Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

NILAI SIKAP DAN KEPUASAN KERJA DALAM


ORGANISASI

Disusun Oleh :

INDRA GUMILANG ( 22.013.081 )

ANI KOMALASARI ( 22.013.071 )

R. MAYA DAMAYANTI ( 22.013.087 )

R. ANI SUKMAWATI ( 22.013.086 )

VINA JUNIA ( 22.013.092 )

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
BANDUNG
2023
PENGANTAR

Nlai, sikap dan perilaku yang saling terkait satu sama lain. Semua faktor ini
menentukan kepribadian seorang individu. Nilai mewakili individu standar, iman,
cita-cita atau bahkan acara dan kegiatan. Ketika kita mengatakan bahwa individu
harus setia kepada organisasi satu berfungsi, adalah ekspresi dari individu standar,
iman atau yang ideal ia membawa dengan dia sebagai bagian dari kepribadiannya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai “perasaan individu tentang atau kecenderungan
ke arah lain orang, benda, peristiwa atau kegiatan.” Sikap meliputi perasaan
afektif seperti suka dan tidak suka dan kepuasan dan ketidakpuasan. kebutuhan
kita, pengalaman masa lalu, konsep diri dan bentuk kepribadian keyakinan, dan
opini kita pegang ke arah dunia yang dirasakan.

Nilai adalah konstituen yang sangat penting dari kehidupan individu. Ini adalah
kerangka luas perilaku. Nilai-nilai yang menyerap oleh individu berdasarkan
warisan dan lingkungan. Nilai lebih permanen sementara sikap kurang stabil dan
dapat diubah, Dalam sebuah kehidupan sehari-hari niali, sikap dan kepuasan kerja
adalah yang hal penting karena mempengaruhi perilaku kerja.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... ........3

A.Latar Belakang.............................................................................. ........1

B.Rumusan Masalah....................................................................................2

C.Tujuan.......................................................................................... ..........3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... ......4

A.Nilai................ .............................................................................. .......1

B.Pentingnya Nilai........................................................................... .........2

C.Tipe-Tipe Nilai..........................................................................................3

D.Kerangka Kerja....................................................................... ..............4

E.Sikap ............................................................................................ ........5

F.Tipe Sikap...................................................................................... ........6

G.Tipe- Tipe Sikap......................................................................................7

H.Kepuasan Kerja........................................................................................8

I.Faktor-Faktor Kepuasan Kerja..................................................................9

BAB III PENUTUP.................................................................................................5

Kesimpulan.................................................................................... ...........1

Daftar Pustaka.......................................................................................... .2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai ata value penting untuk dipelajari dalam perilaku organisasi karena di


dalamnya untuk memahami sikap dan motivasi karena di dalamnya terltak
dasar untuk memahami sikap dan motivasi dan karena nilai-nilai
memengaruhi persepsi. Ketika individu memasuki organisasi dengan
memepertimbangkan sebelumnya dugaan tentang apa yang menajdi keharusan
dan yang tidak menjadi keharusan. Sebaliknya, nilai-nilai juga memuat
interprestasi tentang baik dan buruk. Nilai-nilai biasanya mempengaruhi sikap
dan perilaku. Orang yang menjunjung nilai moral tinggi akan membuat orang
tersebut memiliki sikap moral yang positif.
sikap dan perilaku pada umumnya dalam keadaan harmonis, walupun tidak
selalu demikian. Sikap sering kali dikenal atau diketahui karena masih
tersembunyi dalam diri manusia. Sikap seseorang baru tampak ketika
permukaan dan dapat dikenal dalam bentuk perilakunya. Setiap orang ingin
mendapatkan pekerjaan karena dengan bekerja ia mengharapkan mendapat
imbalan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Namun, sering kali
terjadi bahwa mendapatkan imbalan saja dirasakan belum cukup. Mereka
menginginakan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya. Persoalannya
adalah bagaimana menentukan ukuran kepusaan kerja. Terhadap kepuasan dan
imbalan yang sama, kepuasan orang dapat berbeda. orang yang satu dapat
merasa puas, sedangkan orang lainnya belum mendapatkan kepuasan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah makalah ini, yaitu:

1. Apakah pengertian nilai dan tipe-tipe nilai?


2. Apakah pengertian sikap dan tipe-tipe sikap?
3. Apakah pengertian kepuasan kerja?
4. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
5. Bagaimanakah persepsi dan pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengertian nilai dan tipe-tipe nilai?


2. Mengetahui pengertian sikap dan tipe-tipe sikap?
3. Mengetahui pengertian kepuasan kerja?
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
5. Mengetahui Bagaimanakah persepsi dan pengambilan keputusan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. NILAI

Pengertian Nilai

Tiap orang, tiap keluarga, tiap kelompok, tiap organisasi,tiap daerah, agama,
bangsa dan lain-lainnya mempunyai nilai-nilai yang dapat berbeda dari yang
lain. Nilai yang ada pada seseorang adalah bagian dari kepribadiannya,
merupakan keyakinan(beliefs) yang diperoleh dari pengalaman dan
dipertahankan selama jangka waktu relatif lama, meskipun mungkin dapat
berubah secara perlahan. Nilai-nilai yang ada pada seseorang turut menentukan
persepsinya, sikapnya, motivasinya, dan perilakunya, termasuk perilaku
kerjanya.

Menurut Sigit (2003:79) Dalam buku Perilaku Organisasi yang ditulis oleh
Dr.Arifin TahirM.Si, nilai ialah keyakinan yang bertahan lama mengenai sesuatu
yang dianggap berharga (wortwhile), penting.(importance), mempunyai arti
(meaningfull),diinginkan (desirable),dan diprioritaskan (preferable).

Dengan demikian nilai dapat diartikan sesuatu yang dinginkan, penting dan
memiliki arti, sehingga diperjuangkan untuk direalisasikan.

Nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam arti nilai mengemban


gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik atau diinginkan.
Nilai sangat pening untuk mempelajari perilaku keorganisasian, karena nilai
meletakkan dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai
mempengaruhi persepsi kita. Nilai yang kita anut sebagin besar ditentukan oleh
faktor genetik. Jadi nilai-nilai dari orang tua memainkan suatu bagian yang 
penting dalam menjelaskan akan bagaimana nilai-nilai kita.  Selanjutnya nilai-
nilai  ditentukan oleh budaya, guru, teman dan juga pengaruh lingkungan. Nilai-
nilai yang dianut seseorang itu tidaklah tetap tetapi apabila nilai-nilai yang dianut
seseorang tersebut berubah, maka perubahan itu sangat lambat. Sebagian besar
nilai yang kita anut dibangun dalam usia dini (bisa melalui orangtua, guru, teman
dan lain-lain). Banyak hal tentang apa yang benar dan salah dirumuskan dari
pandangan yang dikemukakan oleh orangtua kita. Ketika menjadi dewasa dan
dihadapkan pada sistem nilai lain, mungkin nilai yang kita punya bisa berubah.
Menarik untuk disimak bahwa nilai relatif stabil dan abadi. Hal ini merupakan
hasil dari komponen genetik dan cara bagaimana nilai tersebut dipelajari.
Penanaman nilai dari orangtua selalu memberitahukan mana perilaku yang
diinginkan dan perilaku yang tidak diinginkan. Pembelajaran nilai yang mutlak
atau hitam putih inilah, bila digabung dengan suatu yang cukup banyak dari faktor
genetik yang kurang lebih menjami kestabilan dan keabadian nilai-nilai tersebut.

Didalam mengelompokkan nilai maka terdapat 2 (dua) pendekatan/ tipe adalah


sebagai berikut :

1. Nilai terminal

Diartikan merujuk pada keadaan akhir eksistensi yang sangat diinginkan. Nilai
terminal merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang selama hidupnya atau
merupakan visi. Contoh dari nilai terminal menurut Rokeach dalam Robbin
(2001) adalah :

a. Suatu hidup nyaman (hidup makmur)


b. Suatu hidup yang menggairahkan (hidup aktif, merangsang)
c. Rasa berprestasi (kontribusi lama)
d. Suatu dunia damai (bebas dari perang dan konflik)
e. Suatu dunia yang indah (keindahan alam dan seni)
f. Kesamaan (persaudaraan, kesempatan yang sama untuk semua)
g. Keamanan keluarga (merawat orang lain)
h. Kemerdekaan (ketidakbergantungan, pilihan bebas)
i. Kebahagiaan (kepuasan)
j. Harmoni batin (bebas dari konflik batin)
k. Kesenangan (hidup santai dan dapat dinikmati)
2. Nilai instrumental

Yaitu merujuk kemodus perilaku yang lebih disukai atau diinginkan atau cara
untuk mencapai nilai-nilai terminal atau biasanya sebagai sebuah misi. Contoh
dari nilai instrumental masih menurut Rokeach dalam Robbin (2001) adalah :
a. Berpikiran luas (berpikiran terbuka)
b. Ambisius dalam bekerja
c. Kapabel (mampu, efektif)
d. Riang (senang, gembira)
e. Bersih (rapi, teratur)
f. Berani (tegak mempertahankan keyakinan)
g. Memaafkan (bersedia mengampuni orang yang dicintai)
h. Membantu (bekerja untuk kesejahteraan orang lain)
i. Jujur (tulus, tidak bohong)
j. Membantu (bekerja untuk kesejahteraan orang lain)
k. Memaafkan ( bersedia mengampuni orang lain)

Nilai dalam Pancasilaa :


a.Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama,menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta
tidak berlaku diskriminatif antar umatberagama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengannilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu halsebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untukmembina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilanmengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan caramusyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan,yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan
Makmur secara lahiriah ataupun batiniah.

Setiap Organisasi Memiliki Nilai Yang Berbeda :


Digital Equipment Corporation (DEC)
• perusahaan yang memandangkebenaran dan ide berasal darisetiap orang.
Keputusan dalamperusahaan ini diambil melaluisebuah diskusi dan debat
yangpanjang. Mereka beranggapanbahwa ide yang baik adalah ideyang dihasilkan
dalam debat yangsengit.
Ciba-Geigy
• perusahaan farmasi yang berbasisdi Swiss melihat kebenaranbersumber dari
kebijaksanaanpara peneliti atau ilmuwan.Budaya Ciba-Geigy memandangide yang
baik berasal dari atasandan para ahli. Oleh karena ituotoritas sangat dihormati
dancenderung menghindari konflik.

B. SIKAP

Pengertian Sikap (Attitude)

Berbicara masalah sikap, sebenarnya hal ini sudah merupakan sesuatu yang
sangat populer dan penting, terutama dalam rangka pembahasan psikologi sosial.
Para ahli mengakui bahwa setiap sikap dapat terbentuk karena adanya pengaruh
dan peranan pembawaan dan lingkungan, yang keduanya mempunyai fungsi
yang sama, dalam arti bahwa sikap tidak dibawa sejak manusia lahir.
Pengertian sikap sudah banyak dikemukakan oleh para ahli. Dalam
memeberikan pengertian tentang sikap ini para ahli berbeda pendapatnya.
Namun pada hakekatnya perbedaan pendapa tersebut tidak menunjukkan
perbedaan yang mendasar. Dalam kaitan ini, kita ketahui bahwa setiap individu
didalam aktivitas hidupnya mjempunyai suatu reaksi ataupun gerakan terhadap
suatu obyek tertentu dan inilah nantinya akan menjadi bagian dari sikap individu
tersebut.

Untuk jelasnya dikutip pendapat W.A.Gerungan(2009) yang mengatakan


bahwa sikap adalah kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. Ini berarti bahwa sikap
senantiasa terarahkan pada suatu obyek tertentu dalam arti bahwa tak ada sikap
tanpa obyek,dan gerakan atau reaksi terhadap obyek inilah yang di maksud
dengan sikap

 Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Bila ada


pegawai mengatakan ”saya menyukai pekerjaan saya” maka pegawai tersebut
mengungkapkan sikapnya tentang pekerjaannya. Sikap tidak sama dengan nilai
tetapi keduanya saling berhubungan. Hal ini dapat dilihat pada 3 (tiga) komponen
dalam sikap yaitu :

1. Pengertian (cognition) adalah segmen pendapat atau keyakinan akan suatu


sikap. Bagian ini terdiri dari persepsi, pendapat, dan kepercayan orang.
Bagian kognitif bertautan dengan proses berpikir, dengan tekanan khusus
kepada rasionalitas dan logika.  
2. Keharuan (affect) adalah segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap.
Komponen ini dipelajari dari orang tua, guru, dan teman sejawat.  
3. Perilaku (behavior) adalah suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu
cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Komponen perilaku ini
merupakapan komponen tindakan dari sikap. Cara seseorang bertindak
menghadapi orang lain atau sesuatu barang dapat ramah, hangat, agresif,
bermusuhan, apatis  atau dengan  sesuatu cara lain.
4. Sumber sikap

Ada banyak sumber dari pembentukan sikap. Sikap dibentuk dari orang
tua, guru dan anggota kelompok rekan sekerja, masyarakat dan pengalaman
pekerjaan sebelumnya. Pengalaman waktu kecil membantu menciptakan sikap
individu. Sikap anak muda biasanya sesuai dengan sikap orang tua mereka.
Apabila anak-anak mencapai umur sepuluh tahun, mereka mulai lebih kuat
dipengaruhi oleh teman sejawat. Kelompok teman sebaya mampu mempengaruhi
sikap karena orang ingin diterima oleh orang lain. Anak-anak belasan tahun
mencari persetujuan dengan sama-sama memiliki sikap yang serupa atau dengan
merubah sikap untuk mengikuti sikap kelompok.
Orang belajar dan mengetahui sikap lewat pengalaman kerja. Mereka
mengembangkan sikap terhadap faktor-faktor seperti persamaan upah, evaluasi
prestasi, kemampuan manajemen, rancangan kerja dan keanggotaan kelompok
kerja.

Tipe sikap

Berbicara soal sikap, terdapat 3 tipe sikap, yaitu:

1. Kepuasan kerja (jib statusfaction)


Yaitu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang
dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif
terhadap kerja, sebaliknya seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
menunjukkan sikap yang negatif terhadap perkerjaan tersebut.
2. Keterlibatan kerja (job involvement)
Adalah mengukur derajat sejau mana  atau sampai tingkat mana seseorang
memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya dan
menganggap kinerjanya penting bagi harga diri.
Pegawai dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat
memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan
jenis kerja tersebut. Tingkat keterlibatan kerja yang tinggi telah ditemukan
berkaitan dengan kemangkiran yang lebih rendah dan tingkat permohonan
berhenti yang lebih rendah.

3. Adalah suatu keadaan  atau sampai sejauh mana seorang pegawai


memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, dan berniat
memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Seperti pada
keterlibatan kerja bahwa komitmen pada organisasi memperlihatkan
hubungan yang negatif antara kemangkiran dan tingkat keluar masuknya
pegawai.

Sejauh mana karyawan terlibat dalam pekerjaan serta tujuan perusahaan


untuk mempertahankan keanggotaannya disitu.
1). Komitmen afektif : karena jenis pekerjaan itu disukainya.
2). Komitmen berkelanjutan : karena nilai ekonomisnya.
3). Komitmen Normatif : karena moral dan etis.

Sikap dan konsistensi

Orang berusaha keras mempertahankan konsistensi antara komponen-


komponen dari sikap yaitu kognisi, afek dan perilaku. Tetapi seringkali
komponen-komponen tersebut saling bertentangan dan tidak konsisten. Apabila
hal ini terjadi, maka timbullah keadaan yag tidak seimbang. Ketegangan yang
terjadi dari keadaan semacam itu hanya akan berkurang apabila tercapai sesuatu
bentuk konsistensi.
            Istilah disonansi kognitif berarti suatu inkonsistensi (ketidakkonsistenan)
lebih jelasnya menurut Robbin (2001) adalah ketidaksesuaian antara dua sikap
atau lebih atau antara perilaku dan sikap. Sedangkan menurut Gibson et al. (1986)
istilah disonansi kognitif adalah menguraikan suatu situasi apabila terjadi
ketidaksesuaian antara komponen kognitif dan komponen perilaku dari sikap.
Disonansi kognitif mempunyai pengaruh penting dalam organisasi. Pertama,
disonansi kognitif membentuk menjelaskan pilihan yang diambil oleh orang
apabila komponen-komponen itu tidak konsisten. Kedua, teori disonansi kognitif
dapat membantu meramalkan kecenderungan orang merubah sikapnya. Hasrat
untuk mengurangi disonansi akan ditentukan oleh pentingnya unsur-unsur yang
menciptakan disonansi tersebut, derajat pengaruh yang diyakini dipunyai oleh
individu terhadap unsur-unsur tersebut dan ganjaran yang mungkin tersangkut
dalam disonansi.

C. KEPUASAN KERJA

Pengertian

Menurut Robins, kepuasan kerja atau job satisfaction diidentikkan dengan


hal-hal yang bersifat individual. Karena itu, tingkat kepuasan setiap orang
berbeda-beda dan hal ini terjadi apa bila beberapa faktor terpenuhi yaitu
kebutuhan individu serta kaitannya dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan
pekerja

Faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja dalam buku Uma sekaran, 2000,
perilaku organisasi texs dan kasus mengatakan bahwa kepuasan kerja
dipengaruhi oleh

1. Konten kerja: kadar pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama


kepuasan. Pekerjaan harus menantang. Ini harus meminjamkan dirinya
kesempatan untuk menggunakan keterampilan karyawan, kemampuan dan
pengalaman. Isi dari pekerjaan harus mendorong dan menarik dan
memiliki berbagai inbuilt di dalamnya sehingga tidak membosankan.
umpan balik positif dari pekerjaan dan otonomi telah dianggap penting
untuk motivasi karyawan. Terlalu sulit atau pekerjaan memiliki dua
tantangan sedikit membawa frustrasi dan perasaan gagal maka pekerjaan
harus cukup tangguh sehingga individu memiliki untuk meregangkan
kemampuannya, imajinasi dan keterampilan. Setelah pekerjaan tersebut
selesai dengan sukses, para pekerja mendapatkan rasa kepuasan.
2. Kompensasi : Gaji dan upah berperan menentukan dalam studi kepuasan
kerja. imbalan yang adil adalah multidimental di alam. Manfaat yang alam
bervariasi yaitu membayar, tunjangan dan imbalan terkait dengan motivasi
karyawan. sistem gaji dan kebijakan promosi organisasi harus adil, tidak
ambigu dan sejalan dengan norma-norma industri lazim dan harapan
karyawan. upah karyawan dan gaji harus memastikan dia status sosial dan
harus mampu memenuhi harapan. Individu harus memahami administrasi
gaji dan kebijakan promosi sebagai adil. Organisasi harus memastikan
bahwa kebijakan mereka berorientasi pertumbuhan dan incremental di
alam sehingga karyawan mengambil tanggung jawab tambahan secara
sukarela. Terlepas dari manfaat keuangan, organisasi harus menyediakan
fasilitas yang memadai dan manfaat non-keuangan sehingga mereka
termotivasi dan menampilkan tingkat kepuasan yang tinggi.
3. Kondisi kerja yang mendukung:kondisi kerja memiliki efek sederhana
namun abadi pada kepuasan kerja. Karena perkembangan teknologi yang
pesat, perlu bahwa organisasi beroperasi pada teknologi ditingkatkan,
sistem dan prosedur terbaru. Tata letak tempat kerja harus cocok dari sudut
pandang operasional dan karyawan harus menampilkan gelar besar
kepuasan. Tempat harus rapi dan bersih dengan fasilitas yang diperlukan
sesuai Pabrik Act. Cahaya, ventilasi, kebersihan, cukup ruang untuk
bekerja, ketersediaan dari pengawasan, alat terbaru memadai dan
umumnya baik sekitarnya pasti akan menambah kepuasan kerja. Jika
tempat kerja lebih dekat ke rumah, itu akan menambah retensi karyawan.
4. Kelompok kerja: Kelompok kerja berfungsi sebagai sumber dukungan,
kenyamanan, saran dan bantuan untuk pekerja individu. Sebuah kelompok
kerja yang baik membuat pekerjaan lebih menyenangkan. Faktor
dukungan kelompok kerja sangat penting untuk kepuasan kerja. Jika
kondisi sebaliknya berlaku, orang-orang mungkin tidak dapat bergaul
dengan satu sama lain dan tingkat kepuasan kerja akan berkurang.
5. Pengawasan: Supervisor adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja. supervisor berkualitas harus tersedia untuk saran,
bimbingan dan pemecahan masalah. Supervisor harus ditempatkan dekat
dengan tempat kerja dan harus tersedia

Respon Terhadap Kepuasan Kerja

Merujuk kembali pada pengertian kepuasan kerja, respon terhadap ketidakpuasan


ini akan bermacam-macam yang dijelaskan sebagai berikut:

a) Keluar, Ketidakpuasan ditampilkan dengan meninggalkan organisasi atau


mencari posisi baru. Bisa juga dalam bentuk pengunduran diri.
b) Menyatakan Pendapat, Ketidakpuasan kerja kadang juga ditunjukkan
dengan cara berusaha secara aktif dan juga kostruktif. Karyawan akan
secara aktif memperbaiki diri baik dengan meminta saran, berdiskusi akan
masalah yang dihadapi dengan atasannya dan juga aktifitas perserikatan
lainnya.
c) Kesetiaan, Ketidakpuasan terhadap pekerjaan bisa ditunjukkan secara pasif
dengan cara menunggu kondisi yang pas untuk memperbaiki diri.
d) Mengabaikan, Kadang kala karyawan membiarkan ketidakpuasan dengan
membiarkannya saja sehingga semakin buruk. Kemangkiran mulai terjadi
sampai keterlambatan yang kronis,tidak ada antusiasme, malas berusaha
bila bertemu hambatan sampai mencari dan meningkatkan kesalahan.
BAB III

KESIMPULAN

Nlai, sikap dan perilaku yang saling terkait satu sama lain. Semua faktor ini
menentukan kepribadian seorang individu. Nilai mewakili individu standar, iman,
cita-cita atau bahkan acara dan kegiatan. Ketika kita mengatakan bahwa individu
harus setia kepada organisasi satu berfungsi, adalah ekspresi dari individu standar,
iman atau yang ideal ia membawa dengan dia sebagai bagian dari kepribadiannya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai “perasaan individu tentang atau kecenderungan
ke arah lain orang, benda, peristiwa atau kegiatan.” Sikap meliputi perasaan
afektif seperti suka dan tidak suka dan kepuasan dan ketidakpuasan. kebutuhan
kita, pengalaman masa lalu, konsep diri dan bentuk kepribadian keyakinan, dan
opini kita pegang ke arah dunia yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA

Tahir, Arifin M,Si,2014, Perilaku organisasi,ed1,cetakan 1, deeppublish, jakarta.

Uma sekaran, 2000. perilaku Organisasi, Teks dan Kasus, 1989. Tata McGraw
bukit Ltd,Kesembilan cetakan ulang
MAKALAH
NILAI, SIKAP, DAN KEPUASAN KERJA
ORGANISASI

Disusun Oleh :

Anda mungkin juga menyukai