Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNIK-TEKNIK DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING.


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik dan Manajemen Penyuluhan

Dosen Pengampu:
Armila, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Anissa Zulfa Wulandari (1904032003)
2. Nevi Nia Agusningtias (1904030007)

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH (FUAD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG
T.A. 1442H/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rezeki dan kekuatan kepada kami sehingga kami
mempunyai kesempatan untuk menyelesaiakan pembuatan makalah yang dibuat
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknik dan Manajemen
Penyuluhan. Adapun materi makalah yang kami buat adalah mengenai “Teknik-
Teknik Dalam Bimbingan Dan Konseling.”.
Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Masih banyak kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari
maupun tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
dari makalah ini, agar dimasa yang akan datang kami bisa menyusun makalah
yang lebih baik lagi.namun begitu, meskipun makalah kami jauh dari kata
sempurna kami berharap agar makalah kami sedikit banyak dapat bermanfaat bagi
yang membacanya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam pembuatan makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar
dari kami, atas perhatian dari pembaca sekalian kami mengucapkan terima kasih.

Metro, 18 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling........................ 2
B. Langkah-Langkah Dalam Bimbingan Konseling................................ 2
C. Teknik Umum Konseling..................................................................... 4
D. Macam-Macam Teknik Konseling...................................................... 5
E. Teknik Khusus Konseling....................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketika memahami mengenai Bimbingan Konseling, yakni Proses interaksi
antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau
tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-
bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan
masalah yang dialaminya” hal tersebut tidaklah dapat berjalan dengan baik
tanpa adanya pengetahuan serta pengalaman yang baik dari konselor.
Di dalam proses bimbingan dan konseling perlu adanya beberapa hal yang
dapat mendukung proses jalannya bimbingan dan konseling dengan baik, salah
satunya adalah dengan menggunakan teknik-teknik di dalam proses BK. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis akan membahas beberapa hal mengenai
teknik-teknik yang dapat dilakukan di dalam proses bimbingan dan konseling.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah Pengertian Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling?
2. Bagaimana Langkah-Langkah Dalam Bimbingan Konseling?
3. Apa Saja Teknik Umum Konseling?
4. Apa Saja Macam-Macam Teknik Konseling?...........................................
5. Apa Saja Teknik Khusus Konseling?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Dalam Bimbingan Konseling.
3. Untuk Mengetahui Teknik Umum Konseling.
4. Untuk Mengetahui Macam-macam Teknik Konseling.
5. Untuk Mengetahui Teknik Khusus Konseling

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling


Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan
menyetir.1 Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bantuan atau pertolongan.
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
klien. Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu
individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan
konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya
sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya.2
Jadi, teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang
dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau
sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi
dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan
hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.

B. Langkah-Langkah Dalam Bimbingan Konseling


Yang dimaksud dengan langkah-langkah dalam bimbingan konseling yaitu
tahapan-tahapan dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga sesi terakhir dari bimbingan tersebut.
Sedangkan teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola,
dan menyetir. Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bantuan atau
pertolongan. Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,

1 Prayitno& Amti Erman. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta Jakarta, 1999,
hlm. 5
2 Nurihsan, A. Juntika. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:
Refika Aditama. 2007, hlm 20

2
penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor
kepada klien.
Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu
individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan
konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya
sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya. Jadi, langkah dan
teknik Bimbingan dan Konseling adalah tahapan-tahapan dan cara atau metode
yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau
sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi
dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan
hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.
Dalam pemberian bimbingan dikenal adanya langkah-langkah sebagai
berikut:3
1. Langkah identifikasi kasus
Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-
gejala yang nampak. Dalam langkah ini pembimbing mencatat kasus-
kasus yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang akan
mendapatkan bantuan terlebih dahulu.dalam contoh di atas, Mardi dipilih
dan ditetapkan sebagai kasus berdasarkan gejala-gejala yang nampak.
2. Langkah diagnosa
Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang
dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang
dilakukan ialah mengumpulkan data dengan cara mengadakan studi kasus
dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.
3. Langkah prognosa
Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan
atau terapi apa yang dilaksanakan untuk membimbing kasus.
4. Langkah terapi

3 Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV Ilmu, 1975), hlm. 104-106

3
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan.
Langkah ini merupakan pelaksanaan apa-apa yang telah ditetapkan dalam
prognosa.plaksanaan ii tentu memakan banyak waktu dan proses yang
kontinu dan sistematis serta memerlukan adanya pengamatan yang cermat.
5. Langkah evaluasi dan follow-up
Langkah ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui sampai
sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai
hasilnya. Dalam langkah follow-up atau tindak lanjut, dilihat
perkembangan selanjutnyadalam jangkah waktu yang lebih jauh.

C. Teknik Umum Konseling


Teknik umum konseling meliputi:
a. Perilaku attending
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien. Hal ini
mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.
Perilaku attending yang baik dapat menimbulkan beberapa hal positif,
seperti menciptakan suasana yang aman, dan mempermudah ekspresi
perasaan klien dengan bebas.
b. Empati
Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang
dirasakan klien, merasa dan berpikir bersama klien. Empati dilakukan
sejalan dengan perilaku attending.
c. Refleksi
Repleksi adalah teknik untuk menentukan kembali kepada klien
tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan
terhadap perilaku verbal dan non verbal.
d. Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan
pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien
menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu
mengungkapkan pendapatnya.

4
e. Menangkap pesan
Menangkap pesan adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi
atau inti ungkapan klien, dengan teliti mendengarkan pesan utama kelien,
mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana.
f. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswanya mau
berbicara mengungkapkan pesan, pengalaman, dan pemikirannya.
g. Pertanyaan tertutup
Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan
terbuka. Dalam hal tertentu, dapat pula digunakan pertanyaan tertutup
dengan kataya atau tidak, atau dengan kata-kata singkat.
h. Dorongan minimal
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu
dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang talah di kemukakan
klien.
i. Mengarahkan
Teknik mengarahkan ini yaitu teknik untuk mengajak dan
mengarahkan klien untuk melaksanakan sesuatu.
j. Menyimpulkan sementara
Teknik ini yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara
pembicaraan, sehingga arah pembicaraan semakain jelas.

D. Macam-Macam Teknik Bimbingan dan Konseling


Bimbingan Konseling membutuhkan teknik yang tidak mudah.
Diperlukan pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada supaya
konselor mahir dalam kerja praktik. Di samping itu, diperlukan keberanian
dalam memperaktikkan macam-macam teknik yang ada, supaya ada
pengalaman dari berbagai teknik.
Terkadang, ada seseorang yang ketika enjoy dengan satu teknik, dia tidak
mau mencoba teknik lain. Mental status quo semacam ini harus dihilangkan.
Diperlukan eksperimentasi dan observasi terus-menerus untuk

5
mengembangkan teknik konseling sebagai jawaban terhadap kompleksitas
problem di era modernisasi dan informasi sekarang ini.
a. Teknik Umum Konseling I
Teknik umum merupakan teknik konseling yang lazim digunakan
dalam tahap-tahap konseling dan merupakan teknik dasar konseling yang
harus dikuasai oleh konselor. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
disampaikan beberapa jenis teknik umum.
1. Perilaku Attending
Upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Tujuan dari
teknik ini adalah memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat
pembicaraan dan terbuka. Teknik ini mengambarkan bagaimana konselor
menerima klien dalam proses konseling agar klien merasa diterima dalam
proses konseling.4
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien. Hal ini
mencangkup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan  bahasa lisan.
Perilaku attending yang baik dapat menimbulkan hal positif, seperti
meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman, dan
mempermudah eksperesi perasaan klien dengan bebas.
Contoh perilaku attending yang baik, misalnya :
 Kepala : melakukan anggukan jika setuju
 Ekspresi wajah : tenang, cerita, senyum
 Posisi wajah : tenang, ceria, senyum
 Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak antara konselor
dengan klien agak dekat,  duduk akrab berhadapan atau berdampingan
 Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah,
menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk
menekankan ucapan.

4 Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dkk, 2011 ,Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat :
Indeks), hal.
309-326

6
 Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga
selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah
pada lawan bicara.
Contoh perilaku attending  yang tidak baik, misalnya :
 Kepala : kaku
 Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak
melihat saat klien sedang bicara, mata melotot
 Posisi tubuh : tegak, kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan
klien menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling
 Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam
untuk member kesempatan  klien berpikir dan berbicara
 Perhatian : terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar
Catatan :
Attending disebut juga perilaku menghapiri klien. Hal ini cukup
kompeten kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Attending yang
baik dapat menimbulkan beberapa hal positif, seperti meningkatkan
harga diri klien, menciptakan suasana yang aman, dan mempermudah
ekspresi perasaan klien dengan bebas.
2. Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang
dirasakan klien; merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau
tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan
perilaku attending.  Tanpa perilaku attending, mustahil terbentuk empati.
Terdapat dua macam empati, yaitu :
a. Empati Primer,  yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami
perasaan, pikiran, dan keinginan klien dengan tujuan agar klien dapat
terihat dan terbuka. Contoh ungkapan empati primer : “Saya dapat
merasakan bagaimana perasaan Anda” ; “Saya mengerti keinginan
Anda.”
b. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor
terhadap perasaan, pikiran, keinginan, serta pengalaman klien lebih

7
mendalam dan menyentuh klien, karena konselor ikut dengan
perasaan tersebut. Keterlibatan konselor tersebut membuat klien
tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hati yang terdalam,
berupa perasaan, pikiran, pengalaman, dan termasuk penderitaannya.
Contoh ungkapan empati tingkat tinggi : “Saya dapat merasakan apa
yang Anda rasakan, dan saya ikut terluka dengan pengalaman Anda
itu.”
3. Refleksi
Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien
tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan
terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. Terdapat tiga jenis refleksi,
yaitu:
a. Refleksi perasaan, yaitu keterampilan atau teknik untuk dapat
memantulkan perasaan klien sebagai hasil pengamatan terhadap
perilaku verbal dan non verbal klien. Contoh : “Tampaknya yang
Anda kaatakan adalah ……”
b. Refleksi pikiran, yaitu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan
pendapat klien sebagi hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan
non verbal klien. Contoh : “Tampaknya yang Anda Katakan…..”
c. Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-
pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal
dan non verbal klien. Contoh : “Tampaknya yang Anda katakana
sesuatu …..”
4. Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan
pengamatan klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien
menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu
mengemukakan pendapatnya. Teknik ini memungkinkan klien untuk
bebas berbicara tanpa rasa takut, tetekan, dan terancam. Seperti halnya
pada teknik refleksi, dalam teknik eksplorasi ini pun terdapat tiga macam
teknik yaitu :

8
a. Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan klien
yang tersimpan. Contoh : “Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan
bingung yang dimaksud ….”
b. Eksplorasi pikiran, yaitu telknik untuk menggali ide, pikiran, dan
pendapat klien. Contoh : “Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih
lanjut ide Anda tentang sekolah sambil bekerja.
c. Eksplorasi pengalaman,  yaitu keterampilan atau teknik untuk
menggali pengalaman-pengalaman klien. Contoh : ‘Saya terkesan
dengan pengalaman yang Anda lalui. Namun, saya ingin memahami
lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap
pendidikan Anda.”
5. Menangkap Pesan (Paraphrasing)
Menangkap pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan
kembali esensi atau innti ungkapan klien, dengan teliti mendengarkan
pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana.
Biasanya, ini ditandai dengan kalimat awal : “adakah “ atau “tampaknya”
dan mengamati respon klien terhadap konselor.
Tujuan Paraphrasing adalah :
1) untuk mengatakan kembali kepada klien bahwa konselor bersama dia
dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan klien;
2) mengedepankan apa yang dikemukakan klien dalam bentuk ringkasan;
3) member arah wawancara konseling; dan
4) pengecekan kembali persepsi konselor tentang apa yang dikemukakan
klien. Berikut contoh dialognya :
Klien : “Itu suatu pekerjaan yang baik, akan tetapi saya tidak
mengambilnya.
Saya tidak tahu mengapa demikian?”
Konselor : “Tampaknya Anda masih ragu.”
6. Pertanyaan Terbuka (Opened Question)
Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau
berbicfara mengungkapkan perasaan, pengalaman, dan pemikirannya.

9
Pertanyaan yang diajukan sebaliknya tidak menggunakan kata Tanya
mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan
klien jika ia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih
baik gunakan kata Tanya apakah, bagaimana, adakah, atau dapatkah.
Contoh : “Apakah Anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan ?”

E. Teknik Khusus Konseling


Disamping mengarahkan teknik-teknik umum, dalam hal-hal tertentu dapat
menggunakan teknik-teknik khusus yaitu antara lain:
1. Latihan asensif
Latihan ini berguna untuk membantu individu yang tidak mamapu
menggungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan mengatakan tidak,
mengungkapkan afeksi, dan respon positif lainnya.
2. Desensitisasi sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang di
alamai dengan cara mengajarkan klien untuk rileks.
3. Pengkondisian aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik
ini dimaksud untuk meninggaalkan kepekaan klien agar mengerti respons
pada stimulus yang disenanginya dengan kelebihan stimulus tersebut.
4. Pembentukan prilaku model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk prilaku baru pada klien dan
memperkuat prilaku yang sudah terbentuk.
5. Permainan dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialokkan
dua kecendrungan yang saling bertentangan.
6. Latihan bertanggung jawab
Teknik ini merupakan teknik yang dinaksudkan untuk membantu klien agar
mengakui dan menerima perasaan-perasaannya daripada memproyeksikan
perasaannya itu kepada orang lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Bimbingan adalah mengarahkan, memandu, mengelola dan
menyetir atau dapat diartikan pula sebagai bantuan atau pertolongan.
Sedangkan Konseling upaya untuk membantu individu melalui proses
interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu
memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menetukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif prilakunya.
Teknik bimbingan konseling adalah cara ataupun metode yang dilakukan
untuk membantu, mengarahkan ataupun memandu seseorang atau sekelompok
orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta
mampu mengambil sebuah keputusan dan menetukan tujuan hidupnya dengan
cara berinteraksi atau bertatap muka.
Macam-macam teknik bimbingan konseling antara lain teknik umum dan
teknik khusus. Teknik umum adalah teknik yang lazim digunakan dalam
tahap-tahap konseling dan merupakan dasar konseling yang harus dikuasai
oleh konselor. Sedangkan teknik khusus adalah teknik yang dikembangkan
dari berbagai pendekatan konseling seperti pedekatan behaviorism, rational
emotive therapy, gestalt dan sebagainya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno & Amti Erman, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, PT.
Rineka Cipta Jakarta.
Nurihsan, A. Juntika, 2007, Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan, Bandung: Refika Aditama.
Djumhur. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu.
Gantina Komalasari & Eka Wahyuni, 2011, Teori dan Teknik Konseling, Jakarta:
Indeks.

12

Anda mungkin juga menyukai