DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Nilai
Personal/Pribadi dan nilai luhur profesi” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan.
Kami ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami
selama proses penyelesaian makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
2
DAFTAR ISI
2.1 Pengertian………………………………….................... 2
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods
mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas
harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain
terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai
persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara
pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam
persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya
tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai?
2. Apa yang dimaksud dengan penyerapan nilai ?
3. Apa yang dimaksud dengan nilai personal dalam pelayanan kebidanan?
4. Apa yang dimaksud dengan nilai luhur dalam pelayanan kebidanan?
5. Apa saja dasar pelayanan kebidanan yang baik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari nilai.
2. Mengetahui nilai personal dalam pelayanan kebidanan.
3. Mengetahui apa maksud dari nilai luhur dalam pelayanan kebidanan.
4. Mengetahui dasar pelayanan kebidanan yang baik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Nilai
Nilai – nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan
terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap / prilaku seseorang.
System nilai dalam suatu organisasi adalah tentang nilai – nilai yang dianggap penting dan
sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah – langkah yang
seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam dan di
peroleh seseorang sejak kecil.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, yang dewasa ini mendapat
perhatian khusus, terutama bagi para petugas kesehatan karena perkembangan peran
menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan hak orang lain.
Klasifikasi nilai- nilai adalah suatu proses dimana seorang dapat menggunakannya
untuk mengidentifikasi nilai- nilai mereka sendiri. Seorang bidan dalam melaksanakan
asuhan kebidanannya. Selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia miliki juga diperkuat
oleh nilai yang ada didalam diri mereka.
Nilai menurut para ahli :
1. Kimball young
Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
dianggap penting dalam masyarakat.
2. A.W.Green
Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
3. Woods
Mengemukakan nilai adalah petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
4. M.Z Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas,berharga,dan
dapan meemengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.
5. Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna
fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.
6. Karel J.veeger
Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu didalam
kepala orang)tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan.dengan kata lain nilai adalah hasil
penilaian atau pertimbangan moral.
5
PEMBENTUKAN DAN TRANSMISI NILAI
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values).Nilai-nilai ini diperoleh dan
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan
hidupnya.Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar
dan mana yang salah.Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung
pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil
dengan berbagai cara antara lain:
2. Moralizing
Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan
memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-
nilai yang berbeda
3. Laissez-Faire
Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung
kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem
nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena
kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat
menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut
6
Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti mendapatkan penghargaan bila
menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila
menunjukkan perilaku yang tidak baik
2. 1.2 Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada
klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL,
keluarga berencana (KB), termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan keshatan
masyarakat.
7
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan;
sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.Menurur
filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga
berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.
1) Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan
tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini.Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita menghancurkan integritas
kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam kita.Hati nurani berkaitan erat dengan
kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga
pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung
jawab tanpa kebebasan.
Batas-batas kebebasan meliputi :
Faktor internal
Lingkungan
Kebebasan orang lain
Generasi penerus yang akan dating
9
2.3.2 Nilai Personal Profesi
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing” melaksanakan suatu
proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai – nilai personal dalam praktek kebidanan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesi, yaitu :
1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap kejujuran, harga diri dan
toleransi.
4. Freedom (kebebasan)
Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin, serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
6. Justice ( keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal.Temasuk objektifitas, moralitas, integritas,
dorongan dan keadilan serta keawajaran.
7. Truth (kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita.Termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan, dan reflektifitas
yang rasional.
10
2.3.3 Kewajiban Personal Seorang Bidan
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan -
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
11
Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) :
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis yang
dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.
2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penutup (1 butir) :
12
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.
13
Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan
Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
Berani membela kebenaran dan keadilan
Mengmbangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
2.6 Kasus
Seorang ibu hamil dating kepraktek bidan mandiri di dampinggi suaminya,dengan keluhansakit
di pinggang yang menjalar keari aris ejak 2 jam yang lalu sakitnya semakin lama semakin lama
semakin sering dan kuat,ia mengatakan ada bercak darah bercampur lender di
pakaian dalamya,setelah di periksa ternyata beberapa jam
lagi ibu tersebut akanmelahirkan,dengan persentasi kepala telah masuk PAP
dan ini merupakan anakke 3 dengankelahiran sebelumnya normal.
Tapi bidan x tersebut malah merujuk pasien tersebut keklinik dokter,dengan alas an
ibuhamil tersebut tidak bias melahirkan anaknya karena pendarahan yang
hebat,padahal ibuhamil tersebut dalam kondisi yang normal layak nya ibu melahirkan yang
normal,denganalasan tersebut keluarga pun menyetujui ibu hamil tersebut untuk
di rujukkedokter,dengan rujukan tersebut sibidan telah mendapat kan uang 4x lipat dari proses
persalinan normal tersebut dari dokter.
Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa nilai personal yang di
miliki seorang bidantidak bisa di jalan kan dengan baik di
mana seorang bidan bias menolong persalinan pasiendengan normal
malah bidan tersebut merujuk pasien kedokter agar bisan mendapat kanuang yang lebih
banyak.ini telah melanggar kewajiban personal seorang bidan di
manasetiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,menghayati dan mengamal kan sumpah jabatann
ya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya dan setiap bidan dalam menjalan kan tugasprofesin
ya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memeliharacitra bidan.
2) Contoh kasus nilai luhur profesi dalam pelayanan kebidanan;
Seorang ibu hamil datang di dampingi suaminya keklinik bidan mandiri dengan kehamilan 32
minggu bidan
x menyambut pasiennya dengan lemah lembut dan menyakan keadaankehamilan ibu,ibu tersebut
14
menggeluh sering BAK sudah 2 minggu ini,bidan x pun
memperiksa ibu hamil tersebut dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan penuh terlitisetelah
di periksa bidan x menggatakan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan BAK yang di
alami ibu merupakan kondisi yang wajar di usia kehamilan 32
minggu, bidanpunmenjelaskan dengan teliti ke ibu hamil tersebut, dan juga bidan mengganjurka
n ibutersebut untuk tidak bekerja keras dulu dan juga di katakan kepada suaminya agar ibuselalu
di perhatikan agar
tekanan psikis ibu hamil tersebut juga baik. Dan setiap bidansenantiasa menciptakan suasana
yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya,
dengan mendorong partisipasi pasien untukmeningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam
menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengembang peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional
berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat
memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan kebidanan.
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Etika nilai personal dan nilai luhur profesi dalam pelayanan
kebidanan . Andi : Yogyakarta.
Suhermi. 2009. Etika pelayanan kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya
17