Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

NILAI-NILAI ETIS DALAM INDIVIDU


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Human Relation

Dosen Pengampu:

Helman Elhany S,Ag, M,Ag.

Disusun Oleh:
1. Nevi Nia Agusningtias 1904030007
2. Siti Aisyah Nur Awalin 1904030010

KELAS B
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
T.A 1443/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Nilai-Nilai Etis Dalam Individu” dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu pada mata kuliah Human
Relationship. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapannya penyusun mendapat masukan kritis
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas makalah ini. Semoga materi yang
terdapat pada makalah ini dapat menambah wawasan pembaca.

Metro. 21 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Makalah........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Terbentuknya Nilai-Nilai Pribadi................................................................. 3
B. Konflik Nilai................................................................................................ 4
C. Nilai-Nilai Pribadi dan Pilihan Etis............................................................. 6
D. Pilihan Korporat dan Etis............................................................................. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................ 10
B. Saran.......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi dari Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Ada Empat Tingkatan Nilai yaitu : Nilai-nilai
kenikmatan, nilai-nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan yang
menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak ; Nilai-nilai kehidupan,
nilai-nilai yang penting bagi kehidupan misalnya kesehatan, kesegaran jasmani,
dan kesejahteraan umum ; Nilai-nilai kejiwaan, nilai keindahan, kebenaran
maupun lingkungan; Nilai-nilai Kerohanian ada Nilai kebenaran yang bersumber
pada akal (ratio, budi, cipta) manusia Nilai keindahan atau nilai estetis, yang
bersumber pada perasaan manusia. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang
bersumber pada unsur kehendak manusia. Nilai religius, yang merupakan nilai
kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber kepada kepercayaan atau
keyakinan manusia.
Kata etis merupakan sesuatu hal yang itu berurusan atau berkaitan dengan
moral atau pun prinsip-prinsip dari moralitas dan juga berkaitan dengan sesuatu
yang benar ataupun salah dalam melaksanakan sesuatu. Pengertian dari kata etis
merupakan bertindak menggunakan cara konsisten terhadap suatu hal yang
masyarakat juga individu biasanya berpikir jika hal itu merupakan nilai-nilai yang
dianggap baik yang mencakup keadilan, martabat, kesetaraan, kejujuran,
keragaman dan hak-hak dari suatu individu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Terbentuknya Nilai-Nilai Pribadi?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Konflik Nilai?
3. Bagaimana Nilai-Nilai Pribadi Dan Pilihan Etis?
4. Bagaimana Pilihan Korporat Dan Etis?

1
C. Tujuan Makalah
Untuk Mengetahui Terbentuknya Nilai-Nilai Pribadi
1. Untuk Mengetahui maksud Dengan Konflik Nilai
2. Untuk Mengetahui Nilai-Nilai Pribadi Dan Pilihan Etis
3. Mengetahui Pilihan Korporat Dan Etis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Terbentuknya Nilai-Nilai Pribadi


Nilai pribadi terbentuk melalui pengaruh lingkungan dimana seorang
individu tumbuh dan berkembang sehingga terbentuklah citra diri yang berkenaan
dengan pandangan seseorang terhadap diri baik tentang fisik maupun psikisnya.
Macam-macam nilai dalam pembentukan karakter atau kepribadian dibagi menjadi
empat antara lain:
1. Nilai Etika atau Moral
Nilai etika merupakan nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh.
Misalnya, kejujuran nilai tersebut saling berhubungan dengan akhlak nilai ini
juga berkaitan dengan benar atau salah yang dianut oleh golongan atau
masyarakat. Nilai etis atau etik sering disebut sebagai nilai moral, akhlak atau
budi pekerti selain kejujuran, perilaku suka menolong, adil, pengasih,
penyayang, ramah dan sopan termasuk juga ke dalam nilai sanksinya berupa
teguran, caci maki, pengucilan atau pengusiran dari masyarakat.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani
kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai,
tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral.Moral berhubungan dengan kelakuan
atau tindakan manusia.Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku
kehidupan kita sehari-hari.
2. Nilai Estetika
Nilai estetika atau nilai keindahan sering dikatikan dengan benda, orang
dan peristiwa yang dapat menyenangkan hati (perasaan). Nilai estetika juga
dikaitkan dengan karya seni, meskipun sebenarnya semua ciptaan Tuhan juga
memiliki keindahan alami yang tak tertandingi.

3
3. Nilai Agama
Nilai agama berhubungan antara manusia dengan Tuhan, kaitannya
dengan pelaksanaan perintah dan larangan-Nya. Nilai agama diwujudkan
dalam bentuk amal perbuatan yang bermanfaat baik di dunia maupun akhirat,
seperti rajin beribadah, berbakti kepada orangtua, menjaga kebersihan, tidak
berjudi, tidak meminum-minuman keras, dsb. Bila seseorang melanggar
norma/kaidah agama, ia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan sesuai dengan
keyakinan agamanya masing-masing . Oleh karena itu, tujuan norma agama
adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dalam penertian mampu melaksanakan apa yang menjadi
perintah dan meninggalkan apa yang di larangNya. Adapun kegunaan norma
agama yaitu untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam
kehidupannya agar selamat di dunia dan akhirat.
4. Nilai Sosial
Nilai sosial berkaitan dengan perhatian dan perlakuan kita terhadap
sesama manusia di lingkungan kita. Nilai ini tercipta karena manusia sebagai
makhluk sosial, manusia harus menjaga hubungan diantara sesamanya.
Hubungan ini akan menciptakan sebuah keharmonisan dan sikap saling
membantu, kepedulian terhadap persoalan lingkungan, seperti kegitan gotong-
royong dan menjaga keserasian hidup bertetangga merupakan nilai sosial.

B. Konflik Nilai
Konflik nilai adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang
dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau
kelompok. Konflik nilai yaitu pertentangan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat,
seperti adanya perbedaan adat istiadat antar komunitas dan biasanya konflik akan
meruncing jika nilai-nilai itu menyangkut syara’. Konflik terjadi ketika tujuan
masyarakat tidak sejalan. Konflik timbul karena ketidakseimbangan antara

4
hubungan-hubungan sosial, seperti kesenjangan status sosial, kurang meratanya
kemakmuran dan akses yang tidak seimbang yang kemudian menimbulkan
masalah-masalah diskriminasi.
Secara garis besar penyebab konflik dibagi atas 3 penyebab, yaitu :
1. Perbedaan pendirian dan keyakinan orang perorangan telah
menyebabkan konflik antar individu. Dalam konflik-konflik seperti ini
terjadilah bentrokan-bentrokan pendirian, dan masing-masing pihak pun
berusaha membinasakan lawannya. Membinasakan disini tidak selalu
diartikan sebagai pembinasaan fisik, tetapi bisa pula diartikan dalam
bentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan
yang tidak disetujui. Di dalam realitas sosial tidak ada satu pun individu
yang memiliki karakter yang sama sehingga perbedaan pendapat, tujuan,
keinginan tersebutlah yang mempengaruhi timbulnya konflik sosial.
2. Perbedaan kebudayaan tidak hanya akan menimbulkan konflik antar
individu, akan tetapi bisa juga antar kelompok. Pola-pola kebudayaan
yang berbeda akan menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola
prilaku yang berbeda pula dikalangan khalayak kelompok yang luas.
Selain itu, perbedaan kebudayaan akan mengakibatkan adanya sikap
etnosentrisme yaitu sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa
kelompoknya adalah yang paling baik. Jika masing-masing kelompok
yang ada di dalam kehidupan sosial sama-sama memiliki sikap demikian,
maka sikap ini akan memicu timbulnya konflik antar penganut
kebudayaan.
3. Perbedaan kepentingan. Mengejar tujuan kepentingan masing-masing
yang berbeda-beda, kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik
untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.

5
C. Nilai-Nilai Pribadi dan Pilihan Etis
Nilai adalah sebuah konsep yang menunjuk pada hal-hal yang dianggap
berharga dalam kehidupan. Sesuatu itu dianggap berharga karena hal itu baik,
indah, benar dan pantas. Itulah sebabnya, nilai seringkali dipahami sebagai hal-hal
yang dianggap baik, indah, benar dan pantas. Sebaliknya hal-hal yang buruk, tidak
indah, salah dan tidak pantas dianggap tidak bernilai.Contoh, ketekunan adalah
nilai, karena dianggap sebagai sikap yang baik.
Kepribadian adalah seperangkat karakteristik psikologis yang menentukan
pola berpikir, merasakan dan bertindak, yaitu individualitas pribadi dan sosial dari
seseorang. Pembentukan kepribadian adalah proses bertahap, kompleks dan unik
untuk setiap individu. Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan,
ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Kepribadian dapat di definisikan sebagai
suatu set dinamis dan terorganisir dari karakteristik yang dimiliki oleh setiap orang
yang secara unik mempengaruhi kognisinya, emosi, motivasi, dan perilaku dalam
berbagai situasi.
Kepribadian juga dapat merujuk kepada pola-pola pikiran, perasaan dan
perilaku yang secara konsisten yang ditunjukkan oleh seorang individu dari waktu
ke waktu yang sangat mempengaruhi harapan, persepsi-diri, nilai dan sikap, dan
memprediksi reaksi kita terhadap orang lain, masalah dan tekanan. Nilai menjadi
dasar yang penting untuk mempelajari perilaku organisasi maupun seseorang,
karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena
nilai mempengaruhi persepsi seseorang. Nilai ini akan mempengaruhi sikap dan
perilaku dikemudian, dan merupakan elemen utama dalam membentuk sikap. Nilai
menjadi dasar yang penting untuk mempelajari perilaku organisasi maupun
seseorang, karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap dan motivasi
serta karena nilai mempengaruhi persepsi seseorang. Nilai ini akan mempengaruhi
sikap dan perilaku dikemudian, dan merupakan elemen utama dalam membentuk
sikap.

6
Nilai adalah keyakinan-keyakinan normatif mengenai standar perilaku yang
pantas dan hasil-hasil yang diinginkan dan diharapkan. Jika nilai-nilai yang khusus
mungkin diidentifikasi dengan menghubungkan terhadap perilaku etis, nilai-nilai
akan menyajikan sarana yang kuat untuk manajer yang menginginkan memelihara
standar yang tinggi atas perilaku etis dalam organisasinya. Nilai-nilai yang paling
mendasar juga mungkin digunakan dalam menyeleksi calon karyawan untuk
masuk ke suatu organisasi. Beberapa model pengambilan keputusan menggunakan
nilai-nilai sebagai suatu yang mempengaruhi atas dimensi etika atas pengambilan
keputusan. Nilai-nilai dan sikap sebagai faktor individu yang mempengaruhi
pengambilan keputusan individu dalam model kontinjensi atas etika pengambilan
keputusan yang mereka keluarkan. Nilai menjadi dasar yang penting untuk
mempelajari perilaku organisasi ataupun seseorang, karena nilai meletakan
pondasi untuk memahami sikap dan motivasi serta berpengaruh pada persepsi.
Nilai-nilai yang dimiliki akan mempengaruhi sikap dan perilaku dan merupakan
elemen utama dalam membentuk sikap.
Sumber sistem nilai yang ada pada diri seseorang sebagian besar ditentukan
oleh genetik, sisanya disebabkan oleh faktor-faktor budaya nasional, orang tua,
guru, teman, dan pengaruh lingkungan. Lingkungan yang berpengaruh terhadap
pembentukan nilai dapat terdiri dari lingkungan formal dan non formal.
Etika terkait erat dengan nilai-nilai personal seseorang, dinyatakan bahwa
terdapat 3 alasan di belakang sebuah kepercayaan dalam etika pekerjaan, yaitu:
1. Nilai-nilai terminal, merupakan keadaan akhir eksistensi yang sangat
diinginkan, tujuan yang ingin dicapai selama hidup
2. Nilai-nilai instrumental, merupakan modus-modus perilaku yang lebih
diinginkan atau cara mencapai nilai-nilai terminal seseorang.
3. Harga diri, merupakan nilai pada diri terkait dengan perannya dalam
membangun self-system seseorang.

7
D. Pilihan Korporat dan Etis
Arti korporat adalah bersifat atau berkaitan dengan korporasi. Arti lainnya
dari korporat adalah berbadan hokum, contohnya identitas korporat dapat berupa
nonfisik seperti nilai-nilai dan filosofi yang dianut perusahaan.
Korporasi adalah sebuah mekanisme yang dibentuk untuk memberikan
kesempatan bagi berbagai pihak untuk memberikan modal, keahlian, dan tenaga
kerja, demi keuntungan maksimal bagi semua pihak yang terlibat.
Etis merupakan sesuatu hal yang itu berurusan atau berkaitan dengan moral
dan juga mengacu pada sesuatu yang benar atau salah untuk mencapai sesuatu.
Pengertian dari kata etis merupakan bertindak secara konsisten terhadap sesuatu
yang biasanya dipikirkan oleh masyarakat dan individu ketika dianggap sebagai
nilai yang baik yang mencakup keadilan, martabat, kesetaraan, kesetaraan,
kejujuran, keragaman, dan hak-hak individu.
Pengambilan keputusan tidak hanya didasarkan pada kepentingan pribadi
pembuat keputusan. Berikut ini beberapa kriteria untuk keputusan etis yaitu:
1. Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach) adalah pendekatan yang berguna
itu sendiri, konsep etika yang dengannya perilaku moral menghasilkan kebaikan
terbesar untuk jumlah terbesar.
2. Pendekatan individualisme adalah konsep etis bahwa suatu tindakan dianggap
tepat jika tindakan tersebut membawa kepentingan jangka panjang terbaik
seseorang.
3. Konsep tentang etika bahwa keputusan yang melindungi hak dengan baik harus
diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.
4. Hak persetujuan bebas. Individu hanya diperlakukan jika individu sadar dan
tidak dipaksa untuk menerima perawatan.
5. Hak atas privasi. Individu dapat memilih apa yang ingin mereka lakukan di luar
pekerjaan.
6. Hak kebebasan hati nurani. Individu dapat menahan diri dari memberi perintah
yang melanggar standar moral dan agama mereka.

8
7. Hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara wajar mengkritik etika
atau legalitas tindakan yang diambil oleh orang lain.
8. Hak atas proses hak. Orang-orang memiliki hak untuk berbicara secara tidak
memihak dan berhak atas perlakuan yang adil.
9. Hak atas hidup dan keamanan. Individu memiliki hak untuk hidup tanpa bahaya
dan ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan mereka.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Nilai pribadi terbentuk melalui pengaruh lingkungan
dimana seorang individu tumbuh dan berkembang sehingga terbentuklah citra diri
yang berkenaan dengan pandangan seseorang terhadap diri baik tentang fisik
maupun psikisnya. Etis merupakan sesuatu hal yang itu berurusan atau berkaitan
dengan moral dan juga mengacu pada sesuatu yang benar atau salah untuk
mencapai sesuatu. Pengertian dari kata etis merupakan bertindak secara konsisten
terhadap sesuatu yang biasanya dipikirkan oleh masyarakat dan individu ketika
dianggap sebagai nilai yang baik yang mencakup keadilan, martabat, kesetaraan,
kesetaraan, kejujuran, keragaman, dan hak-hak individu.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Yukl, G. A. dan Van Fleet, D. D. (1992). “Theory and Research on Leadership in


Organizations”, didalam Dunnette, M. D. dan Hough, L. M. (ed), Handbook
of Industrial & Organizationalnd Psychology, 2 ed, Vol 3, Palo Alto:
Consulting Psychologists Press.

Kohlberg, L. (1995). Tahap-tahap Perkembangan Moral, diterjemahkan oleh John de


Santo dan Agus Cremers, Yogyakarta: Kanisius.

Becker, T. E. (1998). “Integrity in Organizations: Beyond Honesty and


Conscientiousness”, Academy of Management Review. Vol 23 No 1,

Hurlock. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai