Anda di halaman 1dari 19

DARK RENAIS POST

GREEK HELLENIS AGE MODERN MODERN


SANCE

Time Line
AL-KINDI
Abu Yusuf
Ya’qub bin
Ishaq bin
Sabbah bin
Imran bin Ismail
bin Muhammad
bin Al-Ash’ats
bin Qais
BAITUL HIKMAH
“Filsafat ialah ilmu tentang hakekat (kebenaran) sesuatu menurut
Kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan
(wahdaniyyah), ilmu keutamaan (fadhilah), ilmu tentang semua
Yang berguna dan cara memperolehnya, serta cara menjauhi perkara-
Perkara yang merugi”
“Tujuan seorang filosofi Bersifat Teori, yaitu mengetahui kebenaran, dan
bersifat amalan, yaitu mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan.
Semakin dekat kepada kebenaran semakin dekat pula kepada
kesempurnaan”

FILSAFAT
“Adalah kewajiban kita untuk tidak mencela orang yang telah memberi
manfaat besar bagi kita. Meskipun para filosof itu tidak berhasil
mencapai sebagian kebenaran, mereka adalah saudara yang telah
memberikan buah pikiran bagi kita, sehingga menjadi jalan dan alat
untuk mengetahui banyak hal yang belum mereka capai. Para filosof
juga menyadari bahwa tak seorang pun dapat mencapai kebenaran yang
sempurna dengan upaya sendiri. Masing-masing pihak mungkin hanya
dapat memperolehnya sedikit, tetapi bila dihimpun butir-butir yang
sedikit itu niscaya akan menjadi bukit”

FILOSOF YUNANI
“Berarti mereka mengingkari kebenaran, dan karena itu termasuk
golongan kafir. Sesungguhnya dalam keadaan apapun orang tidak bisa
menolak filsafat. Jika ia menerima filsafat, maka ia akan
memperlajarinya. Jika ia menolak filsafat, ia juga harus berfilsafat untuk
membuat argument tentang kebenaran dirinya. Argumen tersebut juga
termasuk dalam filsafat, yakni ilmu tentang hakekat sesuatu”
“Disadari atau tidak, hasil pemikiran (para filosof) ada yang
bertentangan dengan ajaran Alquran. Namun, hal itu tidak boleh
dijadikan sebab untuk menolak filsafat, karena ia dapat diselesaikan
dengan cara ta’wil. Ajaran agama yang dibawa para Nabi dan Rasul
bukan berasal dari dirinya sebagai hasil usahanya, tetapi anugrah dari
Allah SWT yang merupakan anugrah terhadap hamba pilihan-nya. Selain
itu, ajaran agama bersifat ringkas, jelas dan mudah dipahami.
Sedangkan filsafat merupakan produk usaha manusia dalam membahas,
meneliti dalam waktu yang lama, dan dengan metode yang rasional”

PENENTANG FILSAFAT
“Sewajarnya kita tidak malu menerima kebenaran dari mana pun
asalnya, walaupun dari bangsa atau umat yang jauh berbeda dengan
kita. Sesungguhnya tidak ada yang lebih utama bagi penuntut kebenaran
dari pada kebenaran. Adalah tidak wajar merendahkan serta
meremehkan orang yang mengatakan dan mengajarkannya. Tidak ada
seorang pun yang rendah dengan sebab kebenaran, bahkan semua
orang akan menjadi menjadi mulia oleh kebenaran”

MENERIMA KEBENARAN
Memahamkan masyarakat untuk berfikir terbuka: kebenaran adalah
kebenaran, dari manapun datangnya dan kebenaran adalah yang paling
berharga dalam kehidupan ini (karena sistem masyarakat islam pada
saat itu cenderung tertutup.
Mengadaptasi bahasa Arab agar sesuai dengan maksud dari satu
ekspresi-filosofis. Bahasa Arab itu lebih puitis, sementara Bahasa Yunani
lebih filosofis (saintifik).
- Istilah Yunani yang diserap apa adanya, seperti Falsafah.
- Istilah Yunani yang dicari padanannya dalam bahasa Arab, seperti
hikmah, ruh, khayal.
- Membuat kata-kata baru, misalnya mahiyyah (dari kata ma
huwa/hiya), huwiyyah (ke-diaan)
- Istilah lama dengan makna baru, seperti masya’iyyah, aql.

USAHA AL-KINDI
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu Degnan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan, dan pengisaran angin
dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi: sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” Q.S Al-Baqarah ayat 164

“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang
mempunyai wawasan” Q.S Al-Hasyr ayat 2
- Ilmu agama merupakan bagian dari filsafat
- Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan kebenaran filsafat
saling bersesuaian.
- Menuntut ilmu, secara logika diperintahkan dalam agama.
- Teologi adalah bagian dari filsafat dan umat Islam wajib
belajar teologi juga filsafat
- FALSAFAH AL-’ULA
- “Sesungguhnya ilmu manusia yang derajatnya paling mulia
adalah filsafat, sedangkan filsafat yang paling mulia dan
yang paling tinggi derajatnya adalah Filsafat yang pertama
(Falsafah Al-’Ula), yakni pengetahuan tentang al-Haq al-’Ula
yang menjadi sebab segala sesuatu (‘illah kulli syai’) yang
tidak lain adalah Allah SWT.”
To Be Continued…
“Pengetahuan manusia (human “Pengetahuan Ilahi (divine
science) dasarnya ialah pemikiran science) ialah sebagaimana
(rasio-reason)” yang tercantum dalam Al-
Quran, yaitu pengetahuan yang
INDERAWI ‫علم اليقين‬ diperoleh Nabi dari
Tuhan.dasarnya ialah
keyakinaan
AKAL ‫عين اليقين‬ ‫حق اليقين‬
“KEBENARAN IALAH KESESUAIAN ANTARA APA YANG ADA DI
DALAM AKAL DENGAN APA YANG ADA DI LUAR AKAL”

PENGETAHUAN
“INDRAWI MEMAHAMI YANG
PARTIKULAR/SUBSTANSI/BENTUK
MATERIALNYA SAJA, NAMUN AKAL
MEMAHAMI YANG UNIVERSAL
/SPESIES/BENTUK YANG
SPIRITUAL/HAKEKAT”
“HANYA DI DUNIA AKAL STABILITAS
DAPAT DITEMUKAN”

AKAL IMAGINASI INDERAWI


Sebagai
fakultas
perantara

AKAL = RUH= PIKIRAN = NALAR


“TIDAK TERSUSUN DARI MATERI DAN
BENTUK”

“IA ADALAH YANG BENAR PERTAMA”

“IA ADALAH YANG BENAR TUNGGAL”

EMANASI/FILSAFAT KETUHANAN
ROH TIDAK TERSUSUN TETAPI MEMPUNYAI ARTI PENTING,
SEMPURNA DAN MULIA

SUBSTANSI ROH BERASAL DARI TUHAN, HUBUNGAN ROH


DENGAN TUHAN SAMA DENGAN HUBUNGAN
CAHAYA DENGAN MATAHARI, ROH ITU
BERBEDA DENGAN BADAN DAN MEMPUNYAI
WUJUDNYA SENDIRI
PERBEDAAN ROH DENGAN BADAN ROH MENENTANG
IALAH KEADAAN BADAN YANG KEINGINAN HAWA NAFSU
MEMPUNYAI HAWA NAFSU DAN SIFAT
PEMARAH
“ROH BERSIFAT KEKAL DAN TIDAK HANCUR SEPERTI HANCURNYA BADAN, ROH TIDAK
MEMPEROLEH KESENANGAN YANG SEBENARNYA DAN PENGETAHUAN NYA TIDAK
SEMPURNA . HANYA SETELAH BERCERAI DENGAN BADAN, ROH MEMPEROLEH
KESENANGAN YANG SEBENARNYA DALAM BENTUK PENGETAHUAN YANG SEMPURNA”

EMANASI/FILSAFAT KETUHANAN
JIWA MEMPUNYAI TIGA DAYA : DAYA BERNAFSU, DAYA PEMARAH
DAN DAYA BERFIKIR (AKAL)

MANUSIA SEUTUHNYA

AKAL YANG BERSIFAT POTENSIAL

AKAL YANG BERUBAH MENJADI BERSIFAT AKTUAL

AKAL YANG TELAH MENCAPAI TINGKAT KEDUA DARI AKTUALITAS YANG DISEBUT
AKAL KEDUA

ROH/JIWA
AKAL YANG SELAMANYA DALAM AKTUALITAS

KARENA SELAMANYA DALAM AKTUALITAS MEMBUAT AKAL YANG BERSIFAT POTENSIAL


DALAM ROH MANUSIA MENJADI AKAL, SIFAT-SIFAT AKAL INI ADALAH (1) IA MERUPAKAN
AKAL PERTAMA,(2) IA SELAMANYA DALAM AKTUALITAS,(3) IA MERUPAKAN SPESIES DAN
GENUS ,(4) IA MEMBUAT AKAL POTENSIAL MENJADI AKTUAL BERFIKIR,(5) IA TIDAK SAMA
DENGAN AKAL POTENSIAL, TETAPI LAIN DARIPADANYA.

IA TELAH MEMPEROLEH AKAL YANG PERTAMA

AKAL PERTAMA INI MENGANDUNG ARTI BANYAK


KARENA IA ADALAH UNIVERSAL

SEBAGAI LIMPAHAN DARI YANG MAHA ESA. AKAL


INILAH YANG PERTAMA-TAMA MERUPAKAN YANG
BANYAK

ROH/JIWA
ALHAMDULILLAH
SUDAH ISLAM…

Anda mungkin juga menyukai