Anda di halaman 1dari 14

MAF’UL DAN PEMBAGIAN NYA

MAKALAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Tugas Bahasa Arab


Dosen Pengampu : Bapak Sufrizal An Nadwi. M.Pd
Program Studi Ekonomi Syariah

Oleh:
Amelia Sari (22420311438)
Maulida Munthe (22420311449)

FAKULTAS SYARIAH, DAKWAH DAN USHULUDDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala pujian dan rasa syukur atas


kehadirat Allah Swt karena rahmat, hidayah wal inayah-Nya yang telah
dikaruniakan kepada segenap hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Adapun yang akan kami kaji dalam makalah ini ialah
“Maf’ul dan Pembagian Nya”.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam
Makalah ini, oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan yang
membangun demi kesempurnaan ulasan Makalah ini.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini, civitas akademi, teman sejawat dan khusus dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Arab.
Akhir kalimat, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi kita semua khusus kepada penyusun sendiri dalam
mempelajari Pengantar. Apabila terdapat kebenaran dari makalah ini itu
datangnya dari Allah dan apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan,
datangnya dari penyusun makalah ini.

Penulis
Takengon, 07 Januari 2023

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maf’ul merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir
hurufnya. ‫( المفعول به‬Objek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam
makalah ini. Dengan alasan terkadang kita sulit menentukan ‫ المفعول به‬dalam
suatu jumlah mufidah atau dalam beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat-
ayat Al-Quran. Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu kita dalam
memahami tentang ‫ المفعول به‬. Insyaallah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ‫? المفعول به‬
2. Bagaimanakah pembagian ‫? المفعول به‬
3. Bagaimana pola-pola penempatan ‫? المفعول به‬
4. Bagaimana Pembagian ‫ المفعول به‬berdasarkan tanda nashabnya?
5. Bagaimana contoh maf’ul bih dalam dalam salah satu ayat Al-Quran?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian ‫ المفعول به‬.
2. Mengetahui pembagian tentang ‫ المفعول به‬.
3. Mengetahui pola-pola penempatan ‫ المفعول به‬.
4. Memahami contoh-contoh ‫ المفعول به‬dalam salah satu ayat Al-Quran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ‫به‬ ‫المفعول‬

ِ ِِ ِ َّ ‫اْلسم الْمْنصو‬ ِ
ِ ُ ْ ُ َ ُ ْ ِْ ‫اَلْ َم ْف ُع ْو ُل بِه ُه َو‬
ْ ِ‫ َو لَهُ ُح ْك ٌم إ ْعَر‬,‫ب اَلذ ْي َوقَ َع َعلَْيه ف ْع ُل الْ َفاع ِل‬
‫اِب َوُه َو‬
ِ ِ ِ
‫ب‬ ُ ‫ب " أَ ْي أَنَّهُ َدائ ًما َمْن‬
ٌ ‫ص ْو‬ ْ ‫ب يَ ُد ُّل َعلَى َم ْن َوقَ َع َعلَْيه اَلن‬
ُ ‫َّص‬ ُ ‫اَلْ َم ْف ُع ْو ُل بِه إِ ْس ٌم َمْن‬
ٌ ‫ص ْو‬
. ‫ص ْوَرةُ الْ ِف ْع ِل‬ ِ ِ
ُ ُ‫الْف ْع ُل الْ َفاع ُل َو ََلتَتَغَيِّ ُر َم َعه‬
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan
hukum I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan
kepada objek /penderita.
Contoh lain :

1. ‫س‬َ ‫ب الْ َولَ ُد الد َّْر‬ َ َ‫ ; َكت‬Anak itu telah menulis pelajaran
2. ‫ُستَاذُ ولَ ًدا‬
َ ْ ‫ب األ‬ َ ‫ضَر‬َ ; Ustadz itu telah memukul seorang anak
ََ َّ‫ت َم ِرََيُ الل‬
3. ‫ب‬ ْ َ‫ ; َش ِرب‬Maryam telah meminum air susu
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika
fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya
“menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Dalam contoh di atas :

1. ‫ب‬
َ َ‫ = َكت‬fi’il, ‫ = الْ َولَ ُد‬fa’il, ‫س‬ َ ‫ = الد َّْر‬maf’ul bih
2. ‫ب‬
َ ‫ضَر‬ َ = fi’il, ُ‫ُستَاذ‬ ْ ‫ = األ‬fa’il, ‫ = َولَ ًدا‬maf’ul bih
3. ْ َ‫ = َش ِرب‬fi’il, ُ‫ = َم ِرََي‬fa’il, ‫ب‬
‫ت‬ ََ َّ‫ = الل‬maf’ul bih
Setiap Maf’ul bih harus senantiasa Manshub.

B. Pembagian Maf'ul dalam bahasa arab


Maf'ul dalam bahasa arab dibagi lima:

2
1. Maf ul bih (‫به‬ ‫)مفعول‬
Maf ul bih adalah kata benda dalam Bahasa Arab. Dalam membuat
kalimat Bahasa Arab, maka penggunaan maf ul bih sangat penting untuk
diperhatikan. Pasalnya, ketentuan dalam membuat kalimat harus disusun
secara baku, sehingga peletakan subjek, predikat, objek dan keterangan harus
sesuai dengan kaidah.
ِ
Contoh : ‫اب‬
َ َ‫اْلكت‬ ُ‫( أَنَا أَقْ َراء‬Saya membaca buku)
Jika melihat jumlah di atas maka kita temukan pada jumlah tersebut fi'il

(‫ )فعل‬dan fa'il (‫ )فاعل‬dan kata yang akhir dari jumlah di atas (‫)الكتاب‬

dinamakan maf'ul (objek).


a. Maf'ul bih terdiri dari isim Zhohir.
ِ ِ
Contoh : ‫ب‬ ُ ‫ب الطَّال‬
َ َ‫ب َكت‬ َ ‫الْ َواج‬ (siswa telah menulis tugas)

‫اَنَا‬ ِ
ُ‫اَقْ َراء‬ ‫اب‬
َ َ‫الْكت‬ (saya membaca buku)

Maka kalimat ‫ الواجب‬dan ‫الكتاب‬


َ َ dinamakan maf'ul isim dhohir.

b. Maf'ul bih isim dhomir


Maf'ul bih isim dhomir dibagi dua:

i. Dhomir bariz (‫)البارز‬

ii. Dhomir Mustatir ( ‫)املسترت‬

2. Maf‟ul muthlaq (‫ا‬ ‫)ا ملفعول املطلق‬


Masdhar (original noun) yang secara lafazh terletak setelah fi‟ilnya
yang menjelaskan makna penegas, menjelaskan makna kualitas atau
menjelaskan makna kuantitas.

Contoh : ‫َّرس‬ ً ‫ت ِح ْف‬ ِ


ْ ‫الد‬
َ ‫ظ‬ ُ ْ‫َحفظ‬
( Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sebenar-benarnya hafal)

3
3. Maf'ul min ajlih
Isim yang beri'rab manshub yang disebutkan sebagai penjelasan
sebab terjadinya pekerjaan.

Contoh : ‫لِلْعِلْ ِم‬ ‫اب طَلَبًا‬ ِ ُ ‫اَنَا قَا ِر‬


َ َ‫ئ الْكت‬
( Saya membaca kitab untuk mencari ilmu )
4. Maf'ul fih
Maf'ul fih adalah isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan
waktu atau tempat terjadinya fi'il.

Contoh : ‫لَْي ًل‬ ‫ت‬


ُ ‫َسافَ ْر‬
( Saya berjalan diwaktu malam )
5. Maf'ul maah
Maf'ul maah adalah isim yang beri'rab manshub yang disebutkan
setelah huruf wau (‫ )و‬untuk menunjukkan kebersamaan”
ِ ‫اْل‬
Contoh : ‫اد ُم‬َْ ‫و‬ َ ‫ت‬
ُ ‫َخَر ْج‬
( Saya keluar beserta budak)

C. Tanda-tanda Maf'ul dalam bahasa arab

1) ‫فتحة‬
Adapun fathah jadi jadi tanda nasab dalam tiga tempat
a) Isim Mufrad
Adalah isim yang bukan tasniyah, bukan jamak, bukan mulhak
jamak atau mulhak tasniyah, dan bukan pula dari asmaul khamsah (isim-
isim yang lima)

Contoh : ‫الكتاب‬ ‫ت‬ ِ


َ ُ ْ‫ا ْشتَ َري‬ (Saya membeli kitab)

b) Jamak Taksir
Adalah : Lafazh yang berubah dari betuk mufratnya.

Contoh : lafazh ‫انا‬ ‫ب اَقراء‬


َ ُ‫( ال ُكت‬saya membaca banyak kitab)
c) Fi'il mudharik

4
yang tidak kemasukan amil nasab dan akhirnya tidak bertemu
dengansesuatu
2) Alif
adapun alif jadi tanda nasab dalam isim yang lima

Contoh: ‫ت‬
َ ْ‫راَي‬ َ ‫اك‬
َ َ‫ ( اَب‬kamu melihat ayahmu)
3) Kasrah
Adapun kasrah jadi tanda nasab dalam jamal muannas salim

Contoh : ‫خلق‬ ِ ‫( السمو‬Allah telah menciptakan banyak langit


‫ات‬
4) Ya
adapun yak jadi tanda nasab dalam dua tempat
a) dalam isim tasniyah

Contoh : ‫ت‬ ِ ِ (saya membeli dua buah kitab)


ِ ْ َ‫الكتَاب‬
ُ ْ‫ا ْشتَ ري‬
َ ‫ي‬
b) dalam jamak muzhakkar salim

‫ايت‬ ِِ ِِ
Contoh : َ ‫ي ر‬
َ ْ ‫املَ ْسجد ىف الْ ُم ْسلم‬ (kamu melihat orang-orang di

masjid)
5) Terbuangnya nun
Adapun nun jada tanda nasab dalam fi'il yang lima

Contoh : ‫َزيْ ًد‬ ‫ت‬


ُ ْ‫ضَرب‬
َ (saya memukul zaid)
D. Pembagian Maf’ul Bih
Maf’ul bih terbagi kepada dua bagian, yaitu :

1. ‫ ظاهر‬: yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh : ً‫علي كلبا‬
ٌ ‫ضرب‬ َ : Ali memukul anjing

َّ ُ‫يقرأ‬
ً‫حمم ُد قرآنا‬ : Muhammad sedang membaca Quran

2.
ٌ‫ ضمي‬: yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
5
‫‪Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :‬‬
‫)‪1. Dhamir Muttashil (bersambung‬‬
‫‪Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :‬‬

‫بكن‪ ,‬وضربَهُ‪,‬‬
‫بكما‪ ,‬وضرب ُك ْم‪ ,‬وضر َّ‬ ‫ِ‬
‫بك‪ ,‬وضربك‪ ,‬وضر َ‬ ‫ضربين‪ ,‬وضربنا‪ ,‬وضر َ‬
‫هبن ‪.‬‬
‫هبما‪ ,‬وضرهبُ ْم‪ ,‬وضر َّ‬
‫وضرهبَا‪ ,‬وضر َ‬
‫)‪2. Dhamir Munfashil (terpisah‬‬
‫‪Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :‬‬

‫اه ْم‪,‬‬ ‫ِ‬


‫اكما‪ ,‬وايَّا ُك ْم‪ ,‬وايَّا ُك َّن‪ ,‬وايَّاهُ‪ ,‬وايَّاها‪ ,‬وايَّامها‪ ,‬وايَّ ُ‬
‫اك‪ ,‬وايَّاك‪ ,‬وايَّ َ‬
‫اي‪ ,‬وايَّانَا‪ ,‬وايَّ َ‬
‫ايّ َ‬
‫ن‪.‬‬‫اه َّ‬
‫وايَّ ُ‬
‫‪E. Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih‬‬

‫‪ .١‬فعل ‪ -‬فاعل ‪ -‬مفعول به = قَ َرأَ – ُحمَ َّم ُد ‪ -‬ال ُق ْرآ َن‬


‫َِّب ‪َ -‬ر ُج ٌل‬ ‫أل – النِ َّ‬ ‫‪ .٢‬فعل ‪-‬مفعول به ‪ -‬فاعل = َس َ‬
‫رسول اللّ ِه‬
‫َلت – َ‬ ‫‪(.٣‬فعل ‪ -‬فاعل) ‪ -‬مفعول به = سأ ُ‬
‫ك‬‫‪(.٤‬فعل ‪ -‬فاعل ‪ -‬مفعول به) = أ ََم ْرتُ َ‬
‫‪).٥‬فعل – مفعول به( ‪ -‬فاعل = أ ََمَرِِن ‪َ -‬ر ُس ْوَُلللّ ِه‬
‫اك ‪ -‬نَ ْعبُ ُد‬ ‫‪.٦‬مفعول به ‪( -‬فعل فاعل) = اِيّ َ‬

‫به ‪F. Pembagian‬‬ ‫‪ berdasarkan tanda nasahabnya‬المفعول‬


‫‪1. Tanda Nashob Fathah‬‬
‫‪a. Isim Mufrad‬‬

‫س‬ ‫ِ‬
‫يُ َذاك ُر ُحمَ َّم ُد اَلد َّْر َ‬
‫) ‪( Muhammad sedang mengulangi pelajaran‬‬
‫اْلَ ِريْ َد َة‬ ‫ِ‬
‫ات ْ‬‫تَ ْقَرأُ الطَّالبَ ُ‬
‫) ‪( Para mahasiswi sedang membaca koran‬‬

‫‪6‬‬
‫س‬
َ ‫ب الْ َولَ ُد الد َّْر‬
َ َ‫َكت‬
( Anak itu telah menulis pelajaran )
‫ُستَاذُ َولَ ًدا‬
ْ ‫ب ْاأل‬
َ ‫ضَر‬
َ
( Guru itu telah memukul anak )

َ ْ َّ‫ت َم ْرََيُ الل‬


‫ب‬ ْ َ‫َش ِرب‬
( Maryam telah minum susu )
‫س‬ ْ ‫أَ َك َل ُحمَ َّم ٌد‬
َ ْ‫اْلُب‬
( Muhammad telah makan roti )
‫ب َعلِ ٌّي َكلْبًا‬
َ ‫ضَر‬
َ
( Ali telah memukul anjing )
‫يَ ْقَرأُ ُحمَ َّم ٌد قُ ْرآنًا‬
( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )
‫اب‬
َ َ‫َْحَ ُد الْب‬
ْ ‫يَ ْفتَ ُح أ‬
( Ahmad sedang membuka pintu )
ِ َ‫ََْت ِمل ف‬
‫اط َمةُ الْ َقلَ َم‬ ُ
( Fatimah sedang membawa polpen )

b. Jama’ Taksir

َ ‫ُستَاذُ الطَُّّل‬
‫ب‬ ْ ‫يُ َعلِّ ُم ْاأل‬
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )

َ‫َسلِ َحة‬ ْ ‫ََْي ِم ُل‬


ْ ‫اْلُنُ ْو ُد اَْأل‬
( Para tentara sedang membawa senjata )
‫ُستَاذُ ْاأل َْوََل َد‬
ْ ‫ب ْاأل‬
َ ‫ضَر‬
َ
( Ustads telah memukul para anak )
ِ َ‫ََْت ِمل ف‬
‫اط َمةُ ْاألَقْ َل َم‬ ُ
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
‫اب‬
َ ‫َْحَ ُد ْاألَبْ َو‬
ْ ‫يَ ْفتَ ُح أ‬
( Ahmad sedang membuka pintu )

2. Tanda Nashob Kasrah


a. Jama’ Muannats Salim

7
‫مج َّل ِت‬ ِ
ُ َ‫تَ ْش َِرت ْي الطَّالب‬
َ ْ‫ات ال‬
( Para mahasiswi sedang membeli majalah )
ِ ‫ََيمع الطَُّّلب الْ ُكَّراس‬
‫ات‬ َ ُ ُ َْ
( Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku catatan )
ِ ‫السيَّار‬
‫ات‬ ْ ‫يَغْ ِس ُل أ‬
َ َّ ‫َْحَ ُد‬
( Ahmad sedang mencuci banyak mobil )

3. Tanda Nashob Ya’


a. Mutsanna

ِ ْ َ‫ََْي ِمل التِّ ْل ِمْي ُذ الْ ِكتَب‬


‫ي‬ ُ
( Siswa sedang membawa dua buku)
ِ ْ َ‫تَ ْقرأُ الْم َد ِّر َسةُ الْم َقالَت‬
‫ي‬ َ ُ َ
( Guru itu sedang membaca dua makalah )
ِ‫ي ْقبِض الْب ول‬
َ ْ ‫س الْ ُم ْج ِرَم‬
‫ي‬ ‫ي‬
ُ ُْ ُ َ
ْ
(Polisi sedang menangkap dua penjahat )
ِ ‫اْل‬ ِ
‫اضَريْ َن‬َْ ‫ب‬ُ ‫يَْنتَظْي ُر الطَُّّل‬
( Para siswa itu sedang menunggu dua hadirin )

b. Jama’ Mudsakkar salim


ِ ِ
َ ْ ‫س الْ ُم ْج ِرم‬
‫ي‬ ُ ِ‫يَ ْقب‬
ُ ْ‫ض الْبُ ْولي‬
(Polisi sedang menangkap para penjahat )
ِ ‫اْل‬
‫اض ِريْ َن‬ ِ
َْ ‫ب‬ُ ‫يَنْتَظْي ُر الطَُّّل‬
( Para siswa itu sedang menunggu para hadirin )
ِ ِ
َ ْ ‫يُ َكلِّ ُم الْ ُمديْ ُر الْ ُم َوظَّف‬
‫ي‬
( Direktur itu sedang berbicara dengan para pegawai )

8
G. Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)

‫بسم اهلل الرْحن الرحيم‬


‫( ا ْل َهـ‬melalaikan : fi’il
1.
‫اَ ْْل ُك ُم التَّ َكاثُُر‬ Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, (predikat))
‫( ُك ُم‬kepadamu :
maf’ul bih (objek)
‫( التَ َكاثُ ُر‬bermegah-
megahan : fa’il
(subjek)

Jenis maf’ul bih


pada ayat ini dibuat
dari isim dhomir
yaitu
lafadz ‫( ُك ْم‬kamu)
2.
‫َح ََّّت ُزْرُُتُ الْ َم َقابَِر‬ Sampai kamu masuk ke
dalam kubur,
ْ‫( ُزر‬masuk “ fi’il :
predikat)
‫( تُ ُم‬kamu : fa’il :
subjek)
‫( ا ْل َمقَا ِب َر‬kubur : maf’ul
bih : objek)

َ‫( تَ ْعلَ ُموْ ن‬mengetahui :


َ ‫َكلَّ َس ْو‬
‫ف تَ ْعلَ ُم ْو َن‬
3. Sekali-kali
tidak! Kelak kamu akan fi’il)
mengetahui (akibat ‫( و‬kamu (dhomir
perbuatan kamu itu), mustatir pada
kalimat َ‫ )تَ ْعلَ ُموْ ن‬: fa’il)

َ‫( ت ْعلَ ُموْ ن‬mengetahui :


َ ‫ُُثَّ َكلَّ َس ْو‬
‫ف‬
4. Kemudian sekali-kali
tidak! Kelak kamu akan fi’il)
‫تَ ْعلَ ُم ْو َن‬ mengetahui. ‫( و‬kamu (dhomir
mustatir pada
kalimat َ‫ )تَ ْعلَ ُموْ ن‬: fa’il)
َ‫( تَ ْعلَ ُموْ ن‬mengetahui :
5.
‫َكلَّ لَ ْو تَ ْعلَ ُم ْو َن‬ Sekali-kali
tidak! Kelak kamu fi’il)
ِ ْ ‫ِعلْم الْيَ ِق‬
‫ي‬ mengetahui dengan ‫ت‬ َ (dhomir mustatir :
َ pasti, fa’il)
‫( ِع ْل َم ا ْليَقِي ِْن‬dengan
pasti : maf’ul bih)
6.
‫لَتَ َرُو َّن ا ْْلَ ِحْي َم‬ Niscaya kamu benar-
benar akan
‫( لتَ َر ُون‬melihat: fi’il)
‫ت‬ َ (kamu (dhomir
melihat neraka jahim, mustatir) : fa’il )

9
‫( ا ْل َج ِح ْي َم‬neraka jahim :
maf’ul bih.

َ ْ ‫ُُثَّ لَتَ َرُونَّ َها َع‬


َ (kamu (dhomir
7.
‫ي‬ Kemudian kamu benar-
benar
‫ت‬
mustatir) : fa’il)
ِ ْ ‫الْيَ ِق‬
‫ي‬ akan melihatnya dengan ‫( لت َر ُون‬melihat: fi’il)
mata kepala sendiri, ‫( هَا‬melihat-nya :
maf’ul bih
(menunjukkan
kepada ‫( ا ْل َج ِح ْي َم‬nerak
a jahim)
‫( َع ْينَ ا ْليَقِيْ ِن‬hal)
8.
‫ ُُثَّ لَتُ ْسئَ لُ َّن يَ ْوَمئِ ٍذ‬Kemudian kamu benar- ‫ ( لَتُ ْسئَلُن‬akan ditanya :
benar akan ditanya pada fi’il)
‫َع ِن النَّعِْي ِم‬ hari itu tentang
kenikmatan (yang
‫( يَوْ َمئِذ‬pada hari itu :
maf’ul fih)
megah di dunia itu).
Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
ْ‫( َراَي‬melihat : fiil
‫ت‬
َ ْ‫اس يَ ْد ُخلُ َوَراَي‬ َ َ‫ الن‬Manusia masuk islam (predikat)
Dan Engkau melihat

ِ‫ و َن ِِف ِدي ِن اهلل‬dengan berbondong ‫ت‬ َ (engkau : fail


ْ ْ ْ bondong (subjek))
‫اجا‬
ً ‫اَفْ َو‬
‫اس‬ َ َ‫( الن‬manusia :
maf’ul bih (objek))
maf’ul bih
nya dzohir.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan
hukum I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan
kepada objek /penderita.
Contoh :

‫س‬
َ ‫ب الْ َولَ ُد الد َّْر‬
َ َ‫َكت‬ ; Anak itu telah menulis pelajaran

Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika
fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya
“menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.

Lihat contoh ‫َّرس‬


ْ ‫الد‬ َ ‫ب الْ َولَ ُد‬
َ َ‫َكت‬ :

‫ = َكت ََب‬fi’il, ‫ = ا ْل َولَد‬fa’il, ‫س‬


َ ْ‫ = الدر‬maf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1. Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2. Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)
Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya, atau dalam
kata lain dapat tukar posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il dan fa’il atau
setelah fi’il dan fa’il.

B. Saran
Jika ditinjau ulang, tentu didalam makalah ini tidak akan lepas dari koreksi
para pembaca. Karena kami menyadari apa yang kami sajikan ini sangatlah jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar nantinya makalah ini akan menjadi lebih
sempurna dan lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.

Zakaria, Aceng. 2004. Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam. Garut: Azka

12

Anda mungkin juga menyukai