Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dwiky Achsanu Ridho

Kelas : 1B Ekonomi Pembangunan


NIM : 11210840000066
TUGAS : RESUME 7

Pengertian Teologi
Teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta
independensi filsafat ilmu pengetahuan, dan gove mengatakan bahwa teologi merupakan
penjelasan tentang keimanan, perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.

Teologi merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas mengenai Ketuhanan,


yaitu membicarakan dzat Tuhan dari segala seginya dan hubungannya dengan alam.
Karena itu teologi biasanya diikuti dengan kualifikasi tertentu seperti teologi yahudi,
teologi kristen dan Teologi Islam (Ilmu kalam) dalam Hanafi.

Latar Belakang Lahirnya Teologi Islam


Teologi berasal dari bahasa Inggris, theos yang berarti Tuhan, dan logos yang
berarti ilmu atau wacana. Dalam bahasa Yunani Theologia, yang mempunyai beberapa
pengertian, yakni ilmu tentang hubungan dunia ilahi dengan dunia fisik, tentang hakikat
dan kehendak Tuhan, doktrin atau keyakinan tentang Tuhan, dan usaha yang sistematis
untuk meyakinkan, menafsirkan dan membenarkan secara konsisten keyakinan tentang
Tuhan.

2.3 Macam-macam Aliran Teologi Islam dan Corak Pemikirannya


a. Muktazilah

Menurut Mu’tazilah, sebagaimana dikemukakan para tokohnya, segala


pengetahuan dapat di- peroleh dengan perantaraan akal. Kewajiban- kewajiban dapat
diperoleh dengan pemikiran yang mendalam. Dengan demikian, berterima kasih
kepada Tuhan sebelum turun wahyu adalah wajib. Baik dan jahat diketahui oleh akal,
demikian pula mengerjakan yang wajib dan menjauhi yang buruk wajib pula.
b. Asy’ariyah

Menurut Asy’Ariyah sebagaimana dikatakan Al-Asy’ari sendiri, segala kewajiban


hanya dapat diketahui melalui wahyu. Akal tidak dapat membuat sesuatu menjadi
wajib dan tidak dapat mengetahui bahwa mengerjakan yang baik dan menjauhi yang
buruk itu wajib bagi manusia. Menurutnya, memang betul akal dapat mengetahui
Tuhan, tetapi wahyulah yang mewajibkan orang mengetahui Tuhan dan berterima
kasih kepada-Nya.

Maturidiyah

Al-Maturudi, bertentangan dengan pendirian Asy’ariyah tetapi sepaham


dengan Mu’tazilah, juga berpendapat bahwa akal dapat mengetahui kewajiban
berterima kasih kepada Tuhan. Hal ini dapat diketahui dari keterangan al-bazzdawi
berikut: ”percaya pada Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya sebelum ada wahyu
adalah wajib bagi paham Mu’tazilah. Al-syaikhabu Mansur Al-maturudi dalam hal ini
sepaham dengan
Mu’tazilah. Demikan jugalah umumnya ulama samarkand dan sebagian alim ulama

Irak”.

Perkembangan Modern dalam Teologi Islam


Awal kemunculan zaman modern dimulai dari zaman Renaissance, yang terjadi di
abad ke 14 hingga ke-17 Masehi. Terdapat berbagai penemuan di bidang ilmiah, seperti
filsafat, seni klasik, budaya, dan sastra. Berkembangnya berbagai bidang ilmu
pengetahuan di benua Eropa memiliki dampak hingga saat ini, dimana terdapat revolusi
industri di Inggris.

Teologi Islam merupakan ilmu pengetahuan yang turut serta berkembangan


karena adanya beberapa pemikir-pemikir Islam yang coba mengolah, mengevaluasi, dan
mengembangkan teologi yang sebelumnya telah ada. Hal ini penting dilakukan karena
ilmu teologi Islam haruslah mengikuti perkembangan zaman yang sedang terjadi,
sehingga mencapai kesepakatan atau keyakinan dalam umat Islam itu sendiri.Teologi
Islam dapat mengalami perubahan jika dilihat dari sudut pandang sosiologis, hal ini karena
terdapat fenomena peradaban, kultural, dan realitas sosial didalam kehidupan manusia.

Terdapat penggolongan didalam pandangan umat islam terhadap modernitas,


yaitu modernis, tradisionalis, dan elektis. Penggolongan ini ini diakibatkan situasi dan
kondisi masyarakat, yang cenderung rasional yang memiliki sifat logis dan empiris.Teologi
Islam di zaman modern telah mengalami perubahan dalam pola pikir umat Islam untuk
memahami makna dari rahmat yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Pola pikir
yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap individu menjadikan beberapa inovasi
mengenai memahami bagaimana wahyu dan kehidupan manusia memiliki keselarasan
bersama. Inilah yang menjadikan teologi Islam memberikan pelajaran yang berharga
terutama kepada umat Islam mengenai pemahaman terhadap Tuhan. Umat Islam akan
terus berkembangan sesuai dengan perkembangan zamannya, selain itu ilmu teologi juga
akan mengalami hal yang serupa.

Pengertian dan Fungsi Filsafat


Banyak para ahli filsafat yang memberikan pengertian dan definisi tentang filsafat.
Akan tetapi, terdapat keragaman dalam memberikan pengertian dan merumuskan
definisi tersebut. Hal ini terjadi karena masing-masing ahli filsafat atau filsuf itu
mempunyai konsep yang berbeda dengan filsuf yang lain dan memiliki dasar pemikiran
dan pandangan yang berbeda pula. Filsafatberasal dari kata Yunani, yaituphilosophia,
terdiri dari kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata sophia yang berarti
kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Jadi, philosophia berarti cinta pada
kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran, dalam hal ini kebenaran ilmu pengetahuan.
Pada awalnya, manusia menggunakan mitos untuk menjawabpertanyaan tentang alam.
Mereka percaya bahwa para dewalah yang merupakansumber segala yang ada. Suasana
yang bersifat mitologis seperti persoalan inidianggap sebagai awal manusia berpikir
tentang “sesuatu” yang ada dibalik segalaperistiwa yang dapat diamati oleh indranya.
Kemudian, manusia berupaya untukmenemukan jawaban dengan cara terus-menerus
berpikir tentang masalah yangdihadapinya serta melakukan pengamatan terhadap segala
sesuatu yang diduga dapatmembantu memecahkan masalahnya.

Filsafat adalah hakikat dari ilmu pengetahuan dan penghubung antar


pengetahuan. Filsafat juga merupakan pijakan fundamental bagi ilmu pengetahuan yang
mempelajari dasar-dasar ilmu pengetahuan secara menyeluruh. Perkembangan ilmu
pengetahuan disebabkan oleh besarnya rasa ingin tahu untuk mempelajari ilmu
pengetahuan dalam kesemestaan secara sektoral dan detail. Hadirnya ilmu pengetahuan
berawal dari munculnya pertanyaan untuk mengkaji suatu hal. Kebenaran merupakan
pernyataan tanpa ragu.

Latar Belakang Lahirnya Filsafat Islam


Pada dasarnya sejarah filsafat Islam tidak dapat dilepaskan dengan filsafat yunani.
Filsafat yunani dikembangkan oleh seorangRaja Macedonia yang juga merupakan murid
dari Aristoteles yaitu Alexander Agung yang kita kenal dengan Iskandar Zulkarnain. Beliau
menganggap bahwa Mesir ialah tempat yang stategis untuk mengembangkan kekuasaan
dan peradaban. Oleh karena itu, beliau mempunyai cita-cita untuk menguasainya. Cita-
cita yang beliau dambakan terwujud, bahkan beliau juga dapat menguasai i Syiria dan
sebagian India.

Di samping itu, ada ayat-ayat Al-Qur’an yang menganjurkan umat Islam untuk
dapat memaksimalkan daya fikirnya. Perjumpaan tradisi Islam dengan tradisi-tradisi
lainnya yang lebih dahulu sudah maju menjadi salah satu faktor lain yang cukup dominan
dalam memberikan kontribusi positif bagi kemajuan filsafat dan ilmu di dunia Islam.
Kemajuan Islam lebih mudah dicapai karena bibit kemajuan sudah berkembang di wilayah
tesebut. Begitu juga dengan filosof dan ilmuan muslim yang terus-menerus bermunculan
seiring dengan kemajuannya.

Lahirnya Filsafat Islam dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor dorongan dari ajaran agama Islam


2. Faktor perpecahan di kalangan umat islam

3. Faktor dakwah Islam

4. Faktor menghadapi tantangan zaman

5. Faktor pengaruh kebudayaan lain

2.8 Tema-tema Utama yang Dibahas dalam Filsafat Islam


Tema-tema utama yang akan dibahas dalam filsafat Islam ada 13, antara lain :

1) Filsafat sebagai displin ilmu keislaman

2) Sejarah perkembangan filsafat Islam


3) Filsafat ketuhanan
4) Filsafat kenabian dalam Islam

5) Epistemologi dalam Islam

6) Filsafat etika Islam

7) Filsafat antropologi Islam

8) Komologi Islam

9) Metafisik dalam Islam

10) Estetika dalamIslam

11) Ekatologi dalam Islam

12) Mencari otentisitas Islam

13) Akar-akar tetorisme dalam Islam


Macam-macam Aliran Filsafat dan Corak Pemikirannya
1) Idealisme

Idealisme adalah suatu ajaran atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini
terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan
itu. Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa, jadi
pandangan ini lebih mengutamakan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal
yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh,
pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi.

2) Rasionalisme

Rasionalisme adalah aliran filsafat yang memandang akal sebagai alat yang
terpenting dalam memperoleh pengatahun dan mengetes pengatahuan.Untuk
penjelasan lebih detailnya, rasionalisme adalah merupakan aliran yang berdasarkan
rasio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.

3) Empirisme

Empirisme merupakan suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa
manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.

4) Dualisme

Dualisme adalah ajaran yang mengkombinasikan antara aliran idealisme dan aliran
materialisme, dengan mengatakan bahwa alam wujud ini terdiri dari dua hakikat
sebagai sumber yaitu yakikat materi dan rohani.

5) Agnotisisme

Aliran agnostisisme adalah sebuah paham yang pengikutnya kebanyakan orang


yang sudah terlalu lelah dengan dogma. Paham ini mempercayai adanya Tuhan
sebagai yang Serba Maha, namun tidak perlu mengenalinya lebih jauh, karena urusan
Tuhan bukan urusan manusia.

6) Positivisme

Menurut August Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam


memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini
bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena
masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga
alam.

7) Materialisme

Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang pandangannya mengacu dari
materi (benda), filsafat yang meyakini bahwa tidak ada sesuatu selain materi yang
sedang bergerak. Pikiran, roh, kesadaran dan jiwa tidak lain hanyalah materi yang 137
sedang bergerak. Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide
ditempatkan di sekundernya.

Perkembangan Modern dalam Filsafat Islam


Perkembangan modern dalam kajian filsafat Islam melalui beberapa fase.
Fase pertama, dimulai sejak abad ke-19 dari gerakan modernisasi yang dilancarkan
Jamâl ad- Dîn al-Afghânî yang menjadi momentum kesadaran umat Islam akan
ketertinggalan mereka. Rasionalitas yang seiring dengan pemberantasan taqlîd
dan kembali ke ajaran Islam yang otentik menjadi jargon pertama modenisasi.
Fase kedua, dimulai kajian filsafat Islam di kalangan orientalis Yahudi sejak
abad ke-19 di tangan semisal Moritz Steinschneider dan Salomo Munk, kemudian
berlanjut hingga abad ke-20 di tangan tokoh-tokoh orientalis awal seperti seperti
Harry Austryn Wolfson, Georges Vadja, Simon van der Bergh, dan Richard Walzer.
Kajian mereka sangat dipengaruhi oleh semangat Yahudi karena memanasnya
iklim politik di Palestina.
Fase ketiga, 1990-sekarang adalah “fase fungsionalisasi” dalam pengertian
bahwa filsafat Islam yang pada awalnya dicurigai sebagai sumber kemurtadan, kini
difungsionalisasikan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi.

Fase keempat, dimulai dari akhir abad ke-20 hingga sekarang yang bisa kita
sebut sebagai “abad keemasan” (golden age) dengan meleburnya batas-batas
Timur-Barat.

Anda mungkin juga menyukai