Anda di halaman 1dari 14

STUDI ISLAM DALAM PENDEKATAN FILOSOFIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Metode Studi
Islam Dosen Pengampu Saipul Siagian, S.Ag.,M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 11

NAMA : - DILA CITRA

- LISNAINI SUTRI HAYANI

MATKUL : METODE STUDI ISLAM

PROGRAM STUDI : PGMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


STIT AL-HIKMAH TEBING TINGGI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas bagi kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya. Tak lupa,
sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Metodologi
Studi Islam dengan mengangkat tema “Studi Islam dalam Pendekatan Filosofis”. Diharapkan,
makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
Mungkin dalam penyusunan makalah ini, terdapat banyak kesalahan di dalamnya, maka
dari itu penulis harapkan kritik serta saran yang membangun sehingga di kemudian hari akan
menjadi lebih baik. Kami berharap agar makalah ini akan bermanfaat bagi pembaca.

Tebing tinggi, 21 November 2022

Pemateri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

A. Pengertian Pendekatan Filosofis...........................................................................................2

B. Pengertian Studi Islam..........................................................................................................6

C. Studi Islam dalam Pendekatan Filosofis...............................................................................7

BAB III..........................................................................................................................................10

PENUTUP.....................................................................................................................................10

A. Kesimpulan.........................................................................................................................10

B. Saran...................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teoritis Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan
kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa
ajaran yang bukan hanya mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber
ajaran yang mengambiul berbagai aspek adalah Al-Qur’an dan Hadist. Sejak awal
permulaan sejarah umat Islam, agama sudah terdapat pada semua lapisan masyarakat
dari seluruh tingkat kebudayaan.1 
Disamping itu juga pada masa sekarang, ketika umat Islam sedang menghadapi
tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi keislaman menjadi sangat
urgen. Dalam kondisi demikian umat Islam dituntut untuk melakukan gerakan
pemikiran yang diharapkan dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang
dan operasional untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan tersebut. Oleh
karena itu juga Studi Islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya dan
digunakannya pendekatan-pendekatan yang bersifat objektif dan rasional, contohnya
melalui pendekatan Filosofi. Maka untuk lebih jelasnya pemakalah akan membahas
salah satu dari pendekatan tersebut yaitu “Studi Islam dalam Pendekatan Filosofis ”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendekatan Filosofis ?
2. Apa pengertian Studi Islam ?
3. Bagaimana Studi Islam dalam Pendekatan Filosofis?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pendekatan Filosofis
2. Mengetahui pengertian Studi Islam
3. Memahami Studi Islam dalam Pendekatan Filosofis
BAB II
1
Darajat, Zakiah. 1996. Perbandingan Agama, Jakarta: Bumi Aksara, Hlm 62

1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Filosofis
1. Pengertian Pendekatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pendekatan adalah Pertama, Proses
perbuatan, cara mendekati. Kedua, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode - metode untuk mencapai
pengertian tentang masalah penelitian. Dalam bahasa inggris pendekatan diistilahkan
dengan “Approach”, dalam bahasa Arab disebut dengan “Madkhal”.2 Pendekatan
adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam.
Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai dengan paradigmanya.3
Secara terminologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan bersifat
aksiomatis. Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenal hakikat bahasa dan
pengajaran bahasa serta belajar bahasa.4 Bila dikaitkan dengan pendidikan Islam
pendekatan mempunyai arti serangkaian asumsi mengenai hakikat pendidikan Islam
dan pengajaran agama Islam serta belajar agama Islam.
Menurut Yatimin Abdullah pendekatan artinya cara/sudut pandang atau
paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam
memahami agama.5 Sedang pendapat yang lain mengatakan pendekatan adalah suatu
sikap ilmiah (persepsi) dari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah.6
Dari beberapa pengetian diatas arti pendekatan masih terus diperdebatkan
sehingga melahirkan dua kelompok besar. Kelompok pertama berpendapat bahwa
arti pendekatan mempunyai dua makna yaitu dipandang atau dihampiri dengan dan
cara menghampiri atau memandang fenomena (budaya dan sosial). Jika dipandang
atau hampiri, pendekatan berarti paradigma sedang cara menghampiri atau
2
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press. hlm.
59.
3
M. Yatimin, Abdullah 2006. Pengantar Studi Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Hlm 58
4
Ibid. Hlm. 32
5
Ibid hlm. 16
6
Nata, Abuddin. 2008. Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 43

2
memandang, prndekatan berarti perspektif atau sudut pandang. Sedangkan kelompok
kedua berpendapat bahwa pendekatan berarti disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi
Islam dengan pendekatan sosiologis sama artinya mengkaji Islam dengan
menggunakan disiplin ilmu sosiologi. Konsekwensinya, pendekatan disini
menggunakan teori-teori dari disiplin ilmu yang dijadikan sebagai pendekatan. Oleh
karena itu arti pendekatan dalam agama Islam bukan hanya monopoli kalangan teolog
dan normalis saja melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan
pendekatan dan kesanggupannya sehingga apabila terjadi perbedaan pendapat dalam
memahami makna pendekatan itu sendiri merupakan hal yang wajar. Sehingga dari
semua pendapat diatas dapat dipahami bahwa pendekatan mempunyai peranan yang
sangat penting dalan studi Islam karena terkait dengan pemahaman tentang Islam itu
sendiri.
Dari pendapat-pendapat di atas pemakalah dapat mengambil kesimpulan
bahwa pendekatan adalah cara/sudut pandang atau paradigma yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu untuk menemukan suatu kebenaran yang ilmiah yang selanjutnya
digunakan dalam memahami agama.
2. Pengertian Filosofis
Secara etimologis, kata filsafat atau falsafah berasal dari bahasa Yunani, yakni
dari kata philo yang berarti cinta, suka, dan senang, serta kata sophia yang berarti
pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan demikian, philosophia berarti cinta, senang,
atau suka kepada pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan. 7 Selain itu, filsafat dapat
pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta
berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Al-Syaibani, mengatakan filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, akan tetapi cinta
terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya Al-Syaibani menambahkan

7
Ghazali, Adeng Muchta. 1984. Ilmu Perbandingan Agama, Bandung: Pustaka Setia, Hlm 9

3
bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab
dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman- pengalaman manusia.8
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, Poerwardaminta mengartikan filsafat
sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-
asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Pengertian filsafat yang umumnya
digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Gazalba. Menurutnya, filsafat
adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka
mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
Orang yang cinta kepada pengetahuan atau kebijaksanaan disebut philosophos atau
dalam bahasa Arab failosuf (filosof).9
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya
berupaya menjelaskan inti, hakikat atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di
balik obyek formanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas, dan inti,
hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang terdapat di balik yang bersifat lahiriah.
Kegiatan berfikir untuk menemukan hakikat itu dilakukan secara mendalam.
Louis O. Kattsof mengatakan bahwa kegiatan kegiatan kefilsafatan ialah merenung.
Akan tetapi,  merenung bukanlah melamun, juga bukan berfikir secara kebetulan
yang bersifat untung-untungan, melainkan dilakukan secara mendalam, radikal,
sistematis dan universal.10  Berfikir secara filosofis juga selanjutnya dapat digunakan
dalam memenuhi ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari
ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama.
Dengan demikian dapat difahami bahwa pengertian pendekatan filosofis
adalah   upaya pendekatan agama melalui ilmu filsafat. Berfikir secara filosofis, dapat
digunakan dalam memahami ajaran agama agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran

8
Asy-Syaibany, Muhammad Athaumy. 1992. Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma`arif, 1992,
hlm. 5
9
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers. Hlm 16
10
Anwar, Rosihon dkk. 2009. Pengantar Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia. Hlm 9

4
agama dapat dimengerti dan difahami secara seksama.11 Atau dengan kata
lain  pendekatan Filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan
filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan
menggunakan metode analisis.12
Konsep tersebut menujukkan bahwa filsafat merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijasanaan sebagai sasaran
utamanya. Filsafat juga memilki pengertian dari segi istilah atau kesepakatan yang
lazim digunakan oleh para ahli, atau pengertian dari segi praktis. Secara terminologis
arti informal dari filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah sebuah
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung
tinggi. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Filsafat
berusaha memadukan temuan sains dengan pengalaman kemanusiaan sehingga
menjadi pandangan yang konsisten tentang alam semesta dan isinya. Filsafat
merupakan usaha menafsirkan segala sesuatu berdasarkan akal pikiran (rasionalisme)
dan seluruh alam semesta (empirisme) secara sistematis, mendalam, radikal dan
komprehensif.13
Dari penjelasan di atas pemakalah dapat mengambil kesimpulan bahwa
pendekatan filosofis adalah suatu upaya untuk memahami kerangka agama secara
mendalam, sistemik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti,
hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Pendekatan filosofis ini juga
sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Buku berjudul Hikmah At-tasyri’
wa Falsafatuhu yang ditulis oleh Muhammad Al-Jurjawi berupaya mengungkapkan
hikmah yang terdapat dibalik ajaran-ajaran agama Islam.

B. Pengertian Studi Islam


11
Ibid hlm. 36
12
Taufik, Ahmad dkk, 2004. Metodologi Studi Islam, Jawa Timur: Bayumedia. Hlm. 29
13
Nasution, Andi Hakim. 1999. Pengantar ke Filsafat Sains, Bogor: Litera Antar Nusa. hlm. 31.

5
Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Dengan kata lain “usaha sadar dan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-
beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan
ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari, sepanjang sejarahnya.14 Menurut Ahmad Taufik studi Islam adalah
pengkajian tentang ilmu-ilmu keislaman, adapun yang dimaksud ilmu-ilmu keislaman
adalah pengkajian yang tidak hanya pada aspek-aspek normatif dan dogmatis, tetapi
juga pengkajian menyangkut aspek sosiologis.15
            Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya
dilaksanakan oleh umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di
luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam bertujuan untuk
memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat
melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar kalangan umat
Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-
praktik keagamaan yang berlaku di kalangan umat Islam, yang semata-mata sebagai
ilmu pengetahhuan (Islamologi). Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu
pengetahuan pada umumnya, maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan
praktik-praktiknya tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan
tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Islamic Studies adalah studi tentang disiplin dan tradisi intelektual keagaamaan
klasik menjadi inti dari Islamic Studies, karena ada di jantung kebudayaan yang
dipelajari dalam peradaban Islam dan agama Islam, dan karena banyak muslim
terpelajar masih memendangnya sebagai persoalan penting.Pengertian Islamic Studies
sebagai studi tentang teks-teks Arab pra-modern utamanya karena itu mesti

14
Ghazali, Adeng Muchtar. 1984. Ilmu Perbandingan Agama, Bandung: Pustaka Setia. Hlm 40
15
Taufik, Ahmad dkk, 2004. Metodologi Studi Islam, Jawa Timur: Bayumedia. Hlm. 43

6
dipertahankan. Ketrampilan utama yang dibutuhkan adalah bahasa Arab.16
Islamic Studies adalah bukan sebuah disiplin, namun ia lebih merupakan
kesalinghubungan anatara beberapa disiplin. Dalam bahasa metodologi, para peneliti
meminjam serangkaian disiplin termasuk ilmu-ilmu sosial. Kurang tegasnya batasan-
batasan ini justru menyediakan peluang untuk memperkaya studi interdisipliner yang
beragam.17

C. Studi Islam dalam Pendekatan Filosofis


Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan
pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang
bersifat hakiki, universal dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau
dipertemukan dengan budaya dan dunia modern, agar mampu memberikan alternatif
pemecahan permasalahan yang dihadapi umat manusia pada umumnya dan umat
Islam khususnya. Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya
mempergunakan akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan
filosofis.

Pendekatan filosofis dalam studi Islam itu artinya mengkaji dan memahami
Islam dan ajaran-ajarannya dengan menggunakan disiplin Ilmu Filsafat. Dimana
pendekatan filosofis menggunakan pikiran. Dalam mempelajari ilmu-ilmu Islam itu
diperlukan pikiran menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan persoalan Islam.
Untuk mencari secara hakikat, inti, kebenaran, keutamaan dan kebijakan tentang
segala sesuatu maka diperlukanlah berpikir secara:
1. Sistematis artinya berpikir yang teratur, tidak melompat-lompat, menggunakan
kaidah dan aturan berpikir sebagaimana diatur dalam ilmu mantik, yaitu suatu ilmu
yang memandu jalan pikiran seseorang agar tidak sempat terjerumus kedalam
pikiran yang keliru, tersesat dan menyesatkan orang lain.
16
Baidhawy, Zakiyyuddin. 2011. Studi Islam Pendekatan Dan Metode. Yogyakarta: Insan Madani.
hlm 2.
17
Ibid. Hlm 4

7
2. Mendalam artinya berpikir tentang segala sesuatu secara tuntas hingga benar-benar
hasil pikirannya itu sulit dibantah begitu saja. Pikiran tersebut dihasilkan melalui
proses yang panjang dengan merenung, melihat, membandingkan, membaca
berbagai literature, menguji kembali, hingga benar-benar kukuh dan mendalam.
3. Radikal artinya berpikir hingga sampai kepada akar-akarnya yang paling dalam
dan tidak terhalang oleh sesuatu apapun, kecuali kebenaran yang mutlak dari
Tuhan.
4. Spekulatif artinya berpikir yang menerawang jauh ke depan, menggunakan akal
pikiran dengan seluas-luasnya, merenung, bertafakur, kontemplasi, menyendiri
dalam keheningan jiwa, akal waktu dan tempat.
5. Universal artinya berpikir yang menyeluruh yang tidak dibatasi oleh hal-hal yang
bersifat particular. Hasil pikiran tersebut meliputi dan menjangkau semua sifat dan
jenis yang dipikirkan.18
Adapun manfaat yang diperoleh pada kajian ilmu–ilmu keislaman melalui
pendekatan filsafat ini diharapkan seseorang memiliki kompetisi:
a. Memahami konsep dasar filsafat yang berkaitan dengan arti istilah dan rumusan
filsafat, obyek studi dan pembidangan filsafat, metode-metode filsafat, bidang-
bidang kajian filsafat, aliran-aliran filsafat serta relasi fungsional antara filsafat
dan agama. Pemahaman konsep dasar ini dapat dijadikan landasan pemikiran,
perencanaan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman (islamic stuides) secara
akademik dan profesional.
b. Mampu mengembangkan diri sebagai ilmuwan Islam yang dapat membangun
kerangka berpikir kritis dan sistematik serta dapat mengaplikasikannya dalam
konteks penggunaan alternatif metodologi penelitian, baik pendekatan kuantitatif
dan kualitatif maupun perpaduan kedua-duanya dalamkonsentrasi bidang ilmu-
ilmu keislaman (islamic stuides) yang menjadi minat utamanya.19
Secara spesifik manfaat pendekatan filsafat bagi mahasiswa sebagai berikut:

18
Muhaimin, dkk, 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana. Hlm 57
19
Nasution, Harun. 1999. Falsafah Agama, Jakarta: Bulan Bintang. hlm. 10

8
a. Membiasakan diri untuk bersikap kritis.
b. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional, opini dan argumentasi.
c. Mengembangkan semangat toleransi dan pluralitas dalamperbedaan pandangan.
d. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.20
Dengan menggunakan pendekatan filosofis ini dalam Studi Islam, maka
sesorang akan dapat memberi makna terhadap sesuatu yang dijumpainya. Dan dapat
pula menangkap hikmah dan ajaran yang terkandung di  dalamnya. Dengan cara
demikian, ketika seseorang mengerjakan suatu amal ibadah ia tidak akan merasakan
kekeringan spiritual yang dapat menimbulkan kebosanan. Semakin menggali makna
filosofis dalam ajaran agama, maka semakin meningkat pula sikap, penghayatan dan
daya spiritualitas yang dimiliki seseorang.
Namun demikian, pendekatan filosofis tidak berarti menafikan atau
menyepelekan bentuk pengalaman agama yang bersifat formal. Cara kerja
pendekatan filosofis juga memerlukan bantuan, baik dari agama maupun ilmu
pengetahuan. Filsafat mempelajari segi bathin yang bersifat esoterik, sedangkan
bentuk (formal) memfokuskan segi lahiriah yang bersifat eksotorik.  Filsafat selalu
memikirkan kembali atau mempertanyakan kembali segala sesuatu yang datang
secara otoritatif, sehingga mendatangkan pemahaman yang sebenar-benarnya.
selanjutnya bisa mendatangkan kebijaksanaan. Dan menghilangkan kesenjangan
antara ajaran-ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan modern, sebagaimana
yang sering dipakai dan menggejala dikalangan umat Islam selama ini.

Hidayat, Asep Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa, Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda,
20

Bandung: Remaja Rosdakarya.hlm. 17.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat atau hikmah mengenai
sesuatu yang berada di balik obyek formanya. Filsafat mencari sesuatu yang
mendasar, asas, dan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang terdapat di
balik yang bersifat lahiriah.
Pendekatan Metodologi Studi Islam adalah cara pandang atau paradigma yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek
yang sesuai dengan cara pandangnya.
Pendekatan filosofis dalam studi Islam itu artinya mengkaji dan memahami
Islam dan ajaran-ajarannya dengan menggunakan disiplin Ilmu Filsafat. Dimana
pendekatan filosofis menggunakan pikiran. Dalam mempelajari ilmu-ilmu Islam itu
diperlukan pikiran menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan persoalan Islam.
Untuk mencari secara hakikat, inti, kebenaran, keutamaan dan kebijakan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan kepada pembaca
agar membaca dan memahami mengenai bagaimana studi Islam dalam pendekatan
filosofis agar kelak mampu sehingga mendatangkan pemahaman yang sebenar-
benarnya. selanjutnya bisa mendatangkan kebijaksanaan. Dan menghilangkan
kesenjangan antara ajaran-ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan modern.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon dkk. 2009. Pengantar Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.
Asy-Syaibany, Muhammad Athaumy. 1992. Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al
Ma`arif.
Baidhawy, Zakiyyuddin. 2011. Studi Islam Pendekatan Dan Metode. Yogyakarta:
Insan Madani.
Darajat, Zakiah. 1996. Perbandingan Agama, Jakarta: Bumi Aksara.

Ghazali, Adeng Muchtar. 1984. .Ilmu Perbandingan Agama, Bandung: Pustaka


Setia.
Hidayat, Asep Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa, Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna
dan Tanda, Bandung: Remaja Rosdakarya.
M. Yatimin, Abdullah. 2006. Pengantar Studi Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Muhaimin, dkk, 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana.
Nasution, Andi Hakim. 1999. Pengantar ke Filsafat Sains, Bogor: Litera Antar Nusa.
Nasution, Harun. 1999. Falsafah Agama, Jakarta: Bulan Bintang.
Nata, Abuddin. 2008. Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers.
Taufik, Ahmad dkk. 2004. Metodologi Studi Islam, Jawa Timur: Bayumedia.

11

Anda mungkin juga menyukai