Anda di halaman 1dari 4

Kementerian Agama RI

Universitas Islam Negeri (UIN)


Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jl. Ir. H. Juanda no.95 Ciputat, Jakarta 15412 Indonesia

Ujian Tengah Semester

Nama: Muhammad Ilham Fudholi


NIM: 11220540000077
Hari/Tanggal: Rabu,02 September 2022
Mata Kuliah : Ilmu Kalam/Aqidah
Jurusan/Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
Semester : 1
Dosen : Rasid, S.Sos.I., M.Ud.

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jelas!


1. Jelaskan ajaran pokok dalam Islam dan bagaimana penerapannya dalam
kehidupan?
2. Menurut Anda, kenapa penting mempelajari Teologi, Filsafat dan tasawuf dan
apa relevansinya terhadap kehidupan beragama?
3. Jelaskan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam Ilmu Kalam!
4. Menurut Anda, model aliran seperti apa dalam teologi Islam yang bisa
diterapkan untuk kondisi masyarakat Indonesia sekarang? Jelaskan!
5. Bagaimana bisa mengharmonisasikan aliran-aliran dalam teologi Islam?
Jawab
1. Pokok dalam Islam ada tiga:
Pertama iman atau akidah yaitu keyakinan atau percaya.
Kedua syari'ah adalah suatu tatacara pengaturan atau undang-undang
tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan Allah Swt.
Ketiga akhlak kondisi mental, hati, batin seseorang yang mempengaruhi
perbuatan.
Penerapannya ialah berkata jujur karena Allah SWT selalu melihat perbuatan
kita. melaksanakan kewajiban beribadah seperti sholat, puasa, dan zakat. saling
tolong menolong dalam kebaikan dengan keluarga, tetangga, teman, dan
saudara.

2.
 Mempelajari teologi membekali seorang Hamba Tuhan di dalam diri dan
pelayanannya. Teologi merupakan disiplin ilmu yang luas yang
membentuk seorang Hamba Tuhan dengan pemahaman firman Tuhan
yang baik, juga membentuk sikap hidupnya yang berkenan kepada Allah.

 Mempelajari filsafat dapat memberikan manfaat antara lain

1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis


terhadap kegiatan ilmiah.
2. Merupakan metode untuk mereflleksi, menguji, mengkritisi,
memberikan asumsi keilmuan.
3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.

 Mempelajari tasawuf mengajarkan manusia agar jadi pribadi yang


berakhlak mulia dan menghilangkan segala akhlak dari perbuatan tercela.
Manusia yang dapat mengamalkan ilmu tasawuf dengan baik, akan selalu
memiliki hati bersih, suci, dan disinari oleh ajaran-ajaran Allah SWT dan
Rasul.

3.
 Pada dasarnya ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan
hakikat kebenaran segala sesuatu yang ada. Menurut tata hubungan
sistematis berdasarkan hokum sebab-akibat. Yaitu, ada manusia, ada alam,
da nada causa prima dalam suatu hubungan menyeluruh, teratur dan tertib
dalam keharmonisan.
Ontologi Ilmu Kalam harus diakui bahwa diskursus aliran-aliran
kalam yang ada hanya berkisar pada persoalan-persoalan ketuhanan dan
yang berkaitan dengannya yang terkesan “mengawang-awang” dan jauh
dari persoalan kehidupan umat manusia. Secara pasti teologi islam
merupakan usaha intelektual yang peraturan koheren dan setia dengan isi
yang ada dalam Al-Quran. Teologi Islam dan kalam yang hidup untuk era
sekarang ini berdialog dengan realitas dan perkembangan pemikiran yang
berjalan saat ini. Bukan Teologi yang berdialaog dengan masa lalu, apalagi
masa silam yang terlalu jauh. Teologi Islam kontemporer tidak dapat dan
tidak harus memahami perkembangan pemikiran manusia kontemporer
yang diakibatkan oleh perubahan sosial yang dibawa oleh arus ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jika ilmu kalam klasik berdialog dengan
pemikiran dan bergaul dengan format pemikiran serta epistimologi yunani
(Hellenisme), teologi Islam atau kalam modern harus bersentuhan dengan
pemikiran dan falsafah Barat lantaran falsafah barat kontemporer itulah
yang dibentuk dan diilhami oleh arus perubahan yang diakibatkan oleh
perkembangan iptek.

 Pada dasarnya epistemologi adalah teori pengetahuan yang berhubungan


dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-
dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Epistimologi pada Ilmu kalam adalah cara yang digunakan oleh
para pemuka aliran kalam dalam menyelsaikan persoalan kalam, terutama
ketika mereka menafsirkan al-qur’an. Demi membela sudut pandang
tertentu, penafsiran-penafsiran teologis umumnya tekah mendekati al-
qur’an secara atomistik dan parsial serta terlepas dari konteks kesejarahan
dan kesusastraannya. Pemaksaan gagasan asing kedalam al-quran juga
merupakan gejala yang mewabah. Contoh penafsiran semacam ini, terlihat
jelas dalam pandangan golongan Asy’ariyah mengenai keabsahan Al-
Quran.

 Dengan demikian aksiologi adalah salah satu cabang filsafat yang


mempelajari tentang nilai-nilai atau norma-norma terhadap sesuatu ilmu.4
Mengenai nilai itu sendiri dapat jumpai dalam kehidupan sehari-hari
seperti kata- kata adil dan tidak adil, jujur dan curang, benar dan salah,
baik dan tidak baik.
Akseologi dalam ilmu kalam menyangkut pada kegunaan ilmu itu
sendiri dalam menyingkap hakikat kebenaran. Al-Ghazali tidak serta merta
menolak ilmu kalam, tetapi menggaris bawahi keterbatasan- keterbatasan
ilmu ini sehingga menyimpulkan ilmu initidak dapat mengantarkan
manusia untuk mendekati Tuhan. Bertolak dari kelemahan-kelemahan
ilmu kalam di atas, tampaknya dekonstruksi terhadap ilmu kalam ini
merupakan sebuah keniscayaan. Dekonstruksi tidak hanya berarti
membongkar konstruksi yang sudah ada. Tujuan dekonstruksi adalah
melakukan “demitologisasi” konsep atau pandangan-pandangan yang ada,
yang telah menjadi “teks sakral” dan mitos keilmuan dalam dunia Islam.

4. Dari sekian banyak aliran kalam (teologi) yang berkembang di masa kejayaan


peradaban Islam, seperti Syiah, Khawarij, Muktazilah, Murjiah, Kadariyah,
Jabbariyah, Asy'ariyah, Maturudiyah, dan sebagainya, hingga saat ini hanya
dua aliran yang masih memiliki banyak pengikut. Aliran teologi yang lebih dapat
meningkatkan etos kerja adalah aliran Mutazilah dan Qodariah. Karena aliran
Mutazilah merupakan kaum rasionalis yang selalu menggunakan fikiranya dalam
memahami semua hal.
Dan menurut saya adalah model aliran Sunni atau Ahl al-Sunnah Wa al- Jama'ah
atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang
berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al
Qur'an sebagai sumber hukum Islam yang pertama. Sunni lebih dikenal dengan
sebutan Ahl al-Sunnah Wa al- Jama'ah. Dalam ajaran Sunni, seseorang dikatakan
beriman jika telah memenuhi enam rukun, antara lain: iman kepada Allah; iman
kepada malaikat-malaikat-Nya; Iman kepada kitab-Nya; Iman kepada rasul-Nya
iman kepada hari kiamat; dan Iman kepada qada dan qadar.

5. Di dalam ajaran islam dikenal istilan aliran untuk menunjukkan bahwa ada


banyak pemikiran dan pandangan yang berbeda di dalamnya. Bukan hal yang
tidak mungkin dalam setiap kepercayaan dan pemikiran akan ada aliran tertentu
yang berkembang.
Sikap seharusnya umat islam yaitu tentunya tetap berpegang teguh terhadap Al-
Qur'an dan Sunnah Rasul, serta semakin memperdalam ilmu agama dengan cara
belajar di pondok pesantren agar tidak terpengaruh terhadap aliran-aliran sesat
tersebut.
Dan kenapa bisa mengharmonisasikan aliran-aliran dalam teologi Islam? Islam
menempatkan aspek teologi sebagai fondasi ajaran Islam. Aspek teologi
menentukan aktualisasi kesholehan individual dan sosial. Teologi Islam berperan
sentral dalam mengaktualisaikan kesalehan vertilal–ritual yang biasa disebut
ibadah sekaligus kesholehan horizontal–sosial yang biasa disebut muamalah.

Anda mungkin juga menyukai