Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi dan modernisasi seperti ini, masyarakat sedang gencar-gencarnya


mengembangkan ilmu pengetahuan dengan penelitian ilmiah. Namun seiring
perkembangan teknologi, masyarakat tidak bisa menyaring baik buruknya dampak
teknologi tersebut. Tanggung jawab ilmu pengetahuan dan teknologi berkaitan dengan
etika. Dalam penelitian apapun baik kualitatif maupun kuantitatif etika merupakan hal
yang harus dijunjung tinggi. Convention Scientific Research mengemukakan perlunya
memperhatikan masalah etika dalam penelitian yang melibatkan subjek manusia. Hal
ini menyangkut masalah tata aturan dan nilai bagi peneliti maupun yang diteliti agar
tidak terjadi benturan antarnilai yang dianut oleh kedua belah pihak atau untuk
menghindari eksploitasi dan manipulasi yang berdampak merugikan bagi salah satu
pihak. Salah satu hal yang paling penting ketika melakukan penelitian adalah dalam
hal pengumpulan data atau pun sampel, karena dalam hal ini seorang peneliti
memerlukan interaksi dengan banyak pihak yang dibutuhkan dalam penelitiannya.
Jadi yang sangat diperlukan dalam menghadapi masyarakat adalah suatu tata krama
dalam bersosialisasi atau yang lebih dikenal dengan etika penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Etika Penelitian ?
2. Bagaimana Prinsip dan Kaidah Etika Penelitian ?
3. Apa saja Fungsi Penelitian dan Etika?
4. Apa saja Etika dan Kualitas Data Penelitian?
5. Apa saja Pelanggaran dalam Etika Penelitian?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika penelitian.
2. Untuk mengetahui prinsip dan kaidah etika penelitian.
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi penelitian dan etika.
4. Untuk mengetahui apa saja etika dan kualitas data penelitian.
5. Untuk mengetahui apa saja pelanggaran dalam etika penelitian.

2
BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Etika Penelitian

Hampir semua aspek dalam bisnis, displin ilmu, serta penelitian mengharapkan
pelakunya berperilaku etis dalam melaksanakan aktivitasnya atau beretika dalam
bekerja. Istilah etika pada dasarnya berasal dari bahasa yunani ethos (tunggal) atau etha
(jamak) yang mengandung arti antara lain : kebiasaan , perasaan , watak, adat dan cara
berfikir. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan
peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja
(2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafat atas moralitas publik
sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral. Dalam kamus bahasa Indonesia
Karangan Poerwadarminta (1953) menyatakan etika atau akhlak adalah ilmu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban orang dalam kelompok
sosial. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati
dalam suatu masyarakat, etika juga membantu kita dalam merumuskan pedoman etis
yang kuat dan norma- norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang
dinamis dalam tata kehidupan dalam suatu masyarakat. Sedangkan etika dalam ranah
penelitian lebih merujuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan
penelitian. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah
ilmu atau pengetahuan yang membalas manusia, terkait dengan perilakunya terhadap
manusia lain atau sesama manusia.

Moral atau moralitas terkait dengan tindakan seseorang benar atau salah.
Sebaliknya, etika merupakan studi tindakan tentang moral atau sistem yang
mengikutinya. Etika mencakup norma atau standar perilaku yang memberi pedoman
pilihan moral perilaku dan hubungan kita dengan orang lain. Penelitian adalah upaya
mencari kebenaran terhadap semua fenomena kehidupan manusia, baik yang
menyangkut fenomena alam maupun sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, ekonomi,

3
politik, dan sebagaianya. Guna pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermuara kepada kesejahteraan umat manusia. Dalam kegiatan penelitian tidak akan
terlepas terjadinya hubungan atau relasi antara pihak-pihak yakni piha peneliti dengan
pihak subjek yang peneliti dengan pihak subjek yang diteliti. Dalam penelitian
kesehatan, khususnya penelitian kesehatan masyarakat, subjek penelitian tersebut
adalah manusia.

Kode etik peneliti adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian)
dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika peneliti
ini mencakup juga perilaku peneliti atau perilaku peneliti terhadap subjek peneliti serta
sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat. Pengertian peneliti disini adalah
seseorang yang karena pendidikan dan kewenangannya memiliki kemampuan untuk
melakukan investigasi ilmiah dalam suatu bidang keilmuan tertentu, dan yang bersifat
lintas displin. Sedangkan subjek yang diteliti adalah orang yang menjadi sumber
informasi, baik masyarakat awam atau professional berbagai bidang, utamanya
professional bidang kesehatan.

Didalam penelitian, etika adalah jaminan agar tidak ada seorang pun yang
dirugikan atau memperoleh dampak negatif kegiatan penelitian, misalnya pelanggaran
terhadap persetujuan publikasi hasil penelitian, kerahasian, salah penyajian hasil
temuan, besarnya biaya penelitian, dan sebagainya. Pada penelitian survey, peneliti
tidak boleh melupakan hak-hak respoden yang harus dilindungi saat pengumpulan data.
Peneliti perlu mempersiapkan instrument penelitian yang dapat menghindarkan
respoden dari rasa takut, gelisah, malu, menderita fisik, dan kehilangan kebebasan
pribadi. Peneliti perlu pula mendapatkan persetujuan resmi dari responden mengenai
rancangan penelitian, tujuan, dan alasan penelitian. Bagi penelitian bidang bisnis,
persetujuan cukup secara lisan, tetapi tidak demikian halnya dengan jenis penelitian
medis, psikoloi, atau penelitian dengan responden anak-anak. Responden pun harus

4
diberi kebebasan pribadi dalam menjawab kuesioner untuk menjaga validitas dalam
penelitian, serta menjaga dan melindungi responden.

2.2 Prinsip Dasar dan Kaidah Etika Penelitian

Secara garis besar, etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun
terdapat beberapa prinsip utama yang perlu dipahami oleh peneliti, yaitu: menghormati
harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian,
keadilan dan inklusivitas, dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan (Milton, 1999). Menurut Loisella, Profetto-McGrath, Polit & Beck (2004)
prinsip etika penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia


Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi
yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian. Tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat
manusia adalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek.
2. Privasi dan kerahasiaan subyek penelitian
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi
individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang
mengiginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu
memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam implementasinya, peneliti
tidak boleh menampilkan informasi identitas baik nama maupun alamat asal
subyek dalam kuesioner dan alat ukut apapun untuk menjaga kerahasiaan identitas
subyek. Peneliti dapat menggunakan koding sebagai pengganti identitas
responden.
3. Prinsip keadilan dan inklusivitas

5
Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,
profesional, berperikemanusiaan, dan psikologis serta perasaan yang religius
subyek penelitian. Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang
terpenting adalah bagaimana keuntungan dan beban harus didistribusikan dengan
anggota kelompok public. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan
penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut
kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan public.
Poin penting dalam etika penelitian
a. Kejujuran

Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan


metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil.

b. Obyektivitas

Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis dan


interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh
pemberi dana/sponsor penelitian.

c. Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulus, upayakan
selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

d. Ketelitian

Untuk tetap menjaga ketelitian, peneliti sangat dianjurkan mencatat setiap


pekerjaan yang dilakukan berhubungan dengan proses penelitian. Misalnya kapan
dan di mana pengumpulan data dilakukan, alamat korespondensi responden, jurnal
atau agen publikasi lainnya.

e. Keterbukaan

6
Seorang peneliti harus terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak lain dan
berkenan untuk saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian
kepada pihak lain.

f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan


gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya.
Tuliskan narasumber semua yang memberikan kontribusi pada riset serta
menghindari plagiasi.

g. Penghargaan terhadap kerahasiaan responden

Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal, atau data
lain yang dianggap responden sebagai data rahasia, maka peneliti harus menjaga
kerahasiaan data tersebut.

h. Publikasi yang terpercaya


Hindari mempublikasikan penelitian yang sama secara berulang-ulang ke
berbagai media (seminar, jurnal).
i. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi masukan dan arahan bagi mahasiswa/peneliti
pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang
berkualitas.
j. Penghargaan terhadap rekan kerja / kolega
Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti
dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author),
sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan
besarnya kontribusi dalam penelitian.
k. Tanggung jawab sosial
Mengupayakan kebermanfaatan hasil penelitian bagi kemaslahatan masyarakat
luas sehingga dapat meningkatan taraf hidup masyarakat.

7
l. Tidak melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa
karena alasan jenis kelamin, ras, suku, agama dan faktor-faktor yang lain yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
meningkatkan kemampuan dan keahlian melalui pendidikan dan pembelajaran
seumur hidup.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemerintah yang
terkait dengan penelitian anda.
o. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang
sebaik mungkin, tidak gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan
percobaan.
p. Mengutamakan keselamatan manusia
Bila harus menggunakan manusia sebagai penguji penelitian, maka penelitian
harus dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat
dimaksimalkan; hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak objek penelitian anda
tersebut, siapkan pengobatan dan pencegahan bila sampel anda menderita efek
negatif dari penelitian.

3.3 Fungsi Penelitian dan Etika


Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan
untuk pemecahan masalah.
Penjelasan dan jawaban terrhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan
umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat pula
sangat konkret dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied
research).

8
Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap pakai
untuk penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan segi pengembangan
model atau teori yang menunjukkan semua variabel terkait dalam suatu situasi dan
berhipotesis mengenai hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Oleh karena itu,
tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemaduan hasil dari
beberapa penelitian yang berkaitan.
Sebagai suatu kegiatan ilmiah, penelitian memiliki karakteristik kerja ilmiah yaitu :
1. Bertujuan
Maksudnya, kegiatan penelitian tidak dapat lepas dari kerangka tujuan pemecahan
permasalahan. Walaupun penelitian tidak memberikan jawaban langsung terhadap
permasalahan yang diteliti akan tetapi hasilnya harus mempunyai kontribusi dalam
usaha pemecahan masalah.
2. Sistematik
Maksudnya, langkah-langkah yang ditempuh sejak dari persiapan, pelaksanaan,
sampai kepada penyelesaian laporan penelitian harus terencana secara baik dan
mengikuti metodologi yang benar.
3. Terkendali
Maksudnya, dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat menentukan
fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkannya dari fenomena lain
yang mengganggu.
4. Obyektif
Maksudnya, bahwa semua pengamatan, telaah yang dilakukan, dan kesimpulan
yang diambil oleh peneliti tidak boleh didasari oleh subjektivitas pandangan pribadi
dan pengaruh kepentingan pihak lain.
5. Tahan Uji
Maksudnya, penyimpulan penelitian harus merupakan hasil dari telaah yang
didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar sehingga siapapun yang akan
melakukan replikasi penelitian termaksud tertentu akan sampai pada kesimpulan yang
serupa.

9
10
Peranan atau Fungsi Etika Ilmiah
Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:
 Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang
perilaku manusia.
 Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok
dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa.
 Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang.
 Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
aktivitas kemahasiswaanya.
 Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita
bisa dicap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
Berangkat dari landasan berpikir di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
prinsipnya orang melakukan kegiatan penelitian tiada lain disamping untuk memenuhi
rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan masalah
secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan. Dari hasil penelitian itu
pula maka manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang bermakna bagi
kehidupan ilmiah maupun kehidupan sosial. Untuk itulah, dalam kerangka menjaga
kemurnian hasil penelitian yang dilakukan serta untuk menjaga timbulnya berbagai
persoalan dari hasil penelitian yang dilakukan maka persoalan etika menjadi sebuah
keniscayaan yang harus diperhatikan dalam penelitian.
3.4 Etika dan Kualitas Data Penelitian
Agar kita sebagai peneliti atau pewawancara memahami pentingnya
memperlakukan responden dalam rangka memperoleh kualitas informasi yang baik
dan akurat, maka perlu menyadari bahwa dalam pengambilan data atau informasi
kepada responden akan menimbulkan ketidaknyamanan responden. Ketidaknyamanan
tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Terganggunya Privacy

11
Pengambilan data atau wawancara terhadap informan pada waktu apapun (pagi,
siang, sore, atau malam) pasti akan mengganggu privacy orang yang bersangkutan.
Karena orang yang mewawancarai dianggap orang asing atau tamu. Pasti tidak akan
menerimanya begitu saja seperti anggota keluarga. Mereka akan berusaha untuk
berpenampilan selayaknya menerima tamu, dan menyediakan temapat duduk yang
layak, dan sebagainya.
2. Terganggunya Kegiatan atau Pekerjaan
Pengambilan data atau wawancara terhadap responden, baik di rumah maupun di
tempat kerja sudah pasti akan menyita waktu informan atau responden. Bukan saja
menyita waktu responden, tetapi hal ini berarti juga responden harus meninggalkan
kegiatan atau pekerjaannya untuk sementara waktu. Terlebih lagi bila responden
tersebut ibu rumah tangga yang sedang menyiapkan masakan buat keluarga, diamping
mengasuh anak dan sebagainya. Tentu saja hal itu mengganggu sekali bagi responden
atau ibu tersebut.
3. Berfikir atau Berusaha Sebaik Mungkin untuk Menjawab Pertanyaan atau
Memberikan informasi.

Dalam menjawab pertanyaan atau memberikan informasi, kadang-kadang


responden tidak secara spontan atau terlontar apa adanya. Responden memerlukan
waktu untuk berfikir, mengingat, dan sebagainya. Lebih-lebih kalau pertanyaan atau
informasi yang harus diberikan berupa pengetahuan atau pendapatnya terhadap suatu
fenomena kehidupan, misalnya penyakit, gizi atau makanan, pelayanan kesehatan, dan
sebagainya.

4. Kemungkinan Munculnya Rasa Emosional yang Pernah Dialami pada Waktu yang
Lalu

Dalam penelitian, khususnya penelitian kesehatan sering ditanyakan tentang


penyakit-penyakit yang pernah dialami, atau dialami oleh responden atau keluarga,
tentang kematian yang dialami oleh anggota keluarga, dan sebagainya. Pertanyaan-

12
pertanyaan semacam itu, terutama pertanyaan masalah kematian sudah barang tentu
akan membuka luka lama. Pada waktu menjawab atau menanggapi pertanyaan ini
akan memunculkan perasaan sedih, bahkan sampai menyebabkan responden menangis
(menanggapi secara emosional). Lebih-lebih apabila peristiwa yang tidak
menyenangkan tersebut belum lama terjadi, atau melalui suatu kejadian yang sangat
traumatis (misalnya kecelakaan).

5. Peneliti dengan Melakukan Tindakan Invasif

Kadang-kadang suatu penelitian, pengambilan data atau informasinya melalui


tindakan invasive misalnya pengambilan sampel darah, memasukkan sesuatu kedalam
tubuh misalnya (inplan) atau percobaan alat tertentu. Pada penelitian dengan tindakan
invasive semacam ini sudah barang tentu terjadi ketidakenakan fisik (rasa sakit) bagi
responden.

3.5 Pelanggaran dalam Etika Penelitian


Pelanggaran dalam Etika Penelitian
A. Bentuk Pelanggaran Etika Penelitian, dalam buku ini mencakup :
1. Rekaan, pemalsuan data, atau tindakan lain yang menyimpang dari praktik yang
lazim berlaku dalam komunitas ilmiah termasuk dalam mengusulkan, melakukan,
dan melaporkan penelitian.
2. Plagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan kalimat,
kata, data, atau ide orang lain dengan implikasi bahwa hal tersebut merupakan
karyanya tanpa menyebutkan dalam bentuk yang sesuai sumbernya. Ketentuan ini
juga berlaku untuk tinjauan pustaka, bagian metodologi dan latar belakang/historis
pada makalah penelitian, hasil penelitian asli dan interpretasi.
3. Autoplagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan
kalimat, kata, data, atau idea diri sendiri yang telah dipublikasi sebelumnya
4. Kegagalan mengikuti ketentuan perundang-undangan menyangkut perlindungan
peneliti, subyek manusia atau publik atau menjamin kesejahteraan binatang

13
percobaan. Kegagalan memenuhi persyaratan hukum yang menyangkut penelitian.
(Sardy As. 2013. http://fisip.uai.ac.id/wp-content).
5. Falsifikasi data.
6. Melakukan pemerasan dan ekspoitasi tenaga peneliti.
7. Bertindak tidak adil (injustice) sesama peneliti dalam pemberian insentif dan
kepemilikan hak kekayaan intelektual.
8. Melanggar kesepakatan dan perjanjian yang telah ditulis dalam usul penelitian; dan
melanggar peraturan perundang-undangan tentang subjek manusia atau publik,
serta ketentuan hukum yang menyangkut penelitian.
9. Peneliti berbuat tidak jujur dalam melaporkan hasil penelitian karena mendapat
tekanan dari atasan atau masalah pribadi lainnya.
10. Peneliti menyalahgunakan wewenang yang diberikan untuk kepentingan pribadi
dan kelompoknya.
11. Peneliti melakukan kecurangan dalam mempresentasikan dan mempublikasikan
hasil penelitian.
12. Peneliti melakukan penyalahgunaan subyek penelitian manusia, jaringan manusia,
penelitian yang mengancam kesehatan dan keselamatan manusia.
13. Peneliti tidak menjaga kerahasiaan subyek penelitian.
14. Peneliti melakukan penyalahgunaan dana penelitian dan tidak menggunakannya
sesuai yang tercatum dalam rencana penelitian yang telah ditetapkan.
15. Peneliti tidak dapat menyusun laporan penggunaan dana dengan jelas.
16. Peneliti melanggar undang undang dan kode etik penelitian yang berlaku.
17. Peneliti secara sengaja menyembunyikan buku buku sumber untuk menonjolkan
kebaruan yang dihasilkan.
18. Peneliti mempublikasikan hasil penelitiannya dimuka umum yang dapat memicu
terjadinya keresahan publik.

14
B. Bentuk Sangsi
1. Sangsi bagi dosen, sebagai berikut :
a. Teguran.
b. peringatan tertulis.
c. penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional.
e. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti utama
bagi yang telah memenuhi syarat.
f. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga
kependidikan.
g. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status
sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
2. Bagi Mahasiswa sebagai berikut :
a. Teguran lisan terdokumentasi.
b. Peringatan tertulis.
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.
d. Pembatalan nilai seminar hasil penelitian atau nilai ujian akhir komprehensif
yang diperoleh mahasiswa.
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau
g. Pembatalan ijazah untuk alumni.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain untuk
memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk
memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan.
Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus
dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya
yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai
alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan,
berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan
tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara peneliti
tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya
sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut.
Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti yang
merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan
diteliti. Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan
modal penting.
Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun, norma
hukum, dan norma moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan diindahkan
supaya penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan. Etika penelitian mencakup:
Kejujuran, obyektivitas, integritas, ketelitian, keterbukaan, penghargaan terhadap Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden),
publikasi yang terpercaya, pembinaan yang konstruktif, penghargaan terhadap
kolega/rekan kerja, tanggung jawab sosial, tidak melakukan Diskriminasi, kompetensi,

16
legalitas, rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik, dan
mengutamakan keselamatan manusia.

17
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. 2016. Kode etik penelitian dan karya ilmiah. Universitas Muhammadiyah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

Herdiansyah, H. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Sazali,H. 2012. Etika Penelitian (online)


(http://kampungsharing.blogspot.com/2012/06/etika-dalam-melakukan-sebuah-
penelitian.html), diakses 25 agustus 2019

Usman, H. Akbar, S.P. 2014. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman Husain, Akbar Purnomo Setiady.2000. Metodologi Penelitian sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.

https://www.academia.edu/34578595/ETIKA_PENELITIAN

https://www.scribd.com/document/361153485/Makalah-Etika-Penelitian-Irna.

https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/etika-ilmiah-dan-penelitian.html.

18

Anda mungkin juga menyukai