Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGETAHUI DAN MEMAHAMI PENELITIAN AGAMA DAN KEAGAMAAN


Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah METODE STUDI ISLAM
Dosen Pengampu:Rijal Risalam Syamhuri M.Pd

Disusun oleh :
KELOMPOK 4
Badriyah Munawaroh
Ima Kamilatunisa
Ni’matusshalihah
Siti Sopiyah

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA
TASIKMALAYA-JAWA BARAT
TAHUN 2022
Jl. Nonoeng Tinasaputra No.16, Dusun Kahuripan Kecamatan Tawang Kabupaten
Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat 46115
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,
Alhamdulillah, Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad saw. Makalah ini berisikan tentang penjelasan ” Penelitian
Agama dan Keagamaan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata , kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita, Amin.

Ciamis, 30 Desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1. Latar Belakang .....................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................2


1. Arti Penelitian Agama...........................................................................2
2. Perbedaan Penelitian Agama Dan Keagamaan..................................4
3. Konstruksi Teori Penelitian Agama ...................................................5
4. Model-Model Penelitian Agama...........................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................11


A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Sebenarnya penelitian agama sudah dilakukan beberapa abad yang lalu, namun hasil
penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja belum dijadikan sebagai ilmu.
Setelah bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk sosial dan budaya , ternyata
penelitian dapat di jadikan sebagai ilmu yang khusus dalam rangka menyelidiki gejala-gejala
agama tersebut. Perkembangan penelitian agama pada saat ini sangatlah pesat karena tuntutan-
tuntutan kehidupan sosial yang selalu mengalami perubahan.Kajian-kajian agama memerlukan
relevansi dari kehidupan sosial berlangsung.Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang
mendasari perkembangan penelitian-penelitian agama guna mencari relevansi kehidupan sosial
dan agama.
Dewasa ini penelitian agama diisi dengan penjelasan mengenai kedudukan penelitian
agama dalam konteks penelitian pada umumnya, elaborasi mengenai penelitian agama dan
penelitian keagamaan dan konstruksi teori penelitian keagamaan.Dari beberapa penjelasan
singkat tersebut maka pemakalah perlu mengkaji secara rinci terhadap penjelasan tersebut.
2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Penelitian Agama dan Keagamaan ?


2. Bagaimana perbedaan antara penelitian agama dan penelitian keagamaan ?
3. Bagaimana konstruksi teori penelitian agama ?
4. Bagaimana bentuk model-model penelitian keagamaan itu ?
BAB II
Pembahasan
1. Arti Penelitian Agama
Secara semantik, penelitian atau riset berasal dari kata reyang berarti kembali dan to search
yang berarti mencari, memahami, mengkaji, mencari jawaban, dll.Riset juga bisa dimaknai
sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran atau yang di anggap disepakati sebagai
kebenaran (tepat).Hillway (1956) mengatakan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga di peroleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Dengan demikian ,
research (riset) penyelidikan secara cermat dan sistematis bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran terhadap suatu persoalan.
Penelitian sebagai ilmu menggunakan metode ilmiah dalam arti penemuan, pengembangan
atau pengujian kebenaran dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data
(informasi) secara teliti, jelas, sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan secara epistemologis.
Karena itu, kesahihan, validitas dan realibitas antara pernyataan dan kenyataan, antara data dan
fakta, dan antara emik dan etik menjadi isu sentral dalam metode penelitian.
Atas dasar hal tersebut di atas menurut Wasito, metode penelitian mempunyai ciri sebagai
berikut : pertama, bersifat ilmiah, artinya harus melalui prosedur yang sistematik dengan
menggunakan pembuktian yang meyakinkan berupa fakta yang diperoleh secara objektif (baik
menurut subjek peneliti maupun subjek yang diteliti) ; kedua, merupakan suatu proses yang
berjalan terus menerus, sebab hasil suatu penelitian selalu dapat disempurnakan lagi. Bahkan
terhadap kitab suci Al-Qur’an yang merupakan wahyu yang terakhir (final revelation) pun harus
diadakan penelitian ulang, misalnya menyangkut aspek kesejarahannya, berbagai versi
bacaannya, dan pemahaman kaum muslimin terhadapnya.
Konsep penelitian agama bisa menimbulkan beberapa pengertian.Pertama, penelitian
agama berarti mencari agama atau mencari kembali kebenaran suatu agama atau dalam rangka
menemukan agama yang di anggap paling benar.Dalam pengertian ini, penelitian agama berarti
mencari kebenaran substansi agama sebagaimana dilakukan para nabi, pendiri, atau pembaru
suatu agama.Pengembaraan intelektual Ibrahim untuk mencari Tuhan yang bukan buatan
manusia (benda yang di Tuhankan), pencarian kebenaranoleh Budha Gautama dan pencarian
hadis yang benar oleh para ahli hadis adalah bagian dari upaya manusia mencari agama yang
benar.Pengertian ini bisa di persoalkan karena dalam perspektif agama samawi, agama itu bukan
hasil penelitian manusia, melainkan given dari Tuhan melalui wahyu yang di terima para Rosul
Nya. Persoalan berikutnya adalah : Siapakah yang menentukan kebenaran ? Bukankah agama itu
sendiri sebuah kebenaran ? Bukankah meneliti itu terdorong oleh hasrat yang normatif padahal
agama adalah sumber segala norma ?Dengan berbagai pertanyaan ini, dan mungkin alasan-alasan
lainnya, sebagian ulama/tokoh agama menolak gagasan penelitian agama.Bagi mereka, agama
adalah realitas sosial yang final, tidak perlu dipersoalkan lagi.Agama bagi mereka bukan untuk
diteliti melainkan untuk dipelajari, diambil barakah-nya dan hikmahnya, kemudian diamalkan
dan dipertahankan.
Kedua, penelitian agama berarti metode untuk mencari kebenaran agama atau usaha untuk
menemukan dan memahami kebenaran agama sebagai realitas empiris dan bagaimana
penyikapan terhadap realitas tersebut. Disini agama sebagai subject mater atau sasaran
penelitian. Secara metodelogis, agama dijadikan sebagai fenomena yang riil, betapapun mungkin
terasa agama itu abstrak : metode studi Al-Qur’an (dirasah al-qur’an), metode studi hadis
(dirasah al-hadis), metode studi fiqih (ushul fiqih), filsafat agama, sejarah agama, perbandingan
agama, dan sebagainya. Dengan kata lain, metodelogi penelitian agama dalam pengertian kedua
ini adalah metode studi agama sebagai doktrin yang melahirkan ilmu-ilmu keagamaan
(religionwissenscaft). Penelitian agama sebagai doktrin berfokus pada substansi ajaran agama
yang didasari oleh keyakinan atas kebenaran agama itu sendiri. Sebab, sebuah realitas sosial
dianggap sebagai norma-norma suci yang mengingat perilaku apabila norma itu disakralkan dan
diyakini dari Tuhan.
Ketiga, penelitian agama berarti meneliti fenomena sosial yang ditimbulkan oleh agama
dan penyikapan masyarakat terhadap agama.Yang pertama yaitu fenomena sosial yang
ditimbulkan oleh agama berupa struktur sosial, pranata sosial, dan dinamika masyarakat. Agama
yang memiliki dimensi intelektual,spiritual,mistikal, dan institusional, menurut Abdullah adalah
landasan terbentuknya suatu “masyarakat kognitif”. Artinya, agama merupakan awal dari
terbentuknya suatu komunitas atau kesatuan hidup yang diikat oleh keyakinan akan kebenaran
hakiki yang sama, yang memungkinkan berlakunya suatu patokan pengetahuan yang sama pula.
Dengan demikian, pengertian dari penelitian agama itu sendiri yaitu pengkajian akademis
terhadap agama sebagai realitas sosial, baik berupa teks, pranata sosial yang lahir atau sebagai
perwujudan kepercayaan suci. Dengan kata lain, penelitian agama adalah pengkajian akademis
terhadap ajaran dan keberagamaan (religiosity).

2. Perbedaan Penelitian Agama Dan Keagamaan


Metode sering dikaitkan dengan kata-kata research atau penelitian, pengumpulan data atau
cara memperoleh informasi, analisis data atau pendekatan, dan lain-lain lagi.
Penelitian adalah upaya mempelajari suatu masalah untuk menemukan jawaban atas
masalah tersebut serta prinsip-prinsip umum berdasarkan data-data yang terkumpul.Penelitian ini
bersifat sistematis, bersifat empiris, tekontrol, serta objektif.Untuk melaksanakan penelitian
diperlukan suatu langkah penelitian.Langkah-langkah penelitian secara minimal dapat ditetapkan
dalam enam langkah. (1) Merumuskan permasalahan secara jelas; (2) Menentukan sumber
informasi, baik yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder; (3) Mengumpulkan metode
pengumpulan data dan cara memperoleh informasi; (4) Melaksanakan penelitian; (5) Mengolah
data; (6) Menuyusun laporan. Apabila langkah-langkah penelitian ini telah dilalui secara
prosedural, secara teoritis, peneliti itu telah melakukan kegiatan secara ilmiah.
Agama merupakan salah satu aspek atau unsur kehidupan yang harus dimiliki oleh
manusia yang ada di dunia ini. Di dalam agama terdapat petunjuk tentang bagaimana cara
menjalin hubungan dengan tuhan, cara menjalin hubungan dengan sesama manusia, dan cara
menjalin hubungan dengan alam yang kita tempati. Agama secara bahasa berasal dari kata
sangkrit. Kata itu tersusun dari dua kata, a artinya tidak dan gam artinya pergi, jadi agama
artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun temurun. Sedangkan secara istilah, kaum
agamawan mendifinisikan agama sebagai suatu peraturran Tuhan yang mendorong jiwa
seseorang yang mempunyai akal untuk memegang peraturan Tuhan diatas pilihannya sendiri
untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat.Sampai sekarang, istilah penelitian
agama dan penelitian keagamaan belum diberi batas yang tegas. Penggunaan istilah penelitian
agama sering juga dimaksudkan mencakup penelitian keagamaan dan begitu sebaliknya, salah
satu contoh yang diungkap oleh M.Atho Muzar adalah pernyataan A. Mukti Ali yang ketika
membuka program pelatihan agama (PLPA) menggunakan kedua istilah tersebut dengan arti
yang sama.
Atho Mudzar mengukip pendapat Middleton, guru besar antropologi di New York
University.Middleton berpendapat bahwa penelitian agama berbeda dengan penelitian
keagamaan.Penelitian agama lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya
terletak pada elemen pokok, yaitu ritus,mitos dan magic. Sedangkan penelitian keagamaan lebih
mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sistem keagamaan. M.Atho Mudzar
mengutamakan bahwa untuk penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin,
pintu bagi pengembangan suatu metode penelitian tersendiri sudah terbuka dan sudah ada yang
pernah merintisnya. Sedangkan untuk penelitian keagamaan yang sasarannya agama sebagai
gejala sosial, kita tidak perlu membuat metodelogi penelitian sendiri.Ia cukup meminjam
metodelogi penelitian sosial yang telah ada.
Sedangkan menurut pandangan Juhaya S.Pratja, penelitian agama adalah penelitian tentang
asal-usul agama dan pemikiran serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran
yang terkandung didalamnya.Dan penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik
ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.

3. Konstruksi Teori Penelitian Agama


Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S.Poerwadarminta mengartikan konstruksi
sebagai cara membuat (menyusun) bangunan-bangunan (jembatan dan sebagainya), dan dapat
pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori
berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa
(kejadian), dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang dasar suatu kesenian atau
ilmu pengetahuan.Selain itu, teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk
melakukan sesuatu.
Selanjutnya, dalam ilmu penelitian teori-teori itu pada hakikatnya merupakan pernyataan
mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti
dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat, misalnya kita ingin meneliti gejala
bunuh diri.Emile Durkheim (seorang ahli sosiologi Perancis kenamaan) mengatakan adanya
hubungan positif antara lemah dan kuat nya integrasi sosial dan gejala bunuh diri.Dari
pengertian-pengertian tersebut, kita dapat memperoleh suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau
hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan,
sehingga membentuk suatu bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang
dilakukan secara seksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan.Tujuan pokok dari
kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh tersebut
kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau
perbaikan dalam masalah-masalah teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang
bersangkutan.Dengan demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan jawaban atas
sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.
Berikutnya, sampailah kita kepada pengertian agama.Telah banyak ahli-ahli ilmu
pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi, dan lainnya yang mencoba mendefinisikan
agama. R.R Maret salah seorang ahli antropologi Inggris, menyatakan bahwa agama adalah yang
paling sulit dari semua perkataan untuk didefinisikan karena agama adalah yang paling sulit dari
semua perkataan untuk didefinisikan karena agama adalah menyangkut lebih dari pada hanya
pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dari menurut segi-segi
emosionalnya walaupun idenya kabur. Harun Nasution menyebutkan adanya empat unsur
penting yang terdapat dalam agama, yaitu : 1.) unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil
bentuk dewa, tuhan, dan lainnya 2.) unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia
ini dan hidupnya di akhirat nanti amat tergantung kepada adanya hubungan baik dengan
kekuatan gaib yang dimaksud 3.) unsur respond yang bersifat emosional dari manusia yang dapat
mengambil bentuk perasaan takut, cinta, dan sebagainya 4.)unsur paham adanya yang kudus
( sacred) dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib.

4. Model-model Penelitian Agama


Model-model penelitian keagamaan disesuaikan dengan perbedaan antara penelitian agama
dan penelitian hidup keagamaan.Djamari menjelaskan bahwa kajian sosiologi agama adalah
dengan menggunakan metode ilmiah. Pengumpulan data dan metode yang digunakan antara
lain :
1. Analisis Sejarah
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara
sistimatis dan obyektif ,dengan cara mengumpulkan ,mengevaluasi,memverifikasi serta
mensistematisasikan bukti bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat.Penelitian ini memilki ciri”sbb:1.bergantung kepada daya yang diobservasi
orang lain daripada yang di observasi oleh peneliti sendiri.2.Harus tertib,ketat,sistimatik
dan tuntas dan bukan sekedar megkoleksi informasi-informasi yangtak layak,tak reliable
danberat sebelah .3.Bergantung pada data primer dan data skunder.,data primer diperoleh
dari sumber primer kejadian kejadian yang dituliskan. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari sumber sekunder,yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali
atau lebih telah lepas dari kejadiaan aslinya .4.Harus melakukan kritik ekternal dan kritik
internal.Kritik ekternal menanyakan apakah dokumenitu autentik atau tidak ,apakah data
tersebut akurat atau relevan;sedangkan kritik internal harus menguji motif,berat sebelah
dsb.
Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah
dapat menyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu
lembaga, dan pendekatan sejarah bertujuan untuk menemukan inti karakter agama dengan
meneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain. Seperti halnya agama islam, sejarah
mencatat bahwa ia adalah agama yang diturunkan melalui Nabinya yaitu Muhammad SAW
berdasarkan kitab sucinya yaitu Al-qur’an yang ditulis dengan bahasa arab. Islam
diturunkan bukan untuk satu bangsa saja melainkan untuk seluruh bangsa secara universal.
Sedangkan agama lain ada yang hanya diturunkan untuk satu bangsa saja yaitu untuk ras
yahudi saja.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat membuktikan apakah agama itu masih
tetap pada orisinalitasnya seperti ketika ia baru muncul atau sudah bergeser jauh dari
prinsip-prinsip utamanya. Bila hal itu dihubungkan dengan agama islam maka ia dapat
dimasukkan pada kategori agama yang bertahan konsisten dengan ajaran seperti pada masa
awalnya.
Menurut ahli perbandingan agama seperti A. Mukti Ali, apabila kita ingin memahami
sebuah agama maka kita harus mengidentifikasi lima aspek yaitu konsep ketuhanan,
pembawa agama atau nabi, kitab suci, sejarah agama, dan tokoh-tokoh terkemuka agama
tersebut.
2. Analisis Lintas Budaya
Analisis lintas budaya bisa diartikan dengan ilmu antropologi, karena dilihat dari definisi
antropologi sendiri secara sederhana dapat dikatakan bahwa antropologi mengkaji
kebudayaan manusia.
Islam sebagai agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW sampai saatnya kini telah
melalui berbagai dimensi budaya dan adat-istiadat.Masing-masing negeri memiliki corak
budayanya masing-masing dalam mengekspresikan agamanya. Karena itu dari segi
antropologi kita dapat memilah-milah mana bagian islam yang merupakan ajaran murni
dan mana ajaran islam yang bercorak lokal budaya setempat.

3. Eksperimen
Penelitian yang menggunakan eksperimen agak sulit dilakukan dalam penelitian
agama.Namun, dalam beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan dalam penelitian
agama.Misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar dari beberapa model
pendidikan agama.Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat
dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan
memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenal
kondisi perlakuannya. Contohnya penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki pengaruh
dua metode mengajar sejarah pada murid murid kelas III SMA sebagai fungsi ukuran
(besara dan kecil)dan taraf integensi murid(tinggi,sedang dan rendah)dengan cara
menempatkan guru secara random (acak)berdasarkan intelegensi ,ukuran kelas dan metode
mengajar.Ciri-cirinya antara lain :
1.) Menuntut pengaturan variabel dan kondisi kondisi ekperimental secara tertib ketat,
baik dengan kontrol maupun manipulasi langsung maupun denganmenggunakan
pengaturan secara acak.
2.) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk membandingkan
dengan kelompok - kelompok yang di kenal perlakuan eksperimental.
4. Observasi Partisipatif
Dengan partisipasi dalam kelompok, peneliti dapat mengobservasi perilaku orang-orang
dalam konteks religius. Baik diketahui atau tidak oleh orang yang sedang diobservasi. Dan
diantara kelebihannya yaitu memungkinkannya pengamatan simbolik antar anggota
kelompok secara mendalam.Adapun kelemahannya yaitu terbatasnya data pada
kemampuan observer.
5. Riset Survei dan Analisis Statistik
Penelitian survei dilakukan dengan penyusunan kuesioner, interview dengan sampel dari
suatu populasi. Sampel bisa berupa organisasi keagamaan atau penduduk suatu kota atau
desa. Prosedur penelitian ini dinilai sangat berguna untuk memperlihatkan korelasi dari
karakteristik keagamaan tertentu dengan sikap sosial atau atribut keagamaan tertentu.
Penelitian survey dapat digunakan paling kurang untuk tujuh tujuan:
1.) Digunakan untuk maksud penjagaan (eksploratif)
2.) Untuk menggambarkan (deskriftif)
3.) Untuk penjelasan (explanatory)atau penegasan(conformatory) yakni untuk menjelaskan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
4.) Untuk keperluan penilaian(evaluasi)
5.) Untuk prediksi atau meramalkan kejadian kejadian yang mungkin akan timbul dimasa
mendatang .
6.) Untuk digunakan sebagai bahan atau landasan bagi penelitian yang lebih bersifat
oprasional.
7.) Sebagai upaya untuk mengembangkan indiKator-indikator sosial.
6. Analisis Isi
Dengan metode ini, peneliti mencoba mencari keterangan dari tema-tema agama, baik
berupa tulisan, buku-buku khotbah, doktrin maupun deklarasi teks, dan lainnya.
7. Penelitian Kasus dan Lapangan
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosisal,
individu,kelompok,lembaga atau masyarakat .Ciri-cirinya antara lain :1.Penelitian kasus
adalah penelitian mendalam mengenai unit social tertentu yang hasilnya merupakan
gambaran yang lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut ;2.Dibanding
dengan studi survey yang cenderung meneliti sejumlah kecil variabel pada unit sampel
yang besar,studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil,tetapi mengenai
variable-variabel dan kondisi kondisi yang besar jumlahnya.
Penelitian penelitian sangat berguna terutama untuk informasi latarbelakang guna
perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu ilmu sosial.Data yang diperoleh dari
penelitian penelitian kasus memberikan contoh contoh yang berguna untuk memberi
ilustrasi mengenai penemuan- penemuan yang digeneralisasi dengan statistic.
Adapun kelemahannya antara lain karena fokusnya terbatas pada unit- unit yang sedikit
jumlahnya,penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya . Studi ini tidak
memungkinkan generalisasi pada populasinya,sebelum penelitian lanjutan yang berfokus
pada hipotesis-hipotesis tertentu dan mengunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.
8. Penelitian korelasional (correlational research).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu
faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan
koefiensi korelasi.Diantara contoh penelitian korelasional ini adalah studi yang
mempelajari saling hubungan antara skortes masuk perguruan tinggi dengan indeks
prestasi ,serta studi untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada tes
bakat.Ciri-cirinya antara lain :
1.)Cocok dilakukan bila variable variable yang diteliti rumit dan /atau tidak dapat diteliti
dengan metode eksperimental atau tidak dapat dimanipulasiakan .
2.)Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya
secara serentak dalam keadaan realistiknya.
9. Grounded research.
Jika penelitian survey sebagaimana diatas merupakan pendekatan kuantitatif,titk berat
grounded research adalah pada pendekatan kualitatif.Pada penelitian ini data dikumpulkan
dengan menggunakan wawancara bebas dimana para penelitian tidak memulai
penelitiannya dengan teori atau hipotesis yang akan diuji melainkan bertolak dari data
yang dikumpulkan .Berkenaan dengan penelitian ini Glaser dan strauss(1967)mengatakan
bahwa grounded research merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menyajikan jalan
keluar dari “stagnasi teori” dalam ilmu ilmu sosial ,dengan menitik beratkan pada
sosiologi.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Penelitian Agama berarti menempatkan Agama sebagi objek penelitian
2. Perbedaan antara penelitian Agama dan keagamaan adalah objek
penelitiannya.Penelitian Agama mengkaji Agama sebagai doktrin sedangkan penelitian
keagamaan objek penelitian yang dikaji adalah Agama sebagai gejala sosial.
3. Teori dalam konstruksi penelitian keAgamaan diantaranya Teori perubahan sosial, Teori
struktural-fungsional, Teori antropologi dan sosiologi Agama, Teori budaya dan tafsir
budaya simbolik, Teori pertukaran sosial, Teori sikap.
4. Model-model penelitian keagamaan diantaranya adalah Analisis Sejarah, Analisis Lintas
Budaya, Eksperimen, Observasi Partisipatif, Riset Survey dan Analisis Statistik,
Analisis Isi.
B. Saran
Alhamdulillah tugas yang diamanahkan dosen kepada kami telah selesai. kami mohon
kritik dan sarannya yang membangun, apabila dalam makalah yang telah kami buat masih
banyak kekurangan. kami sadar kami bukanlah manusia yang sempurna dan kami ingin
menjadi orang yang lebih baik dari hari yang kemaren. sebaik-baiknya manusia adalah orang
yang bermanfaat bagi orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Suprayogo Imam, Metodelogi Penelitian Sosial-Agama, Bandung :PT REMAJA
ROSDAKARYA,2003
Metodelogi Studi Islam.http://Andasayabisa.blogspot.com .20/06/12
Pengertian “Konstruksi Teori” Penelitian Agama.http://buanyakilmu.blogspot.com. 05/2009
Risnaldi, Corak dan Model Keagamaan.http://risnaldisbkr.blogspot.com. 20/01/13

Anda mungkin juga menyukai