Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GEJALA GEJALA PENGENALAN,PENGAMATAN,DAN PERASAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Islam


Dosen Pangampu : Lailan Safina, S.Ag, S.E, M.M.

Disusun Oleh :

Muhamad Rizky
Iqbal Sunaryo
Ega Ramdhani
Usman
Fiqri

FAKULTAS TARBIYAH
STAI AL BAROKAH PABUARAN SUBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah yang berjudul “Gejala Gejala
Pengenalan,Pengamatan,Dan Perasaan ” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita
khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai filsafat Pendidikan Islam.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak dosen Lailan Safina, S.Ag, S.E, M.M. dan teman-
teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih
baik lagi.

Demikian, semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
semua yang membaca makalah ini.

Pabuaran, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 latar belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
2.1. GEJALA PENGENALAN ( KOGNITIF)............................................................................2
2.2 PERASAAN DAN EMOSI................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................17
Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Kognitif berasal dari kata “cognitive” yang berarti hal yang berhubungan dengan
pengamatan. Dalam ilmu Psikologi, Kognitif merupakan bagian dari gejala jiwa manusia.
Kognitif merupakan gejala pengenalan yang terdiri dari penghayatan pengamatan tanggapan,
asosiasi, reproduksi, apersepsi, ingatan, fantasi, berpikir dan intelegensi. Kognitif dipahami
sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat diamati secara
langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui
perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya kemampuan anak untuk mengingat
angka dari 1-20, atau kemampuan untuk menyelesaikan teka-teki, kemampuan menilai
perilaku yang patut dan tidak untuk diimitasi. Dalam makalah ini kami akan sedikit
menjelaskan tentang beberapa yang termasuk dalam gejala-gejala pengenalan (kognisi),
antaran lain; penginderaan dan pengamatan, tanggapan, reproduksi dan asosiasi, ingatan,
fantasi, dan berpikir.

Manusia sebagai mahluk yang berpikir. Tentu memiliki rasa ingin tahu, rasa ingin tahu
inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan, serta berusaha untuk
memecahkan masalah, dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan
memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang menjadi rujukan penulis disini adalah mengenai Psikologi khususnya
mengenai Gejala pengenalan ( Kognitif), yang mana nantinya akan kita bahas yaitu
Pengindraan dan Pengamatan,Tanggapan, Reproduksi dan Asosiasi.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa yang dimaksud dengan kognitif dan Apa saja gejala gejala kognitif ?

b. Apa yang dimaksud dengan perasaan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

1. Gejala Pengenalan ( kognitif)


Gejala pengenalan ialah segenap gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil
dari pengenalan kita bias mendengar suara, melihat cahaya, menyimpan satu kenangan dan
mengingatnya kembali semua itu adalah pengenalan.Namun hendaknya selalu diingat bahwa
segenap gejala kejiwaan itu hanya dibedakan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

1. Penginderaan Perhatian dan pengamatan

Dalam penginderaan terdapat istilah persepsi dan appersepsi. Persepsi merupakan


bentuk pengalaman yang belum disadari benar sehingga individu yang bersangkuta
belum mampu membedakan diri sendiri dan obyek yang dihayati

Sedangkan appersepsi ialah apabila pengalaman itu sudah disadari dan pribadi
mampu mengadakan pembeda atau pemisah antara diri sendiri selaku subyek dan obyek
tersebut menurut satu bentuk pemikiran atau pemahaman tertentu. Pengamatan
merupakan produk dari kesadaran dan pikiran ( abstraksi yang dikeluarkan dari arus
kesadaran) Jadi pengamatan adalah kesan-kesan yang diterima sewaktu perangsang
mengenai indera dan perangsangnya masih ada. Pengamatan erat berkaitan dengan
pikiran dan perasaan pantasi dan segenap unsure kehidupan jiwani / psikis lainnya.

Sebelum membahas lebih jelas dalam membahas pengamatan terlebih dahulu kita
pahami masalah perhatian. Memperhatikan itu artinya mengkonsentrasikan diri
mengarahkan aktivitas psikis/ pada satu titik sentral. Jadi pengertian perhatian itu
mengandung pula keterbatasan kemampuan individu dan perhatian merupakan stadium
persiapan sebelum kita sampai pada pengamatan.Pada perhatian ada dua peristiawa
penting yaitu slektivitas dan skema antisipasi. Selektivitas mendorong tingkah laku
untuk mengkonsentrasikan diri pada sekumpulan perangsang ( satu obyek) dan tidak
mereaksi kepada semua rangsangan dari luar. Sedangkan pada skema antipasti
terkandung kesiapan individu untuk setiap saat menerima dan mereaksi terhadap
perangsang.

2
Penting untuk dipahami ialah orang tidak mengamati perangsangnya akan tetapi
ia mengamati obyeknya(benda, peristiwa, personnya). Obyek tersebut ialah peristiwa
obyektip yang dinyatakan oleh perangsang-perangsangnya. Pengamatan itu sendiri
dalam arti sempit merrupakan proses mengiterprestasikan sesuatu dengan jalan
mengenali tanda-tanda sebagai alatnya dan pengertian tertentu sebagai tujuan
pengamata.

Apabila suatu obyek yang kita amati itu sangat tidak jelas maka dengan susah
payah dan melalui banyak kekeliruan sampai kita pada satu pengamatan yang
memuaskan [engamatan semacam ini disebut persepsi coba-coba dan gagal (trial and
error perception)

Yang disebut sebagai gejala konstansi dalam pengamatan ialah tidak berubahnya
bentuk obyek-obyek yang kita amati yaitu tidak berubah bentuknya menurut perasaan
dan pendapat kita. Sebaliknya gejala osilasi dialami orang dengan pengamatan yang
keliru yaitu peristiwa obyektip yang diterima indera ternyata ditangkap secara salah.
Bentuk kesalahan pengamatan lainnya ialah halusinasi (hallucination)= silap/ tipuan
mata khayalan, visloen). Halusinasi itu adalah pengamatan tanpa obyetivitas
penginderaan, dan tanpa disertai perangsang-perangsang fisik yang tepat / adekuat.
Halusinasi ini terjadi pada orang-orang yang sakit berat terkena racun-racun tertentu
(candu alkohon) bahkan (narkotika) dan orang yang menderita psikhosa berat (gila)
Perubahan psikologis didalam indera disebabkan ransangan fisik dari luar.

Hal-hal yang penting dari moment psikis (aktivitas jiwa) disebabkan oleh
berfungsinya indera, yang terdiri atas :

A. Indera penglihatan

B. Indera pendengaran

C. Indera pembau

D. Indera pengecap

E. Indera suhu, sakit dan tekanan

3
F. Indera keseimbangan

G. Indera khinaestetis

H. Indera organis / Vital

I. Indera synaesthesi (Indera Penyerta)

J. Daya adaptasi

A. Indera Penglihatan

Pendengaran mata dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

 Pendengaran cahaya

 Pendengaran Warna

 Pendengaran ruang (Tempat dan jarak)

Dua pendengaran pertama merupakan akibat langsung dari perangsang-perangsang fisik


yaitu semakin kuat getaran-getaran cahayanya semakin kuat penginderaan cahayanya.

Dalam psikologi dikenal 4 warna pokok yaitu: Merah, Kuning, Hijau, dan Biru.Jika 4
warna ini masing-masing ditempatkan pada satu sudut segi empat dan maka pada satu
sisinya dapat ditemukan semua warna lainnya. Penglihatan normal bias membedakan 80-90
nuansa warna sedangkan pelukis yang berbakat bisa membedakan lebih banyak lagi.

Ada dua jenis buta warna yaitu mereka yang melihat segalanya berwarna abu-abu muda
sebagai sebagai foto tanfa warna disebut sebagai Monokhromat sedangkan mereka yang
melihat 2 warna disebut sebagai dikhromat buta warna ini lebih banyak didapat pada kaum
pria dari pada wanita.

B. Indera pendengaran

Pada pendengaran dibedakan antaran nada-nada (terdengar dengan tenang dan


teratur) dan desah/gaersik (gelisah dan tidak teratur). Kekuatan nada tergantung pada
amplitude dari getaran-getaran udara semakin tinggi jumlah getarannya semakin tinggi
nadanya.

4
Nada dengan kekuata 20.000 – 30.000 getaran per detik tidak bisa diamati lagi
oleh manusia. Nada paling rendah pada piano memiliki 27 getaran sedangkan yang
tertinggi 3.480 getaran per detik.

C. indera Pembau

Indera pembau berlangsung melaui perangsang-perangsang berbentuk gas yang


mengenai selaput lendir hidung, pada selaput lendir inillah terletak ujung-ujung syaraf
pembau.

D. Indera pengecap

Berlangsung oleh adanya perangsang-perangsang cairan pada lidah dan tekak


(tinggi-tinggi lunak.) 4 cita rasa untuk mengecap yaitu manis, asam, asin dan pahit.

E. Indera suhu, sakit dan tekanan

Ketiga-tiganya ditulis berbarengan karena semua inderanya terletak pada kuli,


peransang-perangsang yang diterima ujung syaraf berjalan melalui macam-macam jalur
menuju ke otak.

F. Indera keseimbangan

Indera ini terletak pada satu lengkung berliku-liku ditelinga tengah dan terdiri atas
dua kantung dan tiga buah kanal lengkung. Indera inilah yang menjamin berlangsungnya
keseimbangan tubuh kita.

G. Indera Kinaesthetis (gerak)

Indera ini terdapat pada tudung-tudung persediaan perangsang-perangsangnya berupa


gerak-gerak dan ketegangan pada onderdil tubuh dan otot-otot.

H. Indera Organis/ Vital

Indera yang berfungsi untuk ini ialah organ-organ pencernaan makanan, pernapasan,
organ sirkulasi darah, hati dll

I. Indera synaesthesi (indera penyerta)

5
Indera syinaesthesi ialah penginderaan tidak dengan indera bersangkutan akan
tetapi dengan indera lainnya, Misalnya kebutaan mata digantikan dengan indera
pendengaran / perasa.

J. Daya adaptasi

Adaptasi merupakan daya penyesuaian umum dari makhlik hidup terhadap


tuntunan lingkungannya. Jadi adaptasi merupakan cara seseorang menhadapai dan
memecahkan situasi yang mengandung masalah sampai mencapai hasil yang diharapkan.

2. TANGGAPAN

Tanggapan ialah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada sebagai
gambaran dari pengamatan. Tanggapan itu tersembunyi belum terungkap (latent).

Apabila tanggapa-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan
kejiwaan maka fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer.

Apabila tanggapan yang dibawah sadar kehidupan kejiwaan sudah tidah disadari itu
masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan maka disebut fungsi sekunder.

3. REPRODUKSI DAN ASOSIASI TANGGAPAN

Reproduksi dari tanggapan ialah pemunculan tanggapan dari keadaan dibawah sadar
(tidak disadari) kedalam keadaan disadari. Reproduksi dapat bersebab yaitu bissa disadari
disebabkan oleh adanya perangsang atau pengaruh dari luar.

Asosiasi dari tanggapan ialah perkaitan dari tanggapan mengenai benda-benda disekitar
kita itu terasosiasi dari nama bendanya.

Sebaliknya psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi saja yaitu hukum
kontiguitas Bunyi hukum kontiguitas”tanggapan” akan terasosiasi satu sama lain apabila
mereka itu berdampingan / berbatasan satu sama lain. Karena mereka timbul bersamaan
(koeksisten) atau tersusun dekat berurutan /suksesif didalam kesadaran.

6
Asosiasi dapat dipengaruhi oleh penggunaan alcohol dan bahan-bahan narkotika karena
asosiasi menjadi sulit dan dangkal. Hubungan asosiasipun berkurang pikiran menjadi kurang
logis ingatan.

4. INGATAN

Profesor Kohnnstam mengartikan ingatan sebagai setiap ungkapan dalam mana kaitan
psikis dimanifestasikan dalam dimensi waktu sedangkan W. Stern mengungkapkan ingatan
sebagai tuntutan / kaitan masa lampau dari pengalaman. Jadi ingatan ialah kemampuan
untuk mencamkan menyimpan dan mereprodusir kembali isi kesadaran. Ingatan yang paling
tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada usia kanak-kanak 10-4 tahun, sesudah umur
50 tahun ingatan semakin berkurang / susut.

Faktor sugesti dan perasaan memegang peranan besar sekali dalam penentuan kualitas
ingatan. Fungsi paling penting dari ingatan ialah menyimpan tanggapan-tanggapan yang
berlangsung melalui pengamatan-pengamatan indriawi maka disebut sebagai ingatan
idriawi/ ingata mekanis sedangngkan apabila ingatan itu disimpan dalam kesadara dengan
penuh pengertian perurutan logis dan pertimbangan maka disebut sebagai ingatan logis /
ingatan akal budi.

Salah satu produk dari ingatan ialah mengenal kembali (recognize) ialah kesadaran masa
lampau sebagai akibat dari pengamatan, Pengenalan kembali itu berlangsung dengan
bantuan perangsang/ implus dari luar. Kebalikan dari pengenalan kembali disebut
depersonalisasi yaitu kondisi kejiwaan tidak mengenal kembali segala sesuatu disekitar kita
baik yang sudah dikenal maupun sebelumnya.

Peristiwa lai yang sangat penting dalam ingatan ialah aktivitas psikis. Usaha dengan
sengaja memasukan/ meletakan bahan pengenalan dlam ingatan disebut memorisasi.
Memorisasi bisa berlangsung ; tidak sengaja, otomatis, mekanis atau berlangsung sendirinya
tanpa menggunakan akal. Memories juga bisa berlangsung secara intelektual merupakan
kegiatan penalaran dengan menggunakan akal budi.

Selanjutnya memories bisa berlangsung secara artifislal/ buatan yaitu dengan bantuan
ikhtar buatan.Untuk menghapal orang bisa menggunakan metode yaitu :

7
a. Metode G (Ganzlern)

b. Metode T (Teillern)

c. Metode V (Vermittelnde)

Angguan dalam ingatan disebut Amnesia

Amnesia bersifat sebagian atau parsial saja yang hilang dari ingatan akan tetapi bisa juga
bersifat total.

5. FANTASI

Fantasi adalah kemampuan menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada


(dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru. Beberapa jenis fantasi yaitu :

 Fantasi yang mengabstraksikan ; mengurangi, mengadakan reduksi

 Fantasi yang Determinatif; menentukan satu sifatnya dominan

 Fantasi yang mengkombinasikan; tubuh atasnya wanita-wanita ikan duyung

Fantasi kreatif mampu menciptakan hal-hal baru banyak dimiliki seniman. Fantasi juga
memungkinkan kita surut kembali pada masa lampau, oleh fatasi tersebut kita mampu
menyusun cita-cita dan rencana guna membangun kehidupan yang lebih bahagia. Dalam
dunia pengajaran dan pendidikan Fantasi memberikan pengaruh yang tidak kecil untuk
membangunkan motivasi belajar, semangat dan kreativitas anak.

6. BERPIKIR

Berpikir ialah kemampuan meltakan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita

Pembahasan mengenai berpikir ini menyangkut masalah opini/ pendapat, keputusan,


pengertian intelegensi, intuisi dan bahasa.

a. Opini/pendapat adalah organisasi kognitif yang relatif menetap mengenai satu


kenyataan/peristiwa, namun sifatnya subyektif.

8
b. Berpikir konkrit adalah berpikir dalam kepastian yaitu dalam dimensi ruang, waktu,
tempat tertentu.

c. Berpikir Abstrak adalah berpikir dalamketidak berhinggaan.

d. Pengertian adalah suatu kata (dalam bahasa) untuk menyatakan satu derajat ketidak
tentuan/ketidak terbatasan.

e. Berpikir klasifikatoris/berpikir mengenai klasifikasi adalah pengaturan menurut kelas-


kelas tingkatan tertentu.

f. Induksi Sintetis yaitu metode berpikir bertolak dari pengertian yang lebih rendah
melompat kepada pengertian lebih tinggi.

g. Deduksi analitis ialah metode berpikir bertolak dari pengertian yang lebih tinggi/namun
umum melompat kepada pengertian lebih rendah.

h. Berpikir Analogis ialah jika orang berusaha mencari hubungan dari peristiwa-peristiwa
atas dasar persamaan/kemiripannya.

i. Pertimbangan, pilihan, dan keputusan

Setiap keputusan orang mempertimbangkan beberapa alternative/kemungkinan


untuk pemecahan yang paling baik.

j. Kebimbangan dan skeptisisme ilmiah

Kebimbangan ini menuntut adanya vertifikasi empirit/verifikasi eksperimental.


Keraguan ini disebut skeptisime ilmiah.

k. Berpikir Ilmiah

Berpikir dan bertingkah laku sedemikian ini berlangsung lebih lama, tampaknya
melewati jalan melingkar-melingkar lebih panjang untuk sampai pada kebenaran.Lawan
dari berpikir ilmiah ialah berpikir pendek.

l. Berpikir Pendek (berpikir praktis)

9
Berpikir ini disebut pula sebagai berpikir sepintas dan biasanya kurang logis.Para
ahli menyusun teori tingkat kesadaran dan menyatakan 3 tingkat pada proses berpikir.

 Tingkat dari tanggapa-tanggapan individual yang berwujud tanggapan ini


langsung diprosedur oleh pengamatan idriawi, merupakan tingkat penghayatan
yang berwujud.

 Tingkat tanggapa-tanggapan skematis/tanggapan umum yang masih samar-


samar.

 Tingkat pengertian Abstak, diatur menurut kategori-kategori.

7. INTELEK ATAU INTELEGENSI

Intelek (akal budi) atau intelegensi adalah kemampuan untuk eletakan hubungan-
hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent dapat menyelesaikan semua
pemikirannya dalam tempo yang lebih singkat dan mampu bertindak tepat. Prestasi
inteligensi itu bisa di didik atau dilatih melalui pengajaran dan pendidikan yang teratur.

Inteligensi praktis adalah inteligensi yang berhubungan dengan pekerjaan atau karya.
Kegiatan praktis dibidang keterampilan. Sedangkan Intelegensi teoritis ialah kemampuan
untuk menggunakan skema-skema berpikir dan abstraksi.

Pembagian kasar berdasarkan umum inteligensi adalah :

1) Pandai sekali/berbakat

2) Normal

3) Debil dengan I.Q dibawah 75

4) Imbesil dengan I.Q dibawah 67

5) Idiot

Ada perbedaan yang besar sekali antara intelegensi kreatif dengan intelegensi eksekutif,
dengan intelegensi kreatif orang mampu mencifta merancang alat bantu baru dan
mendapatkan penemuan-penemuan baru. Intelegensi ini dimiiki orang-orang yang istimewa

10
dan orang yang genius. Sedangkan intelegensi eksekutif merupakan kekayaan psikis yang
dimiliki oleh jutaan manusia yang dapat menggunakan alat-alat bantu yang ditemukan oleh
Pribadi-pribadi genius.

8. INTUISI

Intuisi adalah pandangan batiniah yang sertamerta tembus mengenai satu


peristiwa/kebenaran tanpa perurutan pikiran mirip ilham. Intuisi ini kreatif sifatnya dan
menjadi bagain dari kehidupan psikis yag tidak disadari. Proses intuisi berlangsung sbb :
Mula-mula gambarnya masih samar-samar kemudian orang mampu menanggapi dengan
cepat dan tepat. Muncul pula satu keyakinan namun kebenaran peristiwanya harus dicek
dengan analisa peristiwa. Unsur kepastian langsung pada intuisi ini mirip sekali dengan
intuisi. Bahkan dekat dengan inspirasi.[2]

A. PERASAAN DAN EMOSI


1. Pengertian Perasaan

Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas
senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.

Berlainan dengan berfikir, maka perasaan itu bersifat subyektif, banyak


dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi
mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, menghayalkan,
mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Kendati pun demikian perasaan bukanlah
hanya sekedar gejala tambahan daripada fungsi pengenalan saja, melainkan adalah
fungsi tersendiri.

Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian yang kita alami dengan senang atau
tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif. Unsur-
unsur perasaan itu ialah:

 bersifat subyektif daripada gejala mengenal

 bersangkut paut dengan gejala mengenal

11
 perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang,yang tingkatannya tidak
sama.

Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula
dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu tanggapan perasaan seseorang
terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang
sama.

Gejala perasaan kita tergantung pada:

1) Keadaan jasmani, misalnya pada saat badan kita dalam keadaan sakit perasaan
mudah tersinggung daripada saat sedang sehat.

2) Pembawaan, ada orang yang memiliki perasaan halus dan ada pula yang berperasaan
kasar.

3) Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.

B. MACAM-MACAM PERASAAN

Bigot telah memberikan ikhtisar mengenai macam-macam perasaan itu yang


kiranya sangat berguna sebagai rangka pembicaraan. Adapun ikhtisar tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah)

a. Perasaan-perasaan indriah, yaitu perasaan-perasaan yang berhubungan dengan


perangsangan terhadap pancaindera seperti misalnya, sedap, manis, asin, pahit,
panas dan sebagainya.

b. Perasaan vital, yaitu perasaan-perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani


pada umumnya, seperti misalnya perasaan-perasaan segar, letih, sehat, lemah, tak
berdaya, dan sebagainnya.

2. Perasaan -perasaan rohaniah :

a. Perasaan intelektual

12
Perasaan intelektual ialah perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan
intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem-problem yang dihadapi. Misalnya
rasa senang yang dialami oleh seseorang yang dapat menyelesaikan soal ujian
(perasaan intelektual positif), atau perasaan kecewa yang dialami oleh seseorang
yang sama sekali tak dapat ang mengerjakan soal ujian.

b. Perasaan kesusilaan

Perasaan kesusilaan atau disebut juga perasaan etis ialah perasaan tentang baik
buruk. Perasaan kesusilaan itu ada dua macam, yaitu positif dan negatif. Perasaan
kesusilaan yang positif misalnya dialami sebagai rasa puas kalau orang telah
melakukan hal yang baik, dan yang negatif misalnya dialami sebagai rasa menyesal
kalau orang telah melakukan hal yang tidak baik.

c. Perasaan keindahan

Perasaan keindahan yaitu perasaan yang menyertai atau yang timbul karena
seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.

d. Perasaan social

Perasaan sosial ialah perasaan yang mengikatkan individu dengan sesama


manusia, perasaan hidup bermasyarakat dengan sesama manusia untuk saling
bergaul, saling tolong menolong, memberi dan menerima simpati dan antipati, rasa
setia kawan,dan sebagainya.

e. Perasaan harga diri

Perasaan harga diri ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perasaan harga
diri yang positif dan perasaan harga diri yang negatif. Perasaan harga diri yang
positif misalnya perasaan puas, senang, gembira, bangga. Sedangkan perasaan harga
diri negatif misalnya perasaan kecewa, tak senang, tak berdaya, kalau seseorang
mendapat celaan, dimarahi, mendapatkan hukuman dan sebagainya.

f. Perasaan keagamaan

13
Perasaan keagamaan yaitu perasaan yang bersangkut paut dengan kepercayaan
seseorang tentang adanya Yang Maha Kuasa seperti misalnya rasa kagum akan
kebesaran Tuhan, rasa syukur setelah lepas dari marabahaya secara ajaib, dan
sebagainya.

A. PENGERTIAN EMOSI

Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state


accompained by characteristic motor and glandular activies “ (suatu keadaan yang
kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito
Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “ setiap keadaan pada diri
seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkatan lemah (dangkal) maupun pada
tingkatan yang luas (mendalam)[3]

B. Macam-Macam Emosi

Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat
macam, yaitu

1) marah, orang bergerak menentang sumber frustasi;

2) takut, orang bergerak meninggalkan sumber frustasi;

3) cinta, orang bergerak menuju sumber kemenangan;

4) depresi, orang menghentikan respon-respon terbukanya dan mengalihkan emosi ke


dalam dirinya sendiri.

Dari hasil penelitiannya, John B. Watson menemukan bahwa tiga dari keempat
emosional tersebut terdapat pada anak-anak, yaitu : takut, marah dan cinta.

1) Takut

Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul karena seorang
anak kecil memang ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai pantangan di
rumah. Misalnya saja, rasa takut akan tempat gelap, takut berada di tempat sepi tanpa
teman, atau takut menghadapi hal-hal asing yang tidak di kenal. Kengerian-kengerian

14
ini relatif lebih banyak diderita oleh anak-anak daripada orang dewasa. Karena,
sebagai insan yang masih muda, tentu saja daya tahan anak-anak belum kuat.

Jika dilihat dari secara objektif, bisa dikatakan bahwa rasa takut selain
mempunyai segi-segi negatif, yaitu bersifat menggelorakan dan menimbulkan
perasaan-perasaanan gejala tubuh yang menegangkan, juga ada segi positifnya.

Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa takut pada anak. Pertama, ciptakanlah
suasana kekeluargaan/lingkungan sosial mampu menghadirkan rasa keamanan dan
rasa kasih sayang. Kedua, berilah penghargaan terhadap usaha-usaha anak dan
pujilah bila perlu. Ketiga, tanamkanlah pada anak bahwa ada kewajiban sosial yang
perlu ditaati. Keempat, tumbuhkanlah pada diri anak kepercayaan serta keberanian
untuk hidup; jauhkanlah ejekan dan celaan.

2) Marah

Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat pada anak kecil ketimbang
rasa takut. Bentuk-bentuk kemarahan yang banyak kita hadapi adalah pada anak yang
berumur 4 tahun. Pada anak-anak yang masih kecil, kemarahan bisa ditimbulkan oleh
adanya pengekangan yang dipaksakan, gangguan pada gerak-geriknya, hambatan
pada kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan, oleh segala sesuatu yang
menghalang-halangi keinginan seorang anak.

Dalam sebuah studi yang dilakukan Goodenough, terdapat cukup bukti yang
memperlihatkan bahwa anak-anak lebih mudah menjadi marah apabila pada malam
sebelumnya mereka tidak cukup beristirahat.

Navaco pula mengemukakan bahwa amarah “bisa dipahami sebagai reaksi


tekanan perasaan”

3) Cinta

Apakah cinta ? sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini.
Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan. Penyair Mesir,
Syauqi Bey, melukiskan “cinta” dlam sebuah sajaknya :

15
Apakah cinta ?

Mulanya berpandangan mata, lantas saling senyum,kata berbalas kata, dan


memadu janji, akhirnya bertemu.

Namun, yang digambarkan Syauqi Bey di atas adalah cinta romantis, yaitu cinta
waktu pacaran yang kadang-kadang berakhir putus setelah puas bertemu dalam
memadu cinta, tidak sampai meningkat ke jenjang pernikahan.

Dalam bukunya The Art of Loving (Seni Mencinta), Erich Fromm sedemikian
jauh telah berbicara tentang cinta sebagai alat mengatasi keterpisahaan manusia,
sebagai pemenuh kerinduan akan kesatuan. Akan tetapi, di atas kebutuhan eksitensi
dan menyeluruh itu, timbul suatu kebutuhan biologis, yang lebih spesifik yaitu
keinginan untuk menyatu antara kutub-kutub jantan dan betina. Ide pengutuban ini
diungkapkan dengan paling mencolok dalam mitos bahwa pada mulanya laki-laki
dan wanita adalah satu, kemudian mereka dipisahkan menjadi setengah-setengah,
dan sejak itu sampai seterusnya, setiap lelaki terus mencari belahan wanita yang
hilang dari dirinya untuk bersatu kembali dengannya.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses
berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Jadi gejala Kognitif adalah gejala bagaimana cara
manusia memberi arti pada rangsangan. Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa
organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama
lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognitif). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik
tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk kedalam Kognitif manusia.

Gejala Kognitif antara lain :

1. Pengamatan

2. Tanggapan

3. Ingatan

4. Fantasi

5. Berpikir

6. Intuisi

Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negatif terhadap sesuatu hal yang akan maupun telah dilakukan, sehingga bentuk
penilaiannya selalu bersifat subjektif karena lebih didasarkan pada pertimbangan manusiawi
daripada tindakan rasionalnya.

Oleh karena itulah perasaan mengisi penuh kesadaran manusia tiap saat dalam hidupnya,
termasuk dalam memperkuat untuk memperlemah tindakan. Perasaan dapat dirumuskan
sebagai fungsi manusia untuk menghayati nilai suatu objek. Perasaan dapat juga diartikan
sebagai suatu jenis aktivitas psikis dimana manusia langsung mengalami atau menghayati
sebuah nilai.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini, Psikologi Umum, Bandung, Mandar Maju, 1990.


http://dekoapriyantoblog.wordpress.com/2013/05/16/gejala-pengenalan-Kognitif/
http://makalahkomplit.blogspot.com/2012/09/makalah-psikologi.htmlAhmadi,Drs.H
Abu.2009.Psikologi Umum. Jakarta:Rineka Cipta.
http://gejala perasaan psikologi.html

18

Anda mungkin juga menyukai