Disusun Oleh :
Muhamad Rizky
Iqbal Sunaryo
Ega Ramdhani
Usman
Fiqri
FAKULTAS TARBIYAH
STAI AL BAROKAH PABUARAN SUBANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah yang berjudul “Gejala Gejala
Pengenalan,Pengamatan,Dan Perasaan ” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita
khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai filsafat Pendidikan Islam.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak dosen Lailan Safina, S.Ag, S.E, M.M. dan teman-
teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih
baik lagi.
Demikian, semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
semua yang membaca makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 latar belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
2.1. GEJALA PENGENALAN ( KOGNITIF)............................................................................2
2.2 PERASAAN DAN EMOSI................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................17
Kesimpulan................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahluk yang berpikir. Tentu memiliki rasa ingin tahu, rasa ingin tahu
inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan, serta berusaha untuk
memecahkan masalah, dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan
memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang menjadi rujukan penulis disini adalah mengenai Psikologi khususnya
mengenai Gejala pengenalan ( Kognitif), yang mana nantinya akan kita bahas yaitu
Pengindraan dan Pengamatan,Tanggapan, Reproduksi dan Asosiasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sedangkan appersepsi ialah apabila pengalaman itu sudah disadari dan pribadi
mampu mengadakan pembeda atau pemisah antara diri sendiri selaku subyek dan obyek
tersebut menurut satu bentuk pemikiran atau pemahaman tertentu. Pengamatan
merupakan produk dari kesadaran dan pikiran ( abstraksi yang dikeluarkan dari arus
kesadaran) Jadi pengamatan adalah kesan-kesan yang diterima sewaktu perangsang
mengenai indera dan perangsangnya masih ada. Pengamatan erat berkaitan dengan
pikiran dan perasaan pantasi dan segenap unsure kehidupan jiwani / psikis lainnya.
Sebelum membahas lebih jelas dalam membahas pengamatan terlebih dahulu kita
pahami masalah perhatian. Memperhatikan itu artinya mengkonsentrasikan diri
mengarahkan aktivitas psikis/ pada satu titik sentral. Jadi pengertian perhatian itu
mengandung pula keterbatasan kemampuan individu dan perhatian merupakan stadium
persiapan sebelum kita sampai pada pengamatan.Pada perhatian ada dua peristiawa
penting yaitu slektivitas dan skema antisipasi. Selektivitas mendorong tingkah laku
untuk mengkonsentrasikan diri pada sekumpulan perangsang ( satu obyek) dan tidak
mereaksi kepada semua rangsangan dari luar. Sedangkan pada skema antipasti
terkandung kesiapan individu untuk setiap saat menerima dan mereaksi terhadap
perangsang.
2
Penting untuk dipahami ialah orang tidak mengamati perangsangnya akan tetapi
ia mengamati obyeknya(benda, peristiwa, personnya). Obyek tersebut ialah peristiwa
obyektip yang dinyatakan oleh perangsang-perangsangnya. Pengamatan itu sendiri
dalam arti sempit merrupakan proses mengiterprestasikan sesuatu dengan jalan
mengenali tanda-tanda sebagai alatnya dan pengertian tertentu sebagai tujuan
pengamata.
Apabila suatu obyek yang kita amati itu sangat tidak jelas maka dengan susah
payah dan melalui banyak kekeliruan sampai kita pada satu pengamatan yang
memuaskan [engamatan semacam ini disebut persepsi coba-coba dan gagal (trial and
error perception)
Yang disebut sebagai gejala konstansi dalam pengamatan ialah tidak berubahnya
bentuk obyek-obyek yang kita amati yaitu tidak berubah bentuknya menurut perasaan
dan pendapat kita. Sebaliknya gejala osilasi dialami orang dengan pengamatan yang
keliru yaitu peristiwa obyektip yang diterima indera ternyata ditangkap secara salah.
Bentuk kesalahan pengamatan lainnya ialah halusinasi (hallucination)= silap/ tipuan
mata khayalan, visloen). Halusinasi itu adalah pengamatan tanpa obyetivitas
penginderaan, dan tanpa disertai perangsang-perangsang fisik yang tepat / adekuat.
Halusinasi ini terjadi pada orang-orang yang sakit berat terkena racun-racun tertentu
(candu alkohon) bahkan (narkotika) dan orang yang menderita psikhosa berat (gila)
Perubahan psikologis didalam indera disebabkan ransangan fisik dari luar.
Hal-hal yang penting dari moment psikis (aktivitas jiwa) disebabkan oleh
berfungsinya indera, yang terdiri atas :
A. Indera penglihatan
B. Indera pendengaran
C. Indera pembau
D. Indera pengecap
3
F. Indera keseimbangan
G. Indera khinaestetis
J. Daya adaptasi
A. Indera Penglihatan
Pendengaran cahaya
Pendengaran Warna
Dalam psikologi dikenal 4 warna pokok yaitu: Merah, Kuning, Hijau, dan Biru.Jika 4
warna ini masing-masing ditempatkan pada satu sudut segi empat dan maka pada satu
sisinya dapat ditemukan semua warna lainnya. Penglihatan normal bias membedakan 80-90
nuansa warna sedangkan pelukis yang berbakat bisa membedakan lebih banyak lagi.
Ada dua jenis buta warna yaitu mereka yang melihat segalanya berwarna abu-abu muda
sebagai sebagai foto tanfa warna disebut sebagai Monokhromat sedangkan mereka yang
melihat 2 warna disebut sebagai dikhromat buta warna ini lebih banyak didapat pada kaum
pria dari pada wanita.
B. Indera pendengaran
4
Nada dengan kekuata 20.000 – 30.000 getaran per detik tidak bisa diamati lagi
oleh manusia. Nada paling rendah pada piano memiliki 27 getaran sedangkan yang
tertinggi 3.480 getaran per detik.
C. indera Pembau
D. Indera pengecap
F. Indera keseimbangan
Indera ini terletak pada satu lengkung berliku-liku ditelinga tengah dan terdiri atas
dua kantung dan tiga buah kanal lengkung. Indera inilah yang menjamin berlangsungnya
keseimbangan tubuh kita.
Indera yang berfungsi untuk ini ialah organ-organ pencernaan makanan, pernapasan,
organ sirkulasi darah, hati dll
5
Indera syinaesthesi ialah penginderaan tidak dengan indera bersangkutan akan
tetapi dengan indera lainnya, Misalnya kebutaan mata digantikan dengan indera
pendengaran / perasa.
J. Daya adaptasi
2. TANGGAPAN
Tanggapan ialah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada sebagai
gambaran dari pengamatan. Tanggapan itu tersembunyi belum terungkap (latent).
Apabila tanggapa-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan
kejiwaan maka fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer.
Apabila tanggapan yang dibawah sadar kehidupan kejiwaan sudah tidah disadari itu
masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan maka disebut fungsi sekunder.
Reproduksi dari tanggapan ialah pemunculan tanggapan dari keadaan dibawah sadar
(tidak disadari) kedalam keadaan disadari. Reproduksi dapat bersebab yaitu bissa disadari
disebabkan oleh adanya perangsang atau pengaruh dari luar.
Asosiasi dari tanggapan ialah perkaitan dari tanggapan mengenai benda-benda disekitar
kita itu terasosiasi dari nama bendanya.
Sebaliknya psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi saja yaitu hukum
kontiguitas Bunyi hukum kontiguitas”tanggapan” akan terasosiasi satu sama lain apabila
mereka itu berdampingan / berbatasan satu sama lain. Karena mereka timbul bersamaan
(koeksisten) atau tersusun dekat berurutan /suksesif didalam kesadaran.
6
Asosiasi dapat dipengaruhi oleh penggunaan alcohol dan bahan-bahan narkotika karena
asosiasi menjadi sulit dan dangkal. Hubungan asosiasipun berkurang pikiran menjadi kurang
logis ingatan.
4. INGATAN
Profesor Kohnnstam mengartikan ingatan sebagai setiap ungkapan dalam mana kaitan
psikis dimanifestasikan dalam dimensi waktu sedangkan W. Stern mengungkapkan ingatan
sebagai tuntutan / kaitan masa lampau dari pengalaman. Jadi ingatan ialah kemampuan
untuk mencamkan menyimpan dan mereprodusir kembali isi kesadaran. Ingatan yang paling
tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada usia kanak-kanak 10-4 tahun, sesudah umur
50 tahun ingatan semakin berkurang / susut.
Faktor sugesti dan perasaan memegang peranan besar sekali dalam penentuan kualitas
ingatan. Fungsi paling penting dari ingatan ialah menyimpan tanggapan-tanggapan yang
berlangsung melalui pengamatan-pengamatan indriawi maka disebut sebagai ingatan
idriawi/ ingata mekanis sedangngkan apabila ingatan itu disimpan dalam kesadara dengan
penuh pengertian perurutan logis dan pertimbangan maka disebut sebagai ingatan logis /
ingatan akal budi.
Salah satu produk dari ingatan ialah mengenal kembali (recognize) ialah kesadaran masa
lampau sebagai akibat dari pengamatan, Pengenalan kembali itu berlangsung dengan
bantuan perangsang/ implus dari luar. Kebalikan dari pengenalan kembali disebut
depersonalisasi yaitu kondisi kejiwaan tidak mengenal kembali segala sesuatu disekitar kita
baik yang sudah dikenal maupun sebelumnya.
Peristiwa lai yang sangat penting dalam ingatan ialah aktivitas psikis. Usaha dengan
sengaja memasukan/ meletakan bahan pengenalan dlam ingatan disebut memorisasi.
Memorisasi bisa berlangsung ; tidak sengaja, otomatis, mekanis atau berlangsung sendirinya
tanpa menggunakan akal. Memories juga bisa berlangsung secara intelektual merupakan
kegiatan penalaran dengan menggunakan akal budi.
Selanjutnya memories bisa berlangsung secara artifislal/ buatan yaitu dengan bantuan
ikhtar buatan.Untuk menghapal orang bisa menggunakan metode yaitu :
7
a. Metode G (Ganzlern)
b. Metode T (Teillern)
c. Metode V (Vermittelnde)
Amnesia bersifat sebagian atau parsial saja yang hilang dari ingatan akan tetapi bisa juga
bersifat total.
5. FANTASI
Fantasi kreatif mampu menciptakan hal-hal baru banyak dimiliki seniman. Fantasi juga
memungkinkan kita surut kembali pada masa lampau, oleh fatasi tersebut kita mampu
menyusun cita-cita dan rencana guna membangun kehidupan yang lebih bahagia. Dalam
dunia pengajaran dan pendidikan Fantasi memberikan pengaruh yang tidak kecil untuk
membangunkan motivasi belajar, semangat dan kreativitas anak.
6. BERPIKIR
8
b. Berpikir konkrit adalah berpikir dalam kepastian yaitu dalam dimensi ruang, waktu,
tempat tertentu.
d. Pengertian adalah suatu kata (dalam bahasa) untuk menyatakan satu derajat ketidak
tentuan/ketidak terbatasan.
f. Induksi Sintetis yaitu metode berpikir bertolak dari pengertian yang lebih rendah
melompat kepada pengertian lebih tinggi.
g. Deduksi analitis ialah metode berpikir bertolak dari pengertian yang lebih tinggi/namun
umum melompat kepada pengertian lebih rendah.
h. Berpikir Analogis ialah jika orang berusaha mencari hubungan dari peristiwa-peristiwa
atas dasar persamaan/kemiripannya.
k. Berpikir Ilmiah
Berpikir dan bertingkah laku sedemikian ini berlangsung lebih lama, tampaknya
melewati jalan melingkar-melingkar lebih panjang untuk sampai pada kebenaran.Lawan
dari berpikir ilmiah ialah berpikir pendek.
9
Berpikir ini disebut pula sebagai berpikir sepintas dan biasanya kurang logis.Para
ahli menyusun teori tingkat kesadaran dan menyatakan 3 tingkat pada proses berpikir.
Intelek (akal budi) atau intelegensi adalah kemampuan untuk eletakan hubungan-
hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent dapat menyelesaikan semua
pemikirannya dalam tempo yang lebih singkat dan mampu bertindak tepat. Prestasi
inteligensi itu bisa di didik atau dilatih melalui pengajaran dan pendidikan yang teratur.
Inteligensi praktis adalah inteligensi yang berhubungan dengan pekerjaan atau karya.
Kegiatan praktis dibidang keterampilan. Sedangkan Intelegensi teoritis ialah kemampuan
untuk menggunakan skema-skema berpikir dan abstraksi.
1) Pandai sekali/berbakat
2) Normal
5) Idiot
Ada perbedaan yang besar sekali antara intelegensi kreatif dengan intelegensi eksekutif,
dengan intelegensi kreatif orang mampu mencifta merancang alat bantu baru dan
mendapatkan penemuan-penemuan baru. Intelegensi ini dimiiki orang-orang yang istimewa
10
dan orang yang genius. Sedangkan intelegensi eksekutif merupakan kekayaan psikis yang
dimiliki oleh jutaan manusia yang dapat menggunakan alat-alat bantu yang ditemukan oleh
Pribadi-pribadi genius.
8. INTUISI
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas
senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian yang kita alami dengan senang atau
tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif. Unsur-
unsur perasaan itu ialah:
11
perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang,yang tingkatannya tidak
sama.
Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula
dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu tanggapan perasaan seseorang
terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang
sama.
1) Keadaan jasmani, misalnya pada saat badan kita dalam keadaan sakit perasaan
mudah tersinggung daripada saat sedang sehat.
2) Pembawaan, ada orang yang memiliki perasaan halus dan ada pula yang berperasaan
kasar.
B. MACAM-MACAM PERASAAN
a. Perasaan intelektual
12
Perasaan intelektual ialah perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan
intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem-problem yang dihadapi. Misalnya
rasa senang yang dialami oleh seseorang yang dapat menyelesaikan soal ujian
(perasaan intelektual positif), atau perasaan kecewa yang dialami oleh seseorang
yang sama sekali tak dapat ang mengerjakan soal ujian.
b. Perasaan kesusilaan
Perasaan kesusilaan atau disebut juga perasaan etis ialah perasaan tentang baik
buruk. Perasaan kesusilaan itu ada dua macam, yaitu positif dan negatif. Perasaan
kesusilaan yang positif misalnya dialami sebagai rasa puas kalau orang telah
melakukan hal yang baik, dan yang negatif misalnya dialami sebagai rasa menyesal
kalau orang telah melakukan hal yang tidak baik.
c. Perasaan keindahan
Perasaan keindahan yaitu perasaan yang menyertai atau yang timbul karena
seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.
d. Perasaan social
Perasaan harga diri ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perasaan harga
diri yang positif dan perasaan harga diri yang negatif. Perasaan harga diri yang
positif misalnya perasaan puas, senang, gembira, bangga. Sedangkan perasaan harga
diri negatif misalnya perasaan kecewa, tak senang, tak berdaya, kalau seseorang
mendapat celaan, dimarahi, mendapatkan hukuman dan sebagainya.
f. Perasaan keagamaan
13
Perasaan keagamaan yaitu perasaan yang bersangkut paut dengan kepercayaan
seseorang tentang adanya Yang Maha Kuasa seperti misalnya rasa kagum akan
kebesaran Tuhan, rasa syukur setelah lepas dari marabahaya secara ajaib, dan
sebagainya.
A. PENGERTIAN EMOSI
B. Macam-Macam Emosi
Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat
macam, yaitu
Dari hasil penelitiannya, John B. Watson menemukan bahwa tiga dari keempat
emosional tersebut terdapat pada anak-anak, yaitu : takut, marah dan cinta.
1) Takut
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul karena seorang
anak kecil memang ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai pantangan di
rumah. Misalnya saja, rasa takut akan tempat gelap, takut berada di tempat sepi tanpa
teman, atau takut menghadapi hal-hal asing yang tidak di kenal. Kengerian-kengerian
14
ini relatif lebih banyak diderita oleh anak-anak daripada orang dewasa. Karena,
sebagai insan yang masih muda, tentu saja daya tahan anak-anak belum kuat.
Jika dilihat dari secara objektif, bisa dikatakan bahwa rasa takut selain
mempunyai segi-segi negatif, yaitu bersifat menggelorakan dan menimbulkan
perasaan-perasaanan gejala tubuh yang menegangkan, juga ada segi positifnya.
Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa takut pada anak. Pertama, ciptakanlah
suasana kekeluargaan/lingkungan sosial mampu menghadirkan rasa keamanan dan
rasa kasih sayang. Kedua, berilah penghargaan terhadap usaha-usaha anak dan
pujilah bila perlu. Ketiga, tanamkanlah pada anak bahwa ada kewajiban sosial yang
perlu ditaati. Keempat, tumbuhkanlah pada diri anak kepercayaan serta keberanian
untuk hidup; jauhkanlah ejekan dan celaan.
2) Marah
Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat pada anak kecil ketimbang
rasa takut. Bentuk-bentuk kemarahan yang banyak kita hadapi adalah pada anak yang
berumur 4 tahun. Pada anak-anak yang masih kecil, kemarahan bisa ditimbulkan oleh
adanya pengekangan yang dipaksakan, gangguan pada gerak-geriknya, hambatan
pada kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan, oleh segala sesuatu yang
menghalang-halangi keinginan seorang anak.
Dalam sebuah studi yang dilakukan Goodenough, terdapat cukup bukti yang
memperlihatkan bahwa anak-anak lebih mudah menjadi marah apabila pada malam
sebelumnya mereka tidak cukup beristirahat.
3) Cinta
Apakah cinta ? sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini.
Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan. Penyair Mesir,
Syauqi Bey, melukiskan “cinta” dlam sebuah sajaknya :
15
Apakah cinta ?
Namun, yang digambarkan Syauqi Bey di atas adalah cinta romantis, yaitu cinta
waktu pacaran yang kadang-kadang berakhir putus setelah puas bertemu dalam
memadu cinta, tidak sampai meningkat ke jenjang pernikahan.
Dalam bukunya The Art of Loving (Seni Mencinta), Erich Fromm sedemikian
jauh telah berbicara tentang cinta sebagai alat mengatasi keterpisahaan manusia,
sebagai pemenuh kerinduan akan kesatuan. Akan tetapi, di atas kebutuhan eksitensi
dan menyeluruh itu, timbul suatu kebutuhan biologis, yang lebih spesifik yaitu
keinginan untuk menyatu antara kutub-kutub jantan dan betina. Ide pengutuban ini
diungkapkan dengan paling mencolok dalam mitos bahwa pada mulanya laki-laki
dan wanita adalah satu, kemudian mereka dipisahkan menjadi setengah-setengah,
dan sejak itu sampai seterusnya, setiap lelaki terus mencari belahan wanita yang
hilang dari dirinya untuk bersatu kembali dengannya.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses
berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Jadi gejala Kognitif adalah gejala bagaimana cara
manusia memberi arti pada rangsangan. Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa
organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama
lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognitif). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik
tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk kedalam Kognitif manusia.
1. Pengamatan
2. Tanggapan
3. Ingatan
4. Fantasi
5. Berpikir
6. Intuisi
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negatif terhadap sesuatu hal yang akan maupun telah dilakukan, sehingga bentuk
penilaiannya selalu bersifat subjektif karena lebih didasarkan pada pertimbangan manusiawi
daripada tindakan rasionalnya.
Oleh karena itulah perasaan mengisi penuh kesadaran manusia tiap saat dalam hidupnya,
termasuk dalam memperkuat untuk memperlemah tindakan. Perasaan dapat dirumuskan
sebagai fungsi manusia untuk menghayati nilai suatu objek. Perasaan dapat juga diartikan
sebagai suatu jenis aktivitas psikis dimana manusia langsung mengalami atau menghayati
sebuah nilai.
17
DAFTAR PUSTAKA
18