Disusun Oleh :
AHMAD NUGRAHA/1223050005
AJMAL NAZIRUL MUBIIN/1223050009
DARMANA ARIES SETIAWAN/1223050029
ENJANG ROHIMAN/1223050038
FADLAN RIDHA ZAINULHAQ/1223050043
FADLLI NAUFAL RAHIM/1223050044
FARREL AR RASYID/1223050047
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa
Arab dan telah memberikan kemudahan dalam mempelajarinya.
Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad SAW adalah Rasul Allah yang diutus dengan membawa ajaran dan
pedoman hidup yang baik untuk manusia di dunia dan akhirat.
Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari
Al-Quran dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita
pegang teguh. Tentunya kita tidak mungkin memahami kedua sumber tersebut
kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu
dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al-Quran dan
Sunnah.
Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah
satu objek kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Maf”ul Bih. Maf’ul Bih merupakan
salah satu kalimat yang terdapat dalam sebuah Jumlah Mufidah bahasa Arab, yang
berartikan sebagai Objek Penderita (yang dikenakan pekerjaan oleh fa’il).
Semoga dengan dibuatnya makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat
bagi pembaca, khususnya bagi penulis, untuk memperoleh berbagai kemudahan
dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah. Amin.
Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan serta
keterbatasan dalam pembahasan makalah ini. Untuk itu saran serta koreksi sangat
penulis harapkan untuk memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.
KELOMPOK 4
BAB I
PENDAHULUAN
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Maf’ul Bih
B. Pembagian Maf’ul Bih
C. Pola-pola penempatan Maf’ul Bih
D. Pembagian Maf’ul Bih berdasarkan tanda Nashabnya
E. Contoh Maf’ul Bih dalam salah satu ayat Al-Qur’an
]BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Maf’ul Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir
hurufnya. ول بهnn( المفعObjek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam
makalah ini. Dengan alasan terkadang kita sulit menentukan المفعول بهdalam suatu
jumlah mufidah atau dalam beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat-ayat
Al-Quran. Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu kita dalam
memahami tentang المفعول به. Insyaallah.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan ? المفعول به
b. Bagaimanakah pembagian ? المفعول به
c. Bagaimana pola-pola penempatan ? المفعول به
d. Bagaimana Pembagian المفعول بهberdasarkan tanda nashabnya?
e. Bagaimana contoh maf’ul bih dalam dalam salah satu ayat Al-Quran?
C. Tujuan
a. Memahami pengertian المفعول به.
b. Mengetahui pembagian tentang المفعول به.
c. Mengetahui pola-pola penempatan المفعول به.
d. Memahami contoh-contoh المفعول بهdalam salah satu ayat Al-Quran.
BAB II
PEMBAHASAN
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka
maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Dalam contoh di atas :
1. = َكت ََبfi’il, = ا ْل َولَ ُدfa’il, سَ = الد َّْرmaf’ul bih
2. ض َر َبَ = fi’il, ستَا ُذ ْ = اُألfa’il, = َولَدًاmaf’ul bih
َ = fi’il, = َم ِريَ ُمfa’il, َ = اللَّبَنmaf’ul bih
3. ْش ِربَت
Setiap Maf’ul bih harus senantiasa Manshub.
2. ضمي ٌر : yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
ضربني ,وضربنا ,وضرب َك ,وضرب ِك ,وضربك َما ,وضرب ُك ْم ,وضربكنَّ ,وضربَهُ ,وضرب َها ,وضربه َما,
.وضرب ُه ْم ,وضربهنَّ
)2. Dhamir Munfashil (terpisah
Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :
ي ,وايَّانَا ,وايَّا َك ,وايَّا ِك ,وايَّاك َما ,وايَّا ُك ْم ,وايَّا ُكنَّ ,وايَّاهُ ,وايَّاها ,وايَّاهما ,وايَّا ُه ْم ,وايَّاهُنَّ
.ايّا َ
b. Jama’ Taksir
ُّ يُ َعلِّ ُم اُأْل ْستَا ُذ
َ الطاَّل
ب
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
َيَحْ ِم ُل ْال ُجنُوْ ُد اََأْل ْسلِ َحة
( Para tentara sedang membawa senjata )
ب اُأْل ْستَا ُذ اَأْلوْ اَل َد
َ ض َر
َ
( Ustads telah memukul para anak )
تَحْ ِم ُل فَا ِط َمةُ اَأْل ْقاَل َم
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
َ يَ ْفتَ ُح َأحْ َم ُد اَأْلب َْو
اب
( Ahmad sedang membuka pintu )
4. َثُ َّم َكالَّ َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ن Kemudian sekali-kali َ( ت ْعلَ ُموْ نmengetahui : fi’il)
tidak! Kelak kamu akan و (kamu (dhomir mustatir
mengetahui. pada kalimat َ )تَ ْعلَ ُموْ ن: fa’il)
5. َكالَّ لَوْ تَ ْعلَ ُموْ نَ ِع ْل َم Sekali-kali tidak! Kelak َ( تَ ْعلَ ُموْ نmengetahui : fi’il)
kamu mengetahui َ( تdhomir mustatir : fa’il)
ْاليَقِ ْي ِن
dengan pasti, ( ِع ْل َم ْاليَقِ ْي ِنdengan pasti :
maf’ul bih)
6. لَت ََر ُو َّن ْال َج ِح ْي َم Niscaya kamu benar- ( لتَ َر ُو َّنmelihat: fi’il)
benar akan melihat َ( تkamu (dhomir mustatir) :
neraka jahim, fa’il )
( ْال َج ِح ْي َمneraka jahim : maf’ul
bih.
7. ثُ َّم لَتَ َر ُونَّهَا َع ْينَ ْاليَقِي ِْن Kemudian kamu benar- َ( تkamu
benar akan melihatnya (dhomir
dengan mata kepala mustatir) :
sendiri, fa’il)
( لت َر ُو َّنmelihat:
fi’il)
( هَاmelihat-
nya : maf’ul
bih
(menunjukkan
kepada ْال َج ِح ْي َم
(neraka jahim)
( َع ْينَ ْاليَقِ ْي ِنhal)
8. ثُ َّم لَتُسَْئلُ َّن يَوْ َمِئ ٍذ َع ِن Kemudian kamu benar- ( لَتُسَْئلُ َّنakan ditanya : fi’il)
benar akan ditanya pada ذnٍ ( يَوْ َمِئpada hari itu : maf’ul
النَّ ِعي ِْم
hari itu tentang fih)
kenikmatan (yang
megah di dunia itu).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum
I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada
objek /penderita.
Contoh :
َ َْب ْال َولَ ُد الدَّر
س َ َكت ; Anak itu telah menulis pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka
maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
َ َكت ََب ا ْل َولَ ُد الد َّْر :
Lihat contoh س
= َكت ََبfi’il, = ا ْل َولَ ُدfa’il, س
َ ْ = الدَّرmaf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1. Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2. Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)
Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya, atau dalam kata lain
dapat tukar posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il dan fa’il atau setelah
fi’il dan fa’il.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk bisa menjalankan tentang penjelasan di atas
dan juga bisa memperbaiki kualitas diri agar bisa menjadi seorang pribadi yang
memiliki akhlakul karimah.
Dan kepada pembaca maupun dosen matkul diharapkan bisa memberikan kami
masukan dan bimbingannta atas makalah yang dibuat oleh kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria Aceng, 2004, “ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40
JAM”. Garut : ibn azka.
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu