Oleh:
Kelompok I
FAKULTAS PSIKOLOGI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YAPATA AL-JAWAMI
2019
Daftar Isi
PSIKOLOGI KONGNITIF............................................................................................................. 1
Daftar Isi ........................................................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
A. SENSASI ............................................................................................................................... 4
B. PERSEPSI ............................................................................................................................. 4
C. ATENSI ................................................................................................................................. 5
D. PENGENALAN OBJEK ..................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. SENSASI
B. PERSEPSI
C. ATENSI
Atensi adalah cara-cara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas
dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang tersimpan,
dan oleh proses-proses kognitif individu yang lain.
Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar → proses sadar
relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak
disadari oleh individu. individu lebih mudah mengingat informasi yang
mendapatkan atensi ketimbang informasi yang diabaikan. Contohnya, individu
mampu mengingat informasi yang individu lihat di tv saat individu menyimak
dengan seksama (memberi antensi), sementara saat individu melakukan kegiatan
lain sembari menonton tv, atensi individu teralih dan individu tidak mampu
mengingat informasi yang terdapat di tv.
Kesadaran mencakup perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya,
yang darinya bisa individu gunakan untuk memfokuskan atensi. Oleh karena itulah
atensi dan kesadaran membentuk dua sistem operasi yang kesannya tumpang
tindih. Dahulu psikolog yakin atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang
mereka menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap
pemrosesan indrawi, informasi yang diingat-ingat dan informasi kognitif, bisa
berjalan diluar kesadaran individu. Contoh: pada saat ini anda dapat menyetir
sambil secara sadar melakukan aktivitas yang lain, misal mengobrol, meskipun hal
ini tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar sepenuhnya.
Namun demikian, keuntungan yang diperoleh dari atensi akan semakin
besar bila individu menjadikan proses-prosesnya disadari. Atensi yang disadari
mengandung 3 tujuan bagi kognisi, yaitu:
D. PENGENALAN OBJEK
3. Teori Gestalt
Organisasi pola (pattern organization) bagi psikolog Gestalt melibatkan
kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui
gabungan seluruh sensasi. Beberapa pola stimuli, menurut Max Wertheimer (1923)
diorganisasikan secara natural. Hukum – hukum Gestalt meliputi :
a.Hukum keterdekatan (law of promiximity)
b.Hukum kesamaan (law of similarity)
c.Hukum penutupan (law of closure)
d.Hukum simetri (law of symetry)
e.Hukum kontinuitas (law of continuity)
f.Hukum nasib bersama (law of common fate)
Asumsi yang dikemukakan oleh Kohler, awalnya, bahwa pengorganisasian spontan
terhadap suatu pola adalah suatu fungsi natural dari stimulus itu sendiri. Namun
demikian, teori ini mengalami kontroversi yang masih terus berlanjut.
Studi terhadap pengenalan pola yang telah dilakukan oleh para psikolog kognitif
telah memperluas bidang penelitian para psikolog Gestalt awal. Beberapa psikolog
kognitif modern berkonsentrasi pada struktur – struktur dan proses – proses internal
yang berhubungan dengan pengenalan pola yang rumit, alih – alih menekankan
pada karakteristik dari stimuli sederhana.
5. Pencocokan template
Sebuah teori mula – mula tentang cara otak mengenali pola dan objek
disebut teoripencocokan template (template maching). Teori pencocokan
template sebagai teori pengenalan pola, memiliki kelemahan dan kelebihan.
Kelebihan dari teori ini yakni dalam mengenali suatu pola otak melakukan
pembandingan stimuli visual dengan sesuatu yang berbentu internal yang tersimpan
dalam memori. Kelemahannya, suatu interpretasi dari teori pencocokan template
akan menghadapi kesulitan.
6. Analisis fitur
Sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana individu menyaring
informasi dari stimuli rumit disebut analisis fitur (feature analysis). Teori ini
mengatakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat
tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke
retina sesuai dengan fitur – fitur yang lebih sederhana.Dua aliran utama penelitian –
neurologis dan behavioral – telah mendukung hipotesis analisis – fitural.
7. Pencocokan prototype
Teori ini mengasumsikan bahwa membentuk template yang spesifik atau
bahkan membentuk fitur – fitur berbagai ragam pola yang harus diidentifikasi,
individu akan menyimpan sejumlah pola abstraksi dalam memori. Sebagai sebuah
teori pengenalan pola, pencocokan template memiliki kegunaan dalam program –
program komputer, namun dalam bentuknya yang kaku, pencocokan template tidak
dapat menjelaskan pengenalan objek manusia yang sangat beragam, akurat dan
ekonomis.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Manusia adalah satu kesatuan dari makhluk hidup yang dapat memproses
sebuah objek secara mendetail, mulai dari sensasi sebagai tahap stimuli, persepsi
sebagai gambaran dari pengalaman mengenai sebuah objek, atensi yang mana dapat
memperhatikan objek, juga pengenalan objek sebagai gabungan dari tahap-tahap
sebelumnya, sehingga mengetahui bahwa objek tersebut memang benar sebagai hasil
dari pemrosesan dari setiap tahap - tahapan tadi. Kajian tentang kognitif manusia
masih luas, hingga sekarang masih banyak peneliti-peneliti yang konsisten terhadap
penelitiannya. Maka dari itu sebagai manusia, alangkah baiknya bilamana manusia
memelihara apa yang telah dberi dan berusaha melampaui apa yang telah didapat.