MAKALAH
Sebagai pemenuhan tugas kelompok dan merupakan salah satu komponen penilaian
pada mata kuliah Perilaku Organisasi
Disusun Oleh:
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kepribadian dan
Nilai dalam Perilaku Organisasi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Perilaku
Organisasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
kepribadian dan nilai bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Eka Putri Amelia Surya, M.Psi. Psikolog , selaku dosen mata
kuliah Perilaku Organisasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Terima Kasih
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar belakang..........................................................................................................
A. Rumusan Masalah....................................................................................................
B. Tujuan Penulisan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang penulis dapatkan
antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kepribadian dan bagaimana cara mengukur
kepribadian?
2. Apa saja sifat-sifat kepribadian?
3. Apa saja sifat – sifat kepribadian yang relevan dengan perilaku organisasi?
4. Apa yang di maksud dengan nilai?
5. Bagaimana nilai nilai dalam setiap generasi?
6. Bagaimana mengaitkan kepribadian dan nilai individu di tempat kerja?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
B. Sifat-Sifat Kepribadian
3
Indikator tipe Myers-Briggs (Myers-Briggs Type Indicator [MBTI])
adalah sebuah tes kepribadian yang mengelompokkan 4 karakteristik dan
mengklasifikasikan orang dalam 1 dari 16 tipe kepribadian.
Ekstrover(ekstrovered-E) versus Introver (Intraverted-I).
Seseorang yang memiliki tipe ekstrovert cenderung ramah,
pandai bergaul, pandai bersosialisasi dan percaya diri. Sedangkan
seseorang yang memiliki tipe introver cenderung tenang dan
pemalu.
Perasa (sensing – S) versus Intuitif (intuitive - N)
Seseorang yang memiliki tipe perasa cenderung praktis serta
memilih rutin dan urutan serta detail. Sedangkan seseorang yang
memiliki tipe intuitif bergantung pada proses tidak sadar dan
melihat pada gambaran besar.
Pemikir (thinking – T) versus Perasa (feeling – F)
Seseorang yang memiliki tipe memikirkan biasanya
menggunakan penalaran dan logika untuk menangani masalah.
Sedangkan seseorang yang memiliki tipe merasakan berpegang
pada nilai-nilai dan emosi pribadi mereka.
Penilai (judging – J) versus Penerima (perceiving – P)
Seseorang memiliki tipe menilai menginginkan kendali dan
memilih urutan dan struktur. Sedangkan seseorang yang memiliki
tipe menerima cenderung fleksibel dan spontan.
4
kooperatif, hangat dan mempercayai. Orang yang berskor rendah
cenderung dingin, tidak ramah dan antagonis.
Kehati-hatian. Dimensi ini merupakan sebuah ukuran reabilitas.
Orang yang sangat hati-hati, bertanggung jawab, teratur, dapat
diandalkan dan persisten. Mereka yang memiliki skor rendah
cenderung mudah dialihkan, tidak teratur dan tidak dapat
diandalkan.
Stabilitas Emosional. Orang yang memiliki stabilitas emosional
tinggi cenderung tenang, percaya diri dan aman, sedangkan
mereka yang memiliki stabilitas emosional yang rendah
cenderung gugup, cemas, depresi dan tidak aman.
Keterbukaan pada pengalaman. Dimensi ini mencakup minat dan
ketertarikan atas inovasi. Orang yang sangat terbuka, kreatif,
ingin tahu dan secara artistik sensitif. Sebaliknya mereka yang
berada diujung lainnya dari kategori ini konvensional dan merasa
nyaman dalam keadaan dikenal.
5
biasanya mereka memiliki lebih banyak teman dan lebih banyak
keahlian daripada seorang introvert.
Terbuka Pada Pengalaman
Dalam hal kepemimpinan, dibutuhkan seorang pemimpin yang
terbuka pada pengalaman (memiliki rasa ingin tahu dan ingin
berinovasi). Seseorang yang terbuka terhadap pengalaman
memiliki kreativitas yang lebih dalam berbagai hal, sehingga
cocok untuk pemimpin ketika menghadapi perubahan organisasi.
Keramahan
Seorang pekerja yang ramah tentu saja akan mempunyai banyak
teman, dan disukai oleh pekerja lainnya. Seorang pekerja yang
ramah juga mempunyai kinerja yang lebih baik dibanding pekerja
lainnya dalam pekerjaan yang berorientasi interpersonal seperti
layanan pelanggan.
Kehati-hatian
Seseorang yang memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi
memiliki kinerja dan mampu memimpin dengan lebih baik, hal
itu disebabkan mereka yang memikirkan kehati-hatian yang
tinggi cenderung memiliki usaha yang lebih dan persisten,
kemudian mereka memiliki kedisiplinan dan motivasi yang lebih,
serta lebih teratur dan terencana.
4. Dark Triad
Faktor lima besar dalam kepribadian merupakan faktor-faktor
yang diinginkan dalam dunia sosial, terdapat tiga faktor yang disebut
Dark Triad, yaitu faktor-faktor yang tidak disukai dalam dunia sosial.
Faktor-faktor tersebut adalah machiavellianisme, narsisme, dan psikopat.
Machiavellanisme
Individu yang memiliki kepribadian ini cenderung menggunakan
cara-cara yang kurang tepat demi mencapai hasil yang
diinginkan, seorang yang termasuk kategori machiavellanisme
mempercayai bahwa tercapainya tujuan atau hasil dapat
6
membenarkan segala cara. Mereka cenderung berperilaku agresif
dan kontraproduktif.
Narsisme
Narsisme ada suatu kepribadian seseorang dimana orang tersebut
memiliki rasa berlebihan akan pentingnya diri, ingin dikagumi
secara lebih, dan cenderung angkuh. Seseorang yang narsis
memiliki motivasi kerja, keterlibatan kerja, dan kepuasan hidup
yang lebih tinggi dibanding orang lainnya. Namun dalam konteks
etis, seorang pemimpin yang memiliki kepribadian narsis dinilai
tidak etis dan tidak efektif karena mereka cenderung berpikir
mereka memimpin dengan lebih baik dibanding pemimpin-
pemimpin lainnya.
Psikopat
Dalam konteks perilaku organisasi, psikopat didefinisikan
sebagai perilaku kurang peduli terhadap orang lain, dan
kurangnya rasa bersalah atas perilakunya yang membahayakan
orang lain. Biasa nya seorang psikopat cenderung berperilaku
licik, dan menggunakan taktik-taktik keras seperti ancaman dan
manipulasi, dan perilaku kerja bullying, dimana perilaku tersebut
membantu mereka untuk memperoleh kekuasaan dalam
organisasi.
7
Kinerja seorang individu dipengaruhi oleh motivasi yang mendominasi
apakah motivasi pendekatan atau motivasi penghindaran.
Pengawasan Diri
Pengawasan diri adalah kemampuan seseorang untuk
menyesuaikan perilakunya terhadap faktor-faktor situasional
eksternal. Pengawasan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan
adaptasi yang baik, dapat menyesuaikan perilakunya terhadap
perubahan situasi dan tuntutan faktor eksternal. Seorang yang
memiliki pengawasan diri yang tinggi memiliki kinerja yang
baik, dan lebih mungkin untuk menjadi seorang pemimpin.
8
Kepribadian Proaktif
Kepribadian proaktif adalah, ketika seseorang mengidentifikasi
peluang, mengambil inisiatif dan tindakan, serta mampu bertahan
sampai adanya perubahan yang berarti. Orang-orang yang
memiliki kepribadian proaktif lebih dibutuhkan oleh organisasi,
karena mereka mampu mengidentifikasi peluang, mengambil
tindakan atas adanya peluang tersebut, dan mampu bertahan
sampai adanya perubahan yang berarti. Selain itu, seorang yang
memiliki kepribadian proaktif lebih cepat memperoleh pekerjaan,
hal itu dikarenakan mereka mampu mempertimbangkan
alternatif-alternatif (mengambil inisiatif dan tindakan) dalam
menghadapi kegagalan.
D. Pengertian Nilai
9
Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan perilaku. Misalnya,
anda memasuki sebuah perusahaan dan memiliki pandangan bahwa
pengalokasian berdasarkan prestasi kerja adalah benar, sementara
pengalokasian imbalan berdasarkan senioritas adalah salah.
Nilai terminal (terminal value) adalah hasil akhir yang dinginkan
dari keberadaan, sasaran yang ingin dicapai seseorang dalam
hidupnya.
Nilai instrumental (instrumental value) adalah mode perilaku
yang lebih disukai, atau alat untuk mencapai nilai terminal
seseorang
10
maupun hubungan
Kecocokan Orang-Pekerjaan
Usaha untuk mencocokkan tuntutan pekerjaan dengan karakteristik
kepribadian diartikulasikan paling baik dalam teori kecocokan kepribadian-
pekerjaan (personality-job fit theory) John Holland. Holland menampilkan
enam tipe kepribadian serta mengusulkan bahwa kepuasan dan keinginan
untuk meninggalkan sebuah posisi bergantung pada seberapa baik individu
itu mencocokkan kepribadiannya dengan sebuah pekerjaan.
Teorinya berpendapat bahwa kepuasan tertinggi dan perputaran
terendah ketika kepribadian dan pekerjaan cocok. Seorang yang realistis
dalam pekerjaan yang realistis berada dalam situasi yang lebih kongruen
dibandingkan orang realistis dalam pekerjaan investigatif. Seorang yang
realistis dalam pekerjaan sosial berada dalam situasi yang paling tidak
kongruen. Poin penting dari model ini adalah bahwa orang-orang yang
memiliki pekerjaan yang kongruen dengan kepribadiannya seharusnya lebih
puas dan kurang berisiko mengundurkan diri dibandingkan orang-orang yang
memiliki pekerjaan yang tidak kongruen.
11
Kecocokan Orang-Organisasi
Kita telah memperhatikan bahwa para peneliti telah mengamati
kecocokan orang dengan organisasi sebagaimana dengan pekerjaan. Jika
sebuah organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah serta
membutuhkan pekerja untuk siap mengubah tugas-tugas dan berpindah antar
tim dengan mudah, maka yang lebih penting adalah melihat kecocokan
kepribadian pekerja dengan budaya keseluruhan organisasi dibandingkan
dengan karakteristik setiap pekerjaan.
Kecocokan orang-organisasi pada dasarnya berpendapat bahwa
orang-orang tertarik pada dan dipilih oleh organisasi yang sesuai dengan
nilai-nilai mereka, dan mereka meninggalkan organisasi yang tidak cocok
dengan kepribadiannya. Misalnya, dengan menggunakan terminologi Lima
Besar, kita dapat mengharapkan bahwa orang-orang yang sangat ekstrover
cocok dengan budaya agresif dan berorientasi tim, bahwa orang yang sangat
ramah cocok dengan iklim organisasi yang mendukung daripada yang
berfokus pada keagresifan, dan bahwa orang dengan sangat terbuka pada
pengalaman cocok dengan organisasi yang menekankan inovasi
dibandingkan standardisasi. Mengikuti panduan-panduan ini pada saat
merekrut, membantu mengidentifikasi pekerja-pekerja baru yang lebih cocok
dengan budaya organisasi, yang kemudian, menghasilkan kepuasan pekerja
dan mengurangi jumlah pekerja yang mengundurkan diri (perputaran).
Kecocokan ini memprediksi kepuasan kerja, komitmen pada organisasi, dan
perputaran yang rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon
konsumen untuk berbagai situasi.
B. Saran
Dalam makalah ini diharapkan pembaca bisa memahami dengan baik apa
itu kepribadian dan nilai serta mengetahui karakteristik keduanya. Penulis
memahami jika pemaparan materi di makalah ini kurang luas cangkupan nya,
untuk itu penulis mengharapkan pembaca bisa menelusuri lebih jauh kepribadian
dan nilai dalam perilaku organisasi secara lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
13