Anda di halaman 1dari 37

MODEL

GANGGUAN
PSIKOLOGIS
model gangguan psikologis
• Gangguan psikologis dpt dikelompokan
berdasarkan model
• Model : struktur teoritis yg bersifat tentatif
yg dgunakan untuk menjelaskan disfungsi
psikologis/ perilaku abnormal
• Model membantu klinikus dgn cara :
– Mengidentikan kejadian yang memerlukan
pendalaman
– Menyediakan konteks yang dapat
mengintegrasikan informasi
– Menduga spesifikasi hubungan antara
pengubah dan kejadian yang akurat
Model gangguan psikologis :

• 1. model MEDIS
• 2. model PSIKODINAMIKA
• 3. model BELAJAR
• 4. model SISTEM
1. model medis
• Perilaku abnormal berkaitan dengan
kelemahan fisik, dilihat sebagai akibat
dari penyakit, kekurangan &
kelemahan biologis/kimiawi
• Inti : adanya hubungan antara suatu
gejala dengan sebab tertentu
• Medical orientation : gangguan
kejiwaan memiliki landasan biologis :
fisik, syaraf, organik
2. model psikodinamik
• Fokus : dorongan dasar & unconscious
• Sehat Mental : Indvidu mampu redakan
& salurkan dorongan dasar pada batas2
sesuai society, agama atau budaya
• Pemfungsian yg dewasa
: kefektifan
(re)solusi konflik pd
beberapa taraf
perkembangan
• Konflik psikologis membawa
pada keadaan cemas, dmn ego
berusaha meredusi dengan
memanfaatkan Defense
Mechanism
• Pembagian pengalaman manusia :
sadar, prasadar/bawah sadar,
ketidaksadaran
– Gangguan : akibat
pengalaman masa
kecil yang menyakitkan,
c. model belajar
• Memusatkan pada perilaku ;
bukannya proses internal maupun
faali yang mempengaruhi perilaku
• Ggn perilaku sebagai pengalaman
salah belajar (faulty learning)
– pelajari dgn benar contoh perilaku
yg tdk baik
– pelajari dgn salah contoh perilaku
yg baik
• Yang terutama dipelajari : perilaku
d. model sistem
• Menggunakan konsep ilmu kealaman (biologi),
proses informasi, dan sosial untuk
mengkonseptualisasikan interaksi manusia baik
adaptif maupun disfungsi
• Disfungsi :
– Saat sso hrs berpikir, merasa atau bertingkah
laku dlm
situasi psikologis & fisik yg
mengancam/menyakitkan agar
sesuai dgn jejaring sosial
- Jika orang berusaha mengubah
peran dalam
klasifikasi gangguan kejiwaan
• Klasifikasi yang paling populer
digunakanan : DSM (Diagnostic &
Statistical Manual of Mental
Disorders) yg dikeluarkan oleh
APA
• Klasifikasi yg dikeluarkan oleh
WHO : International Classification
Diagnostic of Mental Disorders
(ICD)
• Di Indonesia : PPDGJ (Pedoman
Penggolongan Diagnostik
diagnosa multiaksial
• AKSIS 1 : Gangguan klinis
• AKSIS 2 : Gangguan
kepribadian
• AKSIS 3 : Kondisi Medik
Umum
• AKSIS 4 : Masalah Psikososial
& lingkungan
• AKSIS 5 : Penilaian fungsi
secara global
Tujuan diagnosa multiaksial
• Mencakup info yang
komprehensif shg membantu
perencanaan terapi &
memprediksi prognosis
• Format mudah & sistematik dpt
membantu pengkomunikasian
• Memacu penggunaan pendekatan
bio-psiko-sosio
konsep gangguan jiwa
DSM IV TR
• Gangguan mental dikonsepsualisasikan
sebagai sindrom atau pola psikologis atau
keperilakuan yg secara klinis signifikan yang
muncul dalam individual dan yg diasosiasikan
dgn distress yang tampil saat ini (misalnya
simtom rasa sakit) atau ketidakmampuan
(misalnya kelemahan dalam satu atau lebih
area pemfungsian yang penting) atau dengan
peningkatan resiko menderita kematian,
kesakitan, ketidakmampuan atau
3 konsep penting gangguan jiwa
1. Adanya gejala psikis yang bermakna, berupa
sindrom pola perilaku & pola psikogenik
2. Gejala tersebut menimbulkan penderitaan
(distress) berupa rasa nyeri, tidak nyaman,
disfungsi organ tubuh,dll
3. Gejala tersebut menimbulkan
ketidakmampuan (disability) dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari, seperti mandi,
makan, berpakaian
prinsip penggolongan
1. Pendekatan penggolongan bersifat ateoritik &
deskriptif
 Ateoritik : tdk mengacu pd teori ttt berkenaan dgn
aspek etiologik atau proses patofisiologik, kecuali
ggn yg sdh jelas penyebabnya spt ggn mental
organik. Pendekatan ini dilaksanakan dgn
pendeskripsian menyeluruh manifestasi ggn
jiwa ; jarang menggunakan penjelasann mengenai
bagaimana gejala terjadi
2. Setiap gangguan jiwa tidak dianggap sebagai
suatu kesatuan yg tegas batas-batasnya
3. Penggolongan gangguan jiwa tidak diartikan
4. Dinilai tidak benar kalau ada anggapan
bahwa 2 org yg menderita gangguan jiwa yg
sama maka sama dalam segala hal penting
lainnya
5. “kondisi lain yg tidak menjadi perhatian
klinis” tidak tergolong gangguan jiwa, namun
menjadi pusat perhatian klinikus
6. Gangguan YTT ( Yg Tidak
Tergolongkan)
untuk mengelompokkan
gangguan jiwa
tidak khas
Pentingnya definisi & diagnosis
• Dengan penggunaan diagnosis
(yang tepat), dapat segera
melakukan tindakan
• 4 keuntungan adanya diagnosis :
– Komunikasi
– Membangun riset psikopatologi
– Riset etiologi
– Dapat memilih terapi yang
efektif
KLASIFIKASI
BERDASARKAN
FUNGSI EGO
Klasifikasi berdasarkan fungsi ego
• Klasifikasi berdasarkan fungsi ego
(dikemukakan Freud) yaitu Psikosis,
Neurosis dan Psikopat .
• Fungsi Ego untuk “menghubungkan” diri
dgn individual dgn dunia realitas di
lingkungan serta “mendamaikan”
pertentangan Id dan Superego tidak
berjalan sempurna.
• Ego dalam melaksanakan fungsinya dapat
mengalami gangguan berupa
1. Ego lemah
2. Ego Retak
1. Ego Lemah
ego mudah terdorong impuls dari dalam,
maupun tuntutan2 dari luar, sehingga tindakan
individu menjadi tidak efektif
2. Ego Retak
sistem penerimaan info, pengolahan info serta
sostem integrasi tidak terjadi hubungan yg luwes
(loncat2) sehingga antara info yg masuk dan
respon tidak sesuai (inkoheren)
3. Ego Bolong (Pourous)
Info dan impuls yg masuk dan
keluar dari luar&
dalam diri indv berlalu begitu
PSIKOPAT ?

NEUROSIS ??

PSIKOSIS ??
neurosis
• Reaksi psikis yang dicirikan secara khas
dengan unsur2 kecemasan dan secara
tidak sadar di ekspresikan keluar dengan
jalan menggunakan mekanisme
pertahanan diri.
• Bentuk disoreder fungsional ini
disebabkan karena timbulnya stress dan
ketegangan yang kuat dan kronis
• Pribadi/individu mengalami frustasi dan
konflik emosional yang bisa sebabkan
• Ego lemah, sehingga indv melakukan defense
mechanisme agar kebutuhan ego terjamin,
namun tidak dilakukan dgn baik (tidak sesuai
dgn harapan diri & lingkungan)
• Sehingga terjadi anxiety, menyebabkan konflik
psikis ; yg seringkali terjadi secara
berkepanjangan
• Termasuk dalam neurosa : hysteria, disosiasi
kepribadian, phobia, obsesif compulsif, tics,
neurasthenia, hypochondria, anxiety neuroosis,
psychosomatic
psikosis
• Gangguan jiwa yg ditandai dengan retaknya
fungsi ego pd diri individu
• Bentuk mental disorder yg dicirikan dgn
adanya disintegrasi kepribadian dan
terputusnya hubungan diri dgn realitas
• Indv menunjukkan perilaku : kekacauan
pribadi yg berat, kehilangan kontak dengan
realitas (halusinasi & delusi), perubahan
persepsi, perubahan kognisi, perubahan emosi,
gangguan yg mencolok pd fungsi sosialisasi.
• Hubungan id,ego, SE sudah tidak teratur shg
bisa menyebabkan ketidakmampuan menilai
kenyataan dgn adekuat
• Organic psychosis : toxis psychosis, syphilitic
psychosis, sinile psychosis, traumatic
psychosis, glandula, tidak diketahui penyebab
• Functional psychosis :
schizophrenia, manic
depresive, paranoia
psikopat
• Kurang berkembangnya pertimbangan moral
• Ketidakmampuan mengikuti model perilaku
yg disetujui oleh banyak orang, tidak malu
menipuf dgn orang lain
• Melemahnya/rusaknya kemampuan
membentuk hubungan positif dgn lain &
kecenderungan untuk menggunakan
perilaku2yg bertentangan dgn dasar norma dan
nilai sosial
• Gangguan dlm mempertimbangkan suatu
perilaku, sehingga apa yg diinginkan begitu
saja dinyatakan tidak
proses diagnosis gangguan jiwa

DIAGN anamnesi pemeriksaa


OSIS = s + n
langkah-langkah

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN


DIAGNOSIS

TERAPI


TINDAK LANJUT
• Anxiety based disorder : panic disorder &
agoraphobia, specific phobia, obsesive
compulsive, generalized anxiety disorders,
somatoform disorders, dissociative disorder
(d/h neurosa)
• Faktor psikologis & Sakit Fisik : Jantung
koroner, sindrom anoreksi & bulimik,
hipertensi esensial, peptic ulcers
• Personality disorders : (d/h psikopat)
– Cluster 1 : Paranoid, Schizoid, Schizotipal
– Cluster II : Histrionic, narcisistic, antisosial,
borderline
• Schizophrenia (d/h psikosa) :
– Tipe undifferentiated
– Tipe paranoid
– Tpe katatonik
– Tipe disorganisasi
– Tipe residual
contoh diagnosa
• GANGGUAN NEUROTIK
• F40 – F48 ( aksis 1 )
• GANGGUAN
KEPRIBADIAN
DEPENDEN
• F.60.7 (aksis 2)
• PENYAKIT SISTEM
PERNAFASAN
• K00-K93 (aksis 3)
• GEJALA BERAT,
DISABILITAS BERAT

Coba analisis berdasarkan diagnosa
multiaksial

• Diagnosa awal : Skhizophrenia paranoid


dengan keluhan selalu merasa takut di
kejar2 suara menggemuruh. Orang yang
di reject oleh keluarga dan pernah
mencoba bunuh diri
analisa berdasarkan
diagnosa multiaksial ! ^_^
• Seorang pasien diduga menderita Schizophrenia Tipe
Paranoid dengan menunjukkan perilaku : penuh
kecurigaan terhadap orang lain/suatu situasi, merasa
sbg korban konspirasi, merasa dibuntuti “sesuatu”
dan sering merasa “mendengar” suara orang yang
mengatakan bahwa ia orang yang tidak berguna.
Menurut informasi, sejak kecil, ia sudah mulai
menampakkan ciri2 perilaku “aneh” tersebut.
Keluarga pasien, cenderung tidak mempedulikan dan
seperti “menolak/reject” dengan sering mengatakan
bahwa pasien tsb “sudah meninggal”. Pasien juga
pernah mencoba bunuh diri
Diagnosa Multiaksial
• Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
• Aksis II : F.60.0 Gangguan Kepribadian
Paranoid
• Aksis III : -
• Aksis IV : Masalah dengan primary support
group
• Aksis V : Gejala berat, disabilitas berat
Gero-Psychiatric Facility, VAMC Salem, VA
Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman
Wediodiningrat (Malang)
schizophrenia catatonic

Anda mungkin juga menyukai