Anda di halaman 1dari 4

DWI NURFIA CHRISDIANTO

NIM. 2224100713

SOAL UTS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU ILMU ILMU KEISLAMAN


MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA IAIN PONTIANAK

1. Kenapa dalam studi Islam perlu ditelaah dari sudut pendekatan filsafat ilmu dan apa
manfaatnya bagi studi islam itu sendiri dan bagi yang mempelajarinya?
Jawaban :
1. Berpikir Kritis
Pola berpikir metodologi ISlam ialah kritis terhadap segala bentuk corak
kehidupan, dalam hal ini pola pikir yang dikembangkan merupakan kritis positif
dimana manfaat berpikir positif dalam Islam akan membawa kebaikan, bukan
hanya sekedar menerima bentuk perubahan melainkan melihat manfaat dan
kerugian yang akan ditimbulkan.
2. Mengetahui bahasan Teologi
Mempelajari bahasan studi Islam akan mempertemukan bahasan tema mengenai
teologi, yakni aspek ketuhanan, hal ini tidak dapat terhindarkan, bagaimana orang
akan selalu berpihak pada diri sendiri, hal ini lah menjadi tantangan bagaimana
menerapkan konsep teologi secara arif dan bijaksana.
3. Menganalisis Pola Masalah Kehidupan
Dalam kajian metodologi studi Islam kita akan dapat mendiskusikan
mengenai ilmu humaniora klasik seperti Fikih, Hadits, Kalam, Ulumul Qur’an
dengan ilmu-ilmu humaniora kotemporer sehingga Islam dapat dijadikan sebagai
ajaran yang mampu menjadi obat mujarab dalam mengatasi masalah kekinian
karena mengetahui manfaat memeluk agama Islam dan esensi ajarannya yang
benar merupakan hal yang sangat penting.
4. Pembaruan Pola pikir yang Maju
Pola pikir modern perlu dikembangkan hal ini agar perkembangan Islam menjadi
perkembangan modern dan berakhlak mulia, bukan karena tuntutan zaman
melainkan tuntunan untuk terus memperbaiki manusia yang mengikuti
perkambangn zaman, Kontrol positif terhadap teknologi yang terus maju yang
mengkikis tak jarang nilai-nilai ke Islaman perlu diimbangi dengan pemikiran
dewasa yang berlandaskan pedoman manusia yakni AL Qur’an dan hadits. Sama
halnya dengan manfaat zakat dari segi keagamaan akhlak dan sosial menjadi hal
yang patut dijadikan sebagai kajian dalam hidup bahwa berbagi merupakan pola
pikir yang maju dan hidup hanya sementara dan segala apa yang dilakukan tidak
akan dibawa mati tapi berusaha menjadikan kehidupan dunia sebagai jembatan
untuk menggapai kehidupan di Akhirat kelak.
5. Mempelajari Kemajuan Zaman
Kemajuan zaman akan terus berlanjut, tetapi sebagai dewasa kita harus mampu
mengarahkan pada anak cucu kita bahwa hal tersebut bukanlah aspek utama tapi
hanya sebagai landasan membawa perubahan kedepan kearah yang lebih baik.
6. Mempelajari Aspek Keagamaan
Mempelajari metodologi studi Islam juga akan mengajarkan kita belajar mengenai
agama dimana Al-Qur’an dan hadits tetap dijadikan sandaran utama agar kajian
keislaman tidak keluar dan tercabut dari teks dan konteks. wacana keagamaan
mampu disampaikan secara baik guna menjadi landasan kehidupan dalam
berperilaku tanpa melepaskan kerangka normatif. Elemen dasar keislaman yang
harus dijadikan pegangan ialah islam sebagai dogma juga merupakan pengamalan
universal dari kemanusiaan. Oleh karena itu sasaran studi Islam diarahkan pada
aspek-aspek praktik dan empirik yang memuat nilai-nilai keagamaan agar
dijadikan pedoman dan arahan. Islam tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah
mati, tapi orientasi utama adalah dunia sekarang. Dengan demikian sasaran studi
Islam diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran Islam, pokok-
pokok ajaran Islam sejarah Islam dan aplikasinya dalam kehidupan. Oleh karena
itu studi Islam dapat mempertegas dan memperjelas wilayah agama yang tidak bisa
dianalisis dengan kajian empirik yang kebenarannya relatif dalam pola
keberagaman dimana manfaat menghargai perbedaan ialah demi kebaikan bersama
.
7. Memahami Konsep Keilmuan
Dalam kajian keilmuan pendekatan historis, empiris, analitis dan kritis merupakan
sebuah tujuan dalam kajian. Ilmu pengetahuan merupakan pola pikir manusia yang
dianugrahkan oleh Allah SWT dan tidak berhubungan dengan wahyu dan sebagian
besar berpijak pada pola pikir rasional padahal hal tersebut tidaklah benar, segal
apa yang ada di bumi merupakan kehendak Allah SWT apapun yang terjadi baik
dilangit dan di bumi. Oleh karena itu kajian keilmuan Metodologi studi Islam
berperan dalam kajian bernuansa ilmiah meliputi aspek kepercayaan normatif
dogmatik yang bersumber dari wahyu dan aspek perilaku manusia yang lahir dari
dorongan kepercayaan yang diyakini.
8. Menyampaikan Bahwa Ajaran Islam merupakan Objek Kajian Ilmiah yang
Membawa Kebaikan
Segala bentuk perubahan tujuannya adalah kebaikan. Metodologi studi Islam
merupakan kajian ilmu yang menyelaraskan pola kehidupan dunia dengan konsep
perkembangan yang selaras dengan Al Qur’an.

2. Apa perbedaan antara pendekatan normatif dan historis pada studi Islam?
Jawaban :
Pendekatan normatif dalam memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan. Sedangkan pendekatan historis lebih
dalam memahai sesuatu dengan melihat, memahami dan menghubungkan suatu
peristiwa atau kejadian masa lalu berdasarkan fakta dan data yang sebenarnya.

3. Berikan analisis terhadap aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi pada ilmu ilmi
Keislaman!
Jawaban :
A. Ontologi
Untuk berbicara tentang ontologi pendidikan Islam. Kita terlebih dahulu harus
memahami apa itu ontologi? dan apa itu pendidikan Islam? Berbicara tentang
ontologi tentu kita tidak akan bisa melepaskan diri dari kajian filsafat hal ini lebih
kepada adanya keterkaitan istilah ontologi dengan filsafat. Secara etimologi kata
ontologi berasal dari bahasa Yunani sebagaimana sebagaimana Adib, dalam
konteks ini dapat kita pahami bahwa ontologi berasal dari kata ontos dan logos.
Ontos memiliki makna suatu wujud sedangkan makna logos berarti ilmu.
Sedangkan dalam Sosanto dengan akar kata ‘on’·sama dengan being, dan ‘logos’
sama dengan logic. Yang memiliki makna teori tentang “keberadaan tentang
keberadaan”. Sedangkan secara terminologi ontologi adalah “cabang ilmu filsafat
yang berhubungan dengan hakikat hidup”.
Sedangkan objek kajian ontologi meliputi, ada individu, ada umum, ada terbatas,
ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak-Tuhan Yang Maha Esa. Istilah
ontologi ini lebih banyak digunakan ketika membahas yang ada dalam konteks
filsafat. Dari apa yang telah dipaparkan di atas dapat dipahami bahwa ontologi
adalah hakikat tentang keberadaan yang meliputi keberadaan segala sesuatu yang
ada dan yang mungkin ada. Untuk lebih jelasnya mengenai konsep ontologi di sini
adalah upaya untuk membahas tentang pendidikan Islam .
B. Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani “Episteme” dan “Logos”. “Episteme” berarti
pengetahuan (knowledge), “logos” berarti teori. Dengan demikian, epistemologi secara
etimologis berarti teori pengetahuan. Epistemologi mengkaji mengenai apa
sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu, serta bagaimana proses terjadinya. Dengan
menyederhanakan batasan tersebut, Brameld mendefinisikan epistimologi sebagai “it is
epistemologi that gives the teacher the assurance that he is conveying the truth to his
student”. Definisi tersebut dapat diterjemahkan sebagai “epistemologi memberikan
kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-
muridnya”.
C. Aksiologi
Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “aksios” yang
berarti nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang filsafat
yang mempelajari nilai. Dengan kata lain, aksiologi adalah teori nilai.
Suriasumantri mendefinisikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan kegunaan
dari pengetahuan yang di peroleh. Aksiologi dalam Kamus Bahasa Indonesia
(1995) adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang
nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono seperti yang dikutip Surajiyo (2007),
aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai
dasar normatif penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu. Dalam
Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan value
and valuation.

4. Apa dampak langsung dan tidak langsung bagi dari pendekatan filosofis terhadap
mereka yang mempelajari Islam sebagai objek studi?
Jawaban :
Pendekatan filosofis dalam studi agama berusaha mencari penjelasan dari konsep-
konsep ajaran agama dengan cara memeriksa dan menemukan system nalar yang dapat
dipahami manusia. Philosophy of religion mencakup keyakinan alternatif tentang
Tuhan, varietas pengalaman religius, interaksi antara sains dan agama, sifat dan ruang
lingkup baik dan jahat, dan perawatan agama lahir, sejarah, dan kematian. Bidang ini
juga mencakup implikasi etis dari komitmen agama, hubungan antara iman, akal,
pengalaman dan tradisi, konsep yang ajaib, suci wahyu, mistisisme, kekuasaan, dan
keselamatan. Filsafat sebagai pendekatan agama pada umumnya dapat dinyatakan
memiliki empat cabang: Pertama, Logika, adalah seni argumen rasional dan koheren.
Logika merasuk ke seluruh proses berargumentasi dengan seseorang menjadikannya
lebih cermat dan meningkat proses tersebut. Kedua, Metafisika, terkait dengan hal yang
paling dasar, pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang kehidupan, eksistensi, dan
watak ada (being) itu sendiri, secara literal metafisika berarti kehidupan, alam, dan
segala hal. Ketiga, Epistemologi, ini menitik beratkan pada apa yang dapat kita ketahui,
dan bagaimana kita mengetahui. Keempat, Etika, secara harfiah berarti studi tentang
“perilaku” atau studi dan penyelidikan tentang nilai-nilai yang dengannya kita hidup,
yang mengatur cara kita hidup dengan lainnya, dalam satu komunitas lokal, komunitas
nasional, maupun komunitas global internasional. Dalam studi filsafat kontemporer,
setidaknya ada tiga jenis atau model yang termasuk pendekatan yang digunakan dalam
studi Islam (Islamic studies) saat ini yaitu : Pendekatan Hermeneutika, Pendekatan
Teologi-Filosofis, dan Pendekatan Tafsir Falsafi.

Anda mungkin juga menyukai