Disusun Oleh :
Citra Novianti
FAKULTAS TARBIYAH
KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad Saw yang selalu kita nantikan syafa’atnya di yaumil akhir nanti
Aamiin.
Kaidah Na’at dan Idhofah” ini dapat terselesaikan, saya selaku penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan, walaupun begitu saya berharap dengan
terbentuknya makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu kita semua.
serta pembahasan lainnya yang lebih mendalam, semoga makalah ini bisa
membawa manfaat untuk saya sendiri dan umumnya untuk kita semua. Atas segala
perhatian saya memohon kritik dan saran yang membangun agar kedepannya saya
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................2
A. NA’AT ............................................................................................................3
1. Pengertian ........................................................................................ 3
4. Bentuk Na’at.................................................................................. 12
B. IDHOFAH ....................................................................................................14
1. Pengertian ...................................................................................... 14
Kesimpulan........................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran yang sangat penting. Terlebih bagi umat islam
di muka bumi. Hal ini di sebabkan karna Bahasa Arab merupakan Bahasa ilmu
pengetahuan, baik ilmu-ilmu keagamaan baik tafsir, hadist, fiqih, tauhid, dan
pembahasan ilmu Bahasa Arab sering kali kita merasa kesulitan untuk
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
3. Agar kita mengetahi tentang berbagai ilmu yang di bahas dalam kaidah
Na’at.
4. Agar kita mengetahi tentang berbagai ilmu yang di bahas dalam kaidah
Idhofah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. NA’AT
1. Pengertian
Na’at adalah kata atau kalimat yang menunjukkan makna sifat kata
sebelumnya. Na’at kadang disebut juga dengan sifat. Kata yang disifati
disebut dengan maushuf atau man’ut. Na’at mengikuti man’utnya dalam hal
i’rab (rafa’, nashab dan khafadh), nau’ (mudzakkar dan muannats), ‘adad
Na’at (bisa juga disebut kata sifat) ialah sesuatu yang disebutkan
Na’at merupakan salah satu dari isim tawabi’. Isim tawabi’ adalah
isim yang mengikuti i’rab kata sebelumnya yang di sebut dengan matbu’.
“Seorang siswa yang rajin telah datang” Kata Seorang siswa adalah Man’ut
atau yang disifati. Sedangkan kata yang rajin adalah kata sifatnya atau
Kata التِ ْل ِميْدadalah merupakan Man’ut (yang disifati), sedangkan المجْ ت َ ِهد
3
2. Pembagian Na’at
Contoh na’at:
ُ َ ْ ُ َّ َ َ
اضل ِ جاء الطا ِلب ال
ف
ْ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َّ َّ
اضلت ْي ِن في ال َمد َر َس ِة ِ ِإن الطا ِلبتي ِن الف
ً َ ْ َ ْ َ
فاص ِب ْر صب ًرا ج ِم ْيلا
Bila kita perhatikan secara saksama, kata yang berwarna merah merupakan
sifat dari kata sebelumnya. I’rab, nau’ adad, dan ta’yinnya selalu mengikuti
man’utnya.
Na’at dalam dibagi menjadi dua macam, yakni na’at haqiqi dan na’at sababi.
a. Na’at Haqiqi
Na’at haqiqi adalah kata yang menunjukkan makna sifat pada diri
matbu’nya atau isim yang diikuti. Dalam na’at haqiqi, na’atnya boleh
a) Na’at mufrad, yang dimaksud mufrad adalah hanya berupa satu kata
1) Isim fa’il
Contoh :
4
َ َ َ
ٌٌقا ِئل-ٌٌكا ِتبٌ ٌ–ٌق ِارئ
Contoh:
ْ ْ
ٌٌ ُم ْس َتغ ِفر-ٌٌُمك ِرمٌ ٌ–ٌ ُم َح ِسن
maknanya sama denga isim fa’il dan hanya terbentuk dari fi’il
- Wazan (ٌ )ف ِع َلIsim musyabbahah dari fi’il dengan pola (ٌ)ف ِع َل
adalah:
َ
ٌ َس ِلس-ٌٌط ِرب:ف ِعل
َْ َ َ
ٌ ٌأك َح ٌل-ٌأ ْح َمر:أفعل
َ ْ ْ َ
ٌ ٌ َعطشا ٌن-ٌٌ َسل َمان:ف ْعالن
- Wazan ()فعُل
َ َ
ٌن ِظ ْيف-ٌير
ٌ ٌك ِث:فعيل
5
ْ َ َ
ٌ ضخم ٌ-ٌٌ َس ْهل:ف ْعل
ُ ُ ُ
ٌ ٌش َجاع-ٌٌف َرات:فعال
diantaranya:
َ َ
ٌ َ ط ِيبٌٌ(ط
ٌ)اب
َ ْ
َ (ش
ٌ ٌ)اق ٌٌِشيق
َ (شَ َْ َ
ٌ ٌ)اب ٌأشيب
6
َ
ٌ ٌٌ ِم ْق ٌَدامٌ ٌ–ٌ ِم ْعطار:ِم ْف َعال
َ َ
ٌ ٌف ِط ٌن-ٌٌ َح ِذر:ف ِعل
َّ
ٌ ٌ ِسك ْي ٌر-ٌٌص ِد ْيق: ْ
ِ ِف ِعيل
ُ ُ
ٌ ٌٌك َّبار:ف َّعال
َ ُ َ
ٌ ٌ ف ُار ْوق:اع ْول ف
(ٌعالَّم
َ ) diartikan yang sangat pintar atau orang yang banyak
pengetahuannya.
kepadanya perbuatan.
Wazan isim maf’ul dari fi’il tsulasi mujarrad adalah (ٌ) َم ْف ُع ْول.
Contoh:
Contoh:
ْ
ٌٌ ُم ْس َتغ َفر-ٌاف
ٌ ضَ ُم َك َّرمٌ ٌ–ٌ ُم
7
Ketiga isim fa’il di atas diambil dari fi’il mudhari’ berikut:
ُ َ
ٌفٌ–ٌ َي ْس َت ْغ ِف ُر
ٌ ُيك ِر ٌُم –ٌ ُي ِض ْي
• Isim tafdhil
Isim tafdhil adalah isim yang dibentuk dari wazan (ٌ )أ َ ْفعَ ُلyang
ِ َلٌ ْاْلَف
ٌ ٌاض ُل ِ ٌَهؤ ََُلءٌٌِهُ ٌُم
ٌُ الر َجا
8
jama’ ghair aqil, maka na’atnya boleh mufrad muannats atau
majrur. Para pembaca harus teliti ketika membaca sifat dari syibhul
Syibhul jumlah pada kedua contoh di atas merupakan sifat dari kata
sebelumnya.
nakirah. Selain itu, dalam jumlahnya harus ada dhamir yang kembali
kepada man’utnya.
1) Na’at Sababi
9
Na’at sababi adalah na’at yang menyifati isim yang ada
na’atnya. Na’at pada na’at sababi harus berupa isim mufrad dan
mengikuti matbu’nya pada hal i’rab (rafa’, nashab dan khafadh) dan
ٌن َ ٌت
ٌَّ طا ِلبَاتٌٌُك َِريْمٌٌإِ ْخ َوانُ ُه ٌْ َجا َء
Dalam bahasa Arab semua tata bahasa ada aturannya, begitu juga
dengan pembahasan na’at dan man’ut. Keduanya adalah sepasang kata yang
a. status i’rabnya.
Misalnya :
َ
ُالعادل األم ْي َُر
ِ رأيت
10
“saya melihat seorang pemimpin yang adil itu”
Keduanya juga sama-sama majrur (dibaca jer dengan tanda jer kasroh,
Antara Na’at dan Man’ut di atas juga sama-sama mu’annats (isim yang
11
sama-sama berbentuk jamak. Yaitu ‘para siswa yang rajin’.
4. Bentuk Na’at
Selain itu na’at ditinjau dari bentuknya juga terbagi menjadi tiga,
yaitu na’at mufrad (satu), jumlah (kalimat) dan syibh al-jumlah (menyerupai
Kata مفترسadalah Na’at mufrad karena hanya terdiri dari satu kata saja.
Contohnya : singa adalah hewan yang bersifat buas = األسد حيوان يفترس
Kata يفترسadalah Na’at yang berupa fi’il mudhori (fi’il yang menunjukan
arti sedang atau akan), yang otomatis dia adalah sebuah kalimat karena fi’il
Qoiro adalah sebuah kota yang jalanannya luas = القاهرة مدينة شوارعها واسعة
Contoh kedua di atas sudah cukup jelas ya, karena yang digaris bawahi di
12
Adapun contoh dari na’at syibhul-jumlah adalah:
saya melihat seorang balita ketika ia sedang menangis = أبصرت طفلً عند بكائه
Perbedaannya adalah :
Kalimat yang pertama memiliki arti “guru yang bergembira telah datang”
dan kalimat kedua berarti “guru itu datang dengan gembira”. Sudah jelas
Kalimat yang pertama, pada kalimat ( يفرحyafrah) menjadi na’at atau sifat
seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya, karena diawali dengan kata-
kata yang nakirah (bermakna umum) yaitu أستاذ. Sedangkan yafrah pada
13
B. IDHOFAH
1. Pengertian
atau lebih isim yang menyebabkan isim kedua harus dibaca jar sebab
(kalimat), dapat rafa’, nashab, dan jer. di samping itu, sedangkan kata kedua
susunan dua atau lebih isim yang kata keduanya ( )المضاف اليهharus dibaca
14
dalam idhofah tersebut terdapat sebuah susunan yaitu rangkaian mudhaf
ص َراط َ ]م, dan الم ْست َ ِقي ِْمmenjadi Mudhof Ilaih [ضاف
ِ menjadi Mudhof [ضاف َ م
dan alif lam, karena ketika suatu isim [kata benda] menjadi mudhof maka
tanwinnya harus dibuang dan tidak boleh menggunakan alif lam. Sedangkan
mudhof ilaih nya adalah []الم ْست َ ِقي ِْم, kata tersebut berharokat kasroh, karena
sudah menjadi aturan ilmu Nahwu dalam bab i'rob bahwa semua isim yang
menjadi Mudhof ilaih maka ia harus dibaca jar [dan pada contoh di atas
Secara bahasa, yang dimaksud dengan pengertian idhofah itu sendiri adalah
اال ْسنَاد
ِ atau “bersandar”, ini karena idhofh terjadi atas dua lafadz dimana
Artinya : nisbah taqyidiyyah (pertalian) antara dua perkara (dua isim) yang
Idhofah sendiri memiliki tiga makna, yaitu makna min, fii, dan lam.
15
َ ْ ْ َ ُ َ ُ َ َُْ َْ
ِ اف ِال ْي ُِه ِجن ًس ُا ِلل ُمض
ُاف ُ ا ُن يكو ُن املض
ramadhan)
Untuk membuat susunan idhofah, ada syarat tertentu yang harus ada
pada mudhaf dan mudhaf ilaih. Adapun syarat mudhaf ialah terbebas
dari al ta’rif (alif dan lam yang mejadikan isim ma’rifat) dan tanwin,
sedangkan syarat mudhaf ilaih adalah harus memilih antara al ta’rif dan
tanwin.
16
Idhofah dalam ilmu nahwu adalah pertalian antara dua isim yang
Apa saja Isim yang di-idhofahkan kepada isim ma’rifat yang lima?
Kata Artinya
ََ
ُقل ُم ُه Pulpen dia (pria)
ََ
قل ُم ُه َم ُا Pulpen mereka beruda (pria)
ََ
قل ُم ُه ُْم Pulpen mereka (pria)
ََ
قل ُم َه ُا Pulpen dia (wanita)
ََ
قل ُم ُه َم ُا Pulpen mereka dua (wanita)
ََ
ُقل ُم ُهن Pulpen mereka (wanita)
ََ
ُقل ُم َك Pulpen kamu (pria)
ُ ََ
قل ُمك َم ُا Pulpen kalian beruda (pria)
ُ ََ
ُقل ُمك ْم Pulpen kalian (pria)
ََ
ُقل ُم ِك Pulpen kamu (wanita)
ُ ََ
قل ُمك َم ُا Pulpen kalian dua (wanita)
ُ ََ
ُقل ُمكن Pulpen kalian (wanita)
ََ
ُقل ِم ْي Pulpen-ku
ََ
قل ُم َننا Pulpen Kami
17
Idhofah kepada Isim Isyarah
َ ُ
ِ الر ُج
Contoh : ل َ ( أمُ هذاIbunya anak laki-laki ini)
dan jelas.
ْ َفِي الف
a. Lafadz yang di-jar-kan oleh huruf jar, contoh: ص ِل
bahwa idhofah adalah suatu susunan dua ataupun lebih isim yang damat
18
dengan isim yang sebelumnya. Kata pertama pada kalimat idhafah
idhafah yaitu:
ُ َ ُ َ َ َ َْ َ ًَ ُ
ف كط ْو ُِر ِس ْي َنا ْ ف
ُ اح ِذ ُ اب أ ْ ُو ت ْن ِو َين ُا ِمم ُا ُت ِض ْي
ُ اإلعر
ِ نون ُا ت ِلي
“Terhadap Nun yang mengiringi huruf tanda i’rob atau terhadap
19
a. Ada yang menakdirkan ma’nanya fii.
Maksudnya yaitu, Makna dari Mudhof ilaih itu bisa ditakdirkan menjadi tiga
bagian, yaitu:
waktu], contoh:
ّ ُ
ُمكر الل ِيل
ُ (tipudaya malam)
ُُ (hambanya Ali)
ُعبد َع ِل ّي
20
3. Syarat-syarat Mudhaf dan Mudhaf ‘ilaih
dan tanwin.”
Contoh :
ُّللا
ِ ابُ َ أت ِك َت
ُ ُ قر
"Saya membaca Kitab Allah [Qur'an]"
َْ
ُكتاب َع ِل ُّي ِفي املك َت َب ِة
ُُ
Keterangan:
memiliki alif lam dan tanpa tanwin, sedangkan untuk cara membacanya
kata َاب
َ ِكت, mudhof tersebut dibaca nashob dengan tandanya yaitu fathah,
karena ia menjadi maf'ul bih, sedangkan pada contoh kedua kata كتاب,
21
Adapun Mudhof ilaih yang berwarna hijau, ia harus dibaca jar [tanda jar nya
bisa dengan harokat kasroh, huruf yaa, atau harokat fathah, baca
selengkapnya di sini].
Syarat-Syarat Idhafah
Syarat dari idhafah yang pertama adalah membuang alif lam dari
mudhof. Contoh :
ُُ
Mudhof ilaihi للا
Ciri kedua adalah membuang nun mutsanna atau jamak pada mudhof
dalam idhofah.
Contoh:
Mudhof ُان َ َ
ِ ِكتاب
Mudhof ilaihi ُم َحم ُد
Ciri ketiga dari idhafah adalah tidak boleh ditanwin, namun hanya
Contoh :
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
istilah Na'at adalah isim tabi' yang menerangkan sifat dari lafadz yang
diikutinya.semisal contohnya: Budi anak yang rajin = kata rajin pada contoh ini
Idhafah adalah penyandaran suatu kalimat isim kepada kalimat lain untuk
menunjukkan kepada pengertian yang lebih khusus atau penggabungan dua kalimat
isim yang menyebabkan kalimat isim yang kedua tersebut dibaca jar selamanya.
Kata pertama disebut Mudhaf, sedangkan kata yang kedua disebut Mudhaf Ilaih.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://hahuwa.blogspot.com/2019/09/pengertian-naat-manut-dan-contohnya.
https://passinggrade.co.id/naat-manut/
http://arabunaa.blogspot.com/2019/07/pengertian-naat-dan-manut-dalam-
ilmu.html
https://www.jumanto.com/naat-sababi-dan-naat-haqiqi/
https://qaritsa.net/pengertian-idhofah-beserta-jenis-dan-contohnya/
https://www.pusatilmupengetahuan.com/pengertian-idhafah-dan-syarat-syaratnya/
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-
nahwu.html?m=1Pengertian Idhafah
https://adinawas.com/pengertian-idhofah-dalam-bahasa-arab.htmlPengertian
24