Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANDANGAN ILMU FIQIH TERHADAP KAUM WANITA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Ade Saepurrohman, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 10 :


-Rahmawati
-Bima Ghofaroli Sya’bani

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI


Jl.Lio Balandongan Sirnagalih,Jl Begeg No 74,Cikondang,Kec.Citamiang,Kota
Sukabumi,Jawa Barat 43161
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
"Pandangan Ilmu Fiqih Terhadap Kaum Wanita".

Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan mengenai


Pandangan Ilmu Fiqih Terhadap Kaum Wanita . Tugas ini disajikan sebagai bahan
materi mata kuliah Metodologi studi Islam STAI Sukabumi.

Saya menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan
dan kesalahan, baik dalam penulisan dan pembahasannya maka saya mohon maaf
kepada para pembaca. Dan saya pun meminta kritik dan saran kepada para pembaca
yang bersifat membangun, agar saya bisa menjadi lebih baik lagi. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman. Aamiin

Sukabumi, 18 Desember 2019


Penyusun

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................3
A. Pengertian Metodologi Studi Islam....................................................................3

B. Metode-Metode dalam Metodologi Studi Islam.................................................3

BAB III PENUTUP................................................................................10


A. Simpulan...........................................................................................................10

B. Saran.................................................................................................................10

DAFTAR  PUSTAKA............................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupkan sebuah sistem universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia. Dalam Islam, segala hal yang menyangkut kebutuhan manusia, dipenuhi
secara lengkap. Semuanya diarahkan agar manusia mampu menjalani kehidupan yang
lebih baik dan manusiawi sesuai dengan kodrat kemanusiaannya (Hasan al-Banna,
1976: 2). Jika hal itu dilakukan, maka akan selamat dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Sebagai sebuah sistem, Islam memiliki sumber ajaran yang lengkap, yakni
Al-Quran dan Hadist dalam kehidupannya, maka ia tidak akan pernah tersesat
selama-lamanya (HR. Muslim). Al-Quran, dipandang sebagai sumber ajaran dan
sumber hukum Islam yang pertama dan utama, sedangkan hadist merupakan sumber
hukum kedua setelah Al-Quran.

Ketika Al-Quran dan hadist dipahami dan dijadikan sebagai obyek kajian, maka
muncullah penafsiran, pemahaman dan pemikiran. Demikian juga lahirlah
berbagaijenis ilmu Islam yang kemudian disebut “Dirasah Islamiyah” atau Islamic
Studies. Jika Al-Quran dan Hadist, dipahami dalam bentuk pengetahuan Islam, maka
kebenarannya berubah menjadi relative, dan tidak lagi mutlak. Hal ini karena
pemahaman, pemikiran dan penafsiran merupakan hasil upaya manusia dalam
mendekati kebenaran yang dinyatakan dalam wahyu Allah (Al-Quran) dan sunnah
Rasulullah Saw. Karena produk manusia maka hasilnya relatif bisa benar, tapi juga
bisa salah. Bisa benar untuk waktu tertentu, tapi tidak untuk waktu yang lain.
Untuk memahami Al-Quran dan Hadist sebagai sumber ajaran Islam, maka
diperlukan bebagai pendekatan dan metode studi Islam yang tepat, akurat dan
responsible. Dengan demikian, diharapkan Islam sebagai sebuah sistem ajaran yang
bersumber pada Al-Quran dan Hadist, dapat dipahami secara komprehensif

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Metodologi Studi Islam?
2. Apa Saja Metode Metode pada Metodologi Studi Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Arti dari Metodologi Studi Islam
2. Mengetahui Metode-Metode Studi Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi Studi Islam
Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu method dan logos. Method
berarti cara, kiat dan seluk yang berkaitan dengan upaya menyelesaikan sesuatu.
Logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan wawasan. Metodologi berarti
pengetahuan tentang metode atau cara-cara yang berlaku dalam kajian atau penelitian.
Pendapat lain mengtakan bahwa metodologi adalah pengetahuan tentang metode-
metode. Jadi, metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang
digunakan dalam penelitian.

Satu metode saja tidak bisa dipilih untuk mempelajari Islam, karena Islam
adalah bukan agama yang monodimensi. Metode-metode ilmiah dalam segala cabang
ilmu pengetahuan telah mengalami perubahan dalam perkembangan dan pendekatan-
pendekatan telah ditemukan. Dalam penyelidikan tentang agama, jalan-jalan baru
harus ditempuh dan metode-metode atau pendektan-pendekatan baru harus dipilih.

D. Metode-Metode dalam Metodologi Studi Islam


a) Metodologi Filologi
Kata filologi berasal dari bahasa Yunani Philologia yang
berarti cinta kepada bahsa, karena huruf membentuk kata, kata
membentuk kalimat, dan kalimat adalah inti dari bahasa. Filologi
dipakai dalam arti pengkajian teks atau penelitian yang berdasarkan
teks. Metode filologi merupakan metode penelitian berdasarkan
analisis teks. Istilah filologi berarti suatu metode yang mempelajari
dan meneliti naskah-naskah lama untuk mengerti apa yang terdapat
didalamnya sehingga diketahui latar belaang kebudayaan masyarakat
yang melahirkan naskah-naskah itu.
Seorang tokoh Islam tenama, Muhammad Arkoun (1994:9)
mengemukakan bahwa, “filologi” merupakan kata Yunanivyang

3
secara harfiah berati kesukaan akan kata, dipakai dalam arti
pengkajian teks atau penelitian yang berdasarkan teks.
Misalnya, dalam bidang ilmu kesusastraan atau ilmu sejarah.
Metode filologis adalah metode penelitian berdasarkan analisis teks.
Jadi, istilah filologi berarti suatu metode yang mempelajari dan
meneliti naskah-naskah lama untuk mengerti apa yang terdapat di
dalamnya sehingga diketahui latar belakang kebudayaan masyarakat
yang melahirkan naskah-naskah itu.
Metode ini digunakan jika sumber atau data berupa naskah atau
manusktrip. Hal ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara
cermat pemikiran-pemikiran yang terdapat dalam naskah tersebut
melalui analisis kosa kata yang digunakan, nuansa-nuansa yang ada di
dalamnya sehingga dapat terhindar dari kesalah pahaman pemikiran.
b) Metode Deskriptif
Deskriptif memiliki arti uraian apa adanya yang berasal dari
suatu tempat atau tokoh sebuah peristiwa. Bisa juga berasal dari
seorang tokoh yang menyangkut pemikirannya. Metode ini digunakan
untuk mengangkat pemikiran yang diteliti. Karena tujuannya inilah,
maka yang dilakukan hanya menggunakan pemikiran pengarang.
Metode ini digunakan jika peneliti ingin mengangkat sosok pemikiran
yang diteliti. Karena tujuannya yang seperti itu, maka yang dilakukan
hanya menggunakan pemikiran pengarang dengan cara menjelaskan
dan menghubugkan secara cermat data dalam bentuk-bentuk
penyataan dan rumusan-rumusan pendapat. Selanjutnya, jika
penelitian ingin diperdalam pada implikasi-implikasi logis maupun
emperik, maka dilakukan analisis rasional kosa kata atau sosial
empirik.
c) Metode Komparatif

4
Komparatif artinya perbandingan antara yang satu dengan yang
lainnya. Metode perbandingan dimaksudkan untuk menemukan tipe,
corak atau kategori suatu pemikiran, kemudian memposisikannya
dalam peta pemikiran secara umum.
Yang dilakukan dalam metode pebandingan adalah, pertama-tama
mengemukakan teori induk yang menggambarkan tipologi atau aliran-
aliran pemikiran dengan berbagai indikatornya. Teori ini kemudian
digunakan untuk mendeduksi pemikiran dengan berbagai indikatornya.
Teori ini kemudian digunakan untuk mendeduksi pemikiran yang telah
direkontruksi (dibangun kembali).
d) Metode Hermeneutika
Metode hermeneutika dimaksudkan untuk menemukan
hubungan pemikiran yang diteliti dengan gejala-gejala sosial yang ada.
Hermeneutik adalah studi tentang prinsip-prinsip metodologi
interpretasi dan eksplanasi khususnya kajian tentang prinsip-prinsip
umum interpretasi kitab suci. Teks bukan sebuah warisan yang hanya
bermakna saat dijabarkan secara harfiyah, tetapi sebuah proses
pemaknaan yang amat mengandaikan subjek sebagai perespons  dan
konteks sosial yang melingkupinya.
Penerepan hermeneutik cukup luas pada ilmu-ilmu
kemanusiaan, seperti sejarah, agama, filsafat, seni, sastra dan lain
sebagainya. Disiplin ilmu yang pertama yang banyak menggunakan
hermeneutik adalah ilmu tafsir kitab suci. Sebab semua karya yang
mendapatkan inspirasi Ilahi Al-Quran supaya dapat dimengerti
memerulkan interpretasi atau hermeneutik. Teks sejarah yang ditulis
dalam bahasa yang rumit yang beberapa abad tidak dipedulikan oleh
para pembacanya, tidak dapat dipahami dalam kurun waktu seseorang
tanpa penafsiran yang benar. Istilah-istilah yang dipakai mungkin ada
kesamaannya, tetapi arti atau makna istilah-istilah itu bisa berada.

5
Contoh dari penggunaan hermeneutik dalam kajian Islam
adalah dalam tulisan yang berjudul Memahami Matan Hadis lewat
Pendekatan Hemeneutik (Stud Hadis tentang Amalan Utama, Larangan
Wanita Pergi Sendirian, Larangan Melukis). Dalam perspektif ini, hadis
bagaiakan cermin yang sanggup memantulkan berbagai wajah dengan
orang yang datang bercermin atau berdialog dengannya. Artinya sebuah
matan hadis tidak mesti dipahami dalam bentukpemahaman yang
monolitik, seragam dan given dari varian mazhab-mazhab yang ada.
Penafsiran dan pemaknaan yang muncul dari sebuah hadis sangat
dipengaruhi oleh alam pikiran, budaya, dan bahasa pihak pembacanya.
Pemahaman dan penafsiran hadis yang bersifat multi dimensi,
pluralistic dan memiliki fusion of horizon bagi pembaca yang hidup
pada zaman yang bebeda, tentunya melahirkan penafsiran yang berbeda
pula.
e) Metode Fenomenologi
Metode fenomenologi digunakan untuk mancari hubungan-
hubungan pemikiran dengan kondisi-kondisi sosial yang ada sebelum
dan sesudah pemikiran itu muncul. Metode fenomenologi merupakan
metode yang didasari oleh filsafat fenomenologi, yaitu mengajarkan
pada pentingnya melihat gejala yang tampak dari sebuah entitas untuk
menafsirkan alam pemikiran yang berkembang dalam entitas tersebut.
Jika fenomenologi digunakan dalam mengkaji Islam berarti seorang
peneliti memahami dan menganalisis Islam bukan atas dasar nilai-nilai
yang tertuang dalam teks yang bersifat normatif, namun bagaimana
seorang peneliti memahami dan menganalisis Islam berdasarkan apa
yang dipahami dan diamalkan oleh umatnya.
Metode fenomenologi jika diterapkan pada wilayah
keagamaan, terlalu menekankan hal-hal yang abstrak sehingga kurang
mempunyai kerangka etispragmatis, seperti teologi. Karena itu, dalam

6
wacana studi keislaman, pendekatan ini harus dikompromikan.
Hubungan antara keduanya dapat diumpamakan seperti pure sciences
(fenomenologi) dan applied sciences (teologi), sehingga keduanya bisa
saling mengisi dan memperkuat.
Dengan demikian Islam dipahami bukan dari sumber ajaran atau
doktrin berupa Al-Quran dan Sunnah, tapi Islam dipahami dari praktek
yang ditampilkan oleh penganutnya.
f) Metode Mistikal
Metode mistikal merupakan metode memehami Islam dari
perspektif mistik. Mistik identik dengan hal-hal yang supranatural,
irrasional, tetapi empiric. Ini menjadi sebuah demensi yang menarik.
Ternyata dalam Islam, tidak aspek realitas logis empiris yang harus
dofahami, tetapi juga adanya aspek mistikal-supranatural yang juga
harus dikaji. Tentu saja tidak mengunakan kaidah-kaidah ilmiah yang
logis-rasional, empiris, tetapi mengunakan kaidah mistik, yang
paradigmanya berbeda dengan paradigma sins-ilmiah.
Dalam hal ini, misalnya kita bisa memahami adalah dalam memahami
mukjizat yang diberikan Allah untuk para Nabi & Rasul. Nabi Ibrahim
dibakar di tengah bara api yang besar tetapi tidak hangus, Nabi Musa
bisa mengubah tongkatnya menjadi ular, Nabi Muhammad Saw.
Melemparkan pasir ke arah kaum kafir Quraisy sehingga mereka
tertidur pulas, ketika beliau akan hijrah ke Madinah. Begitu juga
dengan contoh lain. Hal ini bisa dipahami melalui metode mistik,
meskipun hal ini bagian dari Mukjizat.
g) Metode Holistik
Metode holistik merupakan gambaran dari beberapa metode
yang dimaksudkan untuk melihat semua aspek yang terdapat dalam
suatu pemikiran. Cara berpikir deduktif digunakan untuk membuat
tipologi, pebandingan digunakan untuk melihat pengaruh-pengaruh,

7
dan hermeneutika digunakan untuk menemukan hubungan pemikiran
dengan gejala-gejala sosial yang ada, sehingga pemahaman tentang
Islam akan semakin integral dan komprehensif.
Dengan metode holistik (menyeluruh) tentang Islam, maka Islam
sebagai ajaran yang universal dapat dipahami secara utuh dan integral
melalui pendekatan dan metode yang akurat, sesuai dan tepat. Hal ini
juga untuk menghindari dari pemahaman yang parsial (sepotong-
potong), tidak utuh, tidak sistematis, dan tidak universal.
h) Metode Filsafat
Metode filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-
kesimpulan yang universa ldengan meneliti akar permasalahannya.
Metode ini bersifst mendasar dengan cara radikal dan integral, karena
memperbincangkan sesuatu dari segi esensi (hakikat sesuatu). Harun
Nasution (1979:36) mengemukakan bahwa befeilsfat intinya adalah
berfikir secara mendalam, seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya, tidak
terikat kepada apapun, sehingga sampai kepada dasar segala dasar.
Filsafat adalah suatu cabang ilmu pengethuan yang membahas
segala sesuatu dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-
dalamnya, sejauh di dalam jangkauan kemampuan akal budi manusi.
Hubungan/ikatan filsafat dengan agama adalah kedua-duanya mencari
kebenaran yang sedalam-dalamnya. Bedanya filsfat dengan akal budi
manusia, sedangkan agama berdasarkan kepada kepercayaan (wahyu).
Untuk mencari kebenaran, diperlukan pendekatan dan metode
ilmiah. Pendekatan ialah suatu sikap ilmiah (persepsi) dan seseorang
yang harus ditunjukkan untuk menemukan kebenaran ilmiah yang
hendak dicapai. Sedangkan metode adalah sarana, atau cara untuk
memperoleh kebenaran ilmiah. Pendekatan dan metode erat
hubungannya. Pendekatan bersifat umum. Dalam suatu pendekatan
tertetu dapat dipergunakan bemacam-macam metode. Filsafat

8
menggunakan menggunakan pendekatan yang bersifat rsdikal, kritis
reflektif, dan integratif.
Adapun metode khusus yang lazim dipakai dalam filsafat, diantaranya
adalah sebagai berikut:
i) Metode Socrtes
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
yang dapat menimbulkan pertanyaan berikutnya dan jawabannya sekali.
Semacam dialog secara kritis, si penanya menemukan jawaban sendiri.
j) Metode Dialektis
Metode ini sudah dipakai sejak Aristoteles. Suatu metode
dengan proses dialektika. Menurut Aristotele, dialektika  merupakan
pemikiran yang logis. Sekarang dialektika dipakai oleh Hagel dalam
berfikir/pemikran bertahap melalui trilogy yakni these-anti these-
synthesa.
k) Metode Fenomenologi
Metode ini terkenal diepergunakan dalam filsafat dan
sosiologi. Metode ini bertitik tolak dari fenomena-fenomena, dan
berusaha menemukan inti/hakikat yang ditujukan melalui fenomena-
fenomena tersebu  (Abuy Sodikin, 200:10-11).

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Metode adalah suatu ilmu yang memberi penjelasan tentang sistem dan langkah
yang harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan.
Metodologi berarti ilmu tentang cara-cara untuk sampai pada tujuan.
Metodologi dalam hal pemahaman Islam digunakan untuk mengetahui metode-
metode yang tepat agar dapat diperoleh hasil yang utuh dan objektif dalam
pemahaman Islam.
Ada beberapa metode yang dipakai dalam studi Islam, seperti:
Metode Filologi
Metode Deskriptif
Metode Komparatif
Metode Hermeneutik
Metode Fenomenologi
Metode Mistikal
Metode Filsafat

B. Saran
Akhirnya selesailah makalah kami yang membahas tentang Metode-Metode Dalam
stdi Islam. Sungguh masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam
penyusunan makalah ini.Apabila terdapat Kesalahan dalam penulisan,kami mohon
maaf,maka dari itu kami tunggu kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun.Terimakasih.

10
DAFTAR  PUSTAKA

-Prof. Dr. SUPIANA, M.Ag, Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017
-KHOIRIYAH, Memahami Studi Islam: Suatu Konsep tentang Seluk Beluk
Pemahaman Ajaran Islam, Studi Islam dan Isu-isu Kontemporer dan Studi Ilsam,
Yogyakarta: Teras
-http://wwwhufron.blogspot.co.id/2015/03/metode-metode-dalam-memahami
ajaran.html?m=1 ( di akses tanggal 25 september 2017 )

11

Anda mungkin juga menyukai