Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN
I’ROBUL QUR’AN

DOSEN PENGAMPU
Dr.H.Ali Imran,MA.
Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas kelompok

Disusun Oleh :
Kelompok 7

Devi Adelia
Dewi Lestari
Hanif Zainul Muttaqin
Hasballah Muhammad Anshori

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL QUR’AN JAKARTA 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan rasa puji syukur atas    hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah
Bahasa Arab "I’ROB".
Adapun makalah ilmiah Bahasa Arab "I’ROB" ini telah penulis usahakan dapat
disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat waktu.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya,
penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan
kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Penulis berharap semoga makalah ilmiah Bahasa Arab "I’ROB" ini bermanfaat, dan
pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
oleh para pembaca.

Wa’alaikumsalam wr.wb.

Jakarta, Desember 2022

Penulis
Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian I’rob...........................................................................................0
B. Macam – Macam I’rob.................................................................................0
C. Contoh I’rob Dalam Al qur’an.....................................................................0

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan...................................................................................................0
B.Saran..............................................................................................................0

Daftar Pustaka................................................................................................0

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

I’rob adalah perubahan yang terjadi di akhir suatu kata (dalam bahasa arab al kalimah)
yang disebabkan adanya 'amil (unsur aktif) baik perubahannya secara tertulis maupun tidak
tertulis. A’mil (bentuk jamaknya disebut 'awaamil) bisaberupa huruf (yang memiliki
makna), isim, maupun fi'il.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan I’rob?


2. Ada berapa macam I’rob dalam Bahasa.Arab?
3. Bagaimana contoh I’rob yang ada dalam Al-Qur’an?

C. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui makna dari kata I’rob
2. Agar mengetahui macam – macam I’rob
3. Agar mengetahui contoh I’rob

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian I’rob

ً‫َاخلَ ِة َعلَ ْي َها لَ ْفظا ً َأ ْو تَ ْق ِد ْيرا‬ ِ ‫اب ُه َو تَ ْغيِ ْي ُر اَ َوا ِخ ِر ال َكلِ ِم اِل ْختِاَل‬
ِ ‫ف ال َع َوا ِم ِل الد‬ ُ ‫اِإل ْع َر‬
Artinya:

“I’rob adalah perubahaan (cara baca) di akhir katanya karena perbedaan amil yang
memasukinya, baik secara lafadz (nampak jelas perubahaannya yaitu dengan adanya
harakat domah, fathah, kasroh, atau sukun) atau dengan dikira-kira”

‫اب ُه َو تَ ْغيِ ْي ُر اَ َوا ِخ ِر ال َكلِ ِم‬


ُ ‫اِإل ْع َر‬
 

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa i’rob adalah perubahaan cara membaca
akhir huruf pada suatu kata yang tergantung pada amil yang memasukinya. Inti dari i’rob
adalah perubahan di akhir kata, baik itu dibaca dhommah (keadaan rofa’), dibaca fathah
(keadaan nashab), dibaca kasroh (keadaan jar), atau dibaca sukun (keadaan jazm).

 ‫ف ال َع َوا ِم ِل الدَا ِخلَ ِة َعلَ ْي َها‬


ِ ‫اِل ْختِاَل‬
 

Ini menunjukkan perubahan pada akhir kata tergantung pada amil yang memasukinya, lalu
apa yang disebut Amil? Amil adalah suatu penyebab (bisa berupa huruf, keadaan, dan
sifat) yang membuat kata yang terkena amil ini harus dibaca rofa’ (dengan dhommah),
nashab (dengan fathah), jar (dengan kasroh), atau jazm (dengan sukun).

2
B. Macam – macam I’rob
Terdapat 4 Pembagian I’rob ( ُ‫ )اِإل ْع َراب‬dan Tanda-tandanya, yaitu:

1. Rafa’, yaitu i’rob yang ditandai oleh dhommah (Contoh: ‫ ا َء ُم َح َّم ٌد‬UUU‫)ج‬
َ dan
penggantinya yaitu wawu, alif dan nun. Rofa’ merupakan i’rob dasar jadi pada
awalnya semua isim mu’rob i’robnya rofa’.
Sebagai contoh untuk memperjelas, jika melihat kata ‘‫ ’نَصْ ٌر‬maka fokus ilmu nahwu
hanyalah pada huruf akhirnya yaitu huruf ro ‘ ‫ ’ ٌر‬nya saja, kenapa dibaca dhommah,
kenapa dia menggunakan tanwin, kenapa tidak dibaca kasroh, fathah atau yang
lainnya. Sedangkan huruf pertama ‘ َ‫ ’ن‬dan tengah ‘ ْ‫’ص‬, itu hanya akan dibahas pada
ilmu sharaf.

Tanda-tandanya I’rob Rafa, yaitu :

a. Harakat dhammah, terdapat pada isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats
Salim dan fi’il mudhari’;

b. Huruf wawu, terdapat pada jamak mudzakar dan asmaul khamsah;

c. Huruf alif, terdapat pada isim tatsniyah;

d. Huruf nun, terdapat pada fi’il mudhari’ yang bertemu dengan dhamir sya’an,
yakni alif tatsniyah, wawu jamak dan ya’ muannats

ُ ‫ )َأ َك ْل‬dan penggantinya


2. Nashab, yaitu i’rob yang ditandai oleh fathah (Contoh: ‫ت التُفَّا َح‬
yaitu alif, kasroh, ya’ dan membuang nun.
Tanda-tanda I’rob Nashab, yaitu :
a. Harakat fathah, terdapat pada isim mufrad, jamak taksir dan fi’il mudhari’;

b. Huruf alif, terdapat pada asma-ul khamsah;

c. Harakat kasrah, terdapat pada jamak muannats salim;

d. Huruf ya, terdapat pada jamak mudzakar dan al isim al tatsniyah;

e. Hadzfun nun (membuang huruf nun), terdapat pada af’alul khamsah

3
3.  Khofadh, yaitu i’rob yang ditandai oleh kasroh (Contoh: ‫َب ُم َح َم ٌد َعلَى ال َسبُّوْ َر ِة‬
َ ‫ ) َكت‬dan
penggantinya ya’ dan fathah.

Tanda-tanda I’rab Jar, yaitu :


a. Harakat kasrah, terdapat pd isim mufrad yang munsharif, jamak muannats salim
dan jamak taksir;

b. Huruf ya, terdapat pd asma-ul khamsah, isim tatsniyah dan jamak mudzakar;

c. Harakat fathah, ciri ini khusus bertempat pd isim ghairu munsharif

4. Jazm, yaitu i’rob yang ditandai oleh sukun (Contoh: ْ‫ )ِإ ْذهَب‬dan membuang huruf.
Tanda-tanda I’rab Jazm, yaitu :
a. Sukun, terdapat pd fi’il mudhari’ yang shahih huruf akhirnya;

b. Hadzfu (membuang), ada 2 macam yaitu hadzfu huruf ilat dan hadzfu huruf nun,
berada dalam dua bagian yaitu fi’il mudhari’ yang mu’tal akhir dan af’alul
khamsah.

C. Contoh – contoh I’rob

Contoh-contoh I’rab:
‫َب ُم َح َم ٌد َعلَى ال َسبُّوْ َر ِة‬
َ ‫َكت‬
Artinya:

“Muhammad menulis di papan tulis”

Perhatikan kata di akhir kalimat, ‘as-sabburoti’. Kenapa dibaca kasroh? karena sebelum
kata tersebut ada amil berupa huruf jar (yang membuat kata ‘as-sabburoti’ HARUS dibaca
kasroh) yaitu kata ‘alaa’)

Contoh lainnya:

‫َجا َء ُم َح َّم ٌد‬


Artinya:

Muhammad telah datang

4
Perhatikan kata diakhir kalimat. Kenapa mesti dibaca dommatain pada kata
‘muhammadun’? Ya, tentu karena ia menjadi fa’il (subjek) maka ia harus dibaca rofa’
(pada kata tersebut menggunakan tanda dhommah).

Contoh lainnya lagi:


ُ ‫َأ َك ْل‬
َ َّ‫ت التُف‬
‫اح‬
Artinya:

Saya telah memakan apel

Perhatikan kata di akhir kalimat. Kenapa mesti dibaca fathah pada kata ‘at-tuffaha’? Ya,
tentu karena menjadi maf’ul bih (objek) maka ia harus dibaca nasob (pada kata tersebut
menggunakan tanda fathah).

Contoh-contoh diatas tentunya sangat mudah untuk dipahami, tapi coba kita lihat
pengertian i’rob di atas lagi, ada kata ‘ ً‫ ‘ لَ ْفظا ً َأوْ تَ ْق ِديْرا‬artinya ‘baik secara lafadz (nampak
jelas perubahaannya) atau dengan dikira-kira’, yang dimaksud secara lafadz adalah
perubahan cara membaca akhir katanya nampak jelas dengan adanya harokat dhommah,
ُ ‫‘ َأ َك ْل‬akaltu at-tuffaha’
fathah, kasroh, atau sukun. Contohnya seperti kalimat di atas ‫ت التُفَّا َح‬
dibaca fathah secara jelas dan nampak harokatnya.

Sedang yang dimaksud ً‫ تَ ْق ِديْرا‬adalah perubahan cara baca akhir kata yang tidak nampak
jelas dan tidak ada harokat sama sekali, hal ini disebabkan karena di akhir kata tersebut
terdapat huruf illah: ‘Wau (‫ )و‬, Alif (‫ )ا‬dan Ya (‫’)ي‬,

Contoh:

‫َجا َء ُمصْ طَفَى‬


Artinya:

Musthofa telah datang.

 Perhatikan kata ‘musthofaa’, yang tidak mempunyai harokat, tapi dibaca rofa’. Seharusnya
jika suatu kata dibaca rofa’ maka tandanya dengan dhommah, tapi pada kata tersebut tidak
ada harokatnya, maka i’robnya dengan cara dikira-kira), kenapa dia dibaca rofa’? karena
dia menjadi fa’il (subjek).

5
Contoh lainnya:

‫ْت ُمصْ طَفَى‬


ُ ‫َرأي‬
Artinya:

Saya melihat musthofa.

Perhatikan kata ‘musthofaa’ yang menjadi maf’ul bih (objek), dibaca nasob, tanda
nasobnya fathah yang dikira-kirakan karena terdapat huruf illah yaa ‘‫ ’ى‬di akhir kata.

Contoh lainnya:

‫ت ِإلَى ُمصْ طَفَى‬


ُ ْ‫نَظَر‬
Artinya:

Saya memandang musthofa’

Perhatikan kata ‘musthofaa’ yang dibaca jer. Tanda jernya adalah dengan kasroh yang
dikira-kirakan karena terdapat huruf illah berupa huruf yaa ‘‫ ’ى‬di akhir kata.

Sebagai simpulan, dari ketiga contoh diatas, cara membaca kata ‘‫طَفَى‬U ‫ص‬
ْ ‫ ’ ُم‬hanya satu
‘musthofaa’ tanpa ada harokat di akhirnya. Cara menentukan hukum i’robnya adalah
dengan dikira-kira, tergantung apakah menjadi fa’il (subjek), atau maf’ul bih (objek), atau
majrur (dibaca jer karena sebelumnya ada huruf jer).

Nah, keempat bagian i’rob di atas jika masuk dalam suatu isim (kata benda) maka hanya
ada rofa, nasob, jer, sedangkan jika masuk kepada fi’il (kata kerja) maka hanya ada rofa,
nashab, dan jazm. Jadi, isim selamanya tidak akan dibaca jazm, dan fi’il selamanya tidak
akan dibaca jer.

6
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Farid Wajdi, S.H.I., M.M. 
Ilmu Nahwu: Pengertian Isim, Ciri-ciri, dan Contohnya

Anda mungkin juga menyukai