Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER

HUBUNGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN

Dosen Pengampu:

Dyoty Auliya Vilda Ghasya, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Dede Tamara F1081211001

2. Ramli Muhaimin F1081211016

3. Dhiny Rizkawati F1081211018

4. Cantika Nurrahim F1081211027

KELAS 6A REGULER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wa Ta’alla yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
kelompok membuat makalah ini dengan judul “Hubungan Karakter dan
Kepribadian” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Baginda kita Suri Tauladan kita Nabi Besar Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Tak
lupa pula kami ucapakan terima kasih terhadap pihak-pihak yang turut andil dalam
menyelesaikan tugas ini

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dyoty Auliya Vilda Ghasya, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter yang telah memberikan
tugas ini, sehingga dapat menambah wawasan kami. Kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima
saran dan masukan dari pembaca agar kami bisa menyempurnakan kekurangan
tersebut. Semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca terutama tim penyusun.

Pontianak, 21 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 1
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH .................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2


A. KARAKTER DAN KEPRIBADIAN MANUSIA .................................................. 2
1. Karakter Manusia ................................................................................................ 2
2. Tipe Kepribadian Manusia .................................................................................. 3
B. KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KEPRIBADIAN MANUSIA ................ 5
1. Konfigurasi Karakter dalam Konteks Proses Psikologi dan Sosial Kultural ...... 5
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ........................................................... 6
3. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian ............................................................... 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10


A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
B. SARAN ................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan karakter adalah suatu upaya yang bertujuan untuk
membentuk kepribadian peserta didik agar memiliki karakter yang baik dan
positif, hal ini sejalan dengan pendapat dari Fahdini, dkk (2021) yaitu
“Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, perasaan, dan tindakan sebagai bentuk pembinaan
akhlak dan tingkah laku individu” (h.9390). Karakter dan kepribadian
merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Karakter
adalah sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang, sedangkan kepribadian
adalah hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya.
Dalam dunia pendidikan, penting bagi setiap sekolah, guru, maupun
orang tua untuk menanamkan karater yang baik dan bermoral kepada setiap
individu peserta didik karena karakter yang baik dan bermoral dapat membantu
serta menjadi salah-satu faktor yang dapat menghantarkan peserta didik dalam
mencapai kesuksesan kedepannya. Pendidikan karakter juga memiliki dampak
positif dalam membentuk kepribadian seseorang. Dengan memiliki karakter
yang baik serta bermoral, seseorang akan memiliki kepribadian yang positif dan
dapat memberikan dampak yang baik bagi dirinya sendiri dan lingkungan
sekitarnya. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hubungan antara
karakter dan kepribadian manusia. Materi yang akan dibahas meliputi karakter
dan kepribadian manusia; serta karakter sebagai pembentuk kepribadian
manusia. Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami
hubungan antara karakter dan kepribadian manusia dan pentingnya pendidikan
karakter dalam membentuk kepribadian yang baik.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimakud dengan karakter dan kepribadian manusia?


2. Mengapa karakter dapat membentuk kepribadian manusia?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karakter dan kepribadian
manusia.
2. Untuk mengetahui mengapa karakter dapat membentuk kepribadian
manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KARAKTER DAN KEPRIBADIAN MANUSIA

1. Karakter Manusia
Berdasarkan KBBI pengertian dari kata karakter adalah tabiat, sifat-
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain. Lalu menurut Agus (2023) karakter adalah sifat batin manusia yang
mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan atau tingkah laku seorang
manusia. Karakter dan kepribadian memiliki arti yang berbeda, dimana
karakter adalah sifat-sifat yang melekat pada diri seorang manusia, sedangkan
kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri atas aspek
psikis, seperti intelegensi,sifat, sikap, minat, cita-cita, dan sebagainya serta
aspek fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya kepribadian adalah


hasil dari interaksi individu (manusia) dengan lingkungan disekitar tempat
tinggalnya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Suasta & Gunawan, (2021)
yang berpendapat bahwa “Kepribadian manusia adalah perilaku, artinya
bahwa perilaku tersebut merupakan hasil dari bentukan pengalaman
interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya” (h.111). Lalu ada
pendapat dari Muhimmatul Hasanah, (2015) yaitu “Kepribadian adalah
bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu
kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian
berarti memahami aku, diri, self atau memahami manusia seutuhnya”
(h.110).

Sedangkan pengertian kepribadian manusia menurut para ahli


psikologi adalah sebagai berikut.
a. Menurut teori dari George Kelly
Ia memandang kepribadian seseorang sebagai cara yang unik dari setiap
individu dalam mengartikan pengalaman yang ada di hidupnya.
b. Menurut teori Gordon Allport
Gordon Allport menuliskan bahwa kepribadian sebagai sesuatu yang
ada di dalam diri setiap individu yang nantinya akan membimbing dan
juga memberi arahan pada semua tingkah laku seseorang. lebih
detailnya, menurut Allport kepribadian merupakan suatu organisasi

2
yang bersifat dinamis dari sistem psikofisik individu yang bisa
menentukan pikiran serta tingkah laku seseorang secara khas. Ia juga
menggunakan istilah sistem psikofisik dengan tujuan untuk
menunjukkan raga dan juga jiwa manusia merupakan suatu sistem yang
terpadu dan tidak bisa dipisahkan. Kemudian di dalam kedua hal
tersebut selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku diri
mereka sendiri. Sementara istilah khas yang digunakan Allport itu
berarti bahwa semua orang yang ada di dunia ini mempunyai
kepribadian mereka sendiri. Tidak akan ada orang yang mempunyai
kepribadian yang sama. Oleh karena itu, tidak akan ada orang yang
berperilaku sama.
c. Menurut teori Sigmund Freud
Sigmund Freud menganggap kepribadian sebagai sebuah struktur yang
terdiri dari tiga macam sistem, yaitu sistem Id, Ego, dan Superego. Ia
juga mengungkapkan tentang definisi tingkah laku yaitu sebuah hasil
dari konflik dan juga rekonsiliasi dari ketiga sistem kepribadian
tersebut.

2. Tipe Kepribadian Manusia


Ada banyak sekali tipe kepribadian seperti yang diungkapkan oleh
para ahli. yaitu dari Hippocrates dan Galenus; dan C.G Jung. Para ahli
tersebut memberikan sebuah pandangan dan pendapat mengenai tipe
kepribadian dari sudut pandang yang berbeda. Berikut pendapat para ahli
tersebut:

a. Tipe Kepribadian Menurut Hippocrates dan Galenus


Menurut kedua ahli di atas, tipe kepribadian manusia dibagi menjadi
empat macam, antara lain:
 Sanguinis
Tipe kepribadian yang satu ini ditandai dengan adanya sifat yang
hangat, bersemangat, lincah, meluap-lupa, dan individu yang
menyenangkan. Seseorang yang memiliki kepribadian ini lebih
mudah terpengaruh dan mudah dimasuki oleh pikiran serta perasaan
yang meledak-ledak. Tipe kepribadian sanguinis adalah orang yang
sangat ramah terhadap orang lain. Sehingga mereka akan dianggap
sebagai orang yang cukup ekstrovert.
 Koleris
Tipe kepribadian selanjutnya adalah koleris. Orang yang memiliki
kepribadian ini biasanya akan tampil lebih hangat, aktif, pasif, serba
cepat, berkeinginan keras, dan cukup independen. Mereka akan
cenderung lebih tegas dan memiliki pendirian yang keras. Selain itu,

3
mereka juga mudah dalam membuat sebuah keputusan bagi dirinya
sendiri dan orang lain. Mereka tidak memerlukan gerakan dari luar.
Malahan, orang yang memiliki kepribadian koleris akan
mempengaruhi lingkungannya dengan pendapat dan gagasannya,
tujuan, rencana, dan juga ambisinya yang tidak pernah habis.
 Melankolis
Orang yang memiliki kepribadian melankolis akan cenderung lebih
suka berkorban, tipe perfeksionis, analisis, dan memiliki sifat emosi
yang cukup sensitif. Seorang melankolis akan sangat menikmati
keindahan karya seni dan tak ada seorang pun yang bisa menandingi
mereka. Akan tetapi, jika mereka sedang murung, maka akan
menjadi seseorang yang sangat antagonis.
 Phlegmatis
Tipe kepribadian berikutnya adalah phlegmatis, yaitu seseorang
yang hidupnya terlihat cukup tenang, gampangan, dan tidak pernah
merasa terganggu dengan orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir
tidak pernah marah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat
mudah bergaul dan paling menyenangkan. Bagi mereka yang
memiliki kepribadian ini, hidup adalah sebuah kegembiraan dan
mereka akan cenderung menjauh dari hal-hal yang tidak
menyenangkan. Jadi, mereka jarang terhasut dengan apapun yang
ada di sekitarnya.

b. Tipe Kepribadian Menurut C.G. Jung


Menurutnya, tipe kepribadian seseorang terbagi menjadi dua, yaitu:
 Ekstrovert
Tipe kepribadian yang satu ini biasanya dimiliki oleh orang yang
perhatiannya diarahkan ke luar dirinya sendiri. Ciri atau sifat yang
dimiliki oleh seseorang yang ekstrovert adalah mereka lancar dalam
bergaul, berbicara di depan orang banyak, ramah, suka berteman,
dan mudah menyesuaikan diri di dalam lingkungan baru.
 Introvert
Seseorang yang mempunyai kepribadian introvert adalah orang yang
berkebalikan dengan kepribadian ekstrovert. Dimana perhatian
seorang introvert lebih fokus ke dalam dirinya sendiri. Sifat yang
dimiliki oleh orang introvert lebih cenderung diliputi dengan
kecemasan, kekhawatiran, malu, canggung, dan lebih suka
melakukan apapun sendiri. Mereka lebih sulit menyesuaikan diri dan
jiwanya cukup tertutup.

4
B. KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KEPRIBADIAN MANUSIA
Menurut Thomas Lickona (dalam Gunawan, 2022) pendidikan karakter
merupakan pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti yaitu tingkah laku yang baik jujur bertanggung jawab
menghormati hak orang lain kerja keras dan sebagainya hasil dari pendidikan ini
terlihat dalam tindakan nyata seseorang. Sedangkan Aristoteles berpendapat
bahwa karakter berkaitan erat dengan kebiasaan dalam tingkah laku. Sejalan
dengan hal tersebut Ramli (dalam Gunawan, 2022) menyatakan pendapatnya
bahwa pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan
moral dan pendidikan akhlak dengan tujuan untuk membentuk pribadi anak
supaya menjadi manusia yang baik warga masyarakat serta warga negara yang
baik. Pendidikan karakter di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang
bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka untuk membina
kepribadian generasi muda Indonesia. Menurut Adian Husaini (2010) Karakter
harus dilatih dengan latihan demi latihan agar seorang anak memiliki karakter
yang kuat dan mewujud menjadi kebiasaan. Seseorang yang berkarakter tidak
melaksanakan suatu aktivitas atau kegiatan karena takut akan hukuman tetapi
karena mencintai kebaikan. Karena mencintai kebaikan tersebut maka timbullah
keinginan untuk senantiasa berbuat baik.

Dari beberapa paparan yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat


disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti
dengan tujuan untuk membentuk kepribadian generasi muda agar dapat menjadi
manusia yang baik warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik.
Pendidikan karakter perlu diimplementasikan baik dalam jalur pendidikan
formal maupun non-formal. Berdasarkan Kemendiknas (2010), pembentukan
karakter secara psikologis dan sosial kultural dalam diri individu merupakan
fungsi dari seluruh potensi individu manusia baik itu kognitif afektif dan
psikomotorik, sedangkan dalam konteks interaksi sosial kultural pendidikan
karakter perlu dilakukan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.

1. Konfigurasi Karakter dalam Konteks Proses Psikologi dan Sosial


Kultural
Konfigurasi karakter dalam konteks proses psikologi dan sosial
kultural ini dikelompokkan dalam :
a. Olah hati (spiritual and emotional development)
b. Olah pikir (intellectual development)
c. Olah raga dan kinestetik (physical and kinesthetic development)
d. Olah rasa dan karsa (efektif and affective and creativity development)

5
Keempat hal ini tidak dapat dipisahkan melainkan harus saling
melengkapi dan keterkaitan(Gunawan, 2022). Dari sudut pandang
kepribadian karakter adalah hasil refleksi dari kepribadian seseorang
yang utuh mulai dari mental sikap dan perilaku. Karakter bangsa menjadi
identitas suatu bangsa yang merupakan karakter warga negara. (Puskur,
Kemendiknas 2010:7 (dalam Trilisiana et al., 2023)

2. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


Terdapat dua faktor besar yang dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang dalam hidupnya, yaitu:

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau
bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa
bawaan sejak lair dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu
sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi
gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Misalnya
ayah yang pemarah, maka kemungkinan anaknya akan menjadi anak
yang mudah marah.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari
lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni
keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai
media audiovisual seperti TV, VCD, internet, atau media cetak
seperti koran, majalah dan lain sebagainya.

3. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian


Terbentuknya kepribadian setiap individu dipengaruhi oleh faktor-
faktor biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, dan pengalaman-
pengalaman. Faktor biologis dapat berupa keadaan jasmani ibu selama
mengandung bayi dan faktor warisan biologis. Berbagai faktor itu
membentuk kebiasaan, sikap,dan sifat yang khas pada setiap orang.
Kepribadian seseorang selalu berkembang sejalan dengan berbagai
pengaruh yang ia peroleh melalui proses sosialisasi dan interaksi dengan
orang lain.
a. Faktor Prakelahiran (Prenatal)
Sebelum dilahirkan, seorang anak manusia berada dalam
kandungan selama kira-kira sembilan bulan sepuluh hari. Selama masa
itu, terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi perkembangan

6
calon individu. Penyakit yang diderita ibunya, seperti sipilis, diabetes,
dan kanker dapat memengaruhi pertumbuhan mental, penglihatan, dan
pendengaran bayi dalam kandungan. Keadaan kandungan ibu juga
dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak yang akan
dilahirkan. Kondisi daerah pinggul ibu dapat memengaruhi
pertumbuhan bayi selama dalam kandungan. Akibat kondisi yang tidak
menguntungkan, dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau kidal.
Keterkejutan keras (shock), saat lahir dapat pula mengakibatkan bayi
itu memiliki kelambanan dalam berpikir. Semua itu dapat memengaruhi
pembentukan kepribadian.

b. Faktor Keturunan (Heredity)


Warisan biologis akan berkembang secara optimal bila
mendapat pengaruh positif dari lingkungan. Warisan biologis antara
lain intelegensi, temperamen, watak, cara berbicara, tinggi badan,
warna kulit, jenis rambut, dan sebagainya. Sifat seseorang yang
dipengaruhi faktor keturnan adalah keramah-tamahan, perilaku
kompulsif (perilaku terpaksa), dan kemudahan dalam pergaulan sosial.
Sebagian dari sifat dasar yang diwariskan orang tua adalah faktor yang
percaya diri. Sebagian dari sifat dasar yang diwariskan orang tua adalah
faktor kejiwaan (psikologis). Unsur-unsur kejiwaan terdiri dari
temperamen, emosi, nafsu, dan kemampuan belajar. Temperamen
adalah perangai, sifat, atau watak yang ditandai dengan mudah atau
tidaknya seseorang terpancing amarah. Emosi berhubungan dengan
rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan sedih atau
gembira. Nafsu adalah keinginan kuat ke arah suatu tujuan.
Salah satu bagian kepribadian yang diwarisi dari orang tua
adalah kemampuan belajar atau tingkat kecerdasan. Menurut hasil suatu
penelitian, kecerdasan seorang anak mirip atau hampir sama dengan
tingkat kecerdasan orang tua kandungnya. Apabila seorang anak diasuh
oleh orang tua angkat, tingkat kecerdasan orang tua angkat tidaklah
berpengaruh. Setiap orang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.
Para ahli ilmu jiwa menggolongkan tingkatan-tingkatan itu menjadi
idiot, debil, embisil, moron, normal, pandai, supernormal, dan genius.

c. Faktor Lingkungan (Enviroment)


Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar, baik
keadaan fisik, sosial, maupun kebudayaan. Dengan demikian, ada tiga
faktor lingkungan yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadian
seseorang. Namun, pengaruh ketiganya tidak berdiri sendiri.
Lingkungan fisik meliputi keadaan iklim, tipografi, dan sumber daya

7
alam. Ketiganya dapat memengaruhi perilaku masyarakat yang tinggal
di dalamnya. Keadaan iklim dan geografi suatu daerah memengaruhi
perilaku seseorang.
Unsur-unsur pembentuk lingkungan sosial adalah kebudayaan,
pengalaman kelompok, pengalaman unik, sejarah, dan pengetahuan.
Faktor lingkungan sosial bersifat dinamis yang artinya faktor tersebut
tidak bersifat permanen danakan terus mengalami perubahan. Unsur-
unsur tersebut member pengaruh terhadap individu yang terlibat dalam
lingkungan sosialnya. Bentuk kebudayaan yang berkembang dalam
suatu kelompok masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian anggota-anggotanya. Suatu kebudayaan tidak secara
langsung memengaruhi suatu masyarakat, akan tetapi melalui proses
pembiasaan yang terjadi terus-menerus. Dengan proses pembiasaan
tersebut, anggota-anggota masyarakat akan mengalami perkembangan
ke arah bentuk baru secara alamiah. Pengaruh ini dapat dilihat dengan
jelas, apabila salah satu anggota masyarakat tersebut berada di luar
kelompok budayanya dan bertemu dengan kelompok budaya lain.
pengaruh suatu pengalaman tergantung kepada pengalaman-
pengalaman yang mendahuluinya. Ini berarti bahwa pengalaman setiap
orang merupakan suatu jaringan yang luar biasa rumitnya. Jaringan itu
terbentuk oleh jutaan peristiwa yang masing-masing memperoleh arti
dan pengaruh dari semua pengalaman yang telah mendahuluinya. Oleh
karena itu, tidaklah mengherankan jika kepribadian seseorang bersifat
rumit.
d. Faktor Kejiwaan
Sebagai hasil dari proses sosial, faktor kejiwaan yang
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang adalah
terdiri atas motivasi dan kebutuhan untuk berprestasi atau need for
achievement.
 Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang


melakukan tingkah laku tertentu. Motivasi ada yang berasal dari
dalam diri seseorang (intrinsik) dan ada pula yang berasal dari luar
melakukan tingkah laku tertentu. Motivasi ada yang berasal dari
dalam diri seseorang (intrinsik) dan ada pula yang berasal dari luar
(ekstrinsik). Setiap manusia memiliki dorongan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan dasarnya. Misalnya, kebutuhan untuk bergaul,
kebutuhan berprestasi, kebutuhan untuk bebas dari rasa takut, dan
lain-lain. Apabila motivasi itu muncul dengan sendirinya, berarti

8
termasuk dorongan intrinsik. Akan tetapi, bila motivasi itu
dibangkitkan oleh orang lain, maka disebut dorongan ekstrinsik.
Motivasi juga membuatnya pantang menerah walaupun mungkin
beberapa kali mengalami kegagalan. Berbagai risiko yang
merintangi tidak menyurutkan kegigihannya. Dengan demikian,
motivasi telah membentuk pola tindakan, pola berpikir, dan
semangat kerja membuatnya pantang menyerah walaupun mungkin
beberapa kali mengalami kegagalan. Berbagai risiko yang
merintangi tidak menyurutkan kegigihannya. Dengan demikian,
motivasi telah membentuk pola tindakan, pola berpikir, dan
semangat kerja seseorang.

 Kebutuhan untuk berprestasi

Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan yang dimiliki


oleh setiap orang untuk beprestasi dalam lingkungan sosialnya.
Kebutuhan untuk berprestasi muncul dari proses interaksi yang
berkembang dan kompetitif. Bagi seseorang yang memiliki
kebutuhan untuk berprestasi akan berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian. Keinginan untuk terus berpretasi
memunculkan kepribadian positif seperti tekun, pantang menyerah,
optimis, dan sebagainya.

9
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karakter dan kepribadian memiliki arti yang berbeda. Karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, adab, atau ciri kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai nilai kebajikan. Sementara kepribadian adalah
hasil dari interaksi individu (manusia) dengan lingkungan disekitarnya baik
itu orang, daerah tempat tinggal, budaya, dan lain-lain. Terdapat banyak tipe
kepribadian menurut pendapat para ahli. Ekstrovert, introvert, dan ambivert
merupakan salah satu tipe kepribadian yang sering kita ketahui.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti dengan tujuan


untuk membentuk kepribadian generasi muda agar dapat menjadi manusia
yang baik warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik.
Pendidikan karakter adalah gerakan nasional untuk menciptakan sekolah
yangdapat menumbuhkan generasi muda yang etis, bertanggung jawab, dan
pedulidengan memberi contoh dan membelajarkan karakter

Hubungan karakter dan kepribadian manusia didasari dari komponen


pembentuk karakter yang eksplisit dan implisit pada diri manusia. Berbagai
faktor dapat membentuk kepribadian seseorang bahkan sejak sebelum
dilahirkan. Faktor keturunan, lingkungan, dan kejiwaan yang meliputi
motivasi dan kebutuhan untuk berprestasi akan berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian.

B. SARAN
Dalam pembentukan kepribadian dalam pendidikan karakter seharusnya
memberi kontribusi pada upaya pencapaian tujuan pembangunan karakter
bangsa, yaitu membentuk masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Z. (2023). Pendidikan Karakater Menurut Abdul Majid Dan Dian Andayani
Dalam Perspektif Islam. Jurnal Kajian Pendidikan Islam.
https://doi.org/10.58561/jkpi.v2i1.56
Fahdini, A. M., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). Urgensi Pendidikan
Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Kalangan Siswa. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(3), 9390–9394.
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2485
Gunawan, H. (2022). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (5th ed.).
Alfabeta.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://h
ipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www
.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinse
yonsociety.com/downloads/reports/Educati
Muhimmatul Hasanah. (2015). Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami.
Ummul Quro, 6(Jurnal Ummul Qura Vol VI, No 2, September 2015), 110–
124. http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/qura/issue/view/531
Suasta, I. W., & Gunawan, I. G. D. (2021). Penerapan Metode Konseling
Behavioral Dalam Mengelola Dan Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa
Pada SMKN 5 Palangka Raya SMKN 5 Palangka Raya , 23 IAHN Tampung
Penyang Palangka Raya. Prosiding Webinar Nasional IAHN-TP
Palangkaraya, No. 6 Tahun 2021, 6, 111–120. https://prosiding.iahntp.ac.id
Trilisiana, N., Kusumawardani, E., Yani, D., Ardila, I., Pratiwi, S., Rahmawati, T.
N., Risda, D., Krishnawati, N., Andika, A., & Qana’a, M. (2023). Pendidikan
Karakter (W. F. Afrianto & A. S. Noorfajria (eds.); 1st ed.). CV Selembar
Karya Pustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai