DOSEN PENGAMPU
Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas mata kuliah Ilmu Mantiq
Disusun Oleh :
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji rasa terima kasih kami Persembahkan hadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan karunia, dan Taufik dan hidayahnya. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu Jamil Abdul Aziz yang telah memberikan Tugas ini untuk kita.
Kami sangat berharap Tulisan ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan kita Tentang Berfikir Analogi. Kami juga sepenuhnya
menyadari bahwa dalam menyusun tugas Ini ada kekurangan dan jauh dari apa yang kita
harapkan. Kami berharap akan ada kritik, dan saran untuk perbaikan di waktu akan datang,
mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang konstruktif.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa saja yang membacanya. mohon
maaf apabila ada salah pengucapan dan kami Terapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan di masa depan.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analogi......................................................................................2
A.Kesimpulan...................................................................................................9
Daftar Pustaka................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjelaskan suatu hal yang baru kita terkadang kesulitan untuk mencari
kata yang tepat yang dapat membuat orang yang kita ajak bicara paham akan apa yang
sedang kita jelaskan, untuk itu kita perlu padanan kata yang sudah ada untuk membuat
sesuatu yang baru itu mudah dipahami. Metode menyamakan satu hal dengan hal yang lain
inilah yang disebut dengan analogi.
Jika dalam penyimpulan generalisasi kita bertolak dari sejumlah peristiwa pada
penyimpulan, maka pada analogi kita bertolak dari satu atau sejumlah peristiwa menuju
kepada satu peristiwa lain yang sejenis.
Apa yang terdapat pada fenomena peristiwa pertama, disimpulkan terdapat juga pada
fenomena peristiwa yang lain karena keduanya mempunyai persamaan prinsipal.
Berdasarkan persamaan prinsipal pada keduanya itulah maka mereka akan sama pula
dalam aspek-aspek lain yang mengikutinya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian analogi.
2. Macam-macam analogi dan contohnya.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengertian dari
analogi, macam analogi dan contohnya, serta kesalahan dalam analogi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analogi
Dalam analogi, kegiatan dilakukan dengan menyesuaikan kalimat atau kata baru
dengan kalimat lama yang dianggap benar untuk membentuk suatu kaidah bahasa.2 Dalam
hal ini, analogi merupakan proses berfikir manusia dalam membuat persamaan antara dua
hal sehingga dapat membantu pengembangan kata dalam suatu bahasa. Maka dapat
dikatakan bahwa analogi merupakan kegiatan penting dalam kajian linguistik yang
berpengaruh langsung kepada proses perkembangan suatu bahasa.
Adapun pengertian lain tentang analogi yang diungkapkan oleh Ar-Rummani dalam
bukunya “Al-hudud fi an-nahwi” yaitu proses menggabungkan dua hal, yang mana jika hal
pertama benar, maka diikuti kebenaran hal kedua. Begitupun jika hal pertama salah, maka
diikuti kesalahan hal kedua pula.3Dari pengertian tersebut dapat difahami bahwa dalam
proses analogi terdapat kaitan antara hal baru dengan hal lama yang berkaitan dengan
kebenaran dan kesalahan kedua hal tersebut.
1
Abdul Hamid, Qiyas Ushuli dan Qiyas Nahwi Dalam Prespektif Historis dan Epistemologis (Thesis Sekolah
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009) h.92
2
Luthfi Muhyiddin, Konsep Al Qiyas (Analogy) Pemikiran Ibn Jinni Dalam Linguistik Arab, ed. Universitas Gajah
Mada Press (Yogyakarta, 2013). h.2
3
Mahmud Qudum, “Al Qiyas Fi An Nahwi Al ‟Araby,” Alukah Net, n.d.h.12
4
Massire Doukoure, “The Analogy in Language Between the Arab Linguists and De Saussure,” International
Journal of Al Madinah International University, no. 2 (2012).h.6
2
mengenai analogi dan pengaruhnya dalam perkembangan dan pemeliharaan bahasa.
Pengertian analogi di dunia barat tidak berbeda dengan analogi dalam linguistik
arab. Ferdinand mengungkapkan bahwa bentuk analogis adalah suatu bentuk yang dibuat
berdasarkan gambar dari satu atau sejumlah bentuk lain berdasarkan aturan tertentu. 5 Dari
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa analogi adalah proses persamaan antara satu
bentuk dengan bentuk lainnya dalam sebuah kaidah bahasa.
5
Hidayat, Pengantar Linguistik Umum Ferdinand de Saussure.h.274
6
Mubarok Husein Najmuddin, “Wadzifah Al Qiyas An nahwi fi Binai al Jumlah Al Arobiyah,” Journal of
Islamic Science and Research 1 (2017).h.121
7
Hidayat, Pengantar Linguistik Umum Ferdinand de Saussure.h.274-275.
3
Metode analogi dalam pembelajaran bahasa terdapat dua metode yang digunakan
oleh para ahli linguistik arab dalam proses analogi. Metode pertama adalah metode
deskriptif analitis, yaitu metode yang berfokus pada aspek bahasa yang didengar dan
menganalisa sejauh mana kestabilan bahasa tersebut. Sedangkan meode kedua adalah
metode deduksi, yaitu metode pengambilan kesimpulan dari metode yang pertama. Dengan
metode kedua ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan dengan kegiatan menganalogikan
hal baru dengan hal lama yang sudah mempunyai kaidah yang benar.8
Di dalam analogi, tidak hanya terdapat hasil dan juga analog asalnya saja, namum
di
sana ada relasi yang tersembunyi dalam hati dan pikiran si pembaca. Relasi ini karena
adanya persamaan persamaan di antara keduanya (al-ashlu dan al-far‟u) baik dari segi
bentuk maupun makna. Relasi yang terdapat antara satuan satuan Bahasa oleh Ferdinand
de
Saussure disebut relasi sintagmatik dan asosiatif.
Dalam konteks Bahasa, qiyas atau analogi bertujuan untuk perluasan Bahasa dan
membuat aturan aturan umum bagi Bahasa. Ketika kehidupan meluas dan semakin
kompleks, muncul pola pola kehidupan baru yang tidak dikenal pada masa sebelumnya,
muncul pula kebutuhan terhadap kosakata baru yang dapat digunakan untuk
mengekspresikan perkembangan tersebut. Maka diperlukan kegiatan analogi ini untuk
menghasilkan bentuk, makna maupun struktur baru.
Konsep analogi dalam kajian linguistik barat diatur oleh 3 kontrol linguistik.
Kontrol pertama yaitu adanya unit bahasa yang sudah ada sebelumnya dan dapat diukur.
Karena analogi adalah suatu proses penyamaan unit bahasa baru yang belum memiliki
aturan dengan unit lain yang sudah teratur dengan kaidah, maka unit bahasa yang kedua ini
merupakan hal pokok yang harus ada dalam proses analogi. Kontrol kedua yaitu adanya
kaidah tata bahasa pada unit yang sudah terstruktur. Kaidah tata bahasa ini menjadi unsur
penting guna menetapkan hukum atau aturan setelah proses analogi. Adapun kontrol ketiga
yaitu adanya kesamaan atau hubungan antara unit bahasa baru dan unit bahasa lama. 9
Ketiga kontrol ini merupakan konsep utama dalam analogi kajian linguistik barat.
8
Doukoure, “The Analogy in Language Between the Arab Linguists and De Saussure.”h.11
9
Doukoure, “The Analogy in Language Between the Arab Linguists and De Saussure.”h.12
4
A. Macam – macam Analogi
1. Analogi Induktif
Disebut juga sebagai analogi induktif. Menekankan kepada ciri dan persamaan yang
dimiliki oleh suatu hal/benda/bentuk pasti dimiliki oleh bentuk/benda/hal lainnya tersebut.
dengan syarat ciri – ciri dan persamaan lainnya sebagian besar dimiliki oleh keduanya.
Analogi argumentatif mempunyai pola seperti pada sebuah paragraf induktif, yaitu khusus
– umum.
Sifat manusia dapat diibaratkan seperti padi yang terhampar di sawah yang luas. Saat
manusia mendapatkan sebuah anugerah yang sangat besar, sifatnya akan menjadi lebih
rendah hati serta dermawan. Hal ini juga terjadi pada sebuah padi, semakin padi itu berisi
maka mereka akan semakin menunduk.
2. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif atau biasa disebut dengan analogi penjelas merupakan metode
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan
sesuatu yang sudah dikenal. Sejak zaman dahulu analogi deklaratif merupakan cara yang
amat bermanfaat untuk menjelaskan masalah yang hendak diterangkan. 10 Analogi dapat
dimanfaatkan sebagai penjelasan atau sebagai dasar penalaran. Sebagai penjelasan
biasanya disebut dengan perumpamaan atau persamaan.
Mungkin kita pernah berfikir, “sekeras apa hati mereka sampai tega melakukan hal
seperti itu?”.11
Jika tidak sering digunakan, hati manusia bisa saja berubah menjadi keras, seperti semen
cair yang mengeras menjadi benda padat seperti batu jika terlalu lama didiamkan. Saat hati
manusia sudah mengeras, akan sulit untuk melunakannya Kembali.
10
Azmi, Memen Permata. 2017. Mengembangkan kemampuan analogi matematis. Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017. h.100-111.
11
Wijaya, Putut. 2021. Analogi Adalah; Arti, Tujuan, Macam, Ciri, & Contoh Analogi, diakses pada 1 Januari 2022, dari
https://www.ukulele.co.nz/analogi-adalah/Macam-macam_Analogi terbit 13 februari 2021.
5
Analogi Pincang
Misalnya:
Saya heran mengapa orang takut bepergian dengan pesawat terbang karena sering
terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit meminta korban. Bila demikian
sebaiknya orang jangn tidur ditempat tidur karena hamper semua manusia menemui
ajalnya di tempat tidur.
Disini naik pesawat terbang ditakuti karena sering menimbulkan petaka yang
menyebabkan maut. Sedangkan orang tidak takut tidur ditempat tidur karena jarang sekali
atau boleh dikatakan tidak pernah ada orang yang menemui ajalnya karena kecelakaan
tempat tidur. Orang meninggal ditempat tidur bukan disebabkan kecelakaan tempat tidur,
tetapi karena penyakit yang diidapnya. Jadi, disini orang menyamakan dua hal yang
sebenarnya berbeda. Kekeliruan kedua adalah kekeliruan pada analogi deklaratif,
Misalnya:
Negara kita sudah banyak berutang. Dengan pembangunan lima tahun kita harus
menempuh utang terus-menerus dari tahun ke tahun. Pembangunan lima tahun ini
memaksa rakyat dan bangsa Indonesia seperti naik perahu yang sarat yang semakin tahun
semakin sarat (dengan utang) dan akhirnya tenggelam. Saudara-saudara, kita tidak ingin
tenggelam dan mati bukan? Karena itu kita lebih baik tidak naik kapal sarat itu. Kita tidak
perlu melaksanakan pembangunan lima tahun.
12
Sumarmo, U. 2013. Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya. Bandung: Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia .
6
1. "Kamu mau saja menurutinya, seperti kerbau dicocok hidungnya."
(Perilaku menurut tanpa perlawanan dikiaskan dengan kerbau yang dicocok
hidungnya.)
7
(Hasil belajar tidak bisa dinikmati secara instan. Saat mempelajari materi baru,
seseorang mungkin tidak langsung paham. Namun, kamu tidak boleh menyerah.)
BAB III
13
Wijaya, Putut. 2021. Analogi Adalah; Arti, Tujuan, Macam, Ciri, & Contoh Analogi, diakses pada 1 Januari 2022, dari
https://www.ukulele.co.nz/analogi-adalah/Macam-macam_Analogi terbit 13 februari 2021.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analogi ada 2, yaitu analogi induktif, analogi yang disusun berdasarkan persamaan
prinsipal yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan apa yang ada pada
fenomena pertama yang akan terjadi pula pada fenomena kedua. Analogi deklaratif yaitu
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan Sesuatu yang belum di kenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah di kenal.
Analogi kadang-kadang juga ada yang tidak benar atau disebut palsu bahkan juga
dikatakan pincang bila mana analogi tersebut yang akan mencoba membandingkan ide dan
gagasan lain yang tidak ada hubungannya dengan ide atau gagasan tersebut, analogi seperti
ini bisa membuat orang yang memahami sesuatu menjadi salah arah atau tujuan.
9
DAFTAR PUSTAKA
R.G. soekardjo, Logika dasar : tradisional,simbolik, dan induktif. PT. gramedia pustaka
Utama. 1997
Al-„Amidi, Saifuddin Abi Hasan. al Ihkam fi Ushul al Ahkam. Beirut : Daar al-Fikr.2003
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta. 1994.
Choironi, Merry. “Analogi (qiyas) Menurut Ahli Bahasa Modern dan Hasil Ketetapan
Lembaga Bahasa Arab Dalam Analogi,” Jurnal Alfaz 1, No.1 (2013).
Doukoure, Massire. “The Analogy in Language Between the Arab Linguists and De
Saussure.” International Journal of Al Madinah International University, no. 2
(2012).
Hamid, Abdul. Qiyas Ushuli dan Qiyas Nahwi Dalam Prespektif Historis dan
Epistemologis (Thesis Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009).
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III, Jakarta, Gramedia, 1982.
W. Poespoprodjo, Logika Sientifika, (Bandung: Remadja RK Karya, 1985).
Danusiri, Logika Dalam Naungan Al-Qur’an dan As-Sunnah, (Semarang: CV. Karya
Abadi Jaya, 2015).
10