Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBAHASAN MAF’UL BIH


“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa
Arab”
Dosen Pengampu

Rusmani, S.Ag., M.H.I.

Disusun Oleh :
AHMAD NUGRAHA/1223050005
AJMAL NAZIRUL MUBIIN/1223050009
DARMANA ARIES SETIAWAN/1223050029
ENJANG ROHIMAN/1223050038
FADLAN RIDHA ZAINULHAQ/1223050043
FADLLI NAUFAL RAHIM/1223050044
FARREL AR RASYID/1223050047

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa
Arab dan telah memberikan kemudahan dalam mempelajarinya.
Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad SAW adalah Rasul Allah yang diutus dengan membawa ajaran dan
pedoman hidup yang baik untuk manusia di dunia dan akhirat.
Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari
Al-Quran dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita
pegang teguh. Tentunya kita tidak mungkin memahami kedua sumber tersebut
kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu
dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al-Quran dan
Sunnah.
Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah
satu objek kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Maf”ul Bih. Maf’ul Bih merupakan
salah satu kalimat yang terdapat dalam sebuah Jumlah Mufidah bahasa Arab, yang
berartikan sebagai Objek Penderita (yang dikenakan pekerjaan oleh fa’il).
Semoga dengan dibuatnya makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat
bagi pembaca, khususnya bagi penulis, untuk memperoleh berbagai kemudahan
dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah. Amin.
Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan serta
keterbatasan dalam pembahasan makalah ini. Untuk itu saran serta koreksi sangat
penulis harapkan untuk memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.

Bandung, 17 November 2022

KELOMPOK 4

BAB I
PENDAHULUAN

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Maf’ul Bih
B. Pembagian Maf’ul Bih
C. Pola-pola penempatan Maf’ul Bih
D. Pembagian Maf’ul Bih berdasarkan tanda Nashabnya
E. Contoh Maf’ul Bih dalam salah satu ayat Al-Qur’an
]BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

A.    Latar Belakang

‫ ( األسماء المنصوبات‬Isim-isim yang Manshub) semuanya berjumlah dua belas, yaitu :


1.      ‫( المفعول به‬Maf’ul Bih)
2.      ‫( المفعول فيه‬Maf’ul Fiih)
3.      ‫( المفعول ألجله‬Maf’ul Liajlih)
4.      ‫( المفعول المطلق‬Maf’ul Al-Muthlaq)
5.      ‫( المفعول معه‬Maf’ul Ma’ah)
6.      ‫( الحال‬Al-Hal)
7.      ‫( التمييز‬At-Tamyiz)
8.      ‫( المستثنى‬Al-Mustatsna)
9.      ‫( خبر كان أو احدى أخواتها‬khobar kana dan saudara-saudaranya)
ّ ‫ اسم‬ (isim inna dan saudara-saudaranya)
10.  ‫ان أو احدى أخواتها‬
11.  ‫( المنادى‬Al-Munada)
12.  ‫ التوابع‬  (At-tawabi’)

Maf’ul Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir
hurufnya. ‫ول به‬nn‫( المفع‬Objek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam
makalah ini. Dengan alasan terkadang kita sulit menentukan ‫ المفعول به‬dalam suatu
jumlah mufidah atau dalam beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat-ayat
Al-Quran. Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu kita dalam
memahami tentang ‫ المفعول به‬. Insyaallah.
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan ‫? المفعول به‬
b.      Bagaimanakah pembagian ‫? المفعول به‬
c.       Bagaimana pola-pola penempatan ‫? المفعول به‬
d.      Bagaimana Pembagian ‫ المفعول به‬berdasarkan tanda nashabnya?
e.       Bagaimana contoh maf’ul bih dalam dalam salah satu ayat Al-Quran?

C.    Tujuan
a.       Memahami pengertian  ‫ المفعول به‬.
b.      Mengetahui pembagian tentang ‫ المفعول به‬.
c.       Mengetahui pola-pola penempatan ‫ المفعول به‬.
d.      Memahami contoh-contoh ‫ المفعول به‬dalam salah satu ayat Al-Quran.
BAB    II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian ‫المفعول به‬


ُ‫ي َأنَّه‬
ْ ‫ب " َأ‬ ْ َّ‫ َو لَهُ ُح ْك ٌم ِإع َْرابِ ْي َو ُه َو " اَلن‬,‫ي َوقَ َع َعلَ ْي ِه ِف ْع ُل ا ْلفَا ِع ِل‬
ُ ‫ص‬ ْ ‫ب اَلَّ ِذ‬ ْ ‫اَ ْل َم ْف ُع ْو ُل ِب ِه ُه َو اِإْل‬
ُ ‫س ُم ا ْل َم ْن‬
ُ ‫ص ْو‬
‫ب‬
ٌ ‫ص ْو‬ ُ ‫ دَاِئ ًما َم ْن‬.
ُ ُ‫ب يَ ُد ُّل َعلَى َمنْ َوقَ َع َعلَ ْي ِه ا ْلفِ ْع ُل ا ْلفَا ِع ُل َو اَل تَتَ َغيِّ ُر َم َعه‬
‫ص ْو َرةُ ا ْلفِ ْع ِل‬ ْ ‫ اَ ْل َم ْف ُع ْو ُل بِ ِه ِإ‬.
ُ ‫س ٌم َم ْن‬
ٌ ‫ص ْو‬
Artinya :
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum
I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada
objek /penderita.
Contoh lain :
َ ‫ َكت ََب ا ْل َولَ ُد الد َّْر‬  ; Anak itu telah menulis pelajaran
1.                   ‫س‬
ْ ‫ض َر َب اُأل‬
2.                   ‫ستَا ُذ َولَدًا‬ َ ; Ustadz itu telah memukul seorang anak
3.                   َ‫ش ِربَتْ َم ِريَ ُم اللَّبَن‬
َ   ; Maryam telah meminum air susu

Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka
maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Dalam contoh di atas :
1.                   ‫ = َكت ََب‬fi’il,         ‫ = ا ْل َولَ ُد‬fa’il,        ‫س‬َ ‫ = الد َّْر‬maf’ul bih
2.                   ‫ض َر َب‬َ = fi’il,      ‫ستَا ُذ‬ ْ ‫ = اُأل‬fa’il,    ‫ = َولَدًا‬maf’ul bih
َ = fi’il,       ‫ = َم ِريَ ُم‬fa’il,      َ‫ = اللَّبَن‬maf’ul bih
3.                   ْ‫ش ِربَت‬
Setiap Maf’ul bih harus senantiasa Manshub.

B.     Pembagian Maf’ul Bih


Maf’ul bih terbagi kepada dua bagian, yaitu :
1.      ‫ظاهر‬           : yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh :    ً ‫ضرب عل ٌي كلبا‬    َ : Ali memukul anjing
                  ً ‫يقرُأ مح َّم ُد قرآنا‬     : Muhammad sedang membaca Quran

2.      ‫ ضمي ٌر‬          : yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1.      Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
‫ضربني‪ ,‬وضربنا‪ ,‬وضرب َك‪ ,‬وضرب ِك‪ ,‬وضربك َما‪ ,‬وضرب ُك ْم‪ ,‬وضربكنَّ ‪ ,‬وضربَهُ‪ ,‬وضرب َها‪ ,‬وضربه َما‪,‬‬
‫‪ .‬وضرب ُه ْم‪ ,‬وضربهنَّ‬
‫)‪2.      Dhamir Munfashil (terpisah‬‬
‫‪Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :‬‬
‫ي‪ ,‬وايَّانَا‪ ,‬وايَّا َك‪ ,‬وايَّا ِك‪ ,‬وايَّاك َما‪ ,‬وايَّا ُك ْم‪ ,‬وايَّا ُكنَّ ‪ ,‬وايَّاهُ‪ ,‬وايَّاها‪ ,‬وايَّاهما‪ ,‬وايَّا ُه ْم‪ ,‬وايَّاهُنَّ‬
‫‪ .‬ايّا َ‬

‫‪C.    Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih‬‬

‫مفعول به = قَ َرَأ – ُم َح َّم ُد ‪ -‬القُ ْرآنَ ‪ -‬فاعل ‪ -‬فعل ‪ 1-‬‬


‫سأ َل – النَّبِ َّي ‪َ -‬ر ُج ٌل =‪  ‬فاعل‪ -  ‬مفعول به‪ -       ‬فعل ‪  2-‬‬
‫َ‬
‫مفعول به‪ =  ‬سَألتُ – رسو َل هّللا ِ ‪)  -  3-‬فعل‪ -  ‬فاعل(‬
‫َأ َم ْرتُكَ ‪)  = 4-‬فعل ‪  -‬فاعل‪ -  ‬مفعول به(‬
‫فاعل = َأ َم َرنِى ‪َ -‬ر ُ‬
‫س ْواُل هّلل ِ‪( -  ‬مفعول به – فعل) ‪5-‬‬
‫مفعول به ‪(  -‬فعل ‪ ‬فاعل) = اِيّاكَ ‪ -‬نَ ْعبُ ُد‪6-     ‬‬

‫‪ berdasarkan tanda nasahabnya‬المفعول به ‪D.    Pembagian‬‬


‫‪1. Tanda Nashob Fathah‬‬
‫‪a. Isim Mufrad‬‬
‫يُ َذا ِك ُر ُم َح َّم ُد اَلدَّرْ َ‬
‫س‬
‫) ‪( Muhammad sedang mengulangi pelajaran‬‬
‫تَ ْق َرُأ الطَّالِبَ ُ‬
‫ات ْال َج ِر ْي َدةَ‬
‫) ‪( Para mahasiswi sedang membaca koran‬‬
‫َب ْال َولَ ُد الدَّرْ َ‬
‫س‬ ‫َكت َ‬
( Anak itu telah menulis pelajaran )
‫ب اُأْل ْستَا ُذ َولَدًا‬
َ ‫ض َر‬
َ
( Guru itu telah memukul anak )
َ‫ت َمرْ يَ ُم اللَّ ْبن‬
ْ َ‫ َش ِرب‬ 
( Maryam telah minum susu )
َ ‫َأ َك َل ُم َح َّم ٌد ْال ُخب‬
‫ْس‬
( Muhammad telah makan roti )
‫ب َعلِ ٌّي َك ْلبًا‬
َ ‫ض َر‬
َ
( Ali telah memukul anjing )
‫يَ ْق َرُأ ُم َح َّم ٌد قُرْ آنًا‬
( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )
َ َ‫يَ ْفتَ ُح َأحْ َم ُد ْالب‬
‫اب‬
( Ahmad sedang membuka pintu )
‫تَحْ ِم ُل فَا ِط َمةُ ْالقَلَ َم‬
( Fatimah sedang membawa polpen )

b. Jama’ Taksir
ُّ ‫يُ َعلِّ ُم اُأْل ْستَا ُذ‬
َ ‫الطاَّل‬
‫ب‬
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
َ‫يَحْ ِم ُل ْال ُجنُوْ ُد اََأْل ْسلِ َحة‬
( Para tentara sedang membawa senjata )
‫ب اُأْل ْستَا ُذ اَأْلوْ اَل َد‬
َ ‫ض َر‬
َ
( Ustads telah memukul para anak )
‫تَحْ ِم ُل فَا ِط َمةُ اَأْل ْقاَل َم‬
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
َ ‫يَ ْفتَ ُح َأحْ َم ُد اَأْلب َْو‬
‫اب‬
( Ahmad sedang membuka pintu )

2. Tanda Nashob Kasrah


a. Jama’ Muannats Salim
ِ ‫ات ْالم َجاَّل‬
‫ت‬ ُ َ‫تَ ْشت َِريْ الطَّالِب‬
( Para mahasiswi sedang membeli majalah )
ِ ‫الطاَّل بُ ْال ُكرَّا َسا‬
‫ت‬ ُّ ‫يَجْ َم ُع‬
( Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku catatan )
‫ت‬ َ ‫يَ ْغ ِس ُل َأحْ َم ُد ال َّسي‬
ِ ‫َّارا‬
( Ahmad sedang mencuci banyak mobil )

3. Tanda Nashob Ya’


a. Mutsanna
‫يَحْ ِم ُل التِّ ْل ِم ْي ُذ ْال ِكتَبَي ِْن‬
( Siswa sedang membawa dua buku)
‫تَ ْق َرُأ ْال ُم َد ِّر َسةُ ْال َمقَالَتَي ِْن‬ 
( Guru itu sedang membaca dua makalah )
َ‫يَ ْقبِضُ ْالبُوْ لِيْسُ ْال ُمجْ ِر َم ْين‬
(Polisi sedang menangkap dua penjahat )
ِ ‫الطاَّل بُ ْال َحا‬
َ‫ض َر ْين‬ ُّ ‫يَ ْنت َِظ ْي ُر‬
( Para siswa itu sedang menunggu dua hadirin )

b. Jama’ Mudsakkar salim


َ‫يَ ْقبِضُ ْالبُوْ لِيْسُ ْال ُمجْ ِر ِم ْين‬
(Polisi sedang menangkap para penjahat )
ِ ‫الطاَّل بُ ْال َحا‬
َ‫ض ِر ْين‬ ُّ ‫يَ ْنت َِظ ْي ُر‬
( Para siswa itu sedang menunggu para hadirin )
َ‫يُ َكلِّ ُم ْال ُم ِد ْي ُر ْال ُم َوظَّفِ ْين‬
( Direktur itu sedang berbicara dengan para pegawai )

E.     Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)

‫بسم هللا الرحمن الرحي‬


1. ‫اَ ْله ُك ُم التَّ َكاثُ ُر‬ Bermegah-megahan ْ
‫الهَـ‬ (melalaikan : fi’il
telah melalaikan kamu, (predikat))
‫ ُك ُم‬ (kepadamu : maf’ul bih
(objek)
‫التَ َكاثُ ُر‬ (bermegah-megahan :
fa’il (subjek)

 Jenis maf’ul bih pada ayat


ini dibuat dari isim dhomir
yaitu lafadz  ‫ ُك ْم‬ (kamu)
2. ‫َحتَّى ُزرْ تُ ُم ْال َمقَابِ َر‬ Sampai kamu masuk ke ْ‫ ُزر‬ (masuk “ fi’il : predikat)
dalam kubur, ‫تُ ُم‬ (kamu : fa’il : subjek)
ْ (kubur : maf’ul bih :
‫ال َمقَابِ َر‬ 
objek)
3. َ‫َكالَّ َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ن‬ Sekali-kali tidak! Kelak َ‫تَ ْعلَ ُموْ ن‬  (mengetahui : fi’il)
kamu akan mengetahui  ‫(و‬kamu (dhomir mustatir
(akibat perbuatan kamu pada kalimat َ‫ )تَ ْعلَ ُموْ ن‬: fa’il)
itu),

4. َ‫ثُ َّم َكالَّ َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ن‬ Kemudian sekali-kali َ‫( ت ْعلَ ُموْ ن‬mengetahui : fi’il)
tidak! Kelak kamu akan  ‫و‬  (kamu (dhomir mustatir
mengetahui. pada kalimat َ‫ )تَ ْعلَ ُموْ ن‬: fa’il)

5. ‫َكالَّ لَوْ تَ ْعلَ ُموْ نَ ِع ْل َم‬ Sekali-kali tidak! Kelak َ‫( تَ ْعلَ ُموْ ن‬mengetahui : fi’il)
kamu mengetahui َ‫( ت‬dhomir mustatir : fa’il)
‫ْاليَقِ ْي ِن‬
dengan pasti, ‫( ِع ْل َم ْاليَقِ ْي ِن‬dengan pasti :
maf’ul bih)

6. ‫لَت ََر ُو َّن ْال َج ِح ْي َم‬ Niscaya kamu benar- ‫( لتَ َر ُو َّن‬melihat: fi’il)
benar akan melihat َ‫( ت‬kamu (dhomir mustatir) :
neraka jahim, fa’il )
‫( ْال َج ِح ْي َم‬neraka jahim : maf’ul
bih.
7. ‫ثُ َّم لَتَ َر ُونَّهَا َع ْينَ ْاليَقِي ِْن‬ Kemudian kamu benar- َ‫( ت‬kamu
benar akan melihatnya (dhomir
dengan mata kepala mustatir) :
sendiri, fa’il)
‫( لت َر ُو َّن‬melihat:
fi’il)
‫( هَا‬melihat-
nya : maf’ul
bih
(menunjukkan
kepada   ‫ْال َج ِح ْي َم‬
(neraka jahim)
‫( َع ْينَ ْاليَقِ ْي ِن‬hal)

8. ‫ثُ َّم لَتُسَْئلُ َّن يَوْ َمِئ ٍذ َع ِن‬ Kemudian kamu benar- ‫ ( لَتُسَْئلُ َّن‬akan ditanya : fi’il)
benar akan ditanya pada ‫ذ‬nٍ ‫( يَوْ َمِئ‬pada hari itu : maf’ul
‫النَّ ِعي ِْم‬
hari itu tentang fih)
kenikmatan (yang
megah di dunia itu).

Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)

َ‫َو َراَيْت‬ Dan Engkau melihat ْ‫راَي‬ (melihat


َ : fiil (predikat)
Manusia masuk islam َ‫ت‬  (engkau : fail (subjek))
‫فِ ْي ِد ْي ِن‬  َ‫يَ ْد ُخلُوْ ن‬ ‫َاس‬
َ ‫الن‬
dengan berbondong
‫هللاِ اَ ْف َواجًا‬ bondong ‫َاس‬
َ ‫الن‬ (manusia : maf’ul bih
(objek)) maf’ul bih
nya dzohir.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum
I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada
objek /penderita.
Contoh :
َ ْ‫َب ْال َولَ ُد الدَّر‬
‫س‬ َ ‫ َكت‬  ; Anak itu telah menulis pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka
maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
َ ‫ َكت ََب ا ْل َولَ ُد الد َّْر‬  :
Lihat contoh ‫س‬
‫ = َكت ََب‬fi’il,  ‫ = ا ْل َولَ ُد‬fa’il, ‫س‬
َ ْ‫ = الدَّر‬maf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1.      Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2.      Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)

Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya, atau dalam kata lain
dapat tukar posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il dan fa’il atau setelah
fi’il dan fa’il.

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk bisa menjalankan tentang penjelasan di atas
dan juga bisa memperbaiki kualitas diri agar bisa menjadi seorang pribadi yang
memiliki akhlakul karimah.

Dan kepada pembaca maupun dosen matkul diharapkan bisa memberikan kami
masukan dan bimbingannta atas makalah yang dibuat oleh kelompok kami.

DAFTAR PUSTAKA
Zakaria Aceng, 2004, “ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40
JAM”. Garut : ibn azka.

Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu

Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.

Anda mungkin juga menyukai