Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Putriya Dani (21.02.0060)
Devi Anyelir Ramayani (21.02.0101)
Hanieda (21.02.0053)
Hariono Andri (21.02.0090)
Semester 4-3
Puji Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul “Islam Sebagai sasaran Studi Penelitian”. Salawat dan salam semoga
tetap limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan dari Dosen Metode Studi Islam II dan saran dari teman-
teman maka disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat
berguna bagi saya dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Metode Studi Islam dan
semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah
ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang
membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna. Ucapan terima kasih juga
saya sampaikan kepada: Dosen Pembimbing mata kuliah Sejarah dan Peradaban
Islam, Ibu Dra. Rokiba Hasibuan, MA.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan
saran yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-
langkah selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata terimakasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat multidimensial, oleh karena itu masing-masing
orang sangat mungin memandang memahami islam secara berbeda-beda. Apabila
islam dipandang dari gejala budaya dan sosial maka yang terlihat adalah corak
keberagaman suatu masyarakat. Salah satu contoh kehidupan keberagaman orang
muslim didesa sangatlah berbeda-beda. Kehadiran Agama Islam yang dibawa Nabi
Muhammad SAW. diyakini menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang
sejahtera lahir dan batin. Ajaran Islam menunjukkan gambaran yang ideal tentang
bagaimana seharusnya manusia menyikapi hidup dan kehidupan ini lebih bermakna.
Di dalam penyampaian arti dari agama islam tersebut tentu tidak akan terlepas
dari ajaran agama itu sendiri (Doktrinal), dan juga di dalam perjalananya terdapat
hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat yakni masyarakat
mempengaruhi agama, dan agama mempengaruhi masyarakat (Sosial). Tak hanya
itu, pemahaman masyarakat tentu tak selalu melalui pemahaman tekstual, atau
pemahaman dari sumber agama islam itu sendiri namun juga melewati realitas sosial
yang berupa perilaku masyarakat yang memerlukan agama bersangkutan (Budaya).
Namun dewasa ini terdapat banyak penyimpangan yang terjadi didalam
memahami Islam dengan sudut pandang yang sempit, sehingga terkadang
mengesampingkan keadaan sosial dan budaya masyarakat tempat agama itu
didakwahkan yang mungkin disebabkan kurangnya pemahaman studi islam secara
mendalam, yang kemudian menyebabakan islam tak lagi terlihat sebagai agama yang
‘rohmatan lil-‘alamin’, karena dipandang sebagai agama yang hanya memerhatikan
kelompok dan kepentingan sendiri.
.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana islam sebagai sasaran studi doktrinal, sosial dan budaya?
2. Apa saja metodologi ilmu agama islam?
3. Aspek apa dalam islam yang dapat digunakan sebagai sasaran
penilitian?
4. Objek dan pembidangan kajian islam
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui islam sebagai sasaran doctrinal, sosial dan budaya
2. Agar mengetahui metodologi ilmu agama islam
3. Agar mengetahui islam yang dapat digunakan sebagai penelitian
4. Agar mengetahui objek dan pembidangan kajian islam
BAB II
PEMBAHASAN
1
John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1990
3
4
akan didekati, yaitu agama atau kepercayaan yang terjadi karena adanya di
pandang maha kuasa menjadi sumber segala sesuatu
Masalah keagamaan, merupakan masalah yang selalu hadir dalam sejarah
kehidupan manusia sepanjang zaman dan sama dengan masalah kehidupan
lainnya. Fenomena keagamaan yang berakumulasi pada pola prilaku manusia
dalam kehidupan beragama adalah perwujudan dari “sikap” dan “prilaku“
manusia yang menyangkut dengan hal-hal yang di pandang sakral, suci, keramat
yang berasalan dari suatu kegaiban.
1. Ruang Lingkup Doktrin Islam.
Ruang lingkup Islam sebagai doktrin dapat dijelaskan berdasarkan
lingkup, yaitu :
a. Tuhan : berkenaan dengan doktrin tentang Tuhan, Islam datang
sebagai wahyu.2
b. Manusia : sementara berkenaan dengan dpktrin tentang manusia,
Islam memandang sebagai makhluk termulia. Allah berfirman.
ِير ِ ِّم َّم ْن َ ط ِيِّبَتِ َوفَض َّْلنَ ُه ْم
ٍ علَى َكث َّ َولَقَ ْد ك ََّر ْمنَا بَنِى َءادَ َم َو َح َم ْلنَ ُه ْم فِى ْألبَ ِ ِّر َو ْألبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَ ُهم ِ ِّمنَ أل
2
Rosihan Anwar, Pengantar Studi Islam, 40
3
Al-Qur'an ,17:70
5
4
J.S. Poerdawadarminta, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pusataka, 1991), 653
5
Abuddin Nata, Metode Studi Islam (Jakarta:Rajawali Press, 2002) 179
6
Muhammad Ahmad , Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia, 2004) 135
6
b. I’tibar
Al-I’tibar berarti menyertakan sanad-sanad untuk hais tertentu,
yang hadis itu pada bagian sanadnya tampak hanya terapat seorang
periwayatsaja, dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain
tersebut akan dapat diketahui apakah ada priwayat yang lain ataukah
tidak ada untuk bagian sanad bagian sanad dari sanad hadis dimaksud.
c. Kritik sanad
Ulama’ hadis sependapat bahwa ada dua hal yang harus kritisi
pada diri pribadi periwayat hadis untuk diketahui apakah riwayat
hadis yang dikemukakannya dapat diterima sebagai hujjah ataukah
harus ditolak. Ke dua hal itu adalah keadilan dan kedhabitannya.
Terkait dengan pelacakan terhadap kebersambungan sanad, hubungan
kwalitas periwayat dan metode periwayatan sangat menentukan.
Selain itu ada periwayat yang dinilai tsiqoh oleh ulama’ahli kritik
hadis, namun dengan syarat bila dia menggunakn lambang periwaytan
haddatsani atau samitu, bersambung. Tetapi bila menggunakan selain
dua lambang tersebut, sanadnya terdapat tadlis (penyembunyian
cacat)..7
d. Kritik matan
Metode kritik matan, menurut al-A’zhami, banyak terfokus pada
metode mu’aradhah. Versi lain menyebutkan metode muqaranah
(perbandingan) atau metode muqabalah.8
7
M. Syuhudi Ismail, kaedah keshahihan Sanad Hadis (Jakarta: PT. Karya Unipress, 19950, 139.
8
Musthofa al-A’zhami, Manhaj al-Naqd ‘inda Al-Muhadditsin (Riyadl: al-Umariyah,
1982), 183.
7
agama lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang
saling berkaitan. Dengan demikian yang menjadi obyek dalam kaitan dengan
Islam sebagai sasaran studi sosial adalah Islam yang telah menggejala atau yang
sudah menjadi fenomena Islam.
Menurut M. Atho Mudzhar, agama sebagai gejala sosial pada dasarnya
bertumpu pada konsep sosiologi agama. Sosiologi agama mempelajari
hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Masyarakat
mempengaruhi agama, dan agama mempengaruhi masyarakat. Jika Islam
dijadikan sebagai sasaran studi sosial, maka harus mengikuti paradigma
positivisme yaitu dapat diambil gejalanya, dapat diukur, dan dapat diverifikasi. 9
Dari pandangan tentang agama sebagai gejala budaya dan sebagai gejala
sosial, elemen-elemen yang harus di ketahui dalam Islam adalah persoalan
teologi, komsmologi, dan antropolgi, yang tentu menyangkut dengan persoalan
sosial kemanusian dan budaya. Ilmu sosial yang dianggap dekat dengan ilmu
kealaman berarti juga dapat diamati, diukur, dan diverifikasi. 10
a. Letak Ilmu Sosial
Umumnya orang berpendapat bahwa ilmu sosial terletak diantara ilmu lam
dan ilmu budaya. Hanya saja orang berbeda pendapat mengenai letak yang
sebenarnya apakah ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu alam atau ilmu
budaya. Kaum struktualis memandang begitu pentingnya nilai itu, sehinga
mereka lupa bahwa nilai itu sendiri merupakan produksi interakasisosial
juga. Dalam hal ini mereka melihat metode verstehenjuga sebagai perbuatan
menduga-duga yang tak berdasarkan secara ilmiah. Ilmu sosial menunjukkan
kepada penerapan metode ilmiah untuk mempelajari jaringan-
jaringanhubungan manusia yang pelik dan rumit, dan bentuk-bentuk
9
Mudzhar, M.Atho, Pendekatan Studi Islam, dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta Pustaka
Pelajar, 1998
10
Jujun S, Suriasumatri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan 2007), 126.
8
11
Atho Mudzhar, Penekatan Stusi Islam., 43-44.
12
Ibid
13
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafino Persada, 2012),54
9
oleh siapa.14 Ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena berdasarkan cita-
cita didasarkan pada tiga hal :
1. Cita-cita kemanusiaan
2. Liberasi
3. Tansendesi
C. Islam Sebagai Sasaran Studi Budaya
Pada awalnya, ilmu hanya ada dua yaitu: ilmu kealaman dan ilmu budaya.
Ilmu kealaman, seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain mempunyai tujuan
utama mencari hukum-hukum alam, mencari keteraturan-keteraturan pada alam.
Sebaliknya ilmu budaya mempunyai sifat tidak berulang tetapi unik.
Menurut M.Antho Mudzar, di antara penelitian kalaman dan budaya,
terdapat penelitian-penelitian ilmu-ilmu sosial. Suatu penemuan, baru dikatakan
atau dianggap sebagai ilmu apabila memenuhi syarat yaitu :
a. Dapat di amati (observable)
b. Dapat diukur (measurable)
c. Dapat dibuktikan (verifiable) 15
Menurut beberapa para ahli, ada 5 (lima) bentuk gejala agama yang perlu
diperhatikan, apabila kita hendak mempelajari atau meneliti suatu agama, yaitu:
1. Scripture, naskah-naskah atau sumber ajaran dan simbol- sombol agama.
2. Para penganut, pimpinan, pemuka agama, menyangkut dengan sikap,
perilaku dan penghayatan para penganut nya.
3. Ritus-ritus, lembaga–lembaga, ibadat-ibadat, seperti sholat, haji, puasa,
perkawinan dan waris.
4. Alat-alat, seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya.
14
Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interprestasi Untuk Aksi (Bandung: Penerbit
Mizan,1991), 168
15
Mudzhar, M.Atho, Pendekatan Studi Islam, dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta
Pustaka Pelajar, 1998
10
16
Sanaky, Hujair. AH, http://sanaky.com/islam-sebagai-sasaran-studi-dan-penelitian/, di
tambahkan pada tanggal 17 Oktober 2010, pukul 13:09
11
Islam adalah bukan agama yang hanya didasarkan kepada institusi mistis dari
manusia dan terbatas pada hubungan antara manusia dengan Tuhan dan ini
hanya merupakan satu dimensi dari agama Islam. Untuk mempelajari dimensi :
1. Hubungan manusia dengan Tuhan harus menggunakan metode filosofis,
karena hubungan manusia dengan Tuhan dibahas dalam filsafat, dalam arti
pemikiran metafisis yang umum dan bebas.
2. Dimensi yang lain dari agama Islam adalah “masalah kehidupan manusia di
bumi ini dan untuk mempelajari dimensi ini harus dipergunakan metode-
metode yang selama ini dipergunakan dalam ilmu alam.
3. Islam suatu agama yang membentuk masyarakat dan peradaban dan untuk
mempelajari dimensi metode yang digunakan adalah metode sejarah dan
sosiologi.
Mukti Ali, 17 menyatakan dalam meneliti Islam sebagai agama
menggunakan metode filosofis, metode-metode ilmu alam, metode histories dan
sosiologis harus ditambah dengan metode doktriner. Demikian juga dalam
memahami Islam dengan segala aspeknya, tidak dapat hanya dengan jalan
doktriner saja. Menurut Mukti Ali, pendekatan ilmiah dan doktriener harus
digunakan bersama.
Selama ini, para ahli-ahli ilmu pengetahuan, termasuk para orientalis,
mendekati Islam dengan metode ilmiah saja. Akibatnya ialah penelitiannya itu
menarik, tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti Islam secara utuh dan yang
diketahui hanya eksternalitis [segi-segi luar] dari Islam saja. Para ulama, sudah
terbiasa memahami ajaran Islam dengan cara doktriner dan dogmatis yang tidak
dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang hidup dalam masyarakat dan
akibatnya penafsirannya tidak dapat diterapkan di masyarakat dan inilah
sebabnya orang lalu mempunyai kesan bahwa Islam adalah sudah ketinggalan
jaman dan tidak sesuai dengan alam pembangunan atau kemajuan jaman. Maka
17
A.Mukti Ali, Metode Memahami Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991),
12
18
Mattulada, hlm. 4
13
19
Ibid, hlm. 5-6.
20
Ibid
21
M. Arfan Muammar,dkk.2013. Studi Islam Perspektif Insider/Outsider.Yogyakarta:
IRCisod. hal. 5
22
Abuddin Nata. 2003. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. hal. 5
14
23
Khoiruddin Nasution. 2010. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA +
TAZZAFA. hal.14
15
24
. M. Arfan Muammar,dkk. ibid. hal. 75.
16
25
Ibid. Hal. 83
26
M. Atho Mudzar.1998. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal 13
17
peneliti dapat meneliti sejarah ka’bah, kapan didirikan, siapa yang membangun,
bagaimana bentuknya, berapa tinggi, lebar atau panjangnya, dan lain-lain. Alat
agama ada yang betul-betul alat agama, ada yang sebenarnya hanya dianggap
sebagai alat agama. Misalnya peci, ada orang yang mengangggap tidak sah
shalat jika tidak memakai peci. Namun di tingkat nasional, peci selalu dipakai
saat acara sumpah pejabat, baik itu muslim atau non muslim. Jadi peci bisa
termasuk alat agama dan juga untuk nasionalisme.
Ada dua istilah penelitian yang berbeda dalam kajian Islam, yaitu penelitian
agama dan penelitian keagamaan27Penelitian agama sasarannya adalah agama
sebagai doktrin atau substansi agama Islam,seperti Ilmu Kalam, Fiqih, Tasawuf,
dan Akhlak. Metodologi penelitian agama sudah dirintis oleh ulama terdahulu,
seperti ilmu Ushul Fiqih sebagai metode untuk mengambil hukum dalam agama
Islam, serta ilmu musthalah hadis sebagai metode untuk meneliti tingkat akurasi
hadis. Penelitian agama sasarannya adalah agama sebagai gejala sosial atau
produk interaksi sosial. Metodologi yang dipakai adalah metodologi penelitian
sosial yang telah ada. Praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan manusia
secara individu atau kelompok masuk dalam jenis penelitian ini.Penelitian
keagamaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan
atas agama yang dianutnya.
2. Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya, atau
yang lain yang mengaku dirinya sebagai penganut suatu agama
3. Ajaran agama yang membentuk pranata sosial, corak, perilaku dan budaya
masyarakat beragama.
27
Atang Abd. Hakim & Jaih Mubarok. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya. hlm. 60
19
A. Kesimpulan
Studi doktrinal berarti studi yang berkenaan dengan ajaran atau studi tentang
sesuatu yang bersifat teoritis dalam arti tidak praktis. Uraian ini berkenaan
dengan Islam sebagai sasaran atau obyek studi doktrinal tersebut. Ini berarti
dalam studi doktrinal kali yang dimaksud adalah studi tentang ajaran Islam atau
studi Islam dari sisi teori-teori yang dikemukakan oleh Islam. Ajaran Islam itu
berupa wahyu dari Allah, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Islam sebagai
sasaran studi sosial ini dimaksudkan sebagai studi tentang Islam sebagai gejala
sosial. Sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan
masyarakat. Masyarakat mempengaruhi agama, dan agama mempengaruhi
masyarakat.
Islam sebagai agama dan keagamaan merupakan sebagai sebuah bidang
kajian yang tidak pernah kering untuk diteliti. Mulai dari agama sebagai
doktrin, hingga sebagai gejala sosial dan budaya. Saat umat Islam menghadapi
tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi Islam menjadi sangat
penting. Sudi Islam memerlukan pendekatan-pendekatan yang obyektif dan
rasional agar mampu berkembang dan beradaptasi dengan keadaan sekarang..
B. Saran
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengelaman
kami. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
A.Mukti Ali, 1991, Metode Memahami Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta.
Atho Mudzhar, 1989, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Fazlur Rahman, 1985, Islam dan Modernitas Tentang Transformasi Intelektual ,
Pustaka, Bandung.
Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, 1989, Metodologi Penelitian Agama,
Sebuah Pengantar, Tiara Wacana, Yogyakarta.
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia,
1990.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta >: PT. Raja Grafindo, 1999.
Sanaky, Hujair. AH, http://sanaky.com/islam-sebagai-sasaran-studi-dan-penelitian/,
di tambahkan pada tanggal 17 Oktober 2010, pukul 13:09.
Abuddin Nata. 2003. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa
Amin Abdullah. 2013. Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan
Integratif-Interkonektif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Atang Abd. Hakim & Jaih Mubarok. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
M. Arfan Muammar,dkk.2013. Studi Islam Perspektif Insider/
Outsider.Yogyakarta: IRCisod.
Rosihan Anwar. 2009. Abuddin Nata. 2003. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Perkasa
Khoiruddin Nasution. 2010. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA +
TAZZAFA. Abuddin Nata. 2003. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Perkasa
22