Anda di halaman 1dari 10

JENIS-JENIS PENELITIAN DAN KODE ETIK PENELITIAN

PSIKOLOGI KLINIS

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Klinis
yang diampu oleh : Dr. Iin Tri Rahayu, S.Psi, M.Si

Disusun Oleh :
Alina Shofy' Izza Mazzida (200401110113)
Anis najmul laily (200401110132)
Ucik Nurhayati (200401110142)
M. Wildan Rafif Ahnaf (200401110153)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN DAN ISI.......................................................................................


2.1 Jenis-Jenis Penelitian Psikologi Klinis..........................................................................
2.2 Kode Etik Penelitian Psikologi Klinis...........................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
SUMBER BACAAN.............................................................................................................
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Jenis-Jenis Penelitian dan Kode Etik Penelitian Psikologi Klinis” ini
dengan baik dan tepat pada waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita ke dunia yang penuh
dengan kedamaian. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan proses pemecahan masalah dengan menggunakan suatu


pendekatan metode ilmiah dalam merumuskan ataupun menyelesaikan permasalahan
yang ada dengan sistematis, namun pada dasarnya penelitian ini adalah cara untuk
menemukan teori ataupun menambah ilmu pengetahuan. Penelitian dapat pula diartikan
sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban
permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery (meneliti sesuatu yang sudah
ada) maupun invention (penelitian yang betul-betul baru dan dukungan fakta).
Sama seperti bidang keilmuan lainnya, penelitian juga menjadi suatu yang penting
dalam bidang psikologi. Tujuannya adalah memberi penjelasan terhadap permasalahan
dalam kajian psikologi berbagai ragam bentuknya. Dalam psikologi klinis, penelitian
dapat diartikan sebagai suatu metode dalam psikologi yang berusaha menyelidiki
sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti dan intensif. Penelitian
dalam psikologi klinis juga sangat beragam yang tentunya juga mempunyai patokan dan
pedomannya tersendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis-jenis penelitian dalam psikologi klinis ? dan bagaimana
penjelasannya ?
2. Bagaimana aturan dan pedoman kode etik dalam penelitian psikologi klinis ?

1.3 Tujuan

1. Memaparkan dan menjelaskan jenis-jenis penelitian psikologi klinis


2. Memaparkan dan menjelaskan pedoman kode etik penelitian psikologi klinis
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

2.1 Jenis-Jenis Penelitian Psikologi Klinis


Metode penelitian dalam psikologi klinis pada dasarnya sama dengan metode penelitian
pada umumnya, namun tujuan dan penekanannya adalah untuk keperluan populasi khusus.
jenis-jenis penelitian yaitu ada kualitatif, kuantitatif, eksperimen yang terdiri dari :
A. Kualitatif
1. Studi kasus (qualitative case study)
Studi kasus (yang bersifat kualitatif) adalah suatu upaya melakukan deskripsi dan
analisis yang mendalam (in-depth) dari suatu kasus tertentu. Yang dimaksud dengan
kasus di sini bisa berupa seseorang, sesuatu kelompok, sesuatu program, sesuatu
institusi, sesuatu masyarakat tertentu, atau sesuatu kebijakan tertentu.Misalnya studi
kasus tentang seseorang guru di daerah terpencil yang tetap bisa menjalankan
tugasnya dengan baik sekalipun dalam situasi yang penuh dengan kesulitan atau
keterbatasan, atau studi tentang suatu sekolah tertentu yang berhasil menjadi suatu
sekolah favorit sekalipun asal mulanya merupakan suatu sekolah yang banyak
mengalami kesulitan ketika baru saja didirikan. Studi kasus masih bisa dibedakan
atas dua jenis, yaitu :
 Studi kasus tunggal (single-case study)
 Studi kasus jamak (multiple-case study)
2. Penelitian fenomenologis (phenomenological research)
Penelitian fenomenologis adalah suatu penelitian kualitatif yang dimaksudkan
untuk meneliti suatu feomena (gejala) tertentu yang dialami oleh seseorang tertentu
atau sesuatu kelompok masyarakat tertentu. Contoh penelitian tentang pengalaman
yang dirasakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu ketika mengalami peristiwa
gempa bumi. Penekanannya adalah pada pengalaman orang (kelompok) ketika
fenomena itu terjadi, yang dirasakan oleh masyarakat di daerah tersebut.
3. Penelitian longitudinal versus cross-sectional
Desain penelitian longitudinal meneliti sejumlah orang yang sama dalam kurun
waktu tertentu, misalnya meneliti kelompok lanjut usia antara tahun 1977-2000.
Desain penelitian cross-sectional adalah penelitian yang membandingkan dua
kelompok pada satu kurun waktu tertentu yang sama, misalnya membandingkan
anak balita dan anak usia 10 tahun pada tahun 1977.

B. Kuantitatif
1. Penelitian epidemiologi
Metode ini mempelajari kejadian, prevalensi, dan distribusi penyakit atau
gangguan dalam suatu populasi. Kebanyakan penelitian epidemiologi didasarkan
atas hasil survey berdasarkan kuesioner yang disebarkan di suatu daerah tertentu,
dengan harapan bahwa subjek yang mengisi kuesioner akan melaporkan yang
sebenarnya.
2. Metode korelasi
Metode ini memungkinkan peneliti untuk menentukan apakah suatu variabel
tertentu, berkaitan dengan variabel lain, contoh: apakah ada hubungan antara skor
tes intelegensi dengan jenis gangguan psikiatrik tertentu. Teknik korelasi
memerlukan dua set data untuk dicari apakah data set pertama berhubungan dengan
data set lainnya, yang kemudian menghasilkan suatu koefisien korelasi yang
berkisar antara -1 (korelasi negative) dan +1 (korelasi positif). Koefisien korelasi
dapat bermakna (signifikan) pada tingkatan 0,05 (berarti berlaku pada 95%
pengamatan) atau pada tingkatan 0,01 (berlaku pada 99% pengamatan). Bermakna
atau tidaknya suatu korelasi bergantung pada jumlah sampel yang diteliti.
C. Eksperimen
1. True Experimental Design
Dalam penelitian ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan begitu kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian (validitas internal) bisa menjadi tinggi. Ciri utama true experimental
design ialah sampel yang dipakai untuk kelompok eksperimen maupun kontrol
diambil secara acak dari populasi tertentu. Jadi, true experimental design ialah
adanya kelompok kontrol dan sampel penelitian yang dipilih secara acak.
2. Quasi Experimental Design
Quasi Experimental Design juga merupakan pengembangan dari true
experimental design, namun desain ini cenderung sulit dilaksanakan. Desain ini
memiliki kelompok kontrol, namun tidak bisa berfungsi secara penuh untuk
mengontrol varibel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen/percobaan. Walau demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental
design. Quasi experimental design dipakai karena pada pelaksanaanya sulit
memperoleh kelompok kontrol yang dapat dipakai untuk penelitian.

2.2 Kode Etik Penelitian Psikologi Klinis

Sama dengan penelitian-penelitian yang lainnya, penelitian dalam psikologi klinis harus
mengikuti kaidah dan kode etik yang sudah ada. Di Indonesia, kode etik penelitian di bidang
psikologi sudah diatur dalam Kode Etik Psikologi Indonesia yang dikeluarkan oleh HIMPSI
(Himpunan Psikologi Indonesia) pada tahun 2010. Dalam Kode Etik Psikologi Indonesia,
hal-hal yang mengenai tentang penelitian dan publikasi diatur di bab IX, yang diantaranya
meliputi tentang pedoman umum, batasan dan kewenangan tanggung jawab, aturan izin
penelitian, dsb. Berikut adalah kode etik penelitian dalam bidang psikologi menurut Kode
Etik Psikologi Indonesia :

 Pasal 45
Pedoman Umum
1) Penelitian adalah suatu rangkaian proses secara sistematis berdasar pengetahuan
yang bertujuan memperoleh fakta dan/atau me-nguji teori dan/atau menguji
intervensi yang menggunakan metode ilmiah dengan cara mengumpulkan,
mencatat dan menganalisis data.

2) psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam melaksanakan penelitian diawali


dengan me-nyusun dan menuliskan rencana penelitian sedemikian rupa dalam
proposal dan protokol penelitian sehingga dapat dipahami oleh pihak-pihak lain
yang berkepentingan. Psiko-log dan/atau Ilmuwan Psikologi membuat desain
penelitian, melaksanakan, melaporkan hasilnya yang disusun sesuai dengan
standar atau kompetensi ilmiah dan etika penelitian.

 Pasal 46
Batasan Kewenangan dan Tanggung Jawab

1) Batasan kewenangan

a) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi me-mahami batasan kemampuan dan ke-


wenangan masing-masing anggota Tim yang terlibat dalam penelitian tersebut.
b) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat berkonsultasi dengan pihak-pihak yang
lebih ahli di bidang penelitian yang sedang dilakukan sebagai bagian dari proses
implementasi penelitian. Konsultasi yang dimaksud dapat meliputi yang berkaitan
dengan kompetensi dan kewenangan misalnya badan-badan resmi pemerintah dan
swasta, organisasi profesi lain, komite khusus, kelompok sejawat, kelompok seminat,
atau melalui mekanisme lain.

2) Tanggung jawab

a) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi ber-tanggungjawab atas pelaksanaan dan hasil


penelitian yang dilakukan.
b) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memberi perlindungan terhadap hak dan
kesejahteraan partisipan penelitian atau pihak-pihak lain terkait, termasuk kese-
jahteraan hewan yang digunakan dalam penelitian.

 Pasal 47
Aturan dan Izin Penelitian
1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memenuhi aturan profesional dan
ketentuan yang berlaku, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan penulisan
publikasi penelitian. Dalam hal ini termasuk izin penelitian dari instansi terkait dan
dari pemangku wewenang dari wilayah dan badan setempat yang menjadi lokasi.
2) ika persetujuan lembaga, komite riset atau instansi lain terkait dibutuhkan, Psikolog
dan/ atau Ilmuwan Psikologi harus memberikan informasi akurat mengenai rancangan
penelitian sesuai dengan protokol penelitian dan memulai penelitian setelah
memperoleh per-setujuan.

 Pasal 48
Partisipan Penelitian
1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi meng-ambil langkah-langkah untuk melindungi
perorangan atau kelompok yang akan menjadi partisipan penelitian dari konsekuensi
yang tidak menyenangkan, baik dari keikutsertaan atau penarikan diri/pengunduran
dari keikut-sertaan.

2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berinteraksi dengan partisipan penelitian


hanya di lokasi dan dalam hal-hal yang sesuai dengan rancangan penelitian, yang
konsisten dengan perannya sebagai peneliti ilmiah. Pelanggaran terhadap hal ini dan
adanya tindakan pe-nyalahgunaan wewenang dapat dikenai butir pelanggaran seperti
tercantum dalam pasal dan bagian-bagian lain dari Kode Etik ini (misalnya pelecehan
seksual dan bentuk pelecehan lain).

3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memberi kesempatan adanya pilihan


kegiatan lain kepada partisipan mahasiswa, peserta pendidikan, anak buah/bawahan,
orang yang sedang menjalani pemeriksaan psikologi bila ingin tidak
terlibat/mengundurkan diri dari keikutsertaan dalam penelitian yang menjadi bagian
dari suatu proses yang diwajibkan dan dapat dipergunakan untuk memperoleh kredit
tambahan.

 Pasal 50
Pengelabuan/Manipulasi dalam Penelitian

1) psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak diperkenankan menipu atau menutupi


infor-masi, yang mungkin dapat mempengaruhi calon niat partisipan untuk ikut serta,
seperti kemungkinan mengalami cedera fisik, rasa tidak menyenangkan, atau
pengalaman emo- sional yang negatif. Penjelasan harus diberikan sedini mungkin
agar calon partisipan dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk terlibat atau
tidak dalam penelitian.
2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi boleh melakukan penelitian dengan
pengelabuan, teknik pengelabuan hanya dibenarkan bila ada alasan ilmiah, untuk
tujuan pendidikan atau bila topik sangat penting untuk diteliti demi pengembangan
ilmu, sementara cara lain yang efektif tidak tersedia. Bila pengelabuan terpaksa
dilakukan, Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan bentuk-bentuk
pengelabuan yang merupakan bagian dari keseluruhan rancangan penelitian pada
partisipan sesegera mungkin; sehingga memungkinkan partisipan menarik data
mereka, bila partisipan menarik diri atau tidak bersedia terlibat lebih jauh.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penelitian merupakan hal penting dalam bidang psikologi klinis. Meskipun jenis-
jenis penelitiannya beragam, tujuan dari penelitian tersebut pastilah sama, yakni untuk
mempermudah dan menemukan solusi untuk permasalahan yang ada. Dalam bidang
psikologi, baik itu psikologi klinis atau bidang psikologi yang lain mempunyai suatu
patokan dan pedoman kode etik, yakni dalam Kode Etik Psikologi Indonesia yang
dikeluarkan oleh HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) pada tahun 2010. Hal-hal
yang mengenai kode etik penelitian psikologi sudah tercantum di dalamnya, yakni di bab
XI yang mengatur tentang penelitian dan publikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kode Etik Psikologi Indonesia, 2010, HIMPSI


Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Suwarso. St. 2016. Pengantar Penelitian Kualitatif.  Proceedings of Hari Studi Dosen Program
Studi Pendidikan Matematika,Yogyakarta : 25 Mei 2016.
Latipah, Eva. 2014. Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai