Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH METODE STUDI ISLAM

Studi Islam Dengan Metode Pendekatan Tekstual

Dosen Pengampu :

DR.H.Arsyad Sobby Kesuma.LC.M.AG.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1.SYARIF HIDAYATULLAH (1931030182)

2.EKA OKTARIA SUBING (1931030166)

3.MELATUL ULFA Hasanah (1931030142)

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

JURUSAN ILMU AL-QURAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah –
nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Studi Islam dengan
metode pendekatan tekstual"

Shalawat serta salam marilah kita limpahkan kepada baginda kita yakni nabi besar muhammad saw
beserta keluarga dan kerabatya .dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat bantu dalam
proses belajar mengajar dalam bermakna bagi kita seuanya aminn.akhirnya kami ucapkan terima kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah serta kami mengharakan kritik dan saran
yang membantu untuk pembuatan makalah yang akan datang.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang......................................................................................1

B.Rumusan masalah....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam...............................................3

B.Model Pemahaman Islam Secara Tekstual .............................4

BAB lll PENUTUP

A.Kesimpulan....................................................................5

B.Saran..............................................................................5

Daftar Pustaka..................................................................

3
BAB l

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada masa kita yang modern ini keluasan ilmu pengetahuan mulai bertambah luas dan semakin
beraneka ragam topiknya, hal itu dikarenakan kelebihan metode-metode yang diciptakan oleh manusia
dalam menyingkap realitas-realitas melalui observasi, analisa, komparasi, penggunaan teleskop,
mikroskop, alat-alat eksperimen dan keberanian melakukan eksperimen sehingga hal itu memungkinkan
sampai pada teori-teori, hukum-hukum, ilmu-ilmu pengetahuan dan spesialisasi-spesialisasi yang
sebelumnya belum pernah dijumpai didalam pengetahuan-pengetahuan ilmuwan-ilmuwan dan analisis
yang mendahuluinya. Contohnya saja al-Qur’an yang mampu mengumpulkan gudang-gudang ilmu yang
bermanfaat disamping ia sebagai undang-undang dasar yang menunjukkan kepada jalan yang lurus dan
bahwasanya mengikuti al-Qur’an secara tekstual dan spiritual adalah sarana praktis yang
menghantarkan kepada dunia dan akhirat.

Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an sudah mengalami begitu banyak tafsir dari para ulama sehingga
menimbulkan keragamanan pandangan atas teks-teks yang tersurat dalam Al-Qur’an. Karenanya, untuk
memahami sejumlah tafsir tersebut secara baik dan komprehensif, diperlukan metodologi studi Al-
Qur’an, yakni ilmu untuk menelusuri kebenaran dengan cara tertentu, dengan memegang prinsip
keteraturan, sebab-sebab, dan pengalaman yang bisa diamati [empirisme].

Berlanjut pada perbedaan penafsiran Al-Qur’an. Yang satu hendak menghampirinya secara harafiah-
tekstual, sementara yang lain mendekatinya secara siyaqiyah-kontekstual. Dalam kaitan itu, lalu disusun
sejumlah metodologi pembacaan dan penafsiran teks Al-Qur’an.Kelompok tekstual berpendapat bahwa
semakin harfiah seseorang di dalam menafsirkan, maka semakin dekat dia pada kebenaran.Ini menurut
kelompok tekstualis, karena Al-Qur’an sebagai firman Allah berupa huruf dan aksara.Sedangkan
menurut kelompok kontekstualis, karena Al-Qur’an turun dalam konteks yang spesifik maka peran sabab
al-nuzul adalah mutlak.Semakin seseorang faham pada konteks yang menyertai kehadiran Al-Qur’an,
maka dia semakin dekat pada kebenaran.Yang dilupakan dari dua kelompok ini adalah dimana posisi
maqashid al-syari`ah (nilai-nilai etis Al-Qur’an) yang mendasari seluruh ayat-ayat Al-Qur’an, jika Al-
Qur’an diposisikan hanya sebagai deretan huruf atau gugusan konteks partikularnya.Dalam kaitan itu,
dibutuhkan sebuah kerangka metodologi yang bisa merawat maqashid al-syari`ah tersebut.

Embrio munculnya tafsir yang berorientasi tekstual dan kontekstual, sebenarnya telah ada sejak masa
Nabi Muhammad SAW. Kasus-kasus ijtihad yang dilakukan oleh para sahabat Nabi, misalnya Umar bin
Khattab, dapat dijumpai dan terutama ia menimbulkan kesan perdebatan. Perdebatan terjadi antara
kelompok yang berorientasi pada makna harfiah teks dengan yang berorientasi pada makna kontekstual
teks.Dua orientasi tafsir yang berkembang dalam sejarah studi Al-Qur’an bertolak pada pendekatan yang
digunakan masing-masing tafsir. Yang dimaksud pendekatan di sini adalah titik pijak keberangkatan
dalam proses penafsiran. Titik pijak ini menentukan corak tafsir. Titik pijak yang berbeda akan
melahirkan corak tafsir yang berbeda. Tetapi, titik pijak yang sama bisa saja melahirkan corak tafsir yang
berbeda, yakni tafsir tekstual dan tafsir kontekstual.

4
Oleh karena itu, sebagaimana latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dalam makalah ini kami akan
membahas tentang bab Pendekatan Metode yang Tekstual dan Kontekstul sesuai dengan pengetahuan
dan pemahaman kami.

B.Rumusan Masalah

a.Bagaimana pengertian pendekatan dalam studi Islam?

b.Model Pemahaman Islam Secara Tekstual?

C.Tujuan Penelitian

a.untuk mengetahui penulis bagaimana pendekatan studi islam

b.untuk mengetahui bagaimana pemahaman/pendekatan islam secara tekstual

5
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pendekatan adalah Pertama, Proses perbuatan, cara mendekati.
Kedua, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untukmengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,
metode - metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Dalam bahasa inggris
pendekatan diistilahkan dengan “Approach”, dalam bahasa Arab disebut dengan“Madkhal”. cara
pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yangselanjutnya digunakan dalam
memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam.Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang
sesuai dengan paradigmanya.

Islamic Studies adalah studi tentang disiplin dan tradisi intelektual keagaamaan klasik menjadi inti dari
Islamic Studies, karena ada di jantungkebudayaan yang dipelajari dalam peradaban Islam dan agama
Islam, dan karena banyak muslim terpelajar masih memendangnya sebagai persoalan
penting.Pengertian Islamic Studies sebagai studi tentang teks-teks Arab pra-modern utamanyakarena itu
mesti dipertahankan. Ketrampilan utama yang dibutuhkan adalah bahasaArab.

Islamic studies adalah bukan sebuah disiplin,namun ia lebih merupakan ke sering hubungan antara
beberapa disiplin.dalam bahasa metedologi para peneliti meminjam serangkaian disiplin termasuk ilmu-
ilmu sosial.

_________________________

¹Dr.Armai Arief,M.A.Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam.hlm.99.

²M Yatimin,Abdullah.Studi islam kontemporer.hlm 58

³Zakiyyuddin Baidhawy.Studi islam pendekatan dan metode.hlm 2.

6
batasan ini justru menyediakan peluang untuk memperkaya studi interdisipliner yang beragam.

Pendekatan merupakan cara pandang atau paradikma yang terdapat dalamsuatu bidang ilmu yang
selanjutnya di gunakan dalam memahami agama. Adapun jenis-jenis pendekatan yang dibutuhkan
dalam studi islam adalah sebagai berikut :

1.Pendekatan Historis Yang dimaksud dengan pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan
dari sudut tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahanserta menganalisisnya dengan menggunakan
metode analisis sejarah.Sejarah atau histori adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa- peristiwa
atau kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaanyang sebenarnya. jadi dengan
mempelajari masa lalu orang dapatmempelajari masa kininya dan dengan memahami serta
menyadarikeadaan masa kini maka orang dapat menggambarkan masa depannya.Itulah yang dimaksud
dengan perspektif sejarah. Contoh pendekatan historis yaitu ketika seseorang ingin memahamiAlquran
secara benar maka hendaknya ia juga mempelajari sejarahturunnya alquran atau kejadian-kejadian yang
mengiringi turunnyaalquran. Hal ini bertujuan untuk memahami hikmah dari suatu ayat yang berkenaan
dengan hukum tertentu dan memelihara syariat dari kekeliruandalam pemahamannya.

2. Pendekatan Filosofis Yang dimaksud adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauanfilsafat
dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu.

_____________________________

⁴ibid.hlm 4

5 Abdullah Nata.Metodologi studi islam.hlm 48

7
3.Pendekatan Sosiologis Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam
masyarakat.Sarjono soekanto mengartikan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
membatasi diri terhadap persoalan nilai. Selanjutnya,sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu
pendekatan dalammemahami agama, hal ini karena banyak bidang kajian agama yang barudapat
dipahami secara proposional dengan menggunakan ilmu sosiologi.Dalam agama islam dapat dijumpai
peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bias jadi penguasa mesir. Mengapa
dalammelaksanakan tugasnya nabi Musa harus dibantu nabi Harun, dan masih banyak contoh lainnya.
Beberapa peristiwa tersebut dapat ditemukanhikmahnya dengan bantuan ilmu sosiologi. Disinilah
letaknya sosiologiasebagai salah satu alat dalam memahami agama.

dengan menggunakan analisis spekulatif. Filsafat adalah berfikir secarasistematis radikal dan universal.
Namun filsafat tidak mau menerimasegala bentuk bentuk otoritas, baik dari agama maupun ilmu
pengetahuan. Pengertian filsafat yang umumnya digunakan adalah pendapat yang dikemukanan

Sidi Gazalba yang menurutnya adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam
rangkamencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatuyang ada.

_____________________________

6sidi.gazalba.sistematika filsafat.jilid.hlm 15

8
B.Model Pemahaman Islam Secara Tekstual

Disebut metode tekstual karena ia menekankan signifikansi teks-teks sebagai sentra kajian Islam dengan
merujuk kepada sumber-sumber suci (pristine sources) dalam Islam, terutama al-Qur’an dan Hadits.
Pendekatan ini sangat penting ketika kita ingin melihat realitas Islam normatif yang tertulis, baik secara
eksplisit maupun implisit, dalam kedua sumber suci di atas.Selain al-Qur’an dan Hadits, kajian tekstual
juga tidak menafikan eksistensi teks-teks lainnya sebagaimana ditulis oleh para intelektual dan `ulama’
besar Muslim terdahulu dan kontemporer.

Pendapat lain mengatakan metode tekstual adalah suatu model pemahaman yang berpegang pada
formal teks, berpedoman pada tradisi yang terbentuk dimasa silam dan mengikatkannya secara ketat
serta menganggap ajaran islam yang mereka yakini sebagai suatu kebenaran mutlak yang tidak perlu
dirubah lagi karena secara otoritatif telah dirumuskan oleh para ulama’ terdahulu secara final dan
tuntas, mereka kurang suka dengan perubahan karena hawatir menimbulkan keresahan yang
mengancam integrasi umat, karena itu dalam merespon tiap perubahan, model pendekatan ini terkesan
hati hati (untuk tidak mengatakan lamban) dan selalu menempatkan konsep “Almuhafadatu ala al
qodim as soleh wal ahdu bil jadidil aslah” pada posisi bagaimana benang tak terputus dan tepung tak
terserak.

Dalam aplikasinya, pendekatan tekstual barangkali tidak menemui kendala yang cukup berarti ketika
dipakai untuk melihat dimensi Islam normatif. Persoalan baru muncul ketika pendekatan ini dihadapkan
pada realitas ibadah umat Islam yang tidak tertulis secara eksplisit, baik di dalam al-Qur’an maupun
Hadits, namun kehadirannya diakui dan, bahkan, diamalkan oleh komunitas Muslim tertentu secara
luas. Contoh yang paling nyata adalah adanya ritual tertentu dalam komunitas Muslim yang sudah
mentradisi secara turun-temurun seperti slametan (tahlilan atau kenduren).

Cukup dilematis, memang, bagi pendekatan tekstual untuk sekedar menjustifikasi bahwa ritual-ritual
tersebut merupakan bagian dari ajaran Islam atau tidak.Sebagai bagian dari diskursus akademis, tujuan
mengkaji ritual-ritual populer dalam Islam memang bukan untuk membuktikan apakah mereka
merupakan bagian dari ajaran Islam atau tidak.Diskursus semacam ini tentu saja sudah out of date untuk
tetap dikedepankan dalam konteks analisis ilmiah-akademis dan, oleh karenanya, tidak perlu
dipertahankan dalam tradisi intelektual.Sebaliknya, yang menjadi concern akademis di sini adalah
bagaimana menempatkan ritual populer tersebut dalam kerangka proporsional yang tidak berbuntut
klaim atau pembenaran sepihak.

metode tekstual setidaknya dapat diberikan ciri-ciri berikut:

1.Banyak melakukan pengkajian nahwiyah atau bacaan yang berbeda-beda (strukturalis)

2.Melakukan pengkajian asal-usul bahasa dengan melansir syair-syair Arab (heruistik dan hermeneutik)

3.Banyak mengandalkan cerita atau pendapat sahabat dalam menafsiri makna lafal yang sedang dikaji
(riwayat).

9
Menurut M.Quraish Shihab, pendekatan ini mempunyai keistimewaan dan kelemahan sebagai berikut:

Keistimewaannya antara lain:

1.Menekankan pentingnya bahasa dalam memahami Al-Qur’an

2.Memaparkan ketelitian redaksi ayat ketika menyampaikan pesan-pesannya

3.Mengikat mufasir dalam bingkai teks ayat-ayat, sehingga membatasinya terjerumus dalam
subjektivitas yang berlebihan

Kelemahannya antara lain :

1.Terjerumusnya sang mufasir dalam uraian kebahasaan dan kesusastraan yang bertele-tele, sehingga
pesan pokok Al-Qur’an menjadi kabur di celah uraian itu.

2.Seringkali konteks turunnya ayat (uraian asbab al-nuzul atau sisi kronologis turunnya ayat-ayat hukum
yang dipahami dari uraian nasikh mansukh) hampir dapat dikatakan terabaikan sama sekali. Sehingga,
ayat-ayat tersebut bagaikan turun bukan dalam satu masa atau berada di tengah masyarakat tanpa
budaya.

____________________________________

7Abd.Aziz dahlan (et.al.),Ensiklopedia,jilid lv (jakarta:ichtiar baru van hoeve,1996).hal.1303

5 lihat harun nasution (ed),Ensiklopedia islam di indo,jilid ll (jakarta:Cv anda utama,1993),hal.835.836.

10
BAB lll

PENUTUP

1.Kesimpulan

Metode tekstual adalah suatu model pemahaman yang berpegang pada formal teks, berpedoman pada
tradisi yang terbentuk dimasa silam dan mengikatkannya secara ketat serta menganggap ajaran islam
yang mereka yakini sebagai suatu kebenaran mutlak yang tidak perlu dirubah lagi karena secara
otoritatif.

Sedangkan metode yakni metode yang menjadikan rasio atau akal manusia sebagai alat yang paling
dominan dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman atas pelbagai ajaran islam, karena itu
seluruh teks teks wahyu harus dibedah secara kontekstual, kritis, logis dan rasional.

Islamic Studies adalah studi tentang disiplin dan tradisi intelektual keagaamaan klasik menjadi inti dari
Islamic Studies, karena ada di jantungkebudayaan yang dipelajari dalam peradaban Islam dan agama
Islam, dan karena banyak muslim terpelajar masih memendangnya sebagai persoalan
penting.Pengertian Islamic Studies sebagai studi tentang teks-teks Arab pra-modern utamanyakarena itu
mesti dipertahankan. Ketrampilan utama yang dibutuhkan adalah bahasaArab.

11
Daftar Pustaka

¹Dr.Armai Arief,M.A.Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam.hlm.99.

²M Yatimin,Abdullah.Studi islam kontemporer.hlm 58

³Zakiyyuddin Baidhawy.Studi islam pendekatan dan metode.hlm 2.

⁴ibid.hlm 4

5 Abdullah Nata.Metodologi studi islam.hlm 48

6sidi.gazalba.sistematika filsafat.jilid.hlm 15

7Abd.Aziz dahlan (et.al.),Ensiklopedia,jilid lv (jakarta:ichtiar baru van hoeve,1996).hal.1303

5 lihat harun nasution (ed),Ensiklopedia islam di indo,jilid ll (jakarta:Cv anda utama,1993),hal.835.836.

12

Anda mungkin juga menyukai