Anda di halaman 1dari 22

Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

BAB II
PENELITIAN AGAMA : kedudukan penelitian agama di
antara penelitian lain, pendekatan terhadap islam dalam
studi agama, kontruksi teori penelitian agama

Oleh:
Mochamad dedik prayoga
Febri ardiansyah
Hamdan musthofan ichsan

A. Latar Belakang
Sebenarnya penelitian agama sudah dilakukan
beberapa abad 1970-an yang lalu, namun hasil penelitiannya
masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja belum
dijadikan sebagai ilmu. Orang berkata: kenapa agama yang
sudah begitu mapan mau diteliti,karena Agama adalah
wahyu. Sikap serupa juga terjadi di Barat, orang Eropa
menolak adanya kemungkinan meneliti agama. Sebab,
antara ilmu dan nilai, antara ilmu dan agama
(kepercayaaan), tidak bisa disinkronkan. Namun,setelah
bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk sosial
dan budaya, ternyata penelitian dan agama mempunyai
dapat dijadikan sebagai ilmu yang khusus dalam rangka
menyelidiki gejala-gejala agama tersebut.
Perkembangan penelitian agama pada saat ini
sangatlah pesat, dewasa ini penelitian agama diisi dengan
penjelasan mengenai kedudukan penelitian agama dalam
konteks penelitian pada umumnya, elaborasi mengenai
penelitian agama dan penelitian keagamaan dan konstruksi
teori penelitian keagamaan, dari beberapa penjelasan singkat

Yoga,febri,hamdan| 1
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

tersebut maka pemakalah perlu mengkaji secara rinci


terhadap penjelasan tersebut.
B. PENELITIAN AGAMA
1. Kedudukan Penelitian Agama Diantara Penelitian
Lain
Pada dasarnya penelitian agama sejajar atau
sebanding dengan penelitian-penelitian Non-Agama. Yang
membedakan hanyalah objek kajian yang ditelitinya, yakni
bahan referensi penelitian itu sendiri baik agama maupun
non-agama dan ruang lingkup diantara keduanya. Contoh
model penelitian agama seperti penelitian sejarah Islam,
Antropologi dan sosiologi agama, pemikiran modern dalam
Islam, politik Islam dan lain-lain. Sedangkan penelitian
Non-Agama seperti penelitian lingkungan masyarakat, ilmu
pengetahuan (sains) kesehatan dan lain-lain.
Dengan demikian kedudukan penelitian agama
adalah sejajar dengan penelitian-penelitian Non-
Agama.Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar
ikut terlibat secara aktif didalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi manusia. Agama tidak boleh hanya
sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar
disampaikan dalam khotbah, melainkan secara
konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif
dalam memecahkan masalah.Tuntunan terhadap agama
yang demikian itu dapat dijawab manakala pemahaman
agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan
teologis normative dilengkapi dengan pemahaman agama
yang menggunakan pendekatan lain, yang secara
operasional konseptual, dapat memberikan jawaban
terhadap masalah yang timbul.Berkenaan dengan pemikiran

2 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

diatas, maka pada bab ini pembaca akan di ajak untuk


mengkaji berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam
memahami agama. Hal demikian perlu dilakukan, karena
melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara
fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya.
Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai pendekatan
tersebut, tidak mustahil agama menjadi sulit difahami oleh
masyarakat, tidak fungsional, dan akhirnya masyarakat
mencari pemecahan masalah kepada agama lain, dan hal ini
tidak boleh terjadi.Berbagai pendekatan tersebut meliputi
pendekatan toelogis normative antropologis, sosiologis,
psikologis, historis, kebudayaan, dan pendekatan filosofis.
Adapaun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah
cara pandang atau paradigm yang terdapat dalam suatu
bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama. Dalam hubungan ini, jalaluddin rahmat mengatakan
bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai
paradigm. Reailitas keagamaan yang diungkapkan
mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka
paradigmanya. Karena itu, tidak ada persoalan apakah
penelitian agama itu penelitian ilmu sosial, penelitian
legalistic atau penelitian filosofis.
Untuk lebih jelasnya berbagai pendekatan tersebut dapat
dikamukakan sebagai berikut:
a. Pendekatan teologis normatif
Pendekatan teologi normative dalam memahami
agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya
memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu
ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud
empiric dari suatu kegamaan dianggap sebagai yang paling

Yoga,febri,hamdan| 3
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

benar dibandingkan dengan yang lainnya. Amin Abdullah


mengatakan, bahwa teologi, sebagai mana kita ketahui,
tidak bisa tidak pasti mengacu pada agama tetentu.
Loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen, dan
dedikasi yang tinngi dan penggunaan bahasa yang bersifat
subjektif, yakni bahasa sebagai pelaku, bukan sebagai
pengamat adalah merupakan ciri yang melekat pada bentuk
pemikiran teoligis.
Dari pemikiran tersebut, dapat diketahui bahwa
pendekatan teologi dalam pemahaman keagamaan adalah
pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau
simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk
forma atau simbol-simbol keagamaan tersebut mengklaim
dirinya sebagai yang paling benar sedangkan yang lainnya
sebagai salah.Dari uraian tersebut terlihat bahwa pendektan
teologis dalam memahami agama menggunakan cara
berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang berawal dari
keyakinan yang diyakini benar dan mutlak adanya, karena
ajaran yang berasal dari tuhan, sudah pasti benar, sehingga
tidak perlu dipertanyakan lebih dahulu melainkan dimulai
dari keyakinan yang selanjutnya diperkuat dengan dalil-
dalil dan argumentasi.
b. Pendekatan atropologis
Pendekatan antropologis dalam memahami agama
dapat diartikan bagai slah satu upaya memahami agama
dengan cara melihat wujud praktis keagamaan yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui
pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan
masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dan berupaya
menjelaskan dan memberikan jawabannya. Antropologi

4 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

dalam kaitan ini bagaimana dikatakan oleh Dawan


Rahadjo, lebih mengutamakan pengamatan langsung,
bahkan sifatnya partisipatif.
c. Pendekatan sosiologis
Sosiologi adalah Ilmu yang menggambarkan
tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur,
lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang paling
berkaitan. Dengan ilmu ini fenomena sosila dapat dianalisis
dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan,
mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari
terjadinya proses tersebut
Selanjutnya, sosiologi dapat digunakan sebagai salah
satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian
dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang
baru dapat dipahami secara proporsial dan tepat apabila
menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Dalam
agama islam dapat dijumpai peristiwa nabi Yusuf yang
dahulu budak lalu akhirnya bisa jadi penguasa di Mesir.
Mengapa dengan melaksanakan tugasnya nabi Musa harus
dibantu oleh Nabi Harun, dan masih banyak lagi contoh
yang lain. Beberapa peristiwa tersebut baru dapat dijawab
dan sekaligus dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan
ilmu sosial. Tanpa ilmu sosial peristiwa-peristiwa tersebut
sulit dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Di
sinilah letaknya sosiologi sebagai salah satu alat dalam
memahami ajaran agama.
d. Pendekatan filosofis
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo
yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah.
Selain itu filsafat dapat pula berarti mencari hakikat

Yoga,febri,hamdan| 5
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta


berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman
manusia.Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat
atau hikmah mengenai sesuatu yang berada dibalik objek
formanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas,
dan inti yang terdapat dibalik yang bersifat lahiriyah.
Berfikir secara filosofis tersebut selanjutnya dapat
digunakan dalam memahami ajaran agama, dengan maksud
agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat
dimengerti dan dipahami secara seksama.Melalui
pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada
pengamalan agama yang bersifat formalistic, yakni
mengamalkan agama dengan susah payah tapi tidak
memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka
dapatkan dari pengamalan agama tersebut hanyalah
pengakuan formalistic. Islam sebagai agama yang banyak
menyuruh penganutnya

6 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

e. Pendekatan historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di
dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu obyek, latar belakang
dan prilaku dan peristiwa tersebut.” Menurut ilmu ini,
segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan
peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa yang
terlibat dalam peristiwa tersebut.
Melalui pendekatan ini seseorang diajak untuk
memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan
penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka seseorang tidak
akan memahami agama keluar dari konteks historisnya,
karena pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang-
orang yang memahaminya. Seseorang yang ingin
memahami alqur’an secara benar misalnya, yang
bersangkutan harus mempelajari sejarah turunnya alQur’an
atau sejarah-sejarah yang mengiringi turunnya alQuran
yang selanjutnya disebut sebagai ilmu asbabul nuzul yang
pada intinya berisi sejarah turunnya ayat alQuran. Dengan
ilmu Asbabul nuzul ini seseoarang akan dapat mengetahui
hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan
dengan hukum tertentu dan ditujukan untuk memelihara
syariat dari kekeliruan memahaminya.
f. Pendekatan kebudayaan
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia,
kebudayaan di artikan sebagai hasil kegiatan dan
penciptaan bathin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, adat istiadat; dan berarti pula kegiatan (usaha)
batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu
termasuk hasul kebudayaan. Dengan demikian, kebudayaan

Yoga,febri,hamdan| 7
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan


kmengerahkan segenap potensi bathin yang dimilikinya.
Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat
dipergunakan untuk memahami agama yang terdapat pada
tataran empiris atau agama yang tampil dalam bentuk
foramal yang menggejala di amsayarakat. Pengalam agama
yang ada di masyarakat tersebut diproses oleh penganutnya
dari sumber agama, yaitu wahyu melalui penalaran. Kita
misalnya membaca kitab fiqih, maka fiqih yang merupakan
pelaksana dari nash al-Qur’an maupun hadits sudah
melibatkan unsur penalaran dan kemampuan unsur
manusia. Dengan demikian, agama menjadi kebudayaan
atau membumi di tengah-tengah masyarakat.
g. Pendekatan psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang
mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilaku yang
dapat diamatinya. Menurut Zakiyah Darajat perilaku
seseorang yang tampak lahiriyah terjadi karena dipengaruhi
oleh keyakinan yang dianutnya. Dalam ajaran agama
banyak kita jumpai istilah-istilah yang menggambarkan
sikap bathin seseorang. Misalnya sikap beriman dan
bertaqwa kepada Allah Swt., sebagai orang yang shaleh,
orang yang berbuat baik, orang yang shadiq (jujur), dan
sebagainya. Semua itu adalah gejala-gejala kejiwaan yang
berkaitan dengan agama. Dalam ilmu jiwa ini seseorang
selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati,
dipahami dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan
sebagai alat untuk memasukkan agama kedalam jiwa
seseorang sesuai dengan tingkatan usianya. Dengan ilmu

8 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok


untuk menanamkannya.
Dari uraian tersebutkita melihat ternyata agama
dapat dipahami melalui berbagai pendekatan. Dengan
pendekatan itu semua orang akan sampai pada agama.
Seseorang teolog, sosiolog, antropolog, sejarawan, ahli
ilmu jiwa, dan budayawan akan sampai pada pemahaman
agama yang benar. Di sini kit melihat bahwa agama bukan
hanya monopoli kalangan teolog dan normative belaka,
melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai
dengan pendekatan dan kesanggupan yang dimilikinya.
Dari keadaan demikian seseorang akan memiliki kepuasan
dari agama karena seluruh persoalan hidupnya mendapat
bimbingan dari agama.

Yoga,febri,hamdan| 9
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

2. Pendekatan Terhadap Islam Dalam Studi Agama


Kata “pendekatan”, termasuk dalam konteks studi
Islam, pada umumnya secara bahasa dinamakan dengan
madkhal dalam istilah Arab dan approach dalam bahasa
Inggris. Di luar dua term tersebut, sebenarnya ada sejumlah
istilah lain, yang juga sudah begitu popular dalam tradisi
ilmiah, yang bermakna relatif sama (mirip) dan menunjuk
pada tujuan yang hampir sama pula dengan pendekatan,
yaitu: theoretical framework, conceptual framework,
perspective, point of view (sudut pandang) dan paradigm
(paradigma). Tegasnya, semua istilah itu dapat diartikan
sebagai “cara memandang dan cara menjelaskan suatu
gejala atau peristiwa”.1 Lebih jauh dijelaskan oleh
Khoiruddin Nasution bahwa menyangkut makna
pendekatan masih diperdebatkan dan melahirkan dua
kategori lagi. Pertama, dan masih dibagi pula atas dua hal:
pendekatan diartikan sebagai “dipandang atau dihampiri
dengan” dan “cara menghampiri atau memandang
fenomena (budaya dan atau sosial)”. Jika diartikan sebagai
“dipandang dengan” maka keberadaan pendekatan itu lebih
merupakan suatu “paradigma”, dan kalau dimaknai sebagai
“cara memandang atau menghampiri” maka keberadaan
pendekatan lebih merupakan suatu “perspektif” atau “sudut
pandang”. Kedua, pendekatan dapat pula bermakna sebagai
suatu “disiplin ilmu”, sehingga ketika dikatakan “studi
Islam dengan pendekatan sosiologi, misalnya, maka
maknanya adalah menstudi atau mengkaji Islam dengan
1
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: ACAdeMIA dan
TAZZAFA, 2007), hlm 146-147; Dede Ahmad Ghazali, Heri Gunawan, Studi Islam,
Suatu Pengantar dengan Pendekatan Interdisipliner (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm 64

10 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

menggunakan disiplin ilmu sosiologi itu, dan implikasinya


mestilah pendekatan di sini menggunakan teori atau teori-
teori dari disiplin ilmu sosiologi yang dijadikan sebagai
sebuah pendekatan itu. Dengan menggunakan pendekatan
sosiologi tersebut berarti fenomena sosial studi Islam
didekati dengan sebuah teori atau teori-teori sosiologi.2

2
Nasution, Pengantar Studi Islam, hlm 152.

Yoga,febri,hamdan| 11
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

Dan ditegaskan oleh Khoiruddin Nasution,3


pendekatan (approach), tentu terutama dalam konteks studi
Islam, mempunyai pengertian yang sangat kompleks
mencakup semua pengertian yang disampaikan di atas.
Berdasarkan uraian di atas, pendekatan dapat dimaknai
sebagai suatu perspektif atau paradigma dengan
mempergunakan disiplin ilmu tertentu, sesuai dengan
fenomena yang menjadi fokus kajian atau studinya.
Dikatakan oleh Sartono Kartodirdjo,4 penggambaran
mengenai sesuatu sangat tergantung pada pendekatan, ialah
dari segi mana kita memandangnya, dimensi apa yang
diperhatikan, unsure-unsur mana yang diungkapkan dan
lain sebagainya. Hasil penggambarannya akan sangat
ditentukan oleh jenis pendekatan yang dipakai. Sejalan
dengan pemaknaan pendekatan sebagai sebuah disiplin
ilmu, Jamali memberikan keterangan sebagai berikut ini:
Istilah pendekatan merupakan kata terjemahan dari bahasa
Inggris approach. Maksudnya, adalah suatu disiplin ilmu
untuk dijadikan landasan kajian sebuah studi atau
penelitian.
Pendekatan dalam aplikasinya lebih mendekati
disiplin ilmu karena tujuan utama pendekatan ini untuk
mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah
metodologis yang dipakai dalam pengkajian atau penelitian
itu sendiri. Setiap disiplin ilmu memiliki kekhususan
metodologi sebab tidak ada sebuah metode yang dapat
digunakan dalam semua disiplin ilmu. Jika seorang
3
Nasution, Pengantar Studi Islam, hlm 152.
4
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm 4

12 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

pengkaji telah menentukan pendekatan yang digunakannya,


akan dengan mudah terbaca langkah-langkah metodologis
yang digunakannya. Berkaitan dengan tema kajian ini,
sebelumnya perlu dijelaskan kata metode dan metodologi,
karena tidak jarang dua istilah ini dibiaskan dengan istilah
pendekatan. Sesuai dengan asal kata metode, maka secara
sederhana dapat dikatakan metode merupakan jalan atau
cara yang harus dilalui untuk menuju sesuatu. Metode
merupakan langkah-langkah praktis dan sistematis yang
ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah dipertanyakan
lagi karena sudah bersifat aplikatif. Ketika metode
digabungkan dengan logos, sehingga menjadi metodologi,
yang berasal dari bahasa Yunani methodos (cara, kiat dan
seluk-beluk yang berkaitan dengan upaya menyelesaikan
sesuatu) dan logos (ilmu), maka maknanya secara
sederhana berubah sebagai “studi tentang” atau “teori
tentang” metode. Oleh karena itu metodologi tidak lagi
sekedar kumpulan cara yang sudah diterima (well received)
melainkan merupakan kajian tentang metode. Di dalam
metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, metodologi adalah
pengetahuan tentang metode atau cara-cara yang berlaku
dalam kajian atau penelitian, atau metodologi adalah
pengetahuan tentang metode-metode.5
Bagaimana cara kita memperolah pengetahuan yang
benar? Untuk mendapatkan pengetahuan itu kita harus
menggunakan metode yang tepat untuk memperolehnya.
Pendek kata, bila dalam metode tidak ada perdebatan,
refleksi, dan kajian atas cara kerja suatu ilmu pengetahuan,
5
Sahrodi, Metodologi Studi Islam, hlm 67-68

Yoga,febri,hamdan| 13
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji,


mendebat dan merefleksi cara kerja dari suatu ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya, metodologi menjadi bagian
dari sistematika filsafat, sedangkan metode tidak. Dalam
kaitannya dengan pendekatan, dikatakan oleh Kartodirdjo
bahwa sebagai inti daripada metodologi adalah pendekatan.
Kemudian ketika dua istilah di atas digabungkan
dengan Islam sehingga berbunyi metode studi Islam atau
metodologi studi Islam maka pengertiannya dapat
dijelaskan sebagai berikut ini. Istilah metodologi Islam
dipergunakan ketika seseorang ingin membahas kajian-
kajian seputar ragam metode yang bisa dipergunakan dalam
studi Islam. Metodologi studi Islam memperkenalkan
metode-metode itu sebatas pada level teoritis. Dalam
perjalanan kajian Islam, kajian mengenai metode-metode
studi Islam pernah menjadi sebuah matakuliah dengan
sebutan Metodologi Studi Islam (MSI).

14 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

Berbeda dengan Metodologi Studi Islam, istilah


metode Studi Islam dipergunakan ketika seseorang telah
menetapkan sebuah metode tertentu dan akan
mempergunakannya secara konsisten dalam pelaksanaan
kajian keislamannya.6
Di dalam pelaksanaan kajian terhadap Islam, model
kajian terhadap Islam semacam ini pernah dituangkan 7
Sahrodi, Metodologi Studi Islam, 67-68. 8 Kartodirdjo,
Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, 4. 9
Fanani, Metode Studi Islam, ix-x. 222 dalam sebuah
kurikulum PTAI dengan sebutan matakuliah MSI, dan
sebagai contohnya dapat dilihat dalam sejumlah literatur
yang mendukungnya.
Mirip dan relatif erat kaitannya dengan dua term di
atas, adalah kata pendekatan (approach), yang kini tengah
menjadi tema bahasan khusus dalam bab ini. Perbedaan
antara metode dengan pendekatan sangat tipis: metode
merupakan cara mengerjakan sesuatu (a way of doing
something), sementara itu pendekatan adalah cara
memperlakukan sesuatu (a way of dealing with something).
Dengan demikian sesungguhnya dua kata itu memiliki
makna sangat mirip dan perbedaan antara keduanya
memang sangat tipis dan hanya terletak pada perlakuan atas
objek atau sesuatu yang dikaji. Jika metode lebih
cenderung menganggap suatu objek sebagai entitas pasif,
maka pendekatan cenderung menganggap sebuah objek
kajian sebagai sesuatu yang aktif dan dinamis. Maka ketika
seseorang ingin mengkaji Islam dan menganggapnya

6
Fanani, Metode Studi Islam, 9-10

Yoga,febri,hamdan| 15
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

sebagai entitas aktif dan dinamis, maka sesungguhnya dia


sedang melakukan pendekatan terhadap Islam. Namun
ketika dia memperlakukan Islam sebagai suatu yang pasif
dan statis, maka berarti dia sedang menggunakan metode
untuk mengkaji Islam. Dalam kaitan ini sekedar sebagai
contoh, dalam literatur kajian Islam terdapat sejumlah buku
rujukan yang penting untuk dibaca.

3. Kontruksi teori penelitian agama


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S.
Poerwadarminta mengartikan konstruksi adalah cara
membuat atau menyusun  bangunan- (jembatan dan
sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan gabungan
kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori
berarti  pendapat yang dikemukakan sebgai suatu
keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti
pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar
suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu teori dapat
pula berarti pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk
melakukan sesuatu. Selanjutnya dalam ilmu penelitian teori-
teori itu pada hakikatnya merupakan pernyataan mengenai
sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif
antara  gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor
tertentu dalam masyarakat.
Dari pengertian-pengertian tersebut  kita dapat
memperoleh kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
konstruksi teori adalah  susunan atau bangunan dari suatu
pendapat, asas-asas atau hukum-hukum  mengenai sesuatu
yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan,
sehingga membentuk suatu bangunan.Adapun penelitian

16 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama,


pemeriksaan yang dilakukan secara seksama dan teliti, dan
dapat pula berarti penyelidikan.7 Selanjutnya penelitian yang
dilahirkan oleh dunia ilmu pengetahuan mengandung
implikasi-implikasi yang bersifat ilmiah, oleh karena hal
tersebut merupakan proses penyelidikan yang berjalan
sesuai  dengan ketetapan-ketetapan dalam ilmu pengetahuan
tentang penelitian atau yang selanjutnya
disebut methodologi of research. Tujuan pokok dari
kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran
objektif yang disimpulkn melalui data-data yang
terkumpul.kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh
tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan
untuk pembaruan perkembangan atau perbaikan.
Perkembangan atau perbaikan dalam masalah-
masalah  teoretis dan praktis dalam bidang-bidang
pengetahuan yang bersangkutan. Dengan demikian
penelitian mengandung arti  upaya menemukan jawaban
atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang
terkumpul. Penelitian menuntut kepada pelaku-
pelakunya  agar proses penelitian yang dilakukan itu bersifat
ilmiah yaitu harus sistematis, terkontrol, bersifat empiris,
dan harus kritis dalam penganalisisan data-datanya
sehubungan dengan  dalil-dalil hipotesis yang
menjadi  pendorong mengapa penelitian itu dilakukan.
Dengan demikian penelitian dapat dirumuskan
sebagai  penerapan pendekatan ilmiah  pada pengkajian
suatu masalah. Ini adalah cara untuk memperoleh informasi
7
 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali pers, 2009),
hlm.165.

Yoga,febri,hamdan| 17
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuannya


adalah untuk menemukan jawaban atas persoalan yang
berarti melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Suatu
penyelidikan harus melibatkan  pendekatan ilmiah agar
dapat digolongkan sebagai penelitian.Berikutnya sampailah
kita pada pengertian agama.  Telah banyak ahli-ahli ilmu
pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi dan
lain-lain yang mencoba mendefinisikan agama tetapi banyak
juga  hasilnya yang tidak memuaskan, karena tidak
diperoleh definisi yang seragam. R.R. Marett salah seorang
ahli antropologi inggris, mengatakan bahwa agama
adalah  yang paling sulit dari semua perkataan  untuk
didefinisikan karena agama  menyangkut lebih dari banyak
pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat
memanifestasikan dirinya menurut segi-segi emosionalnya
walaupun idenya kabur.8
Namun demikian, mendefinisikan agama dapat juga
dilakukan, meskipun sangat minimal, sebagaimana yang
telah diberikan E.B. Taylor yaitu agama adalah kepercayaan
terhadap kekuatan gaib.
Definisi agama dengan agak lebih lengkap
dikemukakan J.G. Frazer. Menurutnya agama adalah suatu
ketundukan atau penyerahan diri kepada  kekuatan yang
lebih tinggi daripada manusia yang dipercaya mengatur dan
mengendalikan  jalannya alam dan kehidupan
manusia.  Lebih lanjut Frazer mengatakan bahwa agama
terdiri dari dua elemen yakni yang bersifat teoritis dan yang
bersifat praktis. Yang bersifat teoritis berupa kepercayaan
8
 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali pers, 2009),
hlm.166

18 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

kepada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripada


manusia, sedangkan yang bersifat praktis ialah usaha
manusia untuk tunduk kepada  kekuatan-kekuatan tersebut
serta  usaha menggembirakannya.
Harun Nasution, guru besar filsafat dan teologi islam,
berdasarkan analisisnya terhadap  berbagai kata yang
berkaitan dengan agama  yaitu al-din, religi dan kata agama
itu sendiri sampai pada kesimpulan pada intisari yang
terkandung dalam istilah-istilah di atas  ialah ikatan. Agama
mengandung  arti ikatan-ikatan yang harus di pegang  dan
dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang
besar sekali terhadap  kehidupan manusia sehari-
hari.  Ikatan ini berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi
dari manusia.9Harun Nasution selanjutnya menyebutkan ada
empat unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu :
a. Unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk
dewa, tuhan, dan sebagainya.
b. Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di
dunia ini dan hidupnya di akhirat nanti amat
bergantung  kepada adanya hubungan baik dengan
kekuatan gaib yang di maksud.
c. Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia
yang dapat mengambil bentuk perasaan takut, cinta dan
sebagainya.
d. Unsur paham adanya yang kudus  dan suci yang dapat
mengambil bentuk kekuatan gaib, kitab yang

9
Syafi’in Mansur, Metodologi Stdi Islam, (Serang: FUD Press, 2009), hlm.

99

Yoga,febri,hamdan| 19
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan


dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat sampai pada
suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan telaah
“konstruksi teori” penelitian agama adalah suatu upaya
memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami
secara seksama susunan atau bangunan dasar-dasar atau
hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan
untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan
ajaran agama sebagai dasar  pertimbangan untuk
mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan
zaman.

4. Konsep Penelitian Agama


Konsep penelitian sejarah mengandung beberapa
unsur pokok, yaitu ;
1. Latar Belakang
2. Kedudukan Penelitian Agama Di Antara
Penelitian Lain
3. Pendekatan Terhadap Islam Dalam Studi
Agama
4. Kontruksi Teori Penelitian Agama

20 |febri,yoga,hamdan
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

5. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan telaah “kontruksi teori”
penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa,
mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama
susunan atau bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan
ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan
penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama
sebagai dasar petimbangan untuk mengembangkan
pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan zaman.
Sedangkan yang dimaksud penelitian agama adalah
pendekatan ilmiah yang diterapkan untuk menyelidiki
masalah-masalah agama. Upaya ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang berguna dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai berbagai masalah agama
dari segi bentuk pelaksanaannya.

6. Saran
Dalam membuat BUKU REVIEW “ PENELITIAN
AGAMA : kedudukan penelitian agama di antara
penelitian lain, pendekatan terhadap islam dalam studi
agama, kontruksi teori penelitian agama” ini mungkin
masih banyak terdapat kesalahan, sehingga kami
mengharap kritik dari pembaca agar buku review yang
kami menjadi lebih baik dan sempurna.

Yoga,febri,hamdan| 21
Konsep Pembelajaran dan Penelitian...

7. Daftar Pustaka
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali
pers, 2009)
Dede Ahmad Ghazali, Heri Gunawan, Studi Islam, Suatu
Pengantar dengan Pendekatan Interdisipliner
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015),
Fanani, Metode Studi Islam
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta:
ACAdeMIA dan TAZZAFA, 2007)
Sahrodi, Metodologi Studi Islam
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam
Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1992),
Syafi’in Mansur, Metodologi Stdi Islam, (Serang: FUD
Press, 2009)

22 |febri,yoga,hamdan

Anda mungkin juga menyukai