Anda di halaman 1dari 14

MODEL PENDIDIKAN RAHMATAN LIL ALAMIN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam


Dosen Pengampu: M. Naelul Mubarok, MM.

Disusun Oleh:

DEVI ADELIA
NIM: 221310212

M. ROZAI APRILLIO
NIM: 221310231

MUHAMMAD FADLI
NIM: 221310243

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN
(PTIQ)
JAKARTA
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Ilmu Pendidikan Islam yang berjudul “Model
Pendidikan Rahmatan Lil Alamin”. Makalah ini telah kami susun dengan
semaksimal mungkin. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Model Pendidikan Rahmatan Lil
Almin ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini bermanfaat dan
memberikan informasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bekasi, 06 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Islam Rahmatan Lil ‘Alamin ...................................................... 3
B. Model Pendidikan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin .......................................... 5
C. Islam sebagai Agama Rahmat ...................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era sekarang ini, kaum muslim hendaknya mempelajari islam
secara penuh. Dan mengerti akan seluk beluk islam agar selamat di dunia dan
akhirat. Para pemeluk islam hendaknya bersyukur karena dia memilih agama
yang dirahmati oleh Allah SWT. Agar penafsiran dari rahmatan lil ‘alamin tetap
sesuai dengan kontekstual, maka penyusun mencoba mengungkapkan dari
berbagai segi. Pemahaman orang awam tentang Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
harus diluruskan, karena jika tidak, akan menjadi suatu kesalahan besar. Karena,
tidak banyak suatu Tindakan menyimpang terjadi alih-alih menggunakan alas an
Islam Rahmatan Lil ‘Alamin untuk itu, kita perlu mempelajari arti dari Islam
Rahmatan Lil ‘Alamin agar tidak terjadi kesimpang-siuran, apalagi dijadikan
alasan untuk berlaku menyimpang.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Islam Rahmatan Lil ‘Alamin?
2. Bagaimana model Pendidikan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin?
3. Mengapa Islam sebagai agama rahmat?

C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.
2. Mengetahui model Pendidikan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.
3. Mengetahui mengapa Islam menjadi agama yang dirahmati Allah agar
senantiasa bersyukur akan keislamannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Rahmatan Lil ‘Alamin


Istilah Rahmah berawal dari kata Rohima-Yarhamu-Rohmah yang
didalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 388 kali yang terdiri dari 8 kali dalam
bentuk fiil madhi, 15 kali dalam fi'il mudhori dan 5 kali dalam fi'il amr dan
selebihnya disebutkan dalam bentuk isim. Sedangkan istilah rahmah sendiri
disebutkan sebanyak 145 kali yang memiliki arti "kasih sayang". Hal ini didasari
bahwa Allah SWT sebagai Kholiq (pencipta) yang memberikan kasih sayang
kepada seluruh makhluk dimuka bumi. Rahmah merupakan salah satu sifat yang
wajib Allah miliki, sebab stabilitas alam semesta ini tergantung bagaimana Dia
memberikan rahmah-Nya.1
Kata rahmah dalam Al-Qur’an hampir semua merujuk kepada Allah.
sebagai subjek utama Sang Pemberi Kasih Sayang. Para ulama menyimpulkan
bahwa rahmah Allah kepada makhluknya terbagi menjadi dua, yakni rahmah
umum dan rahmah khusus. Rahmah umum diberikan Allah kepada seluruh
makhluknya, sedangkan rahmah khusus hanya diberikan kepada Allah untuk
makhluk-Nya yang beriman dan taat kepada-Nya. Hal ini sebagaimana
termaktub ddalam lafadz Bismillahir Rahmani Rahim (denagn menyebut nama
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).2
Al-Asfahani menyebutkan bahwa rahmah adalah belas kasih kepada yang
dirahmati. Kata ini kadang-kadang dipakai dengan arti ar-riqqatu mujarradah
(belas kasih semata) dan kadang dipakai dengan arti al-ihsanul mujarrad dunar-
riqqah (kebaikan semata-mata tanpa belas kasih). Jika kata rahmah disandarkan
kepada Allah, maka arti yang dimaksud tidak lain adalah "kebaikan semata-
mata". Sebaliknya jika disandarkan kepada manusia, maka arti yang dimaksud
adalah simpati semata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa rahmah yang

1 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis,


(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h.32.
2 Syafaruddin Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Utama,2006),h.55-60

3
datang dari Allah adalah in am (karunia atau anugrah), dan ifdhal (kelebihan)
adapun yang datangnya dari manusia adalah riqqah (belas kasih).
Dari kedua pengertian diatas istilah rahmah mengandung arti kasih
sayang. rendah hati, dan kelemah lembutan baik untuk manusia ataupun
makhluk lainnya. Adapun kata ‘Alamin menurut Ilmu Tauhid Kullu Syatin
Siwallah artinya Segala sesuatu selain Allah. Menurut Quraish Shihab kata al-
alamin adalah bentuk jamak dari kata ‘alam. Dari sini, kata tersebut biasa
dipahami dalam arti alam raya atau segala sesuatu selain Allah. Sementara para
ulama memahami kata 'alam dalam arti kumpulan sejenis makhluk Allah yang
hidup sempurna maupun terbatas. Semua itu memperoleh rahmat dengan
kehadiran Nabi Muhammad saw membawa ajaran Islam.3
Maku dalam konteks Islam rahmatan lil 'alamin, Islam adalah agama
yang memberikan petunjuk bagi manusia, agama yang mengajarkan kelemah
lembutan, perdamaian, saling menghormati dan mengasihi sesama makhluk.
Islam adalah agama waliyu terakhir yang mengemban misi rahmatan lil alamin,
yaitu terciptanya dunia yang makmur, dinamis, harmonis, dan lestari. Istiah
Islam rahmatan lil alamin adalah bentuk penegasan bahwa kehadiran Islam tiada
lain sebagai rahmat (kasih sayang) untuk seluruh alam, baik muslim maupun non
muslim.4
Kehadiran Islam di tengah-tengah umat manusia sebagai ajaran yang
mengajarkan norma-norma dan menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih
bermartabat. Sehingga seluruh penghuninya, baik manusia maupun makhuk-
makhluk lain merasa aman, nyaman di dalamnya. Dalam konsep Islam, rahmatan
lil alamin dapat tercipta secara dinamis, apabila manusia dapat mengemban
fungsinya sebagai khalifah secara konsekuen dan penuh tanggung jawab. Dalam
arti, dapat menempatkan diri secam proporsional dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia dan dengan alam Islam nаmраknуа menempotkan mausia

3 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Prenadamedia Group,


2010),h.55.
4 E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.89.

4
sebagai kompones penentu dala kehidupan dunia ini.

B. Model Pendidikan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin


Pada konteks pendidikan islam, bahwa islam rahmatan lil ‘alamin
merupakan bentuk kebaikan, kasih sayang, kebaikan dan anugerh rezeki Allah
kepada makhak Nyn dalam rangka mengangkat harkat dan martabat manusia
menjadi lebih baik. Hal ini didasari bahwa Allah SWT memiliki sifat ar-rahman
dan ar-rahim yang dalam Al-Qur’an disebutkan dan dinisbatkan kepada
makhlukuya sebanyak 57 kali, 95 kali disebutkan untuk orang-ornag yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan satu kali untuk mensifati
kapibadian Nabi Muhammad SAW.
Adapun model pendidikan Islam Rahman Lil Alamin sendiri berangkat
dari salah satu ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan kehadiran Nabi Muhammad
SAW rahmat bagi seluruh alam untuk mengangkat harkat dan martabat manusia
dan memanusiakan manusia menjadi insan kamil.

ََ‫ك َ إ ِ اَّل َ َر ْح َم ة ً َلِ ل ْ ع َ ا ل َ ِم ي ن‬


َ ‫َو َم اَ أ َ ْر س َ ل ْ ن َا‬
Aku tidak mengutus kamu (Muhammad), Kecuali untuk jadi rahmat bagi
seluruh alam. (QS. Al-Anbiya, 107.5
Dalam konteks pendidikan islam rasulullah SAW adalah guru pertama
diutus oleh Allah mengajarkan segala sesuatu yang terkandung dalam Al-Qur’an
kepadanya hak yang menyangkut akidah, ibadah, mu'amalah atau pun nilai-nilai
sosial. Îidikator pendidikan itu menunjukan bahwa Nabi yang paling agang ini
telah berhasil mendidk dan menggembleng para sahabat beliau hingga menjadi
manusia yang teruji kemuliaan akhlaknya. Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
secara konseptual merupakan pendidikan yang amat menghargai pemberdayaan
manusia dengan upaya membebaskannya dari berbagai penindasan dan
ketidakadilan, menjungjung tinggi sikap kearifan, kebijaksanaan, kebersamaan,

5 M. Karman, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2018), h.121.

5
dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan sehingga dapat
menghargai dan menyayangi antar sesama manusia. Dengan Pendidikan
Rahmatan Lil ‘Alamin ini juga dapat menumbuhkan semangat dan sikap yang
dapat mengubah pola pikir mamusia menjadi lebih bermoral, berkarakter dan
mampu mengangkat harkat dan martabat manusia. Maka agar pendidikan islam
ini dapat menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin harus ada beberapa unsur diantaranya,
kebebasan, kesetaraan, keadilan dan perdamaian.

C. Islam sebagai Agama Rahmat


Islam adalah agama yang diturunkan Tuhan untuk menjadi rahmat bagi
alam semesta. Pesan kerahmatan (baca: kasih sayang) dalam Islam benar-benar
tersebar di dalam teks-teks Islam,baik Alquran maupun Hadis.Kata rahmah,
yang berarti welas asih, berikut derivasinya disebut berulang-ulang dalam
jumlah yang begitu besar, lebih dari 90 ayat di dalam Al-Qur’an.
Bahkan rahman dan rahim, dua kata yang diambil dari kata rahmat dan
selalu disebut-sebut kaum muslimin setiap hari adalah nama- nama Tuhan
sendiri.Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,”Sayangilah siapa saja yang ada
di muka bumi, niscaya Tuhan menyayangimu.” Al-Qur’an, sumber Islam paling
otoritatif, menyebutkan misi kerahmatan ini: “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil
‘alamin”, Aku tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi
alam semesta.
Ibnu Abbas, ahli tafsir awal,mengatakan bahwa kerahmatan Allah
meliputi orangorang mukmin dan orang-orang kafir. Al-Qur’an juga
menegaskan rahmat Tuhan meliputi segala hal (QS 7:156).Para ahli tafsir
sepakat bahwa rahmat Allah mencakup orang-orang mukmin dan orang-orang
kafir,orang baik (al-birr) dan yang jahat (al-fajir) serta semua makhluk Allah.
Fungsi kerahmatan ini dielaborasi oleh Nabi Muhammad SAW melalui
pernyataan “Aku diutus Tuhan hanya untuk menyempurnakan akhlak yang
luhur.” Akhlak luhur adalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan, seperti
kejujuran, keadilan, keikhlasan, menghormati dan menyayangi orang lain, dan
sebagainya.Kekerasan, kesombongan, dan kezaliman adalah berlawanan secara

6
diametral dengan al-akhlak al-karimah.
Tuhan telah memberikan kesaksian-Nya terhadap kepribadian Nabi
Muhammad SAW yang agung itu: “Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya” (QS 3: 159). Tuhan juga berfirman, ”Dan tidaklah sama kebaikan
dan kejahatan. Janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani)
kecuali dengan cara yang lebih baik” (QS 29: 46).
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tibatiba orang
yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat
setia”(QS 41:34). Kerahmatan Islam juga berarti menghormati orang lain,
termasuk yang berbeda agama,bukan hanya ketika dia masih hidup, bahkan ketika
sudah mati. Sahl bin Hanif dan Qais bin Sa’ad,dua sahabat Nabi,mengatakan,
suatu saat ada jenazah melewati Nabi.Beliau tiba-tiba saja berdiri.Nabi diingatkan
bahwa jenazah tersebut adalah seorang Yahudi. ”Alaisat nafsan (bukankah ia
adalah manusia?)”, jawab Nabi. Termasuk rahmatan li al ‘alamin juga berarti
mengapresiasi pluralisme. Ada orang yang menganggap bahwa mengakui
pluralisme, toleransi (tasamuh) dan dialog antaragama sama artinya dengan
mengakui kebenaran agama lain, sama dengan menyamakan agama atau bahkan
sama dengan sinkretisme.
Pandangan ini tentu saja sangat naif dan ditolak bukan hanya oleh Islam,
tetapi juga oleh pemeluk semua agama. Sikap Islam dalam hal ini adalah jelas:
”Agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku.” Pengakuan atas
pluralisme, toleransi dan dialog antaragama sesungguhnya adalah sikap mengakui
fakta dan realitas akan eksistensi agama- agama yang dipeluk dan penghargaan
terhadap para pemeluknya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah Rahmah berawal dari kata Rohima-Yarhamu-Rohmah yang didalam
Al-Qur’an disebutkan sebanyak 388 kali yang terdiri dari 8 kali dalam bentuk fiil
madhi, 15 kali dalam fi'il mudhori dan 5 kali dalam fi'il amr dan selebihnya
disebutkan dalam bentuk isim. Sedangkan istilah rahmah sendiri disebutkan
sebanyak 145 kali yang memiliki arti "kasih sayang".
Dari kedua pengertian diatas istilah rahmah mengandung arti kasih
sayang. rendah hati, dan kelemah lembutan baik untuk manusia ataupun makhluk
lainnya. Adapun kata ‘Alamin menurut Ilmu Tauhid Kullu Syatin Siwallah artinya
Segala sesuatu selain Allah. Menurut Quraish Shihab kata al- ‘alamin adalah
bentuk jamak dari kata ‘alam. Dari sini, kata tersebut biasa dipahami dalam arti
alam raya atau segala sesuatu selain Allah. Sementara para ulama memahami kata
'alam dalam arti kumpulan sejenis makhluk Allah yang hidup sempurna maupun
terbatas. Semua itu memperoleh rahmat dengan kehadiran Nabi Muhammad saw
membawa ajaran Islam.
Istiah Islam rahmatan lil alamin adalah bentuk penegasan bahwa kehadiran
Islam tiada lain sebagai rahmat untuk seluruh alam, baik muslim maupun non
muslim. Sehingga seluruh penghuninya, baik manusia maupun makhuk-makhluk
lain merasa aman, nyaman di dalamnya. Dalam konsep Islam, rahmatan lil alamin
dapat tercipta secara dinamis, apabila manusia dapat mengemban fungsinya
sebagai khalifah secara konsekuen dan penuh tanggung jawab.
Idikator pendidikan itu menunjukan bahwa Nabi yang paling agang ini
telah berhasil mendidk dan menggembleng para sahabat beliau hingga menjadi
manusia yang teruji kemuliaan akhlaknya. Dengan Pendidikan Rahmatan Lil
‘Alamin ini juga dapat menumbuhkan semangat dan sikap yang dapat mengubah
pola pikir mamusia menjadi lebih bermoral, berkarakter dan mampu mengangkat
harkat dan martabat manusia. Maka agar pendidikan islam ini dapat menjadi

8
Rahmatan Lil ‘Alamin harus ada beberapa unsur

diantaranya, kebebasan, kesetaraan, keadilan dan perdamaian. Islam adalah


agama yang diturunkan Tuhan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Bahkan
rahman dan rahim, dua kata yang diambil dari kata rahmat dan selalu disebut-
sebut kaum muslimin setiap hari adalah nama- nama Tuhan sendiri. para ahli tafsir
sepakat bahwa rahmat Allah mencakup orang-orang mukmin dan orang-orang
kafir,orang baik dan yang jahat serta semua makhluk Allah. Kerahmatan Islam
juga berarti menghormati orang lain, termasuk yang berbeda agama,bukan hanya
ketika dia masih hidup, bahkan ketika sudah mati.

9
DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zaikyah. 2018, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta : Bumi Aksara.


Karman, M. (2018). Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang disempurnakan: Pengembangan Standar
Kompetensidan Kompetensi Dasar.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
M. Arifin, 1991, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis,
Jakarta: BumiAksara.
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.
Syafaruddin, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Utama

10

Anda mungkin juga menyukai