Dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ayat dan Hadits Materi Dakwah
Dosen pembimbing : Moh. Muafi bin Thohir Lc., M.Th.I
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Pendekatan dalam Memahami Studi Islam ini tepat
waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Lumajang, 09 Oktober 2019
Kelompok Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang memiliki sejarah hebat dan
membuat banyak pikiran dalam kalangan akademisi untuk meneliti lebih jauh
tentang Islam. Banyak orang berusaha mencari kebenaran tentang agama Islam
dan pemeluknya, sejarahnya yang begitu kental dengan kejadian-kejadian
menakjubkan serta para tokohnya yang menjadi perbincangan dunia dan sering
mengguncang jagat raya menjadi alasan mengapa begitu banyak peneliti baik
dari kalangan pemeluknya sendiri maupun dari golongan lain untuk
mempelajari lebih jauh tentang Islam. Semua hal tersebut tentu saja didasari
oleh rasa ingin tahu seseorang yang bermula dari common sense atau
tanggapan umum manusia tentang Islam. Dalam islam kedudukan akal manusia
berada pada tingkatan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat Al
Qur’an yang menganjurkan kepada manusia agar menggunakan akalnya untuk
menalar dan memahami berbagai macam persoalan.1 Terdapat beberapa macam
pendekatan yang digunakan untuk mempelajari agama Islam. Berbagai macam
jenis pendekatan tersebut tentu tidak lain ialah untuk mendapatkan kebenaran
sesungguhnya dalam mempelajari ajaran islam. Dalam makalah ini akan lebih
menyinggung pendekatan islam teologis, sosiologis, dan filosofis..
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan teologis dalam studi islam?
2. Bagaiman pendekatan sosiologis dalam studi islam?
3. Bagaimana pendekatan filosofis dalam studi islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui pendekatan teologis dalam studi islam
2. Mengetahui pendekatan sosiologis dalam studi islam
3. Mengetahui pendekatan filosofis dalam studi islam
1
Faisar Ananda & Tim, Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2015) hlm. 3
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Hanafi, Theologi Islam (Jakarta: PT Alhusna Zikra, 1989) hlm. 11
3
Faisar Ananda & Tim, Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2015) hlm. 107
4
Muhtadin dg. Mustafa, “Reorientasi Teologi Islam dalam Konteks Pluralisme Beragama”
Jurnal Hunafa Vol. 3 No. 2, Juni 2006:129-140
4
yang dikemukakan, adalah bahwa pendekatan teologi dalam penelitian agama
dimaksudkan untuk menjembatani para pakar ilmu agama (ulama) dengan
ilmuan lainnya, karena pendekatan teologi dalam penelitian agama berada di
kawasan naqli atau wahyu dan ada yang aqli atau produk budaya manusia
(Muhadjir, 2000:255).
5
Faisar Ananda & Tim, Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2015) hlm. 154
6
Dedi Mahyudi, “Pendekatan Antropologi dan Sosiologi dalam Studi Islam” Ihyaul Arobiyah,
2003, hlm. 210
5
masyarakat. Namun dewasa ini, sosiologi agama mempelajari bagaimana
agama mepengaruhi masyarakat, dan boleh jadi agama masyarakat
mempengaruhi konsep agama. Dalam kajian sosiologi ini, agama dapat sebagai
independent variabel, yaitu Islam mepengaruhi faktor atau unsur lain. agama
juga dapat sebagai dependent variabel, berarti agama dipengaruhi faktor lain.
Sebagai contoh, Islam sebagai dependent variable adalah, bagaimana budaya
masyarakat Yogyakarta memengaruhi resepsi perkawinan Islam (muslim
Yogyakarta). Sedangkan contoh Islam sebagai independent variable adalah,
bagaimana Islam memengaruhi tingkah laku muslim Yogyakarta.7
6
bagaimanakah hubungan Tuhan dengan segala sesuatu ‘ada’ yang lain?
bagaimanakah hubungan antara wahyu dengan akal?8
Philosophy of religion mencakup keyakinan alternatif tentang Tuhan,
varietas pengalaman religius, interaksi antara sains dan agama, sifat dan ruang
lingkup baik dan jahat, dan perawatan agama lahir, sejarah, dan kematian.
Bidang ini juga mencakup implikasi etis dari komitmen agama, hubungan
antara iman, akal, pengalaman dan tradisi, konsep yang ajaib, suci wahyu,
mistisisme, kekuasaan, dan keselamatan. Philosophy of religion adalah
pemeriksaan filosofis tema sentral dan konsep yang terlibat dalam tradisi
agama. Ini melibatkan semua bidang utama filsafat: metafisika, epistemologi,
logika, etika dan teori nilai, filsafat bahasa, filsafat ilmu, hukum, sosiologi,
politik, sejarah, dan sebagainya. Philosophy of religion juga mencakup
penyelidikan atas makna keagamaan peristiwa sejarah (misalnya, Holocaust)
dan fitur umum kosmos (misalnya, hukum alam, munculnya kehidupan sadar,
kesaksian luas makna keagamaan, dan sebagainya). Secara khusus dapat
diidentifikasi lima posisi utama hubungan antara filsafat dan agama. (1)Filsafat
sebagai agama; seperti gagasan-gagasan yang disampaikan Plato, Plotinus,
Porphyry, Spinoza, Iris Murdoch, Hartshorne dan Griffen. Inti dari pendekatan
ini terletak pad aide bahwa dengan merefleksikan watak realitas tertinggi –
kebaikan, Tuhan (God), ketuhana (divine) – kita dapat menemukan wawasan-
wawasan yang sesungguhnya mengenai pengalaman manusia dan dunia,
refleksi memberikan gambaran yang benar tentang wujud sesuatu itu. Model
pandangan metafisik ini menunjukkan kepada kita apa yang tertinggi dan
ultimate, dan memberikan kita suatu system nilai bagi kehidupan sehari-hari.
2)Filsafat sebagai pelayan agama; refleksi memberikan pengetahuan parsial
tentang Tuhan atau beberapa bentuk lain dari ultimate spiritual: ia dapat
menunjukkan rasionalitas dari proses meyakini bahwa Tuhan ada,
mendiskusikan sifatsifat Tuhan. Refleksi berfungsi untuk membangun
argument-argumen yang menunjukkan aktivitas Tuhan dalam sejarah dan
control Tuhan terhadap dunia. 3) Filsafat sebagai pembuat ruang keimanan;
refleksi dengan keterbatasannya akan memperlihatkan ketidak memadainya
8
Ida Zahara Adibah, “Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam” Jurnal Inspirasi – Vol. 1, No. 1,
Januari – Juni 2017, 1–20
7
dalam membuat pertimbangan-pertimbangan tentang agama. Dengan begitu
refleksi membuka kemungkinan bagi agama dan menjelaskan ketergantungan
manusia pada wahyu yang dengannya kita memperoleh pengetahuan mengenai
Tuhan. 4) Filsafat sebagai suatu perangkat analitis bagi agama; dalam posisi
ini, filsafat digunakan untuk menganalisis dan menjelaskan watak dan fungsi
keagaman, menemukan cara kerjanya, dan makna yang dibawanya (jika ada).
Ia ingin mengetahui bagaimana umat beriman menggunakan bahasa untuk
membicarakan Tuhan, apa dasar-dasar yang digunakan untuk mendukung
pengetahuan-pengetahuan mereka dan bagaimana semua itu dikaitkan dengan
cara hidup mereka., 5) Filsafat sebagai studi tentang penalaran yang digunakan
dalam pemikiran keagamaan;pendirian filsafat dalam pendekatan ini melihat
umat beriman adalah manusia dan oleh karena itu struktur pemikiran mereka
dan kebudayaankebudayaan particular dimana mereka berada di dalamnya
merupakan kondisi bagi apa yang mereka yakini. Tujuannya mencoba mencoba
melihat secara teliti berbagai konteks dimana orang beriman melangsungkan
kehidupannya, mengidentifikasi factor-faktor yang beroperasi dalam konteks
itu yang dapat mempengaruhi keyakinan seseorang, dan melihat bagaimana
keyakinan itu diekspresikan dalam doktrin dan praktik.9
9
Benny Kurniawan, “Studi Islam dengan Pendekatan Filosofis” JURNAL SAINTIFIKA
ISLAMICA Volume 2 No. 2 Periode Juli – Desember 2015, hlm. 53
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan teologi adalah cara pandang atau analisis terhadap masalah
ketuhanan dengan menggunakan norma-norma agama atau simbol-simbol
keagamaan yang ada. Dengan kata lain, pendekatan teologi cenderung
normatif karena keyakinan teologi (keagamaan) menjadi norma dalam melihat
suatu fenomena.
Sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial
lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu fenomena sosial dapat
dianalisa dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas
sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut.
Selanjutnya sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam
memahami agama. Agama dalam kajian sosiologi termasuk ke dalam sub
kajian yang banyak mendapat sorotan dari para sosiolog karena dianggap
menarik. Berawal dari seperangkat kepercayaan, perlambang, dan praktik yang
didasarkan atas ide tentang sesuatu yang sakral agama mampu menciptakan
pola-pola dengan baik dan teratur dalam kehidupan suatu masyarakat dan
menciptakan sebuah komunitas sosio-relijius yang dalam tingkah lakunya
dipengaruhi oleh keyakinnan tersebut.
Philosophy of religion adalah pemeriksaan filosofis tema sentral dan
konsep yang terlibat dalam tradisi agama. Ini melibatkan semua bidang utama
filsafat: metafisika, epistemologi, logika, etika dan teori nilai, filsafat bahasa,
filsafat ilmu, hukum, sosiologi, politik, sejarah, dan sebagainya. Philosophy of
religion juga mencakup penyelidikan atas makna keagamaan peristiwa sejarah
(misalnya, Holocaust) dan fitur umum kosmos (misalnya, hukum alam,
munculnya kehidupan sadar, kesaksian luas makna keagamaan, dan
sebagainya).
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Arfa, F. A., Syam, S., & Nasution, M. S. (2015). Metode Studi Islam: Jalan
Tengah Memahami Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
11