ABSTRAK
Namun kenyataan islam sekarang menampilkan keadaan yang lebih jauh dari cita-
cita ideal tersebut dan buah dari ibadah yang berdimensi social sudah Nampak
berkurang. Dikalangan masyarakat telah terjadi kesalah pahaman dalam
memahami simbol-simbol keagamaan itu, maka agama lebih di hayati sebagai
penyelamat individu dan bukan sebagai keberkahan social secara bersama.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa agama merupakan suatu hal yang dibutuhkan
oleh manusia. Dimana agama dijadikan sebagai tolak ukur dan pedoman bagi
keberlangsungan hidup. Oleh karena itu, sangat diperlukan pelaksanaan tentang
penelitian agama yang dapat memberikan kontribusi besar dalam memahami apa
itu sebenarnya agama.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan agama merupakan suatu hal yang sudah tidak
terelakkan lagi dalam kenyataan kehidupan ini. Setidaknya terdapat
beberapa hal yang melatarbelakangi kebutuhan manusia akan agama
tersebut, diantaranya ialah bahwa manusia memiliki potensi atau fitrah
untuk beragama. Hal ini dikarenakan agama termasuk hal-hal yang
memang sudah ada di dalam bawah sadar secara fitri dan alami. Oleh
karena itu, potensi ini memerlukan pembinaan, pengarahan, serta
pengembangan dengan cara mengenalkan agama kepadanya.
Selain itu, hal lain yang melatarbelakangi kebutuhan manusia akan agama
ialah karena adanya kesadaran mengenai kelemahan dan kekurangan
manusia, sehingga manusia membutuhkan bimbingan agama untuk dapat
mengatasinya. Faktor lain yang juga melatarbelakangi kebutuhan manusia
akan agama ialah karena dalam kehidupannya senantiasa menghadapi
berbagai macam tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Sehingga untuk membentengi segala bentuk tantangan yang dihadapinya,
diperlukanlah peran agama sebagai pemecah solusi dari berbagai
permasalahan yang muncul.
Terlepas dari beberapa hal di atas, apabila ditanya tentang apa itu
sebenarnya agama, tidak akan ditemui perumusan arti dan definisi yang
tepat untuk menjelaskannya. Terdapat tiga argumentasi yang memperkuat
pernyataan tersebut, yakni (1) karena pengalaman agama itu adalah soal
batin dan subjektif, yang juga individualistis, (2) tidak ada orang yang
begitu semangat dan emosional daripada membicarakan agama, oleh
karena itu, membahas arti agama itu selalu dengan emosi yang kuat sekali,
sehingga sulit memberikan arti kata agama itu, dan (3) konsepsi tentang
agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian
agama itu.
Penelitian agama telah dilakukan beberapa abad yang lalu namun hasil
penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja dan belum
dijadikan sebagai sebuah ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama
yang berbentuk sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan
sebagai ilmu yang khusus dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama
tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
10%
Pendahuluan
Pembahasan PENELITIAN
AGAMA DAN KEAGAMAAN
Metode
Kesimpulan/Penutup
70%
1
http://abiavisha.blogspot.com/2013/02/model-penelitian keagamaan.html?
m=1 ( diakses pada 12 Maret 20
B. Perbedaan Penelitian Agama dan Penelitian Keagamaan
2
https://mediacom837.wordpress.com/2016/04/08/penelitian-agama-dan-
penelitian-keagamaan-konstruksi-teori-penelitian-agama-dan-model-model-
penelitian-keagamaan/ ( diakses pada 12 Maret 2021)
3
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34138/1/METODO
LOGI%20PENELITIAN%20AGAMA ( diakses pada 12 Maret 2021)
kita hendak menyempurnakannya atau meniadakannya sama sekali dan
menggantinya dengan yang baru, atau tidak menggantinya sama sekali dan
membiarkannya tidak ada.
4
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34138/1/METODO
LOGI%20PENELITIAN%20AGAMA ( diakses pada 12 Maret 2021)
Untuk “penelitian keagamaan” yang sasarannya adalah agama sebagai
gejala sosial, tidak perlulah membuat metodologi penelitian tersendiri.
Penelitian ini cukup meminjam metodologi penelitian sosial yang telah
ada. Memang kemungkinan lahirnya suatu ilmu tidak pernah tertutup,
tetapi tujuan peniadaan nya adalah agar suatu ilmu jangan dibuat secara
artifisial karena semangat yang berlebihan.
Ilmu sosial terletak diantara ilmu alam dan ilmu budaya. hanya saja
orang berbeda pendapat mengenai letak yang sebenarnya, apakah ilmu
sosial lebih dekat kepada ilmu alam atau ilmu budaya. Kaum
strukturalis, termasuk didalamnya sebagian antropolog, cenderung
meletakkan ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu budaya. Mereka
melihat, tingkah laku sosial pada dasarnya selalu mengacu kepada
aturan aturan tingkah laku (rule of behavior) yang berdasar atas pola
ideal yang bersumber dari nilai. 5
Dalam hal ini, pendapat yang dikemukakan oleh Juhaya S. Praja ada
kesamaan dengan pendapat Harun Nasution dan M. Atho Mudzhar,
akan tetapi Juhaya membagi penelitan agama menjadi dua bidang,
yang pada intinya pendapatnya sama dengan pendapat Harun Nasution
tentang ajaran agama kelompok pertama. Sedangkan penelitian
keagamaan menurut Juhaya adalah penelitian hidup keagamaan, yaitu
penelitian terhadap praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh
manusia secara individual dan kolektif.
1. Analisis Sejarah
Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar
pemikiran bahwa sejarah dapat menyajikan gambaran tentang unsur-
unsur yang mendukung timbulnya suatu lembaga, dan pendekatan
sejarah bertujuan untuk menemukan inti karakter agama dengan
meneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain.
5
https://id.scribd.com/doc/194746198/AGAMA-SEBAGAI-SASARAN-
PENELITIAN-BUDAYA ( diakses pada 12 Maret 2021)
Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat membuktikan
apakah agama itu masih tetap pada orisinalitasnya seperti ketika ia
baru muncul atau sudah bergeser jauh dari prinsip-prinsip utamanya.
Bila hal itu dihubungkan dengan agama islam maka ia dapat
dimasukkan pada kategori agama yang bertahan konsisten dengan
ajaran seperti pada masa awalnya.
3. Eksperimen
4. Observasi partisipatif
6. Analisis isi
7. Penelitian kasus dan lapangan
8. Penelitian Korelasional
9. Penelitian Kausal-Komparatif
Teori integrasi atau kohesi sosial dari Emile Durkheim (seorang ahli
sosiologi Perancis kenamaan), yang mengatakan adanya hubungan
positif antara lemah dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri
dari pengertian – pengertian tersebut, kita dapat memperroleh suatu
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Ksnstruksi teori adalah
susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum –
hukum mengenai sesuatu yang antara suatu dan lainnya saling
berkaitan, sehuingga membentuk suatu bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama,
pemeriksaan yang dilakukan secara saksama dan teliti, dan dapat pula
berarti penyelidikan, tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah
mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-
data yang terkumpul. Kebenaran – kebenaran objektif yang diperoleh
tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk
pembaruan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah
teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan.
7
http://tangansfm.blogspot.com/2017/03/telaah-konstruksi-penelitian-
agama.html ( diakses pada 12 Maret 2021)
1. Unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan,
dan sebagainya.
Penutup
Dari berbagai uraian di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut: (1) pelaksanaan penelitian agama ialah untuk melukiskan
salah satu kelompok sosial, gejala-gejala dalam masyarakat atau salah satu
kelompok agama, bukan untuk mengembangkan teori-teori baru tentang
agama, umat beragama dan sebagainya; (2) terdapat metode yang khas dari
penelitian agama, yakni metode sintesis yang merupakan gabungan dari
metode doktriner dengan metode ilmiah, (3) perlunya kerjasama yang baik
antara penelitian agama dengan penelitian lain, karena sedikit banyaknya
dalam penelitian agama membutuhkan data yang berasal dari penelitian
lain
tersebut, dan (4) hasil penelitian agama memberikan kontribusi yang besar
terhadap berbagai disiplin ilmu, termasuk pengembangan konsep
pendidikan Islam, dimana hasilnya dapat dijadikan sebagai acuan atau
paradigma alternatif dalam usaha pengembangannya.
Daftar Pustaka
http://abiavisha.blogspot.com/2013/02/model-penelitian-keagamaan.html?
m=1
https://www.academia.edu/24048662/PENELITIAN_AGAMA_DAN_PENEL
8
A. Mukti Ali, “Metodologi, Ilmu Agama Islam”, dalam Taufik Abdullah dalam M. Rusli
Karim, Metodologi Penelitian Agama: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2004), hlm. 62-69.
ITIAN_KEAGAMAAN_SERTA_PENGERTIAN_KONSTRUKSI_TE
ORI_PENELITIAN_AGAMA
http://lufinurmawan.blogspot.com/2015/05/makalah-metodologi-studi-islam-
tentang_4.html?m=1
http://islamiceducation001.blogspot.com/2015/05/agama-dan-metode-
penelitian-agama.html?m=1
http://makalahkampus15.blogspot.com/2017/11/makalah-msi-penelitian-
agama-dan.html?m=1
http://dolmaprinting.blogspot.com/2019/03/model-penelitian-
keagamaan.html
https://media.neliti.com/media/publications/195086-ID-penelitian-agama-
menurut-h-a-mukti-ali-d.pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34138/1/METODO
LOGI%20PENELITIAN%20AGAMA
http://tangansfm.blogspot.com/2017/03/telaah-konstruksi-penelitian-
agama.html