau kemudian bersabda kepada sang Kais,
“Celaka engkau wahai Anjasyah, pelan-pelanlah membawa
botol-botol kaca (kalangan lemah dari kaum perempuan
itu). (H.R. Muslim)47
Hadits ke 3
Hadits ke 4
1) Sanad dan Matan Hadist
47
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
244.
48
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2323, juz 4, hal 1812.
49
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
245.
34
ِ َّ ح َّد َثنَا َعب ُد،وح َّد َثنَا ابن الْم َثنَّى
،ُادة ٌ َح َّدثَنِي َه َّم،الص َمد
َ َ َح َّد َثنَا َقت،ام ْ َ ُ ُْ ََ
اد َح َس ُن ٍ اهلل ص لَّى اهلل َعلَي ِه وس لَّم ح
َ َ ََ ْ ُ َ
ِ ول ِ َك ا َن لِر ُس:ال َ َ ق،س ٍ ََع ْن أَن
َ
ِ ِ ُ ال لَ هُ رس ِ َّ
ُ :ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
«ر َويْ ًدا يَ ا َ ول اهلل ُ َ َ َف َق،الص ْوت
50
)(رواه مسلم-ِّس ِاء َ ي ْعنِي-
َ ض َع َفةَ الن
ِ
َ » اَل تَ ْكس ِر الْ َق َوا ِر َير،ُأَنْ َج َشة
ِ
َع ْن،َادةَ َ َع ْن َقت،امٌ َح َّد َثنَا ه َش، َح َّد َثنَا أَبُ و َد ُاو َد،ش ا ٍر َّ ََو َح َّد َثنَاهُ ابْ ُن ب
ِ الص و ٍ ِ
.ت ْ َّ َم يَ ْذ ُك ْر َح اد َح َس ُن ْ صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َولَ َع ِن النَّبِ ِّي،س ٍ َأَن
51
)(رواه مسلم
Artinya: Ibnu AL-Mutsanna menceritakan kepada kami,
Abdus Shamad menceritakan kepada kami, Hammam
menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepada
kami dari Anas: Rasulullah saw. memiliki seorang pemandu
yang sering bersenandung yang suaranya merdu. Rasulullah
kemudian bersabda kepada sang pemandu, “Perlahan
wahai Anjasyah, Jangan engkau pecahkan botol-botol kaca
itu”. Maksud beliau adalah yang lemah dari kaum
perempuan. (H.R. Muslim)52
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 2323, Al-
Bukhari dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor
50
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2323, juz 4, hal 1812.
51
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2323, juz 4, hal 1812.
52
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
246.
53
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
246.
35
6149, Al-Baihaqi dalam kitabnya As-Sunan As-Shagir hadits
nomor 3363, At-Thabrani dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-
Ausath hadits nomor 3363, Musnad Ahmad dalam kitabnya
Musnad Ahmad bin Hanbal hadits nomor 12041, mereka
meriwayatkan dengan lafal yang berbeda tetapi ma’na atau
artinya sama.54
3) Penjelasan Hadits
“ يَ ا أَنْ َج َش ةُ ُر َويْ َد َك َس ْوقًا بِ الْ َق َوا ِري ِرWahai Anjasyah, pelan-
54
Maktabah Syamilah
36
membawa kaum perempuan yang diumpamakan seperti
botol kaca.
Adapun kata َس ْوقًاdibaca nashab karena huruf jar yang
الزنَا
ِّ (Lagu itu merupakan mantera perzinahan. Al Qadi
38
kebiasaan kita sehingga dia diratapi dengan menggunakan
kata ini. Sedangkan wail justru sebaliknya”.
Al Qadi lanjut berkata, “Sebagian pakar Bahasa Arab
mengatakan bahwa kata ini diungkapkan bukan untuk
mendoakan melainkan untuk menyampaikan sanjungan dan
mengungkapkan keheranan”. Hadits ini menjelaskan
ُ واللَّ ْف- ِ ٍِ
ظ َ َّاب بْ ُن َخالد َو َش ْيبَا ُن بْ ُن َف ُّرو َخ كالَ ُه َما َع ْن ُسلَْي َما َن ُ َح َّد َثنَا َهد
س بْ ِن ِ َت الُْبنَ انِ ُّى َع ْن أَن ٌ ِ َح َّد َثنَا ُس لَْي َما ُن بْ ُن ال ُْم ِغ َير ِة َح َّد َثنَا ثَ اب-لِ َش ْيبَا َن
«ولِ َد لِ َى اللَّْيلَ ةَ غُالَ ٌم ُ ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم
ِ ُ ال رس
ُ َ َ َال ق َ َك ق ٍ ِمال
َ
ُال لَه ُ ف ْام َرأ َِة َق ْي ٍن ُي َق ٍ ثُ َّم َد َف َع هُ إِلَى أ ُِّم س ْي.»اس ِم أَبِى إِ ْب ر ِاهيم
َ َ َ ْ ِفَ َس َّم ْيتُهُ ب
ف َو ُه َو َي ْن ُف ُخ بِ ِك ي ِر ِه ٍ ف فَانْطَلَ َق يَأْتِ ِيه و َّاتَب ْعتُهُ فَا ْنَت َه ْينَا إِلَى أَبِى س ْي
َ َ
ٍ أَبُو س ْي
َ
ول اللَّ ِه صلى اهلل ِ ت الْم ْش ى َب ْين يَ َد ْى ر ُس
َ َ َ َ ُ َس َر ْع ْ ت ُد َخانًا فَأ ُ قَ ِد ْامتَألَ الَْب ْي
55
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
246-249.
39
ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه ُ اء َر ُس َ ك َج ْ ف أ َْم ِسٍ ْت يَا أَبَا س ْي
َ ُ عليه وسلم َف ُقل
ض َّمهُ إِل َْي ِه
َ َالص بِ ِّى ف
َّ ِك فَ َد َعا النَّبِ ُّى ص لى اهلل علي ه وس لم ب َ فَأ َْم َس.وس لم
س لََق ْد َرأ َْيتُهُ َو ُه َو يَ ِكي ُد بَِن ْف ِس ِه َب ْي َن
ٌ َال أَنَ َف َق.ول َ اء اللَّهُ أَ ْن َي ُق
َ ال َما َش َ ََوق
ول اللَّ ِه صلى ِ ت َع ْينَ ا ر ُس
َ ْ صلى اهلل عليه وسلم فَ َد َم َع- ول اللَّ ِه ِ يَ َد ْى ر ُس
َ
ول إِالَّ َم ا ُ ْب َوالَ َن ُق ُ ال «تَ ْد َم ُع ال َْع ْي ُن َويَ ْح َز ُن الْ َقلَ اهلل علي ه وس لم َف َق
56
)(رواه مسلم.»ك ل ََم ْح ُزونُو َن َ ِيم إِنَّا ب ِ ِ ِ َّ
ُ ضى َر ُّبنَا َوالله يَا إ ْب َراه َ َي ْر
Artinya: Haddab bin Khalid dan Syaiban bin Farukh
menceritakan kepada kami, keduanya (meriwayatkan) dari
Sulaiman (Redaksi hadits ini adalah redaksi Syaiban).
Sulaiman bin Al Mughirah menceritakan kepada kami, Tsabit
Al Bunani menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik dia
berkata: Rasulullah saw bersabda, “Semalam putraku lahir
lalu aku menamainya dengan nama kakek (moyang)ku yaitu
Ibrahim”. Setelah itu beliau menyerahkan puteranya kepada
Umu Saif istri seorang pandai besi yang disebut Abu Saif.
Beliau pernah pergi untuk mendatangi (putera)nya dan aku
pun mengikuti beliau. Kami kemudian sampai ke (rumah.
Abu Saif saat itu sedang meniup alat peniup api. Ketika itu
rumahnya penuh dengan asap. Aku mempercepat langkah ke
hadapan Rasulullah saw. lalu aku berkata kepada Abu Saif,
“Wahai Abu Saif berhentilah”. Rasulullah saw. kemudian
memanggil anak itu lalu memeluknya. Beliau mengatakan
sesuatu yang Allah kehendaki agar beliau katakan.
Anas bekata: “Sesungguhnya aku pernah melihat dia
(Ibrahim putera Rasulullah) sedang memperbaiki nafasnya
(sekarat) dihadapan Rasulullah saw. maka berlinanglah
kedua mata beliau lalu beliau bersabda: “Mata berlinang dan
hati sedih namun kami tidak akan mengatakan kecuali apa
yang diridhai Tuhan kami. Demi Allah, wahai Ibrahim
sesungguhnya aku benar-benar sedih karena (akan
kehilangan)mu”. (H.R. Muslim)57
56
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2315, juz 4, hal 1807.
57
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
229.
40
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 2315, Abu
Dawud dalam kitabnya Sunan Abi Dawud hadits nomor 3126
dari Sulaiman dan pengertian atau maksud hadits ini senada
dengan yang disebutkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya
Shahih Al-Bukhari hadits nomor 1303 dari jalur Tsabit.
3) Penjelasan Hadits
41
( َو ُه َو يَ ِكي ُد بَِن ْف ِس ِهsedang memperbaiki nafasnya (sekarat))
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
42
Zuhair) keduanya berkata: Ismail (maksudnya Ibnu Ulayyah)
menceritakan kepada kami dari Ayyub dari Amr bin Said dari
Anas bin Malik, dia berkata, “Aku tidak pernah melihat
seorang yang paling sayang kepada keluarga dari pada
Rasulullah saw.” Anas lanjut berkata, “Ibrahim disusui di
Awali Madinah Beliau pernah mendatanginya dan aku pun
turut bersama beliau. Beliau kemudian masuk ke dalam
rumah dan sesungguhnya saat itu rumah itu penuh dengan
Asap. Suami-isteri yang menyusui Ibrahim adalah pandai
besi. Beliau kemudian meraih Ibrahim dan menciumnya lalu
pulang”. Amr berkata: Ketika Ibrahim wafat Rasulullah saw.
bersabda, “Sesungguhnya Ibrahim adalah puteraku.
Sesungguhnya dia meninggal di putimg susu (pada masa
menyusu) dan suami-isteri yang menyusuinya akan
menyempurnakan penyusuannya di surga”. (H.R. Muslim)60
2) Mukharij Hadits
Hadits dengan redaksi lengkap seperti ini hanya
diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih
Muslim hadits nomor 2316.
3) Penjelasan Hadits
60
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
230
43
sebagian riwayat lainnya disebutkan dengan redaksi:
ِ العي
ِ
اد َ ِ(بterhadap hambaMu). Hadits ini menunjukan akhlak
beliau yang mulia dan kasih sayangnya terhadap keluarga
dan kaum dhuafa’ Hadits ini juga menjelaskan keutamaan
menyayangi keluarga dan anak-anak dan keutamaan
mencium mereka.
ْجن َِّة ِ َ َ َريْ ِن تُ َكمِّاَل ِن َر ِهل َات ِفي الثَّ ْد ِي َوإِ َّن ل َوإِنَّهُ َم
َ اعهُ في ال ض َظ ْئ ُ َ
(Sesungguhnya dia meninggal di putimg susu (pada masa
menyusu) dan suami-isteri yang menyusuinya akan
menyempurnakan penyusuannya di surga). Makna sabda
beliau adalah dia meninggal dunia pada masa menyusu ke
puting susu atau pada saat mengonsumsi makanan yang
berupa air susu dari puting susu. Sedangan kata ِظ ْئرdibaca
dibaca dengan harakat kasrah pada huruf zha’ lalu huruf
hamzah. Artinya adalah wanita yang menyusui anak orang
lain. Suami wanita ini juga merupakan orang yang menyusui
anak yang susui tersebut (karena air susu yang ada pada
wanita tersebut hasil dari hubungan badan dengannya).
Dengan demikian kata ِظْئرini digunakan untuk laki-laki dan
perempuan.
Kalimat ْجن َِّة ِ َ ض
َ اعهُ في ال َ ( تُ َكمِّاَل ِن َرakan menyempurnakan
penyusuannya di surga) maksudnya adalah
menyempurnakan penyusuannya dalam 2 tahun. Sebab,
ketika Ibrahim meninggal waktu itu dia baru berusia 16 atau
17 bulan. Dengan demikian kedua orang suami isteri itu
akan menyusuinya sampai genap dua tahun. Karena dua
tahun masa menyusui yang sempurna berdasarkan nash Al-
Qur’an. Penulis kitab At-Tahrir berati, “Proses
penyempurnaan penyusuan Ibrahim ini terjadi setelah
44
wafatnya. Di surgalah penyusuannya akan disempurnakan
sebagai suatu penghormatan baginya dan juga bagi ayahnya
Rasulullah saw”. Al Qadi berkat, “Nama Abu Saif adalah Al
Bara’ sedangkan nama Ummu Saif adalah Khaulah binti Al
Mundzir Al Ansharuyyah. Kunyahnya Ummu Saif dan Ummu
Burdah.61
e. Mencintai Rasul Sebagian Dari Iman
Hadits ke 1
1) Sanad dan Matan Hadits
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor 14 juz 1,
61
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
235-236
62
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, hadits nomor 14, juz 1, hal
18
63
Ibnu Hajar Al-Asalani, Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah, Fathul Bari Syarh Shahih
Buhari, jilid 1, hal 96
45
dan Imam Baihaqi dalam kitabnya Syubul Iman hadits
nomor 1372 juz 3.64
3) Penjelasan Hadits
Maksud hadits ini adalah kapan Rasul lebih dicintai ,
walaupun sebenarnya mencintai semua utusan Allah adalah
sebagian dari iman. Akan tetapi keintaan yang paling besar
dikhususkan untuk Nabi Muhammad saw.
Kalimat ( َوالَّ ِذي َن ْف ِسي بِيَ ِد ِهDemi jiwaku yang berada dalam
64
Maktabah Syamilah
46
ِ ب إِل َْي ِه ِم ْن َوالِ ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن
َّاس َ َح ُد ُك ْم َحتَّى أَ ُك و َن أ
َّ َح ِ
َ اَل ُي ْؤم ُن أ
65
)ين(رواه البخاري ِ أ
َ َج َمع
ْ
Artinya: Yaqub bin Ibrahim menceritakan kepada kami , Ibnu
Ulayyah menceritakan kepada kami dari Abdul Aziz bin
Shuhaib dari Anas (melalui jalur periwayatan yang berbeda),
Adam menceritakan kepada kami, Syubah menceritakan
kepada kami dari Qatadah dari Anas berkata: Nabi saw
bersabda: “Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya,
tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian sebelum ia
lebih mencintai aku dari pada kedua orang tuanya , anaknya
dan semua manusia.”(H.R. Bukhari)66
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor 15 juz 1, Ad-
Darimi dalam kitabnya Sunan Ad-Darimi hadits nomor 2741
juz 2, Abu Ya’la dalam kitabnya Musnad Abi Ya’la hadits
nomor 3049 juz 5, dan Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya
Musnad Ahmad hadits nomor 12814 juz 20.
3) Penjelasan Hadits
Menurut Imam Nawawi hadits tersebut
mengisyaratkan masalah nafsu amarah (nafsu yang
cenderung untuk melakukan hal-hal yang dilarang) dan
nafsu muthmainnah (nafsu yang cenderung untuk
melakukan hal-hal yang baik dan dapat menenangkan hati).
Orang yang nafsu muthmainnahnya lebih dominan dalam
65
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, hadits nomor 15, juz 1, hal
19
66
Ibnu Hajar Al-Asalani, Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah, Fathul Bari Syarh Shahih
Buhari, jilid 1, hal 97
47
dirinya ia akan lebih mencintai Rasulullah, demikian juga
sebaliknya dengan yang dirinya dikuasai oleh nafsu amarah.
Hadits ini juga mengisyaratkan keutamaan berfikir
sebab cinta yang telah disebutkan di atas dapat diketahui
dengan berfikir. Hal itu dikarenakan apa yang dicintai
manusia dapat berupa dirinya atau hal-hal lain. Imam
Qurtubi mengatakan: “Orang yang beriman kepada
Rasulullah dengan sebenar-benarnya Iman maa dirinya
tidak akan pernah hampa dari rasa cinta kepadanya,
meskipun kecintaan mereka itu berbeda-beda. Sebagian
mereka ada yang cintanya kepada Rasulullah sudah
mencapai tingkatan yang tinggi dan sebagian dari yang lain
hanya mencapai tingatan yang rendah. Tetapi sebagian
besar dari mereka jika disebut nama Rasulullah maka hasrat
mereka untuk melihatnya sangat besar karena menurut
mereka melihat beliau sangat berpengaruh terhadap diri
sendiri, keluarga, anak-anak, harta, dan orang tua mereka.
Maka tidak jarang kita mendapatkan sebagian dari merka
yang mengeluarkan tenaga, harta dan kemampuannya
untuk berziarah ke makam Rasulullah saw.67
f. Barang Siapa Yang Tidak Mengasihi, Maka Dia Tidak Akan
Dikasihi
Hadits ke 1
1) Sanad dan Matan Hadits
67
Ibnu Hajar Al-Asalani, Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah, Fathul Bari Syarh Shahih
Buhari, jilid 1, hal 98
48
َ َح َّد َثنَا أَبُ و أ: قَ ااَل،ب
،َُس َامة ٍ ْ َوأَبُ و ُك َري،ََح َّد َثنَا أَبُ و بَ ْك ِر بْ ُن أَبِي َش ْيبَة
اس ِم َن ِ ْ قَ ال،َ َعن َعائِ َش ة، َعن أَبِي ِه، َعن ِه َش ٍام،وابن نُمي ٍر
ٌ َ قَ د َم ن:َت ْ ْ ْ َْ ُ ْ َ
أَُت َقِّبلُ و َن: َف َق الُوا،ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ِ اب َعلَى رس
َ ول اهلل َُ ِ اأْل َ ْع ر
َ
ِ ول
اهلل ُ ال َر ُس ِ َكنَّا و
َ َف َق،اهلل َم ا نُ َقبِّ ُل ِ ِ
َ ل: َف َق الُوا، َن َع ْم:صْبيَانَ ُك ْم؟ َف َق الُوا
»َالر ْح َم ة َّ ع ِم ْن ُك ُم
َ ك إِ ْن َك ا َن اهللُ َن َز ُ ِ«وأ َْمل ِ
َ :ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َ
68
)(رواه مسلم.»َالر ْح َمة َّ ك ِ :ال ابن نُمي ٍر
َ ِ«م ْن َق ْلب ْ َ ُ ْ َ َوق
Artinya: Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib
menceritakan kepada kami , keduanya berkata: Abu Usamah
dan Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari Hisyam dari
ayahnya dari Aisyah, dia berkata: Sekelompok Arab Badui
datang kepada Rasulullah saw. lalu mereka bertanya (kepada
para sahabat), “Apakah kalian seneantiasa mencium anak-
anak kalian?” Mereka menjawab, “Ya” Orang-orang Arab
Badui itu berkata, “Akan tetapi kami Demi Allah kami tidak
pernah mencium (anak-anak kami)” Rasulullah saw
kemudian bersabda: “Aku tidak bisa berbuat apa-apa jika
Allah mencabut kasih sayang dari kalian”.(HR. Muslim)69
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 2317
dan hadits yang senada telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dalam ktabnya Sunan Ibnu Majah dari Hisyam, sedngkan
pengertian atau maksud hadits ini senada dengan yang
disebutkan Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad
Ahmad bin Hanbal hadits nomor 24408, Ibnu Hibban dalam
kitabnya Shahih Ibnu Hibban hadits nomor 5595, Al-Baihaqi
dalam kitabnya Sunan Al-Baihaqi hadits nomor 13961 dan
68
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2317, juz 4, hal 1808.
69
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 15, hal 231
49
dalam kitabnya Al-Adaab hadits nomor 14. Adapun hukum
hadits tersebut adalah shahih.
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
2) Mukharij Hadits
70
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 2319, juz 4, hal 1808.
71
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 15, hal 233
50
Hadits nomor ke 3 telah diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim hadiits nomor 6173,
Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Ar-Risalah hadits nomor
19169, Al-Baihaqi dalam kitabnya As-Sunan Al-Kubra hadits
nomor 16419, At-thobrani dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-
Kabir hadits nomor 2241. Adapun hukum hadits tersebut
adalah shahih.
Hadits ke 3
1) Sanad dan Matan Hadits
ش َع ْن َزيْ ِد بْ ِن
ِ َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن َس اَل ٍم َح َّد َثنَا أ َُب ْو ُم َعا ِويَ ةَ َع ْن اأْل َ ْع َم
ص لَّى ِ
َ ال َر ُس ْو ُل اللَّهَ َال ق َ َب َوأَبِي ظَْبيَ ا َن َع ْن َج ِري ِر بْ ِن َع ْب ِد اللَّ ِه ق ٍ َو ْه
72
)َّاس(رواه البخاري َّ َّ ِ َّ
َ اللهُ َعلَْيه َو َسل َم اَل َي ْر َح ُم اللهُ َم ْن اَل َي ْر َح ُم الن
Artinya: Telah bercerita kepada kami Muhammad bin
Salaam, telah bercerita kepada kami Abu Muawiyah dari
Al-A’masy dari Zaid bin Wahb dan Abi Dhobyan dari Jarir
bin Abdillah berkata bahwa Rasulullah saw pernah
bersabda: “Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka
Allah tidak akan menyayanginya”(H.R. Bukhari)2
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 2318, Imam Al-
Bukhari dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor
7376, At-thobrani dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-Kabir hadits
nomor 2240, Al-Baihaqi dalam kitabnya As-Sunan Al-Kubra
hadits nomor 17682, Al-Baihaqi dalam kitabnya Al-Adaab
hadits nomor 26, Ibnu Asakir dalam kitabnya Mu’jam Ibnu
72
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Bairut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah, 2007), Kitab Tauhid 97, hal 841.
51
Asakir hadits nomor 1600. Adapun hukum hadits tersebut
shahih menurut Albani.
3) Penjelasan Hadits ke 1, 2, dan 3 di atas secara umum
( إِنَّهُ َم ْن اَل َي ْر َح ْم اَل ُي ْر َح ْمSesungguhnya barang siapa yang tidak
ِ 73
pada huruf zha’ ()ظ ْبيَا َن.
73
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 15, hal
236-237
52
g. Mencintai Orang-orang Anshar Termasuk Tanda-Tanda
Keimanan dan Membenci Mereka Termasuk Tanda-Tanda
kemunafikkan
Hadits ke 1
1) Sanad dan Matan Hadits
،َ َع ْن ُش ْعبَة،ي ٍّ َح َّد َثنَا َع ْب ُد ال َّر ْح َم ِن بْ ُن َم ْه ِد،َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن ال ُْم َثنَّى
ال
َ َ ق:ال َ َ ق،ت أَنَ ًس ا ُ َس ِم ْع:ال َ َ ق،اهلل بْ ِن َج ْب ٍر ِ اهلل بْ ِن َع ْب ِد ِ َعن َع ْب ِد
ْ
ِ ِ ِ ُ رس
ُ َوآيَة،ص ا ِر ُ «آيَةُ ال ُْمنَ اف ِق ُب ْغ:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
َ ْض اأْل َن َ ول اهلل َُ
) (رواه مسلم.»صا ِر ُّ ال ُْم ْؤ ِم ِن ُح
َ ْب اأْل َن
74
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 128 (74), Imam
Bukhari dalam kitabnya Shahih Bukhari hadits nomor 17 juz 1
dan An-Nasa’i dalam kitabnya Sunan An-Nasa’i hadits nomor
8 dari riwayat Syu’bah.
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
74
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 128 (74), juz 1, hal 85
75
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, 231.
53
ِ ح َّد َثنَا َخالِ ٌد ي ْعنِي ابْن الْح ا ِر،يب الْح ا ِرثِ ُّي
،ث َ َ َ َ َ ٍ َِح َّد َثنَا يَ ْحيَى بْ ُن َحب
ِ اهلل بْ ِن َع ْب ِد
ِ َعن َع ْب ِد،ُح َّد َثنَا ُش ْعبة
ُص لَّى اهللَ َع ِن النَّبِ ِّي،س ٍ َ َع ْن أَن،اهلل ْ َ َ
ُض ُه ْم آيَ ة
ُ ْ َو ُبغ،ان ِ ب اأْل َنْص ا ِر آي ةُ اإْلِ يم
َ َ َ ُّ «ح
ُ :ال َ ََعلَْي ِه َو َس لَّ َم أَنَّهُ ق
76
) (رواه مسلم.»اق ِ الن َف
ِّ
Artinya: Yahya bin Habib Al-Haritsi menceritakan kepada
kami Khalid yakni bin Al-Harits menceritaan kepada kami,
Syu’bah menceritaakan kepada kami dari Abdullah bin
Abdillah dari Anas dari Nabi saw bahwa beliau bersabda:
“Mencintai orang Anshar adalah tanda keimanan dan
membenci mereka adalah tanda kemunafikan”. (H.R.
Muslim)77
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 128 (74)
Hadits ke 3
1) Sanad dan Matan Hadits
اذ ح َو َح َّد َثنَا عَُب ْي ُد ٍ ال ح َّدثَنِى مع اذُ بن مع ٍ َو َح َّدثَنِى ُز َه ْي ر بْ ُن َح ْر
َُ ُ ْ َُ َ َ َب ق ُ
تٍ ِى بْ ِن ثَاب ِّ َح َّد َثنَا أَبِى َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َع ِد-ُظ لَه ُ واللَّ ْف- ٍ
َ اللَّه بْ ُن ُم َعاذ
ِ
ال فِى َ َِّث َع ِن النَّبِ ِّى صلى اهلل عليه وسلم أَنَّهُ ق ُ اء يُ َحد َ ت الَْب َرُ ال َس ِم ْع َ َق
َُحبَّه
َ َحَّب ُه ْم أ
ِ
َ ض ُه ْم إِالَّ ُمنَ اف ٌق َم ْن أ ُ ص ا ِر الَ يُ ِحُّب ُه ْم إِالَّ ُم ْؤ ِم ٌن َوالَ ُي ْب ِغ َ ْاألَن
78
)(رواه مسلم.ُضهُ اللَّه َ َض ُه ْم أ َْبغَ َاللَّهُ َو َم ْن أ َْبغ
Artinya:Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb beliau
berkata telah menceritakan kepadaku Mu’ad bin Mu’ad
(tahwil) dan telah menceritakan kepadaku Abdullah bin
Muad dengan lafadnya telah menceritakan kepadaku
bapakku telah menceritakan kepadaku Syu’bah dari A’diy bin
76
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 128 (74), juz 1, hal 85
77
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, 231.
78
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 129 (74), juz 1, hal 85
54
Tsabit berkata aku pernah mendengar Al-Barra’ dari Nabi
saw. beliau bersabda tentang kaum Anshal: “Tidak ada yang
mencintai mereka kecuali orang mukmin, dan tidak ada yang
membenci mereka kecuali orang munfik. Barang siapa
mencintai mereka maka Allah akan mencintainya dan
barang siapa membencinya maka Allah pun akan
membencinya”. (H.R. Muslim)79
2) Mukharij Hadits
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 128 (74) dan At-
thobrani dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-Ausath hadits nomor
6946.
3) Penjelasan hadits ke1, 2 dan 3 secara umum
Maksud hadits ini bahwa diantara tanda-tanda lurusnya
keimanan dan keislaman seseorang adalah apabila dia
mengetahui martabat yang dimiliki oleh orang-orang Anshar,
perjuangan mereka untuk agama Islam, upaya keras mereka
untuk menolong kaum muslimin, keseriusan mereka untuk
melaksanakan ajaran agama Islam, kecintaan mereka kepada
Nabi Muhammad saw, kedermawanan mereka untuk
mengeluarkan harta dan peperangan mereka untuk
membela dan menegakan agama Islam. Diantara tanda
lurusnya keimanan dan keislaman seseorang juga apabila dia
mengetahui kedekatan Ali bin Abi Thalib dengan baginda
Rasulullah, kecintaan beliau kepada Nabi dan komitmen kuat
79
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, hal 231
55
beliau untuk membela agama Islam. Semua itu hendaknya
didorong keinginan agar Islam berjaya dan murni untuk
mencari keridhan Allah SWT dan RasulNya. Sedangkan orang
yang membenci orang-orang Anshar dan Ali, keimanan dan
keislamannya perlu diragukan. Bahkan kebencian mereka itu
menunjukan kemunafikan dan buruknya batin mereka.80
h. Sikap Saling Kasih, Saling Sayang dan Saling Bantu di antara
Orang-orang yang Beriman
Hadits ke 1.
1) Sanad dan Matan Hadits
ى قَ االَ َح َّد َثنَا َع ْب ُد اللَّ ِه ْ َح َّد َثنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَبِى َش ْيبَةَ َوأَبُو َع ِام ٍر األ
ُّ َش َع ِر
ب َح َّد َثنَا ٍ ُْس َامةَ ح َو َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن ال َْعالَ ِء أَبُ و ُك َريَ يس َوأَبُ و أ ِ ِ
َ بْ ُن إ ْدر
ُس َامةَ ُكلُّ ُه ْم َع ْن ُب َريْ ٍد َع ْن أَبِى ُب ْر َد َة َع ْن َ يس َوأَبُو أ ِ ِ ِ
َ ابْ ُن ال ُْمبَ َارك َوابْ ُن إ ْدر
ْم ْؤ ِم ِن ِ ِ
ُ ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم «ال ُْم ْؤم ُن لل
ِ ُ ال رس
ُ َ َ َال ق َ َوسى ق َ أَبِى ُم
81
)(رواه مسلم.»ضا ُ ش ُّد َب ْع
ً ضهُ َب ْع ِ َكالْب ْني
ُ َان ي َُ
Artinya: Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Amir Al-Asy’ari
menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abdullah bin
Idris dan Abu Usamah menceritakan kepada kami {Rangkaian
dari jalur sanad yang lain menyebutkan}, dan Muhammad bin
Al Ala’ Abu Kurab juga menceritakan kepada kami, Ibnu
Mubarak dan Ibnu Idrisserta Abu Usamah menceritakan
kepada kami, mereka semua meriwayatkan dari Buraid, dari
Abu Burdah, dari Abu Musa, dia berkata,”Rasulullah saw
bersabda.” Seorang mukmin terhadap seorang mukmin
lainnya adalah seperti sebuah bangunan ‘ dimana sebagian
menguaatkan sebagian lainnya” (H.R.Muslim)82.
80
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Shahih Muslim
jilid 2, hal 235.
81
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 65-(2585), juz 8, hal 20
82
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 16, hal
516
56
2) Mukharij Hadits
Hadits nomor ke 18 telah diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam kitabnya shahih Muslim hadits nomor 66-
(2586), Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari
hadits nomor 481 juz 1, dan At-Tirmidzi dalam kitabnya
Sunan At-Tirmidzi hadits nomor 1929 juz 4.83
Hadits ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
َّ َح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن َع ْب ِد اللَّ ِه بْ ِن نُ َم ْي ٍر َح َّد َثنَا أَبِى َح َّد َثنَا َز َك ِريَّاءُ َع ِن
الش ْعبِ ِّى
ِ ُ ال رس َ َان بْ ِن بَ ِش ي ٍر ق ِ ُّعم
«مثَ ُلَ ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم ُ َ َ َال ق َ ْ َع ِن الن
ِ ْ ْج َس ِد إِ َذا ِ ِ ِّهم وَتر ِ ِ ِالْم ْؤ ِمن
ُاش تَ َكى م ْن ه َ احم ِه ْم َوَت َعاطُف ِه ْم َمثَ ُل ال ُ َ َ ْ ين فى َت َواد َ ُ
ُ الس َه ِر َوالَّ ِْج َس ِد ب ِ
84
)(رواه مسلم.»ْح َّمى َ اعى لَهُ َسائ ُر ال َ ض ٌو تَ َدْ ُع
Artinya: Muhammad bin Abdillah bin Numair menceritakan
kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Zakaria
menceritakan kepada kami dari Asy-Sya’bi, dari An-Nu’Man
bin Basyir, dia berkata,”Rasulullah saw bersabda,
‘Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling cinta,
aling kasih dan saling kasih dan saling menyayangi mereka
adalah seperti tubuh (yang satu). Apabila ada salah satu
anggota tubuh yang terasa sakit, maka sekujur tubuh akan
saling memanggil (untuk ikut merasakannya), dengan
mengalami demam dan tidak dapat tidur” (H.R. Muslim) 85
2) Mukharij Hadits
Hadits nomor ke 18 telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitabnya shahih Muslim hadits nomor 66-(2586), Ahmad
bin Hanbal dalam kitabnya Musnad Ahmad bin Hanbal hadits
83
Matabah Syamilah
84
Muslim bin Al-Hajaj, Shahih Muslim, hadits nomor 66-(2586), juz 8, hal 20
85
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Ahmad Khotib, Syarah Shahih Muslim jilid 16, hal
517
57
nomor 17648 dan Al-Baihaqi dalam kitabnya Sunan Al-Kubra Li
Al-Baihaqi hadits nomor 6660.
3) Penjelasan Hadits
Hadits ini menganjurkan agar kita saling menyayangi, saling
bersikap lembut, dan saling membantu dalam perkara yang
bukan terbilang dosa atau hal yang tidak disukai. Hadist ini juga
menjelaskan tentang diperbolehkannya membuat suatu
perumpamaan, agar apa yang disampaikan bias lebih mudah
untuk difahami Melalui perumpamaan tersebut.86
i. Keutamaan Pemimpin Yang Adil dan Berlaku Lemah Lembut
Kepada Rakyat
1) Sanad dan Hadist
58
berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya disis kanan Tuhan
Yang Maha Pemurah. Kedua tangannya adalah kanan. Merka
itu adalah orang-orang yang berbuat adil dalam kekuasaan
mereka, dan apa-apa yang dilimpahkan kepada mereka(HR.
Muslim)88
2) Mukharij Hadits
Hadits ini telah diriwayatkab oleh Imam Muslim dalam
kitabnya Shahih Muslim Sarah hadits nomor 1827
3) Penjelasan Hadist
(ع ْن يَ ِمي ِن ال َّر ْح َم ِن
َ Disisi kanan Tuhan Yang Maha Pemurah), ini
88
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Misbah, Syarah Shahih Muslim jilid 12, hal 539
89
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Misbah, Syarah Shahih Muslim jilid 12, hal 550-
551
59
1) Sanad dan Matan Hadist
َع ِن،ص ْي ٍنَ َع ْن ُح،اد بْ ُن ال َْع َّو ِامُ َّ َح َّد َثنَا َعب،َحدثَنا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَبِي َش ْيبَةَّ
ِ ُ َس ِم ْع:ال َ َ ق،الش ْعبِ ِّي
،وح َّد َثنَا يَ ْحيَى بْ ُن يَ ْحيَىَ ح،ُّع َم ا َن بْ َن بَش ي ٍر ْ ت الن َّ
َع ِن،الش ْعبِ ِّيَّ َع ِن،ص ْي ٍن َ َع ْن ُح،ص ِ َح َو ُ َواللَّ ْف
ْ ظ لَ هُ أَ ْخَب َرنَ ا أَبُ و اأْل
َت أ ُِّميْ َف َق ال،ض َمالِ ِه ِ ص َّد َق َعلَ َّي أَبِي بَِب ْع َ َ ت:ال َ َ ق،ان بْ ِن بَ ِش ي ٍرِ ُّعم
َ ْ الن
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه ِ َ ض ى حتَّى تُ ْش ِه َد رس
َ ول اهلل َُ َ َ اَل أ َْر:َاح ة َ ت َر َو ُ َع ْم َرةُ بِْن
ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم لِيُ ْش ِه َدهُ َعلَى َ فَ انْطَلَ َق أَبِي إِلَى النَّبِ ِّي،َو َس لَّ َم
ْت َه َذا َ "أَ َف َعل:ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ُ ال لَ هُ رس
َ ول اهلل ُ َ َ َف َق،ص َدقَتي
ِ
َ
،" َوا ْع ِدلُوا فِي أ َْواَل ِد ُك ْم،َ"ات ُق وا اهلل َّ ال َ َ ق، اَل:ال َ َبَِولَ ِد َك ُكلِّ ِه ْم؟ " ق
َ َف َر َّد تِل،َف َر َجع أَبِي
90
)الص َدقة (روه مسلم َّ ْك
Artinya:Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada
kami, Abbad bin Awam menceritakan kepada kami, dari
Huhsain, dari Asy-Sya’bi, katanya: Aku mendengar Nu’man
bin basyir { Rangkaian sanad dari jalur lain menyebutkan}
Dan Yahya bin Yahya menceritakan kepada kami-redakdi
hadist miliknya-, Abu Ahwash mengabari kami, dari
Hushainbdari Asy-Sya’bi, dari Nu’Man bin Basyir, ia berkata,
“Ayahku mensedekahkan sebagian hartanya kepadaku, lalu
ibuku Amrah bin Rawahah berkata, “Aku tidak rela sampai
engkau mempersaksikan Rasulullah saw.” Lalu ayahku
bertolak ke tempoat Nabi saw bertanya kepadany, ‘Apakah
engkau melakukan hal ini kepada semua anakmu?’ Ia
menjawab, ‘Tidak.’ Rasulullah saw bersabda, “Bertakwalah
kepada Allah dan berbuat adil-lah diantara anak- anak
kalian.’ Kemudian ayahku pulang dan meminta kembali
sedekah tersebut,”91
2) Mukhorij Hadist
90
Maktabah Syamilh
91
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Misbah, Syarah Shahih Muslim jilid 11, hal 170-
171
60
Hadits telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
kitabnya shahih Muslim hadits nomor 3-(1623).
3) Penjelasan Hadist dan Fiqhul Hadist
Hadist di atas mengandung beberapa pesan sebagai berikut:
a) Bahwa seyogyanya orang tua menyamakan pemberian
di antara anak-anaknya, tanpa melebihkan sebagian di
atas sebagian yang lain, baik lai-laki ataupun
perempuan. Sebagian sahabat kami menyatakan, “Anak
laki-laki mendapatkan dua bagian perempuan.” Namun
pendapat lain yang shahih dan masyhur adalah
pemberian antara laki-laki dan perempuan disamakan
berdasrkan makna tekstual hadist. Seandainya sebagian
dari mereka diutamakan, atau sebagian mereka diberi
hibah sedangkan yang lain tidak, maka menurut Imam
Syafi’I, Malik dan Abu Hanifah hukumnya makruh, bukan
haram dan bhibah tersebut tetap sah, sedangkan
Thawus, Uewah, Mujahid, Ats-Tsauri, Ahmad, Ishaq dan
Daud berpendapat bahwa hibah tersebut hukumnya
haram. Mereka berargumendengan riwayat yang
mengatakan, “bersaksi atas ketidak adilan.” Juga lafad-
lafad yang lainnya. Sedangkan Ay-Syafi’I dan selainnya
berargumen dengan sabda Nabi saw, “Maka
persaksikanlah orang lain atas perkara ini” mereka
mengatakan, “seandainya pemberian tersebut haram,
atau batal maka Nabi saw pasti Nabi tidak mengucapkan
perkataan ini.” Seandainya Nabi saw mengatakan
sebagai ancaman maka, maka kami menjawab bahwa
61
pada prisipnya menunjukkan kalimat perintah dan
anjuran.
b) Hibah kepada sebagian anak itu sah saja.
c) Orang tua bias memintya kembali apa yang dihibahkan
kepada anak. Allah Maha Tahu.92
3. Kasih Sayang Kepada Binatang
a. Menolong Binatang Yang Sedang Kehausan
Hadist 1
1) Sanad dan Matan Hadits
92
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Misbah, Syarah Shahih Muslim jilid 11, hal 177-
178
93
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, hadits nomor 2363, juz 6, hal
99.
62
sepatu kulitnya (dengan air) kemudian memegang sepatu itu
dengan mulutnya lalu naik dan memberi minum anjing
tersebut. Maka Allah berterima kasih terhadap perbuatannya
dan memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat
bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah kita mendapat pahala
(bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda: “Pada
setiap yang memiliki hati yang basah maka ada pahala”.
(H.R. Bukhari)
2) Mukharij Hadits
Hadits ini telah diriwayatkab oleh Imam Al-Bukhari
dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2363.
3) Penjelasan Hadits
Hadits tersebut menjelaskan betapa mendalamnya sikap
belas kasihan lelaki tersebut, dimana ia harus bersusah
payah turun ke dalam sumur, lalu mengisi sepatunya dengan
air dan dibawanya dengan mulutnya, sedangkan kedua
tangannya digunakan untuk naik sampai memberi minum
anjing yang malang tersebut. Coba anda perhatikan hadits
ini. Apa yang mendorongnya rela bersusah payah demi
memberi minum seekor anjing?! Sesungguhnya pengalaman
pahit dan kondisi sulit yang pernah dia alami mendorongnya
untuk memberikan pertolongan kepada yang mengalami
nasib yang serupa. Oleh karena itu, di antara faedah puasa
adalah menumbuhkan sikap suka berderma dan menyantuni
orang yang kesulitan. Orang yang berpuasa merasakan
beratnya lapar dan dahaga di siang hari, padahal di malam
harinya dia makan dan minum. Lalu bagaimana kiranya orang
fakir yang setiap harinya kelaparan dan kehausan?!
Saudaraku, dari hadits tadi kita jadi tahu bahwa suatu
63
kebaikan sekecil apapun tidak boleh kita remehkan. Karena
siapa tahu, satu suapan makanan yang kita berikan kepada
orang yang lapar dengan ikhlas atau satu teguk air yang
dengannya menjadi basah kerongkongan orang yang
kehausan, ternyata diterima di sisi Allah SWT. kita diberi
pahala dan diselamatkan dari siksa dan kemarahan Allah.
Apabila orang yang berbuat baik kepada binatang
mendapatkan ampunan dari Allah, maka sebaliknya orang
yang menzalimi binatang akan diancam dengan azab.
Adapun beberapa kewajiban manusia terhadap binatang
adalah:
Pertama, menyayangi binatang yang berkaki empat, baik
binatang darat maupun laut. Kewajiban ini dapat berupa
memberi makanan dan minuman binatang tersebut. Apabila
seseorang tidak mampu memberinya makan, baik karena
kesibukannya atau karena alasan lain, dan khawatir matinya
binatang tersebut, maka hendaklah dibiarkan memakan
rumput di tanah lapang.
Kedua, larangan mengekang dan membuat lapar binatang.
Islam adalah agama yang selalu memperhatikan
keseimbangan. Selain memerintahkan sesuatu yang nantinya
berujung pahala, Islam juga melarang sesuatu yang bila
dilanggar nantinya berujung siksa.
4) Fiqhul Hadits
Bimbingan Nabi dan contoh mulia dari salaf umat ini
senantiasa membekas pada benak para ulama. Oleh
karenanya, ulama fiqih telah memberikan penjelasan hukum
64
seputar menyayangi binatang, sehingga perkara ini tidak bisa
dipandang sebelah mata. Karena, seseorang tidak bisa
berbuat kebajikan yang besar apabila yang kecil saja
diabaikan.
Al-Imam Ibnu Muflih dalam kitabnya ‘Al-Adab Asy-
Syar’iyah (jilid 3) menyebutkan pembahasan tentang
makruhnya berlama-lama memberdirikan binatang
tunggangan dan binatang pengangkut barang melampaui
kebutuhannya. Hal ini berdasarkan hadits Nabi (yang
artinya): “Naikilah binatang itu dalam keadaan baik dan
biarkanlah ia dalam keadaan bagus, serta janganlah kamu
jadikan binatang itu sebagai kursi.” (H.R. Ahmad dll, dan
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Albani tdalam Shahih Al-Jami’).
Maksudnya, janganlah salah seorang dari kalian duduk di
atas punggung binatang tunggangan untuk berbincang-
bincang bersama temannya, dalam keadaan kendaraan itu
berdiri seperti kalian berbincang-bincang di atas kursi.
Namun larangan dari berlama-lama di atas punggung
binatang ini apabila tidak ada keperluan. Sedangkan apabila
diperlukan seperti di saat perang atau wukuf di padang
Arafah ketika haji maka tidak mengapa. 94
Mar’i Al-Hanbali berkata: “Wajib atas pemilik binatang
untuk memberi makanan dan minumannya. Jika dia tidak
mau memberinya maka dipaksa (oleh penguasa) untuk
memberinya. Bila dia tetap menolak atau sudah tidak
94
Zainuddin Muhammad, Faidul Qadir Syarhu Jami’i Shagir, (Mesir: Al-Maktabah Al-
Tajari Al-Kubra, 1356), juz 1, hal 611
65
mampu lagi memberikan hak binatangnya maka ia dipaksa
untuk menjualnya, menyewakannya, atau menyembelihnya
bila binatang tersebut termasuk yang halal dagingnya.
Diharamkan untuk mengutuk binatang, membebaninya
dengan sesuatu yang memberatkan, memerah susunya
sampai pada tingkatan memudharati anaknya, memukul dan
memberi cap pada wajah, serta diharamkan
menyembelihnya apabila tidak untuk dimakan”.
Sebagian ahli fiqih menyebutkan bahwa apabila ada
kucing buta berlindung di rumah seseorang, maka wajib atas
pemilik rumah itu untuk menafkahi kucing itu karena ia tidak
mampu pergi. Ibnu As-Subki berkata ketika menyebutkan
tukang bangunan yang biasa menembok dengan tanah dan
semisalnya: “Termasuk kewajiban tukang bangunan untuk
tidak menembok suatu tempat kecuali setelah memeriksanya
apakah padanya ada binatang atau tidak. Karena kamu sering
melihat kebanyakan pekerja bangunan itu terburu-buru
menembok, padahal terkadang mengenai sesuatu yang tidak
boleh dibunuh kecuali untuk dimakan, seperti burung kecil
dan semisalnya. Dia membunuh binatang tadi dan
memasukannya ke dalam lumpur tembok. Dengan ini ia telah
berkhianat kepada Allah l dari sisi membunuh binatang ini.
Asy-Syaikh Abu Ali bin Ar-Rabbal berkata: “Apa yang
disebutkan tentang (bolehnya mengurung burung dan
semisalnya) hanyalah bila padanya tidak ada bentuk
menyiksa, membikin lapar dan haus meski tanpa sengaja.
Atau mengurungnya dengan burung lain yang akan mematuk
66
kepala burung yang sekandang, seperti yang dilakukan oleh
ayam-ayam jantan (apabila) berada di kurungan,
sebagiannya mematuk sebagian yang lain sampai terkadang
yang dipatuk mati. Ini semua, menurut kesepakatan ulama,
adalah haram”.95
b. Keutamaan bersikap Lembut
Hadist ke 2
1) Sanad dan Matan Hadist
95
Abdul Aziz bin Muhammad As-Sadhan, Arbaauna Haditsan Fi Tarbiyari Wal Manhaj,
hal 32-33
96
Maktabah Syamilah
97
Muslim bin Al-Hajaj, Penerjemah:Amir Hamzah, Syarah Shahih Muslim jilid 16, hal
535
67
2) Mukhorij Hadist
Hadits ini telah diriwayatkab oleh Imam Muslim dalam
kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 259, Riwayat lain
nomor 2592.
3) Penjelasan Hadist
ِ ( َعلَْيHendaklah engkau berlaku lembut). Hadist di atas
ِّ ِك ب
الرفْق
98
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, hadits nomor 2320, juz 3, hal
103.
68
atau bercocok tanam, lalu tanamannya itu dimakan oleh
burung atau orang atau binatang, melainkan hal itu menjadi
shadaqah baginya”. (H.R. Bukhari)
2) Mukharij Hadits
Hadits ini telah diriwayatkab oleh Imam Al-Bukhari dalam
kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2320, Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 4050, Al-Baihaqi
dalam kitabnya As-Sunan Al-Kubra hadits nomor 11747, At-
Thabrani dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-Kabir hadits nomor
263, Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Munad Ahmad hadits
nomor 13389.99
3) Penjelasan Hadits
Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw.
menganjurkan umatnya untuk menanam atau bercocok
tanam. Berdasarkan hadits ini dapat dikatakan pula bahwa
dengan bercocok tanam atau menanam pohon akan
diperoleh dua manfaat, yaitu manfaat keduniaan dan
manfaat keagamaan.
Manfaat pertama yang bersifat keduniaan dari bercocok
tanam adalah mendatangkan hasil atau produk berupa
tersedianya bahan makanan. Dengan bercocok tanam maka
banyak orang bisa mendapatkan manfaat darinya. Selain
petani itu sendiri, masyarakat juga ikut menikmati hasil
tanamannya baik yang berupa sayur-sayuran, buah-buahan,
biji-bijian, ataupun palawija yang kesemuanya merupakan
kebutuhan pangan mereka. Meskipun orang lain yang ikut
99
Maktabah Syamilah
69
mengambil manfaat harus mengganti dengan membayar
sejumlah uang, tetap dapat dikatakan bahwa orang-orang
yang bercocok tanam telah memberikan manfaat kepada
orang banyak dengan menyediakan hal-hal yang dibutuhkan
manusia. Bahkan manfaat yang mereka berikan tidak terbatas
pada penyediaan bahan makanan bagi orang lain saja akan
tetapi dengan bercocok tanam, mereka telah menjadikan
lingkungan lebih sehat untuk manusia, udara juga menjadi
lebih sehat karena tanamanmenghasikan oksigen yang juga
sangat dibutuhkan manusia dalam proses pernafasan.
Tanaman berupa pepohonan besar juga memberikan
kerindangan dan keteduhan bagi orang-orang yang bernaung
di bawahnya serta kesejukan bagi orang-orang di sekitarnya.
Tanaman dan pepohonan juga menjadikan pemandangan
alam yang indah dipandang mata, sehingga perasaan pun ikut
menjadi damai berada di dekatnya.
Manfaat kedua adalah manfaat yang bersifat keagamaan
yaitu pahala bagi orang yang menanam. Sesungguhnya
tanaman yang kita tanam apaila dimakan oleh manusia,
burung, atau binatang lain, meskipun hanya satu biji saja,
maka hal itu adalah sedekah bagi penananya, baik dia
kehendaki atau tidak. Sehingga dapat dikatakan bahwa
seorang Muslim akan mendapatkan pahala dari hartanya
yang dicuri, dirampas atau dirusak dengan syarat dia tetap
berabar dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah
SWT. Sesungguhnya segala perkara bagi seorang Muslim bisa
bernilai ibadah dan mengandung kebaikan. Karena itu
70
siapapun seorang Muslim yang menanam pohon, hendaknya
jangan berpikir bahwa buahnya hanya boleh dimakan oleh
dirinya sendiri dan keluarganya, akan tetapi patut pula dia
berpikir untuk ikhlash apabila buahnya dimakan oleh orang,
burung ataupun binatang lain.
b. Perintah Untuk Menanami Tanah-Tanah Yang Kosong
Hadist ke 2
1) Sanad dan Matan Hadits
ال َح َّدثَنِي َعطَ اءٌ َع ْن َج ابِ ٍر ِ ف ح َّد َثنا اأْل َو َز
َ َاع ُّي ق ْ َ َ َ وس ُ َُح َّد َثنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن ي
اج ُر َه اِ ض ين َف َق الُوا ُن َؤ ِ ُ ض
َ ول أ ََر ُ ُال ِمنَّا ف
ٍ ت لِ ِر َج ْ َال َك انَ َض َي اللَّهُ َع ْن هُ ق ِر
َ
ِ ِ ِّص ِ ُالثل
ُت لَه َ ال النَّبِ ُّي
ْ َصلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َم ْن َكان َ ف َف َق ْ الربُ ِع َوالن
ُّ ث َو ُّ ِب
ض (رواه ُ ك أ َْر ْ ض َفلَْي ْز َر ْع َه ا أ َْو لِيَ ْمنَ ْح َه ا أَ َخ اهُ فَ ِإ ْن أَبَى َفلْيُ ْم ِس ٌ أ َْر
100
البخاري
Artinya: Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada
kami, Al-Auzai telah menceritakan kepada kami, Atha telah
menceritakan kepadaku dari Jabir berkata: Ada seorang yang
dari kami yang mempunyai tanah lebih lalu mereka berkata
kami akan menyewakan sepertiga dan seperempat dari
tanah itu lalu Nabi saw bersabda: “Siapa yang memiliki tanah
hendaklah dia serahkan kepada saudaranya untuk ditanami,
jika tidak mau, maka hendaklah dia tahan (kepemilikan)
tanah itu (disewakan kepada orang lain untuk ditanamI”.
(H.R. Bukhari).101
2) Mukharij Hadits
Hadits ini telah diriwayatkab oleh Imam Al-Bukhari
dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari hadits nomor2632, Imam
100
Maktabah Syamilah
101
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, hadits nomor 2632, juz 3, hal
166.
71
Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim hadits nomor 4013,
Ibnu Majah dalam kitabnya Sunan Ibnu Majah hadits nomor
2452, Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Munad Ahmad
hadits nomor 14813, Abu Awanah dalam kitabnya Musnad
Abi Awanah hadits nomor 5124.102
3) Penjelasan Hadits
Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah saw
memerintahkan untuk menanami tanah-tanah yang kosong.
Bahkan kalau pemilik tanah itu tidak sanggup menanaminya,
Rasulullah saw. menganjurkannya untuk mencari orang lain
yang akan menggarapnya. Rasulullah sangat menghargai
tanah yang merupakan karunia Allah SWT. Karena itu orang
yang memiliki tanah cukup luas tetapi tidak sanggaup untuk
mengelola dan memanfaatkan tanahnya dengan
menanaminya, diperintahkan untuk menghibahkannya
kepada saudaranya agar dikelola, atau disewakan kepada
orang lain untukdigarap. Dengan cara demikian maka dia
tidak dianggap menelantarkan lahan. Selain itu dia telah
menolong orang lain dengan memberiya pekerjaan.
Begitulah Islam sejak zaman Nabi telah memperhatikan
lingkungan sebagai upaya pelestarian lingkungan itu sendiri
sehingga tidak terbengkalai bahkan memberikan manfaat
dan maslahat kepada umat manusia103
102
Maktabah Syamilah
103
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, hadits nomor 2632, juz 3, hal
167
72
BAB III
LAMPIRAN COVER KITAB
Gambar 03: Ensiklopedia Hadits 6 Imam (Shahih Bukhari, Muslim, Tirmidji, dll)
73
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kasih sayang adalah sebuah kenikmatan yang dirasakan manusia di
dunia. Dengan adanya rasa kasih sayang, tercipta kepedulian, kedamaian
dan rasa empati kepada orang lain. Tidak hanya itu, kasih sayang bisa
mendorong manusia untuk membantu meringankan penderitaan yang
dialami oleh manusia lainnya. Tanpa adanya rasa kasih sayang, mungkin
manusia akan menjadi sangat individualistis, egois dan tidak memikirkan
kepentingan orang lain.
Secara umum, kasih sayang dalam Islam memiliki beberapa cabang,
yaitu:
1. Sayang kepada Allah sebagai tingkatan pertama dan merupakan kasih
sayang yang dasar dan harus ada pada manusia
2. Sayang kepada Manusia terutama kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam
3. Sayang kepada Mahluk Hidup di luar Manusia
4. Sayang kepada tumbuhan dan Lingkungan
74
DAFTAR PUSTAKA
At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa. 1996. Sunan At-Tirmidzi. Bairut:
Darul Gharbi Al-Islami, 1996).
Ibnu Hajar Al-Asalani. Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah. 2013. Fathul Bari
Syarh Shahih Buhari Jilid 1. Jakarta: Pustaka Azzam.
Ibnu Hajar Al-Asalani. 2103. Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah, Fathul Bari
Syarh Shahih Buhari Jilid 2. Jakarta: Pustaka Azzam.
Muslim bin Al-Hajaj. 2011. Penerjemah: Misbah. Syarah Shahih Muslim Jilid
11. Jakarta: Pustaka Azzam
75
Muslim bin Al-Hajaj. 2011. Penerjemah:Ahmad Khotib. Syarah Shahih
Muslim Jilid 15. Jakarta: Pustaka Azzam.
76