Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERIBADIAN DAN NILAI DALAM PRILAKU ORGANISASI

Ikhwal 22062052055
Risna Ardi 22062052056

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah Saw. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusunan mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah manajemen
kinerja.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunn materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbigan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Kepribadian
dan Nilai dalam Perilaku Organisasi”. Makalah ini di sususn oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen yang meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Oktober 2022

Tim Penulis

ii
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kepribadian............................................................................. 4
B. Nilai........................................................................................ 6
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya kepribadian


dari diri seseorang
merupakan suatu cerminan
dari kesuksesan
seseorang yang mempunyai
kepribadian yang unggul
adalah seseorang yang siap
untuk hidup
dalam kesuksesan. sebab
dalam kepribadian orang
tersebut terdapat nilai-nilai
positif yang selalu

1
memberikan energi positif
terhadap paradigma dalam
menghadapi tantangan dan
cobaan
kehidupan. Sebaliknya,
seseorang dengan
kepribadian yang rendah
adalah seseorang yang
selalu
dilingkupi dengan
kegagalan. sebab pada diri
seseorang tersebut mengalir
energy-energi negatif
yang terhadap paradigma
dalam menghadapi
2
tantangan dan cobaan
kehidupan.
Alasan pentingnya
mengetahui nilai-nilai
seorang individu karena
nilai sering mendasari
dan menjelaskan sikap,
perilaku, dan persepsi.
Pengetahuan tentang sistem
nilai seorang individu
dapat memberikan
pandangan tentang apa yang
membuat orang itu
bergerak. Dapat dipastikan

3
bahwa nilai-nilai
kepribadian seseorang
mengalami pasang surut
seiring dengan besarnya
tantangan dan cobaan yang
dihadapi. Ada seseorang
yang semakin ditempa oleh
tantangan dan
cobaan menjadi semakin
kuat dan memiliki
kepribadian yang dahsyat,
namun ada pula seseorang
yang semakin besar
tantangan dan cobaannya

4
menjadi semakin terpuruk
dan putus asa.
Kepribadian merupakan salah satu variabel psikologis yang banyak dikaji
dalam hubungannyadengan perilaku kerja. Dalam perkembangan praktekmanajemen
personalia, misalnya seleksi yang efektif,penerapan ilmu perilaku sangat penting
untuk menemukan 1) bagaimana mendapatkan orang-orangyang memiliki kualitas
mental yang paling cocok denganpekerjaan yang harus mereka lakukan, 2) dalam
kondisis psikologis mana output yang paling besar danpaling memuaskan dapat
diperoleh dari pekerjaan setiaporang, 3) bagaimana suatu perusahaan dapat
mempengaruhi para pekerja sedemikian rupa sehinggadapat diperoleh hasil yang
sebaik mungkin dari mereka. Kajian-kajian awal dalam sejarah
perkembanganmanajemen bahwa faktor lingkungan kerja, pengaturanjam kerja, serta
upah ternyata tidak mempengaruhitingkat produktivitas karyawan melainkan ada
factor-faktor lain dalam diri karyawan seperti kepribadian, sikap, dan hubungan sosial
dalam kelompok kerja yang berperan dalam meningkatkan produktivitas. Sehingga
sangat penting kita belajar kepribadian dalam perilaku organisasi sebab berdampak
signifikan pada hasil-hasil pekerjaan. Dalam makalah membahas definisi kepribadian,
teori kepribadian, karakteristik kepribadian, kepribadian dan perilaku kerja, definisi
pembelajaran, teori pembelajaran, dan metode-metode pembentukan perilaku.
Dapat dipastikan bahwa nilai – nilai kepribadian seseorang mangalami pasang
surut seiring dengan besarnya tantangan dan cobaan menjadi semakin kuat dan
memiliki kepribadian yang dahsyat, namun adapula seseorang yang semakin besar
tantangan dan cobaannya menjadi semakin terpuruk dan putus asa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kepribadian dan nilai
2. Apa saja teori kepribadian
3. Bagaimana Tipe-tipe dan perbedaan-perbedaan nilai

5
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari kepribadian dan nilai
2. Untuk mengetahui teori-teori kepribadian
3. Untuk mengetahui tipe-tipe dan perbedaan-perbedaan nilai

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepribadian
1. Definisi Kepribadian
Berikut dikemukakan beberapa definisi kepribadian:
a) Kepribadian adalah organisasi dinamik dari system-sistem psikologis dalam
individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya
(Robbins & Judge 2013)
b) Kepribadian adalah kumpulan karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang (Gibson et.al,
2012)
c) Kepribadian adalah sekumpulan perasaan dan perilaku yang relative tetap yang
secara signifikan terbentuk oleh factor keturunan dan lingkungan (Ivancevich
et.al, 2005)
Berdasarkan definisi tersebut, kepribadian seseorang adalah himpunan
karakteristik, kecenderungan, dan temperamen yang relative stabil yang dibentuk
secara nyata oleh faktor keturunan dan faktor sosial, budaya, dan lingkungan.
Variabel-variabel ini menentukan karakteristik dan perbedaan dalam perilaku
individu.
Di dalam sebuah organisasi, kepribadian dan emosi akan sangat mempengaruhi
individu dalam menjalankan tugasnya(kinerja). Tanpa disadari, faktor kepribadian

dan emosi menjadisalah satu penentu keberhasilan kinerja yang dicapai oleh suatu

organisasi karena untuk mencapai suatu tujuan dari organisasi, faktor individu dan

kelompok juga sangat mempe-ngaruhi keberhasilan sebuah organisasi. Maka dari itu,

sangat diperlukan bagi seseorang untuk tahu dan mengerti tentang kepribadian dan
emosi, baik dari segi pengertian, ciri-ciri, dan bagian-bagian lainnya. Organisasi
sangat membutuhkan karyawan dan tim kerja yang dapat mendukung keberhasilan

7
suatu organisasi dan dalam hal ini kepribadian dan emosi sangat berpengaruh dalam
berjalannya semua aktivitas yang ada dalam organisasi.
Friedman (2006 : 5) menyatakan banyak teori kepribadian muncul dari
observasi dan introspeksi mendalam dari para pakar pemikir. Sebagai contoh,
Sigmund Freud menghabiskan banyak waktu menganalisis mimpi-mimpinya sendiri,
yang mengungkapkan padanya betapa besar konflik dan dorongan yang tersembunyi
di dalam mimpi. Dia pertama kali menyadari kekuatan dorongan seksual yang
terepresi dalam pasien- pasiennya, dan dia kemudian mengembangkan ide ini menjadi
sebuah teori komprehensif mengenai jiwa manusia. Berawal dari asumsinya
mengenai perjuangan menghadapi dorongan seksual, Freud mengembangkan teorinya
untuk memahami banyak masalah yang ia lihat dalam praktek medis yang ia jalani
dan konflik-konflik yang lebih luas di masyarakat.

2. Teori Kepribadian
Ada tiga pendekatan teori untuk memahami kepribadian yakni trait approach,
the psychodynamic approach, dan the humanistic approach (Gibson et.al. 2012)
a) Teori sifat (trait), Teori sifat didasarkan pada alasan bahwa predisposisi
mengarahkan perilaku individu dalam pola yang konsisten. Gordon Allport
adalah seorang ahli teori sifat yang paling banyak berpengaruh. Dalam
pandangannya, sifat adalah batu bata dari suatu bangunan, alasan tindakan,
sumber keunikan individu. Sifat adalah dugaan kecenderungan yang
mengarahkan perilaku dengan cara konsisten dan ciri karakteristik tertentu.
b) Teori Psikodinamis (psychodynamic), Sigmund Freud menjelaskan, perbedaan
kepribadian individu dengan menyimpulkan bahwa orang mempunyai dasar
yang berbeda. Untuk menyoroti perbedaan ini, ia menggambarkan suatu
perjuangan yang terus-menerus antara dua bagian kepribadian, id dan superego,
ditengahi oleh ego.
c) Teori Humanistik (humanistic), Pendekatan humanistic (berpusat pada
manusia) untuk memahami kepribadian menekankan pada perkembangan
individu dan aktualisasi diri dan pentingnya bagaimana seseorang mempersepsi

8
dunianya dan semua kekuatan yang mempengaruhi mereka. Carl Rogers
mengatakan bahwa dengarkan apa yang orang katakan tentang mereka dan
memperhatikan pendapat dan arti dari pengalaman orang-orang tersebut.

3. Determinan Kepribidian
Argumentasi awal yang sering diperdebatkan dalam risetkepribadian adalah
apakah kepribadian seseorang merupakan hasil keturunan atau lingkungan. Apakah
kepribadian ditentukan sebelumnya saat kelahiran, ataukah itu akibat dari interaksi
individu itu dengan lingkungannya?
Jelas, tidak ada jawaban hitam putih yang sederhana. Kepribadian tampaknya
merupakan suatu hasil dari kedua pengaruh itu. Tambahan pula, dewasa ini kita
mengenali suatu faktor ketiga situasi. Dengan demikian kepribadian seorang pada
umumnya terbentuk oleh faktor keturunan maupun lingkungan, yang diperlunak
(moderated) oleh kondisi situasi,
a) Keturunan, keturunan merujuk ke faktor-faktor yang ditentukan pada saat
pembuahan. Sosok fisik, daya tarik wajah, kelamin, temperamen, komposisi
otot dan refleks, tingkat energi, dan ritme hayati merupakan karakteristik yang
umumnya dianggap sebagai atau sama sekali atau sebagian besar dipengaruhi
oleh siapa kedua orangtua anda, yaitu oleh susunan hayati, faali (fisiologis) dan
psikologis yang melekat. Pendekatan keturunan berargumen bahwa penjelasan
paling akhir dari kepribadian seorang individu adalah struktur molekul dari gen,
yang terletak dalam kromosom.
b) Lingkungan , Faktor lain yang memiliki peran yang cukup signifikan pada
pembentukan kepribadian kita adalah budaya dimana kita dibesarkan.
Pengkondisian dini, norma-norma diantara keluarga, teman-teman, dan
kelompok–kelompok sosial,serta pengaruh– pengaruh lain yang kita alami.
c) Situasi Faktor ketiga, situasi, memepengaruhi dampak keturunan dan
lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang, walaupun pada
umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam situasi yang berbeda. Tuntutan
yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculakn aspek-aspek yang

9
berlainan dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu hendaknya kita tidak
melihat pola kepribadian dalam keterpencilan (isolasi).

B. Nilai
1. Pengertian Nilai
Tiap orang, tiap keluarga, tiap kelompok, tiap organisasi, tiap daerah, agama,
bangsa dan lain-lainnya mempunyai nilai-nilai yang dapat berbeda dari yang lain.
Nilai yang ada pada seseorang adalah bagian dari kepribadiannya, merupakan
keyakinan (beliefs) yang diperoleh dari pengalaman dan dipertahankan selama jangka
waktu relatif lama, meskipun mungkin dapat berubah secara perlahan. Nilai-nilai
yang ada pada seseorang turut menentukan persepsinya, sikapnya, motivasinya, dan
perilakunya, termasuk perilaku kerjanya.
Menurut Sigit (2003:79), nilai ialah keyakinan yang bertahan lama mengenai
sesuatu yang dianggap berharga (wortwhile), penting. (importance), mempunyai arti
(meaningfull), diinginkan (desirable), dan diprioritaskan (preferable). Robbins
(2001:130) menyatakan bahwa nilai adalah suatu modus perilaku atau keadaan akhir
dari eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau sosial daripada suatu
modus perilaku atau keadaan yang berlawanan.
Dengan demikian nilai dapat diartikan sesuatu yang dinginkan, penting dan
memiliki arti, sehingga diperjuangkan untuk direalisasikan.

2. Nilai dan Norma


Norma adalah nilai, tetapi nilai belum tentu berbentuk norma. Norma adalah
nilai secara yang umum diterima oleh suatu masyarakat, perkumpulan orang atau

organisasi dan dijadikan pedoman bagi masyarakatnya. Nilai yang sudah menjadi

norma mengandung janji hadiah dan ancaman/sanksi. Orang berperilaku sesuai

dengan norma menerima hadiah berupa diterima oleh masyarakatnya, diberi pujian,

dan rasa kepuasan, sedangkan mereka yang melanggar dicaci maki atau dikenakan
hukuman.

10
3. Tipe Nilai
Terdapat beberapa pendekatan dalam melakukan klasifikasi tipe nilai- nilai,
diantaranya adalah:
a) Terminal dan Instrumental Values, Terminal values adalah keadaan akhir nilai-
nilai yang diharapkan, tujuan yang orang ingin mencapai selama hidupnya.
Sedangkan instrumental values adalah cara berperilaku yang disukai atau
sarana bagi seseorang untuk mencapai terminal values. Robbins dalam wibowo
(2014: 36). Banyak studi mencatat bahwa nilai-nilai bervariasi diantara
kelompok. Orang dalam pekerjaan atau kategori yang sama, sebagai manajer
korporasi, anggota perserikatan, orang tua, atau murid, cenderung mempunyai
nilai-nilai yang sama. Studi lain menunjukkan adanya perbedaan terminal
values dan instrumental values dari mereka yang berada dalam posisi berbeda.
Menurut Rokeach dalam Badeni (2013: 33) ada dua kategori nilai yaitu:
terminal value dan instumental value. Terminal value berkaitan dengan tujuan
hidup dan instrumental value berkaitan dengan cara pencapaiannya. Terminal
value merupakan keadaan eksistensi akhir yang diinginkan atau tujuan yang
ingin dicapai selama-lamanya. Nilai ini dapat berupa suatu kehidupan yang
nikmat, nyaman, aman, makmur, damai, rasa berprestasi, kemerdekaan,
kebahagiaan, pengakuan sosial, dan lain-lain. Sedangkan instrumental value
merupakan cara mencapai nilai terminal yang diinginkan, seperti ambisius,
berani, memafkan, jujur, logis, sopan, tanggung jawab, dan lain-lain. Dengan
bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa terminal value adalah
keadaan nilai pada akhir suatu proses. Sedangkan instrumental value
merupakan nilai antara untuk menuju pada tercapainya terminal value.
b) Schwartz Value Theory, Schwartz dalam Wibowo (2014: 37) meyakini bahwa

nilai-nilai bersifat motivasional. Apabila prestasi seseorang dihargai akan


mengakibatkan orang tersebut bekerja keras untuk mendapatkan promosi
dipekerjaan.

11
4. Perbedaan-Perbedaan Nilai
Geert Hofstede dalam Badeni (2013: 34-35) berdasarkan hasil penelitiannya
menyimpulkan ada 6 variasi nilai untuk menganalisa variasi budaya.
a) Power distance (jarak kekuasaan) yaitu hingga sejauh mana anggota
masyarakat yang memiliki kekuasaan yang rendah menerima distribusi
kekuasaan yang tidak sama.
b) Quantity and quality (kuantitas dan kualitas kehidupan). Kuantitas kehidupan
adalah sampai tingkatan mana nilai – nilai seperti ketegasan perolehan uang dan
bahan material, serta persaingan itu gagal. Kualitas kehidupan adalah sampai
tinkat mana orang menghargai hubungan dan memperlihatkan kepekaan dan
keprihatinan untuk kesejahteraan orang lain.
c) Individualism Vs Collectivism (individualisme lawan kolektif) yaitu seseorang
lebih memperhatikan diri sendiri dibandingkan collectivism yang menghendaki
seseorang mempunyai tanggung jawab yang lebih luas yaitu tanggung jawab
sosial.
d) Uncertainty avoidance (penghindaran ketidakpastian) yaitu atribut budaya yang
menggambarkan sejauh mana suatu msyarakat merasa terancam oleh situasi
yang tak pasti dan ambigu dan mencoba menghindari situasi itu.
e) Long term and short term orientation (prientasi jangka panjang lawan jangka
pendek). Orientasi jangka panjang adalah dimana nilai – nilai yang dipakai oleh
anggota masyarakat/organisasi itu berorientasi ke masa depan serta menghargai
penghematan dan ketekunan. Sementara orang yang berorientasi jangka pendek
menghargai masa lampau dan masa sekarang serta menekankan penghargaan
akan tradisi dan mematuhi kewajiban sosial.
f) Masculinity yaitu pembagian peran antara pria dan wanita, yang didalamnya
pria memiliki sifat memaksa dan memiliki peran yang dominan sementara
wanita memiliki peran yang lebih banyak berhubungan dengan perhatian pada
kualitas kehidupan dan hubungan.

12
5. Fungsi Nilai
Fungsi utama nilai dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Nilai sebagai standar, Rokeach dan Schwartz dalam Umam (2012: 76)
fungsinya, yaitu 1) Membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu
dalam social issues tertentu; 2) Memengaruhi individu untuk lebih menyukai
ideologi politik tertentu dibanding ideologi politik yang lain;3) Mengarahkan
cara menampilkan diri pada orang lain; 4) Melakukan evaluasi dan membuat
keputusan; dan 5) Mengarahkan tampilan tingkah laku membujuk dan
memengaruhi orang lain, memberi tahu individu akan keyakinan, sikap, nilai,
dan tingkah laku individu lain yang berbeda, yang bisa diprotes dan dibantah,
bisa dipengaruhi dan diubah.
b) Sistem nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan
pengambilan keputusan. (Feather dkk dalam Umam 2012: 76). Situasi tertentu
secara tipikal akan mengaktiviasi beberapa nilai dalam sistem nilai individu.
Umumnya, nilai – nilai yang teraktivasi adalah nilai – nilai yang dominan pada
individu yang bersangkutan.
c) Fungsi motivasional Fungsi langsung nilai adalah fungsi mengarahkan tingkah
laku individu dalam situasi sehari – hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya
adalah mengekspresikan kebutuhan dasar sehingga nilai dikatakan memiliki
fungsi motivasional. Nilai dapat memotivasi individu untuk melakukan
tindakan tertentu Rokeach dan Schwartz dalam Umam (2012: 77), serta
memberi arah dan intensitas emosional tertentu terhadap tingkah laku.

13
BAB III
PENUTUP

Kepribadian membentuk perilaku setiap individu. Jadi apabila ingin memahami


dengan baik perilaku seseorang dalam suatu organisasi, sangatlah berguna jika kita
mengetahui sesuatu tentang kepribadiannya.
Nilai menunjukan alas an dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akkhir
tertentu lebih disenangi secara pribadi atau social dibandingkan cara keadaan akhir
atau keadaan akhir yang berlawanan.nilai memuat elemen pertimbangan yang
membawa ide – ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik atau
diinginkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Badeni, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Bandung: Alfabeta, (2013).

Robbins, S.P., dan Judge, T., OrganizationalBehavior, Fifteenth Edition, Prentice


Hall, 2013.

Tahir Arifin, Perilaku Organisasi, Yogyakarta : Deepublish (CV Budi Utama), 2014.

Tewal Benhard, Adolfina, dkk, Perilaku Organisasi, Bandung : CV Patra Media


Grafindo 2017.

Wijaya Candra, Perilaku Organisasi, Medan : Lembaga Peduli Pengembangan


Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2017.

15

Anda mungkin juga menyukai