DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 ( Dua )
Dosen Pembimbing :
Dr. Zaprulkhan, S.sos.I, M.S.I
A. Latar Belakang
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berfikir
pula merupakan keistimewaan yang diberikan Allah Swt kepada kita manusia. Akal
yang diberikannya merupakan suatu pembeda antara kita dengan makhluk lainnya.
Para ilmuan ilmuan yang termuka memberikan definisi tentang ilmu filsafat namun
masing masing definisi mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkah
saling mengisi dan saling melengkapi dan terdapat kesamaan yang saling
mempertalikan semua definisi itu. Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita
karena dengan mengetahui pengertian dari para ilmuan ilmuan sebelum kita, kita
banyak belajar dari sana.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran
yang dapat membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa
manusia kepada indakan yang lebih layak.
B. Rumusan Masalah
Kajian tentang para filsuf dan pemikiran pemikirannya sangatlah luas.
Namun dalam makalah ini kami membatasi pembahasan kami pada:
1. Para Filsuf Islam di Wilayah Timur
2. Para Filsuf Islam di Wilayah Barat
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat islam
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengenal tokoh tokoh para filsuf islam
diwilayah timur maupun barat
PEMBAHASAN
A. Para Filsuf Islam di Wilayh Timur
1. Al-Kindi dan Minat Filosofinya
Pengarang yang dengan suara bulat diterima sebagai filsuf Arab pertama,
baik dalam arti etnik maupun cultural, adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq al Kindi.
Al-Kindi berasal dari suku Kindah di Yaman tetapi lahir di kufah [Irak] pada tahun
796 M, orang tuanya adalah gubernur dari Bashrah. Setelah dewasa ia pergi ke
Baghdad dan mendapatkan lindungan dari Khalifah al- ma’mun dan mu’tasim. Al-
Kindi menganut aliran Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat.Al-Kindi meningal
dunia sekitar tahun 866 M.
Ibn al-Nadim seorang pustakawan yang terpecaya,menyebutnya adanya 242
buah karya Al-Kindi dalam bidang logika, metafisika, aritmetika, falak, music
astrologi, geometri,kedokteran, politik dan sebagainya. Diantara karya Al-Kindi
yang paling menarik justru tidak tentu rimbanya. Karya filosofinya yang cukup
terkenal adalah Fi al-Falsafah al-Ula.
Al-Kindi mempunyai semangat menakjubkan, bukan hanya dalam
menunjukan bahwa kebenaran agama dan filsafat senada, tetapi juga ia ingin
menghargai para filsuf dari kalangan luar muslim untuk memetik hikmah dari
mereka. Bagi Al-Kindi,kebenaran agama tidak berlawanan dengan kebenaran
filosofis, hanya saja kebenaran agama kadang-kadang tidak cukup didasarkan pada
zhahir teks sehingga mengharuskan dilakukan penafsiran metoforsis-alegoris
[ta’wil].
Mengenai kebenaran dari luar, Al-Kindi menegaskan bahwa kaum muslim
tidak perlu malu mengkui sebuah kebaikan dan mengambilnya dari manapun
datangnya, sekalipun datang dari orang jauh dan berbeda dengan keyakinanya
dengan kaum muslim. Bahkan terhadap mereka yang menolak filsafat, Al-Kindi
menjuluki sebagai; ‘Orang-orang yang asing dengan kebenaran dan memakai
mahkota kebenaran yang tidak berhak mereka pakai.
Filsafat Islam bukanlah filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada
beberapa nama Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam filsafat
Islam tentu seluruhnya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat
Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik
menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun
kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama
tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih ‘mencari Tuhan’, dalam filsafat Islam
justru Tuhan sudah ditemukan.
Diantara para filosof Islam yang lahir di wilayah timur adalah Al-Kindi, Al-
Ghazali, Al-Farabi, Ibnu Sina dan lain-lain. Dan diantara para filosof Islam yang
lahir di barat adalah Ibnu Rushd, Ibnu Bajjah dan Ibnu Thufail.