Anda di halaman 1dari 10

Dosen Pembimbing : Saipul

Wakid, M.Pd, l
JUDUL Mata Kuliah : Al-Islam

Filsafat Islam Kelompok 11

1. Izzaturohmah Senna
Adistya
2. Netin Wina Oktaviani
3. Nurul Fitriana Lestari
Filsafat Islam

1. Pengertian Filsafat Islam

2. Unsur Filsafat Islam

3. Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli

4. Pengembangan Filsafat Islam

Kesimpulan
Pengertian Filsafat Islam

Kata falsafah atau filsafat dalam Bahasa Indonesia merupakan


Bahasa Arab yang juga diambil dari Bahasa Yunani, philosopia, Philo =
cinta, sopia= kebijaksanaa. Jadi dilihat dari akar katanya, filsafat
mengandung pengertian ingin tahu lebih mendalam atau cinta
kebijaksanaan.

Filsafat islam adalah filsafat yang beorientasi pada Al-Qur’an,


berdasarkan wahyu Allah adapun pengertian Islam dari segi Bahasa
dapat diartikan selamat sentosa, berserah diri, patuh, tunduk dan taat.
Unsur Filsafat Islam

Unsur pokok yang ada dalam filsafat Islam meliputi tiga hal, yaitu :
manusia, alam, dan pengetahuan. Manusia diciptakan Allah SWT dari
saripati tanah dan air mani yang meliputi beberapa proses. Sedangkan
alam diciptakan Allah SWT merupakan nikmat bagi manusia. Manusia
mampu mempergunakan daya alam sekitarnya. Namun demikian,
manusia mampu menundukkan alam itu dengan izin Allah dan Allah
memang telah menundukkan baginya. Tentulah hal menundukkan alam
itu tidak lepas dari pengetahuan dan pendidikan. Manusia diciptakan
Allah dengan memiliki akal untuk berfikir dan dapat difungsikan untuk
memudahkan, memelihara dan menjaga alam melalui yang dipelajari
serta diketahui oleh manusia dengan pendidikan.
Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli

1. Al-Kindi
Al-Kindi mendefinisikan filsafat dari berbagai sudut pandang, namun ia lebih
menspesifikasikanfilsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu yang abadi dan bersifat
menyeluruh (umum),baik esensinya maupun kausa-kausanya. Definisi ini diambil dari sudut
pandang materinya.
2. Al-Farabi
Al-Farabi mendefinisikan filsafat sebagai : Al Ilmu bilmujudaat bima Hiya Al Maujudaat, yaitu
suatu ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala yang ada ini. Al-Farabi berusaha
memadukan beberapa aliran filsafat falsafah al taufiqiyah atau wahdah ala falsafah yang
berkembang sebelumnya, terutama pemikiran Plato, Aristoteles, dan Plotinus, juga antara agama
dan filsafat.
Al-Farabi berpendapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu adalah satu kesatuan, oleh karena itu
para filosof besar harus menyetujui bahwa satu-satunya tujuan adalah mencapai kebenaran.
3. Ibnu Sina
Dari Tuhanlah kemajuan yang mesti, mengalir intelegensi pertama
sendirian karena hanya dari yang tunggal Yang mutlak, sesuatu yang
dapat mewujud. Tetapi sifat ontelegensi pertama tidak selamanya
mutlak satu, karena ia bukan ada dengan sendiriny, ia hanya mungkin
dan kemungkinannya itu diwujudkan oleh Tuhan. Berkat kedua sifat
itu,yang sejak saat itu melingkupi seluruh ciptaan di dunia, intelegensi
pertama memunculkan dan kewujudan yaitu :
a. Intelegensi kedua melalui kebaikan ego tertinggi dari adanya
aktualitas
b. Lingkungan pertama dan tertinggi berdasarkan segi terendah
adanya, kemungkinan alamiyah. Dua proses pemancaran ini berjalan
terus sampai kita mencapai intelegensi kesepuluh yang mengatur dunia
ini, yang oleh kebanyakan filosuf muslim disebut sebagai malaikat
jibril.
4. Ibnu Maskawih
Maskawih membedakan antar pengertian hikmah dan filsafat.
Menurutnya, hikmah adalah keutamaan jiwa yang cerdas (Aqilah)
yang mampu membedakan mana yang bak dan man yang buruk.
Mengenai filsafat ia tidak memberikan pengertian secara tegas, ia
membagi filsafat menjadi dua bagian yaitu teoritis dan praktis.
Teoritis merupakan kesempurnaan manusia yang mengisi potensinya
untuk dapat mengetahui segala sesuatu sehingga dengan
kesempurnaan ilmunya itu pikirannya benar. Sedangkan bagian
praktis merupakan kesempurnaan manusia yang mengisi potensinya
untuk dapat melakukan perbuatan-perbuatan moral.
5. Al-Ghazali
Al-Ghazali pada mulanya ia beranggapan bahwa pengetahuan itu adalah hal-hal
yang dapat ditangkap oleh panca indra. Tetapi kemudian ternyata bahwa baginya
panca indra juga berdusta. Karena tidak percaya pada panca indra, al Ghazali
kemudian meletakkan kepercayaannya kepada akal. Alasan lain yang membuat al
Ghazali terhadap akal goncang, karena ia melihat bahwa aliran-aliran yang
menggunakan akal sebagai sumber pengetahuan, ternyata menghasilkan pandangan-
pandangan yang bertentangan, yang sulit selesaikan dengan akal.

Lalu AL-Ghazali mencari ilmu al yaqini yang tidak mengandung pertentangan pada
dirinya. Tiga bulan kemudian Allah memberikan nủ yang disebut sebagai kunci
ma;nifat ke dalam hatinya. Dengan demikian bagi Al-Ghazali intuisi lebih tinggi
dan lebih dipercaya daripada akal untuk menangkap pengetahuan yang betul-betul
diyakini.
Pengembangan Filsafat Islam

Filsafat islam juga sering disebut filsafat arab dan filsafat muslim merupakan suatu kajian
sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran, dan
gagasan politik yang dilakukan didalam dunia islam atau peradaban umat muslim dan
berhubungan dengan ajaran-ajaran islam. Dalam islam, terdapat dua istilah yang erat kaitannya
dengan pengertian filsafat falsafa ( secara harfiah “filsafat”) yang merujuk pada kajian filosofi,
ilmu pengetahuan alam dan logika, dan kalam ( secara harfiah berarti “berbicara” ) yang merujuk
pada kajian teologi keagamaan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai