DOSEN
Prof. Dr. H. Marzuki Noor,M.S
Dr. Sudarman, M.Ag
DI SUSUN OLEH :
1. HAULA RIZKY 20720037
2. BUKHORI 20720023
3. SEMIN 20720012
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa abad yang lalu penelitian agama telah dilakukan namun hasil
penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja dan belum dijadikan
sebagai sebuah ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk
sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan sebagai ilmu yang khusus
dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama tersebut.
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, dapat dikemukakan
permasalahan sebagai berikut:
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ahmad Syafi’i Mufid dalam Hakim
dan Mubarak menjelaskan bahwa agama sebagai objek penelitian pernah menjadi
bahan perdebatan, karena agama merupakan sesuatu yang transenden. Agamawan
cenderung berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran mutlak sehingga tidak
perlu diteliti.
2. Ajaran dasar agama, karena merupakan wahyu dari tuhan, bersifat absolut,
mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah. Sedangkan
penjelasan ahli agama terhadap ajaran dasar agama, karena hanya merupakan
penjelasan dan hasil pemikiran, tidak absolut, tidak mutlak benar, dan tidak
kekal. Bentuk ajaran agama yang kedua ini bersifat relatif, nisbi, berubah, dan
dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
1. Penelitian tentang sumber ajaran agama yang telah melahirkan disiplin ilmu
tafsir dan ilmu hadis.
2. Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya
maupun yang lainnya yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu
agama.
3. Ajaran agama yang membentuk pranata sosial, corak perilaku, dan budaya
masyarakat beragama.
Dalam hal ini, pendapat yang dikemukakan oleh Juhaya S. Praja ada
kesamaan dengan pendapat Harun Nasution dan M. Atho Mudzhar, akan tetapi
Juhaya membagi penelitan agama menjadi dua bidang, yang pada intinya
pendapatnya sama dengan pendapat Harun Nasution tentang ajaran agama
kelompok pertama. Sedangkan penelitian keagamaan menurut Juhaya adalah
penelitian hidup keagamaan, yaitu penelitian terhadap praktik-praktik ajaran
agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.
1. Analisis Sejarah
Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar
pemikiran bahwa sejarah dapat menyajikan gambaran tentang unsur-unsur
yang mendukung timbulnya suatu lembaga, dan pendekatan sejarah bertujuan
untuk menemukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik sebelum
dicampuri yang lain.
Seperti halnya agama Islam, sejarah mencatat bahwa ia adalah agama
yang diturunkan melalui Nabinya yaitu Muhammad saw berdasarkan kitab
sucinya yaitu Alquran yang ditulis dalam bahasa arab. Islam diturunkan bukan
untuk satu bangsa saja melainkan untuk seluruh bangsa secara universal.
Sedangkan agama lain ada yang hanya diturunkan untuk satu bangsa saja
seperti yahudi untuk ras yahudi saja.
Islam sebagai agama yang dibawa oleh Muhammad saw sampai saatnya
kini telah melalui berbagai dimensi budaya dan adat-istiadat. Masing-masing
negeri memiliki corak budayanya masing-masing dalam mengekspresikan
agamanya. Karena itu dari segi antropologi kita dapat memilah-milah mana
bagian islam yang merupakan ajaran murni dan mana ajaran islam yang
bercorak lokal budaya setempat.
3. Eksperimen.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Atang Abd. dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam. Cet. X; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.