Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKOLEGAL NILAI PERSONAL DAN PROFESIONAL DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU : HJ. RISNENI, SSTI, M. KES

DISUSUN OLEH:

1. ANDINA HAFIIZHAHARANI (1915401051)


2. MONICA
3. NOVIA (1915401070)
4. PUTRI SRI ARTANTI (1915401058)

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Nilai
Personal/Pribadi dan nilai luhur profesi” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan.

Kami ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami
selama proses penyelesaian makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Bandar Lampung,05 Agustus 2019


 
Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang …………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………......1
1.3 Tujuan………………………………………………....1.
BAB II PEMBAHASAN……………………………………. 2

2.1 Pengertian………………………………….................... 2

2.1.1 Nilai ………………………...................3


2.1.2 Pelayanan kebidanan..............................4
2.2 Penyerapan / pembentukan nilai....................................4.
2.3 Nilai personal dalam pelayanan kebidanan....................6
2.3.1 Pengertian Nilai Personal........................6
2.3.2 Nilai Personal Profesi..............................7
2.3.3 Kewajiban Personal Seorang
Bidan........................................................8
2.4 Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan
2.4.1 Pengertian Nilai Luhur.............................10
2.4.2 Penerapan Nilai Luhur.............................10
2.5 Dasar pelayanan kebidanan yang baik............................10
2.6 Kasus...............................................................................11

BAB III PENUTUP …………………………………………...................13


3.1 Kesimpulan .......................................................................13
3.2 Saran ................................................................................13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

      1.1  Latar Belakang

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods
mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain
terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai
persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara
pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam
persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya
tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

      1.2   Rumusan masalah
          1. Apa yang dimaksud dengan nilai?
          2. Apa yang dimaksud dengan penyerapan nilai ?
   3. Apa yang dimaksud dengan nilai personal dalam pelayanan kebidanan?
   4. Apa yang dimaksud dengan nilai luhur dalam pelayanan kebidanan?
   5. Apa saja dasar pelayanan kebidanan yang baik?

1.3  Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari nilai.
2. Mengetahui nilai personal dalam  pelayanan kebidanan.
3. Mengetahui apa maksud dari nilai luhur dalam pelayanan kebidanan.
4. Mengetahui  dasar pelayanan kebidanan yang baik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Pengertian
       2.1.1  Nilai
Nilai – nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan
terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap / prilaku seseorang.
System nilai dalam suatu organisasi adalah tentang nilai – nilai yang dianggap penting dan
sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah – langkah yang
seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan di
peroleh seseorang sejak kecil.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, yang dewasa ini mendapat
perhatian khusus, terutama bagi para petugas kesehatan karena perkembangan peran
menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan hak orang lain.
Klasifikasi nilai- nilai adalah suatu proses dimana seorang dapat menggunakannya
untuk mengidentifikasi nilai- nilai mereka sendiri. Seorang bidan dalam melaksanakan
asuhan kebidanannya. Selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia miliki juga diperkuat
oleh nilai yang ada didalam diri mereka.
Nilai menurut para ahli :
1. Kimball young
Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
dianggap penting dalam masyarakat.
2.      A.W.Green
Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
3.      Woods
Mengemukakan nilai adalah petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
4.      M.Z Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas,berharga,dan
dapan meemengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.
5.      Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna
fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.
6.      Karel J.veeger
Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu didalam
kepala orang)tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan.dengan kata lain nilai adalah hasil
penilaian atau pertimbangan moral.

5
PEMBENTUKAN DAN TRANSMISI NILAI

Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values).Nilai-nilai ini diperoleh dan
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan
hidupnya.Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar
dan mana yang salah.Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung
pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil
dengan berbagai cara antara lain:

         1.       Modeling


Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia
bergaul

       

 2.       Moralizing
Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan
memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-
nilai yang berbeda
       

 3.       Laissez-Faire
Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung
kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem
nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena
kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat
menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut

  4.       Responsible Choice


Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu
dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan
bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya
sendiri
       

 5.       Reward and Punishment

6
Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti mendapatkan penghargaan bila
menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila
menunjukkan perilaku yang tidak baik

      

 2. 1.2    Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada
klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL,
keluarga berencana (KB), termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan keshatan
masyarakat.

 2.2 Penyerapan / pembentukan nilai

       a.       Pengertian Dasar Etika


Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan.Dalam profesi bidan “etika” lebih
dimengerti sebagai filsafat moral.

7
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan  tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan;
sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.Menurur
filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga
berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.

       b.      Pengenalan Etika Umum

       1)      Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan
tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini.Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita menghancurkan integritas
kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam kita.Hati nurani berkaitan erat dengan
kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga
pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung
jawab tanpa kebebasan.
Batas-batas kebebasan meliputi :
  Faktor internal
  Lingkungan
  Kebebasan orang lain
  Generasi penerus yang akan dating

       2)      Nilai dan Norma


Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu
yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan. Sedangkan Norma adalah
aturan-aturan yang menyertai nilai.

       3)      Hak dan Kewajiban


Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan hukum
objek.

       4)      Amoral dan Immoral


Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with, out of
spere of moral, non moral, diluar etis,Non moral. Sedangkan Immoral berarti opposed to
morality, morally evil, yang berarti bertengtangan dengan moralitas yang baik, secara moral
butuk, tidak etis.
8
       5)      Moral dan Agama
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral.Dasar terpenting dari tingkah laku
moral adalah agama.Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan, dasarna adalah
agama melarang untuk melakukannya. Agama mengatur bagaimana cara kita hdup. Setiap agama
mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya. Dalam agama
kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut filsafat moral , kesalahan moral adalah
pelanggaran prinsip etis,. Bagi penganut agama, Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.

        c.        Kode Etik Bidan Indonesia


Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/
Mengkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan
Indonesia.Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
pengabdian profesi.

2.3  Nilai personal dalam pelayanan kebidanan

       2.3.1  Pengertian Nilai Personal


Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang konsisten dan
menjadi control internal bagi seseorang, serta merupakan komponen intelektual dan emosional
dari seseorang.

9
 
       2.3.2 Nilai Personal Profesi
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing” melaksanakan suatu
proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai – nilai personal dalam praktek kebidanan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesi, yaitu :

1.     Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

2.     Alturism (mengutamakan orang lain)


Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan,
komitmen, asuhan, kedermawanan / kemurahan hati serta ketekunan.

3.     Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap kejujuran, harga diri dan
toleransi.

4.     Freedom (kebebasan)
Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin, serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5.     Human digrity (martabat manusia)


Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia sebagai individu,
termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.

6.     Justice ( keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal.Temasuk objektifitas, moralitas, integritas,
dorongan dan keadilan serta keawajaran.

7.     Truth (kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita.Termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan, dan reflektifitas
yang rasional.

10
         2.3.3 Kewajiban Personal Seorang Bidan

                 Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) :

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah


jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

       2.      Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
       
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati


hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,


keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.

6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan -
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.

 Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir) :

1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.

        2.       Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam


mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau
rujukan.
2. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan
klien.

11
 Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) :

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

 Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir) :

1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.

2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesinya


sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis yang
dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.

 Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir) :


1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.

2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir) :


        1.      Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan¬ketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
3. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.

            Penutup (1 butir) :

12
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

2.4 Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan

      2.4.1  Pengertian nilai luhur


Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap orang, dimana
sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam etika
profesi seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan pelayanan
pada klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta
hubungan yang baik antara bidan dan klien.

      2.4.2 Penerapan Nilai Luhur


Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur dimanapun dan kapanpun
dia memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam praktek kebidanan sangat
menunjang dalam proses pelayanan serta pemberian asuhan pada klien. 
Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur
tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara individu menerapakan dan mengelola dalam
kehidupannya.
Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi juga pada rekan – rekan
seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat secara umum.Sebab hubungan yang dijalin
berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan,
khususnya dalam praktek kebidanan.
Nilai – nilai luhur yang sangat diperlukan oleh bidan yaitu :
  Kejujuran
  Lemah lembut
  Ketetapan setiap tindakan
  Menghargai orang lain

2.5 Dasar pelayanan kebidanan yang baik

  Rasa kecintaan pada sesama manusia


  Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong menolong dalam menghadapi pasien
  Mengembangkan sikap tidak semena – mena terhadap orang lain

13
  Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan
  Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
  Berani membela kebenaran dan keadilan
  Mengmbangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
  Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.

2.6 Kasus

1)      Contoh kasus nilai personal dalam pelayanan kebidanan:

Seorang ibu hamil dating kepraktek bidan mandiri di dampinggi suaminya,dengan keluhansakit
di  pinggang yang menjalar keari aris ejak 2 jam yang lalu sakitnya semakin lama semakin lama
semakin sering dan kuat,ia mengatakan ada bercak darah bercampur lender di
pakaian dalamya,setelah di periksa ternyata beberapa jam
lagi ibu tersebut akanmelahirkan,dengan persentasi kepala telah masuk PAP
dan ini merupakan anakke 3 dengankelahiran sebelumnya normal.
Tapi bidan x tersebut malah merujuk pasien tersebut keklinik dokter,dengan alas an
ibuhamil tersebut tidak bias melahirkan anaknya karena pendarahan yang
hebat,padahal ibuhamil tersebut dalam kondisi yang normal layak nya ibu melahirkan yang
normal,denganalasan tersebut keluarga pun menyetujui ibu hamil  tersebut untuk
di  rujukkedokter,dengan rujukan tersebut sibidan telah mendapat kan uang 4x lipat dari proses
persalinan normal tersebut dari dokter.
Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa nilai personal yang di
miliki seorang bidantidak bisa di jalan kan dengan baik di
mana seorang bidan bias menolong persalinan pasiendengan normal
malah bidan tersebut merujuk pasien kedokter agar bisan mendapat kanuang yang lebih
banyak.ini telah melanggar kewajiban personal seorang bidan di
manasetiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,menghayati dan mengamal kan sumpah jabatann
ya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya dan setiap bidan dalam menjalan kan tugasprofesin
ya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memeliharacitra bidan.

2)      Contoh kasus nilai luhur profesi dalam pelayanan kebidanan;

Seorang ibu hamil datang di dampingi suaminya keklinik bidan mandiri dengan kehamilan 32
minggu bidan
x menyambut pasiennya dengan lemah lembut dan menyakan keadaankehamilan ibu,ibu tersebut 

14
menggeluh sering BAK  sudah 2 minggu ini,bidan x pun
memperiksa  ibu hamil tersebut dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan penuh terlitisetelah
di periksa bidan x menggatakan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan BAK yang di
alami ibu merupakan kondisi yang wajar di usia kehamilan 32
minggu, bidanpunmenjelaskan dengan teliti ke ibu hamil tersebut, dan juga bidan mengganjurka
n ibutersebut untuk tidak bekerja keras dulu dan juga di katakan kepada suaminya agar ibuselalu
di perhatikan agar
tekanan psikis ibu hamil tersebut juga baik. Dan setiap bidansenantiasa menciptakan suasana
yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya,
dengan mendorong partisipasi pasien untukmeningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

15
BAB III
PENUTUP
                                                                                          
3.1 Kesimpulan

Dalam upaya mendorong profesi  kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam
menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengembang peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional
berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat
memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan kebidanan.

3.2 Saran

 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan


mengamalkan kode etik bidan Indonesia.dan bisa mengharapkan nilai-nilai personal serta nilai
luhur profesi dalam pelayanan kebidanan dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Etika nilai personal dan nilai luhur profesi dalam pelayanan
kebidanan .  Andi : Yogyakarta.
Suhermi. 2009. Etika pelayanan kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya

17

Anda mungkin juga menyukai