Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP KESADARAN DAN PERSEPSI MANUSIA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Klinis 1

Dosen Pengampu : Junaidi, M.Psi, psikolog

Disusun Oleh
Kelompok II :
1. Nurul Qomariyah 1904032012
2. Ummi Rojattul Jannah 1904031014
KELAS B

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM (BPI)


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG
T.A. 1441/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmad dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang diberi judul
“Konsep Kesadaran Dan Persepsi Manusia” .
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi karena keterbatasan pengetahuan serta bahan referensi yang dapat
dijadikan acuan. Namun, berkat bantuan berbagai pihak, akhirnya makalah ini
dapat penulis selesaikan. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan
makalah, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan apalagi pengetahuan. Penyusun juga masih belum
seberapa mengenal hal yang dibahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang positif sangat penulis harapkan agar makalah ini menjadi lebih
baik. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pembaca untuk saat ini dan dapat pula dijadikan pedoman pada masa yang akan
datang.

Metro, 26 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DARTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Struktur Kesadaran 3
B. Struktur Ketidaksadaran 4
C. Pengertian Persepsi 5
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi 6
E. Bentuk-Bentuk Persepsi 7
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejak manusia lahir, sejak itu pula manusia secara langsung
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Melalui indera yang
dimiliki, segala bentuk informasi yang dapat ditangkap dipenuhi oleh
stimulus. Oleh karena itu sejak awal indera mengingatkan dengan
memberikan informasi yang diperlukan untuk menafsirkan berbagai
peristiwa.
Pada dasarnya pengolahan informasi dimulai dari sensasi. Jika
sensasi adalah proses menangkap stimuli, sedangkan persepsi
merupakan proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah
sensasi menjadi Informasi. Pemrosesan informasi dari lingkungan
adalah fungsi utama sistem sensorik tubuh, yang menyebabkan
kesadaran tentang apa yang terjadi di sekitar kita juga di dalam tubuh
kita. Tetapi kita tidak mungkin memperhatikan semua stimuli yang
sampai ke sistem indera kita, akan terjadi Overload stimuli.
Kesadaran itu memfokuskan pada beberapa stimuli dan
mengabaikan stimuli lainnya. Seringkali informasi yang dipilih
berkaitan dengan dunia internal dan eksternal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur kesadaran?
2. Bagaimana struktur ketidaksadaran?
3. Apa pengertian dari persepsi?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi?
5. Apa apa saja bentuk-bentuk dari persepsi?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang struktur kesadaran.
2. Mengetahui tentang struktur ketidaksadaran.
3. Mengetahui pengertian persepsi.
4. Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam persepsi.
5. Mengetahui bentuk-bentuk dari persepsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Kesadaran
Berdasarkan teori Jung, komponen pokok kesadaran adalah fungsi jiwa
dan sifat jiwa. Fungsi jiwa ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara
teori tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jiwa memiliki empat
fungsi pokok yaitu :
a. Fungsi pikiran, bersifat rasional dan cara bekerjanya dengan penilaian salah-
benar.
b. Fungsi perasaan, bersifat rasional dan cara bekerjanya dengan penilaian
senang dan tidak senang.
c. Fungsi pendirian, bersifat irasional cara bekerjanya tanpa penilaian,
dilakukan secara sadar (indrawi)
d. Fungsi instuisi, bersifat irasional dan cara kerjanya tanpa penilaian,
dilakukan secara tidak sadar (naluri)
Dari Keempat fungsi jiwa setiap individu memiliki fungsi dominan. Jadi,
setiap orang memiliki tipe kepribadian pemikir, perasa, pendirian, intuitif.
Keempat fungsi tersebut bekerja secara berpasangan, yaitu apabila satu fungsi
menjadi superior dengan menguasai alam sadar, fungsi pasangannya menjadi
inferior dialam ketidaksadaran. Dua fungsi yang lain berperan sebagai
pembantu. Hubungan fungsi jiwa tersebut bersifat kompensatoris, artinya
semakin berkembang fungsi dominan, kebutuhan inferior untuk kompensasi
semakin besar.
Fungsi dominan adalah pikiran yang berada dialam sadar dan fungsi
inferior adalah perasaan yang ada dalam alam tak sadar. Sedangkan fungsi
pembantu yaitu pendirian dan intuisi sebagian ada dalam alam sadar dan
sebagian ada dialam tak sadar.
Sikap jiwa ialah energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam
bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.

3
B. Struktur Ketidaksadaran
Ketidaksadaran adalah daerah kasadaran yang berisi berbagai ide dan
afek yang ditekan, yang tidak dapat diingat kembali karena ditahan oleh alam
prasadar sebagai sensor. Ciri-ciri alam tak sadar :
1. Mengandung ide dan afek yang ditekan .
2. Apabila mau muncul kealam sadar harus melalui sensor alam prasadar
3. Memiliki prinsip kesenangan dengan tujuan memuasakan keinginan dan
berhubungan erat dengan naluri terutama naluri sexsual.
Perwujudan ketidaksadaran berbentuk symptom dan komplek, mimpi
dan archetypes :
a. Symtom dan komplek, merupakan gejala-gejala yang masih dapat disadari.
Simptom adalah gejala dorongan dari energi normal, yang dapat berbentuk
symptom kejasmanian dan kejiwaan.
 Symptom adalah tanda bahaya, yang memberi tahu bahwa dalam
kesadaran ada yang kurang dan karenanya perlu perluasan pada alam tak
sadar.
 Komplek adalah bagian kejiwaan kepribadian yang telah terpecah dan
lepas kontrol kesadaran, kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam
alam ketidaksadaran, yang selalu menghambat atau memajukan prestasi-
prestasi kesadaran.
b. Mimpi dan khayalan, timbul dari komplek dan merupakan pesan rahasia
dari sang malam. Mimpi memiliki hukum sendiri dan bahasa, dalam mimpi
soal-soal sebab akibat, ruang dan waktu tidak berlaku, bahasanya bersifat
lambang dan karena itu untuk memahaminya perlu penafsiran. Penurut
Froed dan Agler mimpi dianggap sebagai hasil patologis, yaitu penjelmaan
angan-angan atau keinginan yang tidak terealisasi. Mimpi mempunyai
fungsi konstruktif yaitu menkompensasi konflik yang berat sebelah. Mimpi
kadang merupakan manifestasi dari ketidaksadaran kolektif dan
mempunyai arti profetis.
c. Archetypus merupakan bentuk-bentuk pendapat instinktif dan reaksi
instinktif terhadap situasi tertentu yang terjadi diluar kesadaran tertentu.

4
Archetypus dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidaksadaran kolektif
selama perkembangan manusia. Archetypus merupakan pusat serta medan
tenaga kesadaran yang mengubah sikap kehidupan sadar manusia.
Selain, hal tersebut terdapat bentuk khusus isi ketidaksadaran yaitu :
1. Bayang-bayang yaitu segi lain atau bagian gelap daripada kepribadian,
kekurangan yang tidak disadari. Terbentuk dari fungsi inferior serta sikap
jiwa yang inferior dimana, pertimbangan-pertimbangan moral atau
pertimbangan lain (tidak diserasi dengan alam sadarnya) maka, dimasukkan
dalam ketidaksadaran
2. Proyeksi : imago, diartikan dengan secara tidak sadar menempatkan isi batin
sendiri pada obyek diluar dirinya. Peristiwa ini terjadi secara mekanis, tidak
disadari. Jung menamakan isi kejiwaan yang diproyeksikan kepada orang
lain itu imago.
3. Animus dan Anima, yaitu sifat-sifat kualitas jenis kelamin yang berada
dalam ketidaksadaran manusia. Pada hakekatnya manusia bersifat
beseksual, yaitu : mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada jenis kelamin
lawannya. Seorang laki-laki ketidaksadarannya adalah betina (disebut
anima) dan seorang wanita ketidaksadarannya adalah jantan (animus).

C. Pengertian Persepsi
Secara etimologis, kata “persepsi” berasal dari bahasa Inggris
yaitu “perception” yang mempunyai makna: pengertian, tanggapan,
daya memahami atau daya menanggapi. JP. Chaplin menyebutkan,
bahwa persepsi adalah proses mengetahui atau menngenali obyek
kejadian obyektif dengan bantuan alat indera. Bisa dikatakan bahwa
persepsi adalah proses di mana orang menjadi sadar dengan sesuatu yang
ada dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
Pareek(1996:13) memberikan definisi yang lebih luas ihwal
persepsi ini, dikatakan,”persepsi dapat dikatakan sebagai proses
menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan
memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data”.

5
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses yang diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga proses persepsi. Karena itu proses
persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan. Dan proses
penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses
persepsi.
Persepsi terjadi setelah suatu penginderaan, tetapi persepsi bukan
hanya sekedar penginderaan itu. Persepsi merupakan “The Interpretation
of Experience” (penafsian pengalaman).

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi. Salah satunya
adalah stimulus. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi persepsi
adalah sebagai berikut:
1. Obyek
Yaitu obyek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat
indera atau reseptor. Stimulus yang diterima dapat dari dua arah,
yaitu dari luar individu itu sendiri, juga dari dalam individu.
Namun sebagain besar stimulus didominasi dari luar individu.
2. Alat indera, Syaraf dan pusat susunan syaraf
Alat indera yaitu sebagai reseptor, yang merupakan alat
untuk menerima stimulus. Sedangkan syaraf berfungsi sebagai alat
untuk menerima stimulus yang diterima reseptor untuk menuju
otak (pusat kesadaran).
3. Perhatian
Faktor ini sangat diperlukan karena merupakan langkah pertama
untuk mengadakan persepsi, yaitu pemusatan atau konsentrasi seluruh
aktivitas, perhatian juga merupakan syarat psikologis.

6
E. Bentuk-Bentuk Persepsi
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan
mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual
merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus
persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu
hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu
lidah.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Persepsi dan kesadaran tidak akan bisa lepas dari proses
penginderaan. Yakni indera penglihatan (mata), indera penciuman
(hidung), indera pengecap(lidah), indera pendengaran (telinga) dan
indera peraba (kulit). Semua yang direspon oleh alat indera kita
akan diproses sehingga tingkah laku terbentuk.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat
mengambil sedikit hikmah dari kandungan yang ada didalamnya. Setiap karya
pasti indah namun setiap keindahan itu belum tentu yang terbaik. Maka penulis
mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan ataupun kandungan
pokok bahasan. Kritik dan saran akan kami terima, guna karya yang lebih baik
kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abd.Hakim,Atang.Mubarok,Jaih. 2003. Metodologi Studi Islam.Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.
Atkinson, Rita L, et al. tanpa tahun.Pengantar Psikologi. Interaksa: Batam.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia: Bandung.
Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai