Anda di halaman 1dari 12

KASIH SAYANG SEMESTA

(RAHMATAN LIL ‘ALAMIN)

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah Tafsir Ayat & Hadits
Dosen Pengampu
Dr. Moch. Nur Ichwan, S.Ag, M.A.

Disusun Oleh:
Moch. Mukhlis Alparizi 21102030067
Vina Titissari 21102030062
Azmila Shofa Azza Maula 21102030046

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim...

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan nikmat dan
karunianya kepada semua makhluk ciptaan-nya. Sholawat beserta salam semoga tetap di
curahkan kepada nabi akhir zaman habibina nabi muhammad s.a.w beserta keluarga dan
sahabat yang telah menuntun umat islam kejalan yang lurus.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh
karna itu, Penulis harapkan kritik dan saran yang membangun dari pada pembaca guna
perbaikan penulisan karya tulis ilmiah berikutnya dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Yogyakarta, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................................ii


Daftar Isi .......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ...................................................................................................................

BAB II INTI PEMBAHASAN

A. Pengertian Kasih Sayang


(Rahmah)....................................................................................
B. Allah Maha Rahman Dan Maha
Rahim...............................................................................
C. Misi Risalah Rahmatan lil
‘alamin......................................................................................
D. Ayat Dan Tafsiran Kasih Sayang
Semesta...........................................................................
E. Hadits Dan Penjelasan Kasih Sayang
Semesta....................................................................
F. Refleksi Dengan Pengembangan Masyarakat.....................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak bisa kita pungikiri bahwa misi utama dalam agama islam adalah menebarkan
rasa kasih sayang kepada seluruh alam semesta. Tujuan agama islam sejak awal adalah
melatih setiap individu agar simpati dan empati akan kasih sayang dan rahmah Allah
SWT, mengimplementasikan ajaran agama lewat rasa kasih sayang ke-sesama makhuk.
Kasih sayang dan rahmat merupakan manifestasi dari kemuliaan Allah SWT. Diantara
kasih sayang dan rahmat tersebut terletak pada suatu ruang dimana perintah Allah SWT
untuk menyucikan semua perbuatan kita sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT merupakan sumber kasih sayang di alam semesta. Kasih sayang Allah
SWT disebut Rahmat. Ada dua bentuk rahmat Allah SWT. Pertama kasih sayang yang
Allah turunkan sekaligus kepada manusia, kedua kasih sayang Allah yang ia turunkan
kepada manusia lewat usaha dan ikhtiarnya. Bentuk kasih sayang yang pertama bisa
disebut dalam sifatnya yaitu Ar-Rahman (Allah yang maha pengasih), dan bentuk kasih
sayang yang kedua bisa disebut dalam sifatnya yaitu Ar-Rahim (Allah yang maha
penyayang)
Maka dari itu wujud atau manifestasi seorang manusia yang bersyukur akan nikmat
ini ialah sebuah ibadah. Dalam ibadah kita sebagai manusia diharapkan mengucapkan
kata syukur kepada Allah SWT dan menghargai nikmat tersebut dengan menjaga dari
sesuatu atau hal yang dilarang oleh Allah SWT.

.
BAB II

INTI PEMBAHASAN

A. Pengertian Kasih Sayang (Rahmah)


Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indosesia) kata Kasih Sayang bisa diartikan
sebagai 1. Cinta kasih 2. Belas kasihan. Sedangkan pengertian kasih sayang dalam
islam secara harfiyah sayang mempunyai beberapa pengertian diantaranya kasihan,
terasa, tidak rela, merasa sayang, kasih sayang, cinta, sayang akan sesuatu. Kasih
sayang juga bisa disebut mahabbah yang mana asal katanya adalah bening dan bersih.
Sebab bangsa arab menyebut istilah bening ini untuk gigi yang putih. Ada juga yang
mengatakan bahwa kata tersebut diambil dari kata al-habaib, yaitu air yang meninggi
saat hujan deras, karnanya mahabbah diartikan sebagai “luapan dan gejolak hati
yang berkobar karna ingin bertemu dengan yang ia cintai”. Kasih adalah perasaan
yang dimiliki oleh setiap manusia. Perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut
mempunyai rasa memiliki dan menyayangi.
Pengertian kasih sayang menurut ilmu psikologi disebut afeksi, afeksi adalah sikap
yang timbul karena adanya faktor eksternal dan bukanlah bawaan sejak lahir. Salah
satu faktor eksternal tersebut adalah pengalaman atau situasi yang terjadi dengan
orang lain. Jadi afeksi terjadi akibat interaksi dengan orang lain.
Sedangkan pengertian menurut para ahli;
 Menurut Muhardi (1968:64) = kata kasih sayang merujuk pada kata philia
(cinta sesama manusia), karena di samping kata philia ada kata agape (cinta
kepada Tuhan), kata eros dan amour (cinta antara laki-laki dengan perempuan,
biologis). Kasih sayang merujuk pada perasaan cinta sesama manusia, baik
kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
 Menurut Marsudi Fitro Wibowo (2008) = makna kasih sayang tidaklah
berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti
direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada.
Tentunya dalam koridor-koridor islam.
Makna kasih sesungguhnya itu bagaimana kita memberi sesuatu yang terbaik bagi
orang lain, baik itu membahagiakan, tidak merebut hak orang lain, dan tidak
menyakitinya. Apabila sifat kasih sayang mulai luntur dan sifat dendam, kebencian
lebih besar maka akan menjanjikan kehancuran kepada suatu bangsa atau masyarakat.

B. Allah Maha Rahman Dan Maha Rahim


Ar-Rahman dan Ar-Rahim keduanya diambil dari kata yang sama yaitu Rahmat,
sifat ini adalah sifat yang amat dominan, bahkan sifat inilah yang diperkenalkan oleh
Allah SWT pada awal mushaf Al-Qur’an yaitu pada lafadz Bismillahirahmanirahim.
Rahmat bagi manusia adalah keperihan hati melihat ketidak berdayaan pihak lain
yang mendorongnya upaya menanggulanginya. Kata Rahmat yang dilimpahkan oleh
Allah SWT tidaklah mengandung makna kesengsaraan dan kesusahan akan tetapi
bantuan kasih sayangnya kepada makhluk yang menjadikan makhluk itu dilimpahkan
rahmat.
Lafal Ar-Rahman dan Ar-Rahim berakar dari huruf ra, ha dan mim yang bermakna
halus, perhatian, belas kasih. Ketiga makna ini mempunyai kaitan yang sangat erat.
Sebab, balas kasih itu muncul karena ada rasa simpati / perhatian dari perasaan yang
halus.
Jumhur mufassir berpendapat bahwa bentuk‫ان‬CC‫ فعالن – رحم‬tidak sama dengan
bentuk ‫ فعيل – رحيم‬. jadi kata Ar-Rahman adalah bentuk mubhalaghah bermakna yang
mempunyai rahmat yang tiada tandingannya. Karena itu, lafadz Rahman tidak ada
mutsana-nya dan jama’-nya, merupakan nama khusus bagi Allah SWT, tetapi berbuat
secara umum, yakni sebagai pemberi nikmat kepada seluruh muslim atau non muslim.
Sedangkan lafadz Rahim terdapat mutsana-nya dan jama’-nya, merupakan nama
umum, tetapi berbuat secara khusus, yakni sebagai pemberi nikmat kepada khusus
orang mukmin.
Dikatakan pula bahwa al-Rahman adalah sifat perbuatan bermakna Dia (Allah
SWT) yang memberi rahmat kepada seluruh makhluk-nya tanpa pilih kasih, tidak
membedakan antara yang berakal dan tidak berakal, antara yang baik dan yang jahat,
dan antara yang beriman dan yang kafir. Akan tetapi, rahmat yang diberikan berupa
rahmat-rahmat kecil seperti kehidupan, susunan anggota tubuh, kesehatan, harta dan
yang lain-lain. Sedangkan Ar-Rahim adalah sifat dzat bermakna dia (Allah SWT)
memberikan rahmat-rahmat besar yang tiada ternilai, yaitu jalan yang lurus (Shirat al-
Mustaqim) perasaan bahagia yang sumbernya iman, perasaan cinta kepada allah swt,
kepada rasulnya, ajaran-ajarannya, rahmat yang paling besar yang menjadi induk
segala rahmat ialah syurga yang penuh nikmat dan rahmat lain-lain yang abadi di
kehidupan akherat.

C. Misi Risalah Rahmatan lil ‘Alamin


Misi risalah atau tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia yaitu untuk
membawa dan menebar rahmat dan kasih sayang kepada alam semesta . Misi risalah
yang dibawa Nabi disebutkan Allah SWT dalam Al-Qur’an yaitu “Dan tidaklah Kami
mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107). Misi risalah kenabian bersifat universal untuk semua
manusia, tidak hanya untuk mereka yang beriman, tetapi juga bagi mereka yang tidak
beriman. Rahmat dan kasih sayang mencerminkan Islam yang ramah, santun, toleran,
dan penuh dengan cinta damai. Islam tidak menebarkan kebencian dan permusuhan.
Aksi kekerasan dan anarkis oleh kelompok radikal yang mengatasnamakan
pembelaan dan dakwah untuk agama Islam akhir-akhir ini, menunjukkan adanya
pemahaman ajaran agama Islam secara tekstual, kaku dan eksklusif. Pemahaman
secara tekstual memunculkan doktrin kebenaran sepihak dan hak justifikasi atas
kesalahan kelompok lain yang dianggap tidak sepaham. Pemahaman ini semakin
mempertajam perbedaan yang menjadi sunnatullah.
Imam Fahkruddin ar-Razi dalam menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah
pembawa rahmat, baik di dalam agama maupun di dalam dunia. Dalam agama rahmat
diutusnya Nabi Muhammad kepada manusia pada saat mereka berada pada masa
jahiliyyah, pada jalan yang sesat, dan kebingungan dalam mencari kebenaran tentang
agama mereka, yaitu untuk membawa mereka pada jalan kebenaran yang dapat
menghantarkan mereka pada kebahagiaan dan keberuntungan, juga untuk menerapkan
syariat kepada mereka. Sedangkan rahmat bagi manusia untuk kehidupan dunianya
yaitu, menyelamatakan manusia dari pelecehan, pertikaian, pembunuhan, dan
peperangan sehingga mereka dapat tertolong
Misi risalah kenabian menjunjung tinggi dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan,
menghargai hak-hak dasar manusia dalam aspek keniscayaan (dharuriyyat) yang
meliputi;
a. Pemeliharaan terhadap agama (hifzh al-din), termasuk di dalamnya hak
beragama.
b. Pemeliharaan terhadap jiwa (hifzh al-nafs), termasuk hak untuk hidup dan
memperoleh jaminan keamanan.
a. Pemeliharaan terhadap akal (hifzh al-‘aql), termasuk hak memperoleh
pendidikan.
b. Pemeliharaan terhadap harta (hifzh al-maal), termasuk hak untuk bekerja,
memiliki harta kekayaan, dan hidup dengan layak.
c. Pemeliharaan terhadap keturunan (hifzh al-nasl), termasuk hak untuk
mendapatkan keturunan, dan meneruskan generasi.
d. Pemeliharaan terhadap kehormatan (hifzh al-‘irdh), termasuk hak untuk
dilindungi harga diri dan martabatnya.
D. Ayat Dan Tafsiran Kasih Sayang Semesta

‫َو َمْن َاْح َس ُن َقْو اًل ِّم َّم ْن َد َعٓا ِاىَل اِهّٰلل َو ِمَع َل َص اِلًح ا َّو َقاَل ِا َّنْيِن ِم َن اْلُمْس ِلِم َنْي‬
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang
muslim (yang berserah diri?)” (Q.S. Fussilat: 33).

Ala’uddin Ali dalam tafsirnya Tafsir Al-Khozin menyebutkan, dikatakan bahwa


ayat ini turun pada saat masyarakat kafir jahiliyyah dalam kesesatan, dan ahli kitab
menghadapi kebingungan dalam persoalan agamanya, karena jeda waktu turunnya
wahyu yang lama dan terjadi perselisihan dan perbedaan dalam di dalam kitab suci
mereka. Sehingga Allah mengutus Nabi Muhammad dalam kondisi dimana para
pencari Tuhan tidak lagi menemukan jalan kebahagiaan dan pahala, maka Nabi
Muhammad mengajak mereka kepada jalan Allah, menjelaskan kebenaran, dan
menerapakan syariat.

Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut berpendapat bahwa rahmat yang
dimaksud dalam ayat tersebut bersifat umum, meliputi haknya mereka yang beriman
dan juga mereka yang tidak beriman. Untuk mereka yang beriman rahmat itu berupa
kebahagiaan baik di dunia dan di akhirat. Sedangkan bagi mereka yang tidak beriman
rahmat itu hanya di dunia saja, yaitu dengan ditundanya siksaan dari mereka di
kehidupan dunia.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya berpendapat bahwa Allah SWT menjadikan Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni bahwa Rasulullah diutus
untuk menyampaikan rahmat kepada seluruh manusia. Barang siapa yang menerima
rahmat ini dan mensyukurinya, maka akan bahagia di dunia akhirat. Barang siapa
yang menolak rahmat dan mengingkarinya, maka merugi dunia dan akhirat.

E. Hadits Dan Penjelasan Tentang Kasih Sayang Semesta Alam


Hadits tentang kasih sayang H.R Abu Dawud No.4941
Dalam kitab Mawa’id al-‘Ushfuriyah berisi nasihat-nasihat ringan, karangan syaikh
Muhammad bin Abu Bakar al-‘Ushfury

‫ ارُمَح وا أهَل األرِض َيْر ْمْح مُك َم ن يف الّس امء‬، ‫الّر اُمِح وَن َيْر ُمَح هُم الَّر محُن‬
“Orang-orang yang saling berkasih sayang akan disayang oleh Dzat yang maha
penyayang. Maka sayangilah penduduk bumi maka Allah yang berada diatas langit
akan menyanyangi kalian.” (HR. Abu Dawud, No. 4941).
Penjelasan mengenai hadits di atas bahwasannya orang-orang yang memiliki rasa
kasih sayang kepada semua makhluk maka sang pencipta makhluk juga akan
menyayangi kita selama kita masih ada di dunia. Subtansi kata kasih sayang disini
bukanlah dengan menuaikan rasa cinta terhadapnya, akan tetapi kasih sayang disini
kita dengan merawat dan menjaga sesuatu yang ada dikeliling kita.
As-Shakhawi mengatakan, hadits ini dikeluarkan oleh al-bukhariy di al-kina dan
adab al-mufrad oleh al-humaidi dan Ahmad di musnad keduannya. Oleh al-Baihaqiy
di syu’aib al-iman oleh abu daud di sunan nya dan tirmidzi di jami’nya berkata “
hadits ini Hasan dan Shahih”.

F. Refleksi Dengan Pengembangan Masyarakat


Misi risalah dalam konteks pengembangan masyarakat kasih sayang (Rahman
Rahim) awalnya merupakan risalah Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir, namun
kita sebagai umatnya pun wajib untuk mengamalkan setiap perbuatan tersebut. Dalam
pengembangan masyarakat kasih sayang juga melekat di dialamnya. Keberadaan
Pengembangan Masyarakat Islam tersebut didasari atas kepekaan terhadap lingkungan
sekitar terutama dalam lingkungan masyarakat, yang tentunya tubuh karena adanya
rasa kasih sayang (perhatian), rasa memiliki, sehingga ketika terdapat sesuatu hal
buruk yang terjadi di masyarakat, para pengembang ini ingin mengulurkan tangannya
dan merangkul mereka agar hal tersebut tidak terjadi.

Lahirnya Pengembangan Masyarakat ini sebagai wadah para masyarakat yang


ingin memajukan dan mengembangkan kemampuan masyarakat secara bersama-
sama. Para hubungan baik antar masyarakat yang berpartisipasi Semua kegiatan
pengembangan masyarakat diarahkan untuk memperkokoh interaksi sosial dalam
masyarakat, menciptakan semangat kebersamaan, soliditas di antara anggota
masyarakat dan membantu mereka untuk berkomunikasi, sehingga akan saling
menguntungkan satu sama lain.
Salah satunya peran pengembangan masyarakat pada masa pandemi. Dalam hal ini
pengembangan masyarakat ikut andil dalam kemajuan masyarakat, bagaimana
masyarakat mengerahkan kemampuan mereka dalam hal membantu sesama
mengedepankan nilai keadilan sosial dan juga kasih sayang serta saling menghormati.
Hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan yang telah diajarkan oleh Agama Islam
merupakan bagian dari rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil ‘Alamin).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu bahwasannya Rahman dan Rahimnya Allah adalah dua sifat
yang saling terselubung dan diambil dari tiga kata yaitu ra, ha dan mim yang mana
kedua sifat ini sifat kasih sayang allah kepada hambanya. Sifat rahman allah adalah
sifat yang umum dimana semua manusia diberikan rahmat allah berupa kesehatan,
harta dan lain-lainnya walaupun mereka ada yang beriman atau tidak beriman. Sifat
kasih sayang ini berlaku selama masih ada didunia. Sedangkan sifat rahim allah sifat
yang khusus bagi manusia yang selalu berusaha dan berikhtiar selama masih di dunia.

Sedangkan refleksi rahmatan lil alamin dalam pengembangan masyarakat yaitu


Dalam pengembangan masyarakat kasih sayang juga melekat di dialamnya.
Keberadaan Pengembangan Masyarakat Islam tersebut didasari atas kepekaan
terhadap lingkungan sekitar terutama dalam lingkungan masyarakat, yang tentunya
tubuh karena adanya rasa kasih sayang (perhatian), rasa memiliki, sehingga ketika
terdapat sesuatu hal buruk yang terjadi di masyarakat, para pengembang ini ingin
mengulurkan tangannya dan merangkul mereka agar hal tersebut tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Tim, Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 885.

Ibnu Qayyimal-Jauziyah, Raudhah Al-Muhibbin Wa Nuzhah al-Musytaqin, Taman Para


Pecinta, terjemahan Emiel Ahmad, (Jakarta: Khatulistiwa press, 2009), Cet 1. H. 21.
Ibnu Qayyim al-jauziyah, raudhah Al-Nuhibbin wa Nuzhan AlMusytaqim, diterjemahkan oleh
kathur Suhardi, taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, (Jakarta:
Darul falah, 1999) Cet.ke 1, h. 5
Fahkruddin Muhammad bin Umar ar-Razi, Tafsir al-Kabir, Jilid: 22 (Kairo: Dar al-Fikr, t.t),
hlm. 199-200.
Ala’uddin Ali Bin Ibrahim al-Baghdadi, Tafsir al-Khozin, Jilid: 3 (Kairo: Dar al-Kutub al-
Arabiyyah al-Kubra, t.t), hlm. 297.
Imam Abu Daud, Sunan Abu Daud, Hadits No.4941 Kairo: Dar al-Kutub al-Arabiyyah al-
Kubra, t.t),

Anda mungkin juga menyukai