Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STUDI ISLAM

“PENDEKATAN STUDI ISLAM”

DOSEN PENGAMPU :

FAKHRIYAH ANNISA AFROO, M.H

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. SHEFTIANING SHINTA
2. NOVITA SARI

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA ISLAM


(SIYASAH)
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI
SOEKARNO (UINFAS) BENGKULU
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat di rampungkan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengasuh
mata kuliah Studi Islam sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”
PENDEKATAN STUDI ISLAM”.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di jadikan sebagai
pegangan dalam mempelajari materi tentang Studi Islam. Juga merupakan harapan kami dengan
hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua pihak dalam proses perkuliahan materi Studi
Islam.

Sesuai kata pepatah “Tak Gading Tak Retak”, kami mengharapkan saran dan kritik,
khususnya dari Dosen dan rekan-rekan Mahasiswa. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Akhir kata, semoga segala daya dan upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, amin.

Bengkulu, 09 September 2021

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB 1...........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.............................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
A. Pendekatan filosofi..........................................................................................................................3
B. Pendekatan Historis.........................................................................................................................5
C. Pendekatan Kebudayaan..................................................................................................................5
D. Pendekatan Psikologi.......................................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................10
B. SARAN.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana


terdapat di dalam sumber ajarannya, Al-qur’an dan Hadits tampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam
memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian
sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas,
egaliter, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan
bersikap positif lainnya.
Dalam memahami agama banyak pendekatan yang dilakukan. Hal demikian perlu
dilakukan, karena pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat
dirasakan oleh penganutnya. Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan teologis,
normative, antropologis, sosiologis, psikologis, historis dan pendekatan filosofis, serta
pendekatan-pendekatan lainnya. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah
cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
digunakan dalam memahami agama.

Disamping itu juga pada masa sekarang, ketika umat Islam sedang menghadapi
tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi keislaman menjadi sangat
urgen. Disisi lain disadari atau tidak bahwa saat ini umat Islam masih berada dalam posisi
marginal (pinggiran) dan lemah dalam segala aspek kehidupan sosial budaya, dan harus
berhadapan dengan dunia modern yang serba maju dan semakin canggih. Dalam kondisi
demikian umat Islam dituntut untuk melakukan gerakan pemikiran yang diharapkan
dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang dan operasional untuk
mengantisipasi perkembangan dan kemajuan tersebut. Oleh karena itu juga Studi Islam
dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya dan digunakannya pendekatan-
pendekatan yang bersifat objektif dan rasional

1
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari pendekatan filosofi, histori, kebudayaan, dan psikologi?


2. Dampak dari pendekatan filosofi, histori, kebudayaan, dan psikologi?
3. Bagaimana pendekatan filosofi, histori, kebudayaan, dan psikologi?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan studi islam


2. Agar dapat memahami pendekatan-pendekatan studi islam
3. Agar dapat membedakan pendekatan-pendekatan studi islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pendekatan filosofi

Pendekatan filosofis adalah upaya pendekatan agama melalui ilmu filsafat. Pada
dasarnya filsafat adalah berpikiran untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan
menjawab suatu persoalan, namun demikian tidak semua berpikir untuk memecahkan dan
menjawab suatu permasalahan dapat disebut filsafat. Dimaksud filsafat disini adalah
berpikir secara sistematis, radikal dan universal. Di samping itu, filsafat mempunyai
bidang (objek yang dipikirkan) sendiri, yaitu bidang atau permasalahan yang bersifat
filosofis yakni bidang yang terletak di antara dunia ketuhanan yang ghaib dengan dunia
ilmu pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang menjembatani kesenjangan
antara masalah-masalah yang bersifat keagamaan semata-mata dengan masalah yang
bersifat ilmiah. Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya
mempergunakan akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan
filosofis dalam memahami ajaran agamanya. Namun demikian pendekatan seperti ini
masih belum diterima secara merata terutama oleh kaum tradisionalis formalistis yang
cenderung memahami agama terbatas pada ketepatan melaksanakan aturan-aturan
formalistis dari pengalaman agama.1
Pendekatan filosofis penting dilakukan sedikitnya karena beberapa sebab berikut:
1. Agar seseorang dapat menggunakan pemikiran atau rasio seluas-luasnya sampai
titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga seorang individu untuk terus
berfikir dengan menggunakan kemampuan berfikirnya
2. Dapat digunakan dalam memahami agama, dengan maksud agarmendapatkan
hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama, agar dapatMemahami dan dipahami
secara seksama
3. Agar seseorang merasakan hikmahnya hidup secara nyata dengan orang lain

1
Ibid., h. 42-46.

3
4. Filsafat berperan sebagai alat untuk mensistemasikan, membetulkan dan
memastikan ajaran-ajaran dalam studi Islam yang bersifat teologis2

2
Muhammad Galang Kurniawan,“Macam pendekatan interdisipliner”. (UniversitasMuhammadiyah
Ponogoro:Ponogoro,2017/2018), hal. 4

4
B. Pendekatan Historis
Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab syajarah yang artinya pohon, istilah
berkaitan dengan kenyataan, bahwa sejarah menyangkut tentang, syajarat al- nasab,
pohon genealogis yang dalam masa disebut sejarah keluarga (family history), atau kata
kerja syajara juga punya arti to happen, to occurred dan to develop. Dalam
perkembanganya sejarah dipahami mempunyai makna yang sama dengan tarikh (Arab),
istora (Yunani),13 history atau geschichte (jerman), yang secara sederhana berarti
kejadian-kejadian menyangkut manusia pada masa silam.3
Secara sempit pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut
tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahan serta menganalisisnya dengan
menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau kejadian masa lalu yang menyangkut
kejadian atau keadaan yang sebenarnya.
Dalam memaknai kata historis para sejarawan memiliki pendapat yang beragam,
Edward Freeman, misalnya menyatakan historis adalah politik masa lampau (history is
past politics). Sementara Ernst Bernheim, menyebut historis sebagai ilmu tentang
perkembangan manusia dalam upaya-upaya mereka sebagai makhluk sosial4
Dan menurut Hasan, historis atau tarikh adalah suatu seni yang membahas tentang
kejadian-kejadian waktu dari segi spesifikasi dan penentuan waktunya, tema-nya manusia
dan waktu, permasalahaannya adalah keadaan yang menguraikan bagian-bagian ruang
lingkup situasi yang terjadi pada manusia dalam suatu waktu.5
Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang
sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka seseorang tidak
akan memahami agama keluar dari konteks historisnya, karena pemahaman yang keluar
dari konteks historis akan dapat menyesatkan. Seseorang yang ingin memahami Al-
Qur’an secara benar misalnya, yang bersangkutan harus memahami sejarah turunnya Al-
Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya al-Qur’an yang selanjutnya
disebut dengan ilmu asbab al-nuzul.

C. Pendekatan Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta Buddhayah yang merupakan
bentuk jama' dari kata "buddhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan

3
Nasution, Harun Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, (Bandung: Purjalit dan Nuansa,
1998), hal. 119
4
Nasution, Harun Tradisi Baru. hal. 119
5
Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah, hal. 46

5
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Adapun istilah Culture yang
merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata
latin "Colere" artinya mengolah atau mengerahkan. Kemudian culture diartikan sebagai
segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.Seorang
antropolog lain, yaitu E.B. Tylor pemah mencoba memberi definisi mengenai
kebudayaan "kebudayaan adalah kompleks yang menyangkut pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat yang lain, kemampuan kemampuan, serta
kebiasaanbkebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat."
Dengan kata lain, bahwa kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapat atau
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala
sesuatuyang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, artinyabmencakup segala
cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak. Seseorang sosiolog harus
menaruh perhatian juga pada hal tersebut. Akan tetapi harus lebih utama
menaruhkanbperhatian pada perilaku sosial, yaitu pola-pola perilaku yang membentuk
struktur sosial masyarakat.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat
istiadat, dan berarti juga kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan
sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Didalam kebudayaan tersebut yang terdapat
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat istiadat, dan sebagainya. Dengan demikian,
kebudayaan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Kebudayaan tampil sebagai pranata yang secara terus menerus dipelihara oleh para
pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Pendekatan kebudayaan dalam studi agama islam sangat diperlukan sebagai alat
metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat
dan para warganya untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang
dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran islam tanpa harus
menimbulkan pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut. Selain itu, dengan
memahami kebudayaan lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran terhadap
aspek-aspek lokal tersebut.
Sebagai contoh dari pendekatan budaya tersebut adalah masuknya Islam ke
Indonesia lengkap dengan seni dan kebudayaannya, maka Islam tidak lepas dari budaya
Arab. Permulaan berkembangnya Islam di Indonesia, dirasakan demikian sulit untuk

6
mengantisipasi adanya perbedaan antara ajaran Islam dengan kebudayaan Arab. Tumbuh
kembangnya Islam di Indonesia diolah sedemikian rupa oleh para juru dakwah dengan
melalui berbagai macam cara, baik melalui bahasa maupun budaya seperti halnya
dilakukan oleh para wali Allah di Pulau Jawa. Para wali Allah tersebut dengan segala
kehebatannya dapat menerapkan ajaran dengan melalui bahasa dan budaya daerah
setempat, sehingga masyarakat secara tidak sengaja dapat memperoleh nilai-nilai Islam
yang pada akhirnya dapat mengemas dan berubah menjadi adat istiadat di dalam hidup
dan kehidupan sehari-hari dan secara langsung merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kebudayaan bangsa Indonesia, misalnya: setiap diadakan upacara-upacara adat
banyak menggunakan bahasa Arab (Al-Qur’an), yang sudah secara langsung masuk ke
dalam bahasa daerah dan Indonesia, hal tersebut tidak disadari bahwa sebenarnya yang
dilaksanakan tidak lain adalah ajaran-ajaran Islam.6

D. Pendekatan Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku atau prilaku
seseorang yang nampak lahiriyah dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya baik
mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, dengan
singkat disebut ilmu jiwa. Karena beragamnya para ahli dalam mendefinisikan pengertian
psikologi, maka penulis hanya mengutip dua pakar yang mewakili dalam pendefinisian
psikologi.
Menurut Plato dan Aristotes bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
Sedangkan menurut Morgan, C.T. King bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan hewan. Berbeda halnya dalam khazanah keilmuan Islam bahwa
psikologi tidak semata sebagai ilmu yang membahas perilaku sebagai fenomena kejiwaan
belaka melainkan dibahas dalam konteks sistem kerohanian yang memiliki hubungan
vertikal dengan Allah Swt.
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Inggris Psychology yang
berasal dari bahasa Yunani Kuno Psychē yang berarti jiwa dan logos artinya ilmu,
sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari
tentang jiwa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia psikologi berarti ilmu yg berkaitan
dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku,
ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Dalam studi agama pendekatan

6
Badri Yatim, Historiografi Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 1

7
psikologi ini merupakan usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-aspek
pengalaman keagamaan. Suatu esensi pengalaman keagamaan itu benar-benar ada dan
bahwa dengan suatu esensi pengalaman tersebut dapat diketahui. Interpretasi agama
melalui pendekatan psikologis memang berkembang dan dijadikan sebagai cabang dari
psikologi dengan nama psikologi agama. Objek ilmu ini adalah manusia, gejala-gejala
empiris dari keagamaanya.
Psikologi Islami memandang bahwa manusia selalu dalam proses berhubungan dengan
alam, manusia, dan Tuhan. Hubungan manusia dengan alam sangat diperlukan untuk
menghargai dan menghormati terhadap ciptaannya sehingga manusia mampu menjaga
lingkungan yang baik. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya yaitu menjaga
dan melindungi harga dan martabat sebagai manusia, karena manusia diciptakan sama,
maka sikap dan tindakan jangan sampai mengakibatkan perpecahan dan permusuhan.
Sementara manusia dengan Tuhan tiada lain untuk menciptakan hubungan penghambaan
yang baik, karena manusia diciptakan oleh Allah Swt dengan penuh kasih sayang.
Dalam pandangan psikologis humanistik, manusia mempunyai potensi untuk
berbuat baik dari aspek kemauan, kebebasan, perasaan, dan pikiran untuk mengungkap
makna hidup dengan berdasarkan nilai-nilai ketauhidan sehingga manusia mampu
mengembangkan potensi dan kualitas hidup yang Islami. Oleh karena itu, konsep tersebut
mengintegrasikan hubungan piramida antara nafsu, akal, dan hati ke dalam konteks
psikologis manusia dengan berdasarkan pada ajaran-ajaran wahyu. Hubungan konsep
psikologis humanistik tersebut, akan melahirkan kreatifitas hidup sebagaimana yang telah
dipesankan Tuhan dalam al-Qur'an yaitu semangat untuk berpikir, kemauan berbuat
kebaikan dan menciptakan nilai-nilai spritualitas yang tinggi demi kualitas hidup manusia
secara universal.
Sebagaimana yang terdapat dalam surah Al-Ikhlas sebagai berikut:

‫‌ُقۡل ُهَو ُهّٰللا َاَح ٌد‬


Artinya : Katakanlah: "Dia-lah Allah Swt, yang Maha Esa" (QS. Al-Ikhlas, 112 : 1).

Ayat di atas dipertegas dengan ayat lain yang menunjukkan bahwa Dialah
pencipta segala yang ada. Pengakuan terhadap Tuhan Esa dapat dirasakan dan dipercayai
oleh manusia ketika ia menggunakan olah pikir hati dan dukungan olah pikir akal. Iman
berarti keselamatan atau keamanan, dan ini melibatkan pengakuan di hati dan perbuatan

8
anggota badan, yang keduanya diperkuat oleh kemampuan pola pikir. Beriman kepada
Allah Swt dalam hal ini disebutkan untuk menunjukkan bahwa hal itu memberikan
kerangka dasar di mana moralitas harus dilaksanakan. Manusia dapat memilih moralitas
tanpa agama, namun kondisi ini akan membawa manusia kepada bencana ideologi
komunisme.

Dasar lain dari pengakuan adalah mengakui atas kerasulan Nabi Muhammad
SAW, wahyu, dan kitab suci. Salah satu ajaran dasar lain dalam Islam ialah bahwa
manusia itu berasal dari Allah Swt dan akan kembali kepada-Nya. Islam berpendapat
bahwa hidup manusia di dunia ini tidak bisa terlepas dari hidup manusia di akhirat.
Bahwa lebih dari itu, corak hidup manusia di dunia ini menentukan corak hidupnya di
akhirat kelak. Prinsip-prinsip ajaran tersebut harus dilakukan oleh umat Islam untuk
mengembangkan kesadaran spritual untuk meningkatkan kualitas dan potensi hidup
secara Islami.

Semangat konsep psikologis humanistik mengisi dan mengembangkan bahkan


mengkritik konsep-konsep barat yang cenderung mengedepankan konsep pemisahan
agama dengan ilmu pengetahuan.Simbol yang mencolok dari arogansi manusia ini adalah
penyombongan terhadap Titanic yang tenggelam ke dalam lautan Allah Swt pada musim
semi tahun 1912. Salah satu bukti kritikan terhadap Barat tentang perkembangan
psikologis yaitu Sigmund Freud dalam teori psikoalisis yang menyatakan bahwa, anatomi
tubuh manusia ada tiga kategori yaitu, id, ego, dan super ego yang tidak dapat dipisahkan.
Menurutnya, yang lebih dominan dalam struktur psikis manusia bawah sadar adalah id
dan memandang manusia sebagai makhluk yang sangat ditentukan oleh masa lalunya.

9
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pendekatan Metodologi Studi Islam adalah cara pandang atau paradigma yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai
dengan cara pandangnya. Adapun pendekatan studi Islam, antara lain:
1. Pendekatan filosofis merupakan studi proses tentang kependidikan yang didasari
nilai-nilai filosofis yang bersumber dari Al Quran dan Hadist.
2. pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut tinjauan
sejarah, dan menjawab permasalahan serta menganalisisnya dengan menggunakan
metode analisis sejarah. Sejarah atau kejadian masa lalu yang menyangkut
kejadian atau keadaan yang sebenarnya.
3. pendekatan budaya tersebut adalah masuknya Islam ke Indonesia lengkap dengan
seni dan kebudayaannya, maka Islam tidak lepas dari budaya Arab.
4. Pendekatan psikologi adalah paradigma cara pandang memmahami agama dengan
mempelajari jiwa seseorang dengan cara melihat gejala perilaku yang dapaat
diamati. Dalam Islam banyak sekali pengambaran batin.

B. SARAN

Demikian makalah yang berjudul “Pendekatan Studi Islam” Penulis buat. Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran
konstruktif penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah
ini menjadi motivator dan inspirator bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2004), hlm. 49.

Amin Abdullah, dkk. Rekonstruksi Metodologi Ilmu – Ilmu Keislaman. (Yogyakarta : Suka
Press. 2003), hlm. 176 – 178.

Arifin M., 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Departement Pendidikan dan Kebudayaan R.I., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), hal. 794

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/927-Article%20Text-1484-1-10-20191104.pdf

http://icrp-online.org/2015/12/09/ragam-pendekatan-studi-islam-bagian-iii/

http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ihya/article/view/413/316

http://www.tetaplahberbinar.com/2014/12/beberapa-pendekatan-studi-islam.html

Langgulung Hasan, 2003, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Al-Husna Baru

Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara

Shaleh Abdul Rahman & Wahab Muhib Abdul, 2005, Psikologi Suatu Pengantar,Dalam
Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, Cet. II

11

Anda mungkin juga menyukai