Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
KELAS 6A REGULER
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wa Ta’alla yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
kelompok membuat makalah ini dengan judul “Hubungan Karakter dan
Kepribadian” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Baginda kita Suri Tauladan kita Nabi Besar Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Tak
lupa pula kami ucapakan terima kasih terhadap pihak-pihak yang turut andil dalam
menyelesaikan tugas ini
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dyoty Auliya Vilda Ghasya, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter yang telah memberikan
tugas ini, sehingga dapat menambah wawasan kami. Kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima
saran dan masukan dari pembaca agar kami bisa menyempurnakan kekurangan
tersebut. Semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca terutama tim penyusun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan karakter adalah suatu upaya yang bertujuan untuk
membentuk kepribadian peserta didik agar memiliki karakter yang baik dan
positif, hal ini sejalan dengan pendapat dari Fahdini, dkk (2021) yaitu
“Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, perasaan, dan tindakan sebagai bentuk pembinaan
akhlak dan tingkah laku individu” (h.9390). Karakter dan kepribadian
merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Karakter
adalah sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang, sedangkan kepribadian
adalah hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya.
Dalam dunia pendidikan, penting bagi setiap sekolah, guru, maupun
orang tua untuk menanamkan karater yang baik dan bermoral kepada setiap
individu peserta didik karena karakter yang baik dan bermoral dapat membantu
serta menjadi salah-satu faktor yang dapat menghantarkan peserta didik dalam
mencapai kesuksesan kedepannya. Pendidikan karakter juga memiliki dampak
positif dalam membentuk kepribadian seseorang. Dengan memiliki karakter
yang baik serta bermoral, seseorang akan memiliki kepribadian yang positif dan
dapat memberikan dampak yang baik bagi dirinya sendiri dan lingkungan
sekitarnya. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hubungan antara
karakter dan kepribadian manusia. Materi yang akan dibahas meliputi karakter
dan kepribadian manusia; serta karakter sebagai pembentuk kepribadian
manusia. Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami
hubungan antara karakter dan kepribadian manusia dan pentingnya pendidikan
karakter dalam membentuk kepribadian yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Karakter Manusia
Berdasarkan KBBI pengertian dari kata karakter adalah tabiat, sifat-
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain. Lalu menurut Agus (2023) karakter adalah sifat batin manusia yang
mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan atau tingkah laku seorang
manusia. Karakter dan kepribadian memiliki arti yang berbeda, dimana
karakter adalah sifat-sifat yang melekat pada diri seorang manusia, sedangkan
kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri atas aspek
psikis, seperti intelegensi,sifat, sikap, minat, cita-cita, dan sebagainya serta
aspek fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
2
yang bersifat dinamis dari sistem psikofisik individu yang bisa
menentukan pikiran serta tingkah laku seseorang secara khas. Ia juga
menggunakan istilah sistem psikofisik dengan tujuan untuk
menunjukkan raga dan juga jiwa manusia merupakan suatu sistem yang
terpadu dan tidak bisa dipisahkan. Kemudian di dalam kedua hal
tersebut selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku diri
mereka sendiri. Sementara istilah khas yang digunakan Allport itu
berarti bahwa semua orang yang ada di dunia ini mempunyai
kepribadian mereka sendiri. Tidak akan ada orang yang mempunyai
kepribadian yang sama. Oleh karena itu, tidak akan ada orang yang
berperilaku sama.
c. Menurut teori Sigmund Freud
Sigmund Freud menganggap kepribadian sebagai sebuah struktur yang
terdiri dari tiga macam sistem, yaitu sistem Id, Ego, dan Superego. Ia
juga mengungkapkan tentang definisi tingkah laku yaitu sebuah hasil
dari konflik dan juga rekonsiliasi dari ketiga sistem kepribadian
tersebut.
3
mereka juga mudah dalam membuat sebuah keputusan bagi dirinya
sendiri dan orang lain. Mereka tidak memerlukan gerakan dari luar.
Malahan, orang yang memiliki kepribadian koleris akan
mempengaruhi lingkungannya dengan pendapat dan gagasannya,
tujuan, rencana, dan juga ambisinya yang tidak pernah habis.
Melankolis
Orang yang memiliki kepribadian melankolis akan cenderung lebih
suka berkorban, tipe perfeksionis, analisis, dan memiliki sifat emosi
yang cukup sensitif. Seorang melankolis akan sangat menikmati
keindahan karya seni dan tak ada seorang pun yang bisa menandingi
mereka. Akan tetapi, jika mereka sedang murung, maka akan
menjadi seseorang yang sangat antagonis.
Phlegmatis
Tipe kepribadian berikutnya adalah phlegmatis, yaitu seseorang
yang hidupnya terlihat cukup tenang, gampangan, dan tidak pernah
merasa terganggu dengan orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir
tidak pernah marah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat
mudah bergaul dan paling menyenangkan. Bagi mereka yang
memiliki kepribadian ini, hidup adalah sebuah kegembiraan dan
mereka akan cenderung menjauh dari hal-hal yang tidak
menyenangkan. Jadi, mereka jarang terhasut dengan apapun yang
ada di sekitarnya.
4
B. KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KEPRIBADIAN MANUSIA
Menurut Thomas Lickona (dalam Gunawan, 2022) pendidikan karakter
merupakan pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti yaitu tingkah laku yang baik jujur bertanggung jawab
menghormati hak orang lain kerja keras dan sebagainya hasil dari pendidikan ini
terlihat dalam tindakan nyata seseorang. Sedangkan Aristoteles berpendapat
bahwa karakter berkaitan erat dengan kebiasaan dalam tingkah laku. Sejalan
dengan hal tersebut Ramli (dalam Gunawan, 2022) menyatakan pendapatnya
bahwa pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan
moral dan pendidikan akhlak dengan tujuan untuk membentuk pribadi anak
supaya menjadi manusia yang baik warga masyarakat serta warga negara yang
baik. Pendidikan karakter di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang
bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka untuk membina
kepribadian generasi muda Indonesia. Menurut Adian Husaini (2010) Karakter
harus dilatih dengan latihan demi latihan agar seorang anak memiliki karakter
yang kuat dan mewujud menjadi kebiasaan. Seseorang yang berkarakter tidak
melaksanakan suatu aktivitas atau kegiatan karena takut akan hukuman tetapi
karena mencintai kebaikan. Karena mencintai kebaikan tersebut maka timbullah
keinginan untuk senantiasa berbuat baik.
5
Keempat hal ini tidak dapat dipisahkan melainkan harus saling
melengkapi dan keterkaitan(Gunawan, 2022). Dari sudut pandang
kepribadian karakter adalah hasil refleksi dari kepribadian seseorang
yang utuh mulai dari mental sikap dan perilaku. Karakter bangsa menjadi
identitas suatu bangsa yang merupakan karakter warga negara. (Puskur,
Kemendiknas 2010:7 (dalam Trilisiana et al., 2023)
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau
bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa
bawaan sejak lair dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu
sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi
gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Misalnya
ayah yang pemarah, maka kemungkinan anaknya akan menjadi anak
yang mudah marah.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari
lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni
keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai
media audiovisual seperti TV, VCD, internet, atau media cetak
seperti koran, majalah dan lain sebagainya.
6
calon individu. Penyakit yang diderita ibunya, seperti sipilis, diabetes,
dan kanker dapat memengaruhi pertumbuhan mental, penglihatan, dan
pendengaran bayi dalam kandungan. Keadaan kandungan ibu juga
dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak yang akan
dilahirkan. Kondisi daerah pinggul ibu dapat memengaruhi
pertumbuhan bayi selama dalam kandungan. Akibat kondisi yang tidak
menguntungkan, dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau kidal.
Keterkejutan keras (shock), saat lahir dapat pula mengakibatkan bayi
itu memiliki kelambanan dalam berpikir. Semua itu dapat memengaruhi
pembentukan kepribadian.
7
alam. Ketiganya dapat memengaruhi perilaku masyarakat yang tinggal
di dalamnya. Keadaan iklim dan geografi suatu daerah memengaruhi
perilaku seseorang.
Unsur-unsur pembentuk lingkungan sosial adalah kebudayaan,
pengalaman kelompok, pengalaman unik, sejarah, dan pengetahuan.
Faktor lingkungan sosial bersifat dinamis yang artinya faktor tersebut
tidak bersifat permanen danakan terus mengalami perubahan. Unsur-
unsur tersebut member pengaruh terhadap individu yang terlibat dalam
lingkungan sosialnya. Bentuk kebudayaan yang berkembang dalam
suatu kelompok masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian anggota-anggotanya. Suatu kebudayaan tidak secara
langsung memengaruhi suatu masyarakat, akan tetapi melalui proses
pembiasaan yang terjadi terus-menerus. Dengan proses pembiasaan
tersebut, anggota-anggota masyarakat akan mengalami perkembangan
ke arah bentuk baru secara alamiah. Pengaruh ini dapat dilihat dengan
jelas, apabila salah satu anggota masyarakat tersebut berada di luar
kelompok budayanya dan bertemu dengan kelompok budaya lain.
pengaruh suatu pengalaman tergantung kepada pengalaman-
pengalaman yang mendahuluinya. Ini berarti bahwa pengalaman setiap
orang merupakan suatu jaringan yang luar biasa rumitnya. Jaringan itu
terbentuk oleh jutaan peristiwa yang masing-masing memperoleh arti
dan pengaruh dari semua pengalaman yang telah mendahuluinya. Oleh
karena itu, tidaklah mengherankan jika kepribadian seseorang bersifat
rumit.
d. Faktor Kejiwaan
Sebagai hasil dari proses sosial, faktor kejiwaan yang
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang adalah
terdiri atas motivasi dan kebutuhan untuk berprestasi atau need for
achievement.
Motivasi
8
termasuk dorongan intrinsik. Akan tetapi, bila motivasi itu
dibangkitkan oleh orang lain, maka disebut dorongan ekstrinsik.
Motivasi juga membuatnya pantang menerah walaupun mungkin
beberapa kali mengalami kegagalan. Berbagai risiko yang
merintangi tidak menyurutkan kegigihannya. Dengan demikian,
motivasi telah membentuk pola tindakan, pola berpikir, dan
semangat kerja membuatnya pantang menyerah walaupun mungkin
beberapa kali mengalami kegagalan. Berbagai risiko yang
merintangi tidak menyurutkan kegigihannya. Dengan demikian,
motivasi telah membentuk pola tindakan, pola berpikir, dan
semangat kerja seseorang.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karakter dan kepribadian memiliki arti yang berbeda. Karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, adab, atau ciri kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai nilai kebajikan. Sementara kepribadian adalah
hasil dari interaksi individu (manusia) dengan lingkungan disekitarnya baik
itu orang, daerah tempat tinggal, budaya, dan lain-lain. Terdapat banyak tipe
kepribadian menurut pendapat para ahli. Ekstrovert, introvert, dan ambivert
merupakan salah satu tipe kepribadian yang sering kita ketahui.
B. SARAN
Dalam pembentukan kepribadian dalam pendidikan karakter seharusnya
memberi kontribusi pada upaya pencapaian tujuan pembangunan karakter
bangsa, yaitu membentuk masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Z. (2023). Pendidikan Karakater Menurut Abdul Majid Dan Dian Andayani
Dalam Perspektif Islam. Jurnal Kajian Pendidikan Islam.
https://doi.org/10.58561/jkpi.v2i1.56
Fahdini, A. M., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). Urgensi Pendidikan
Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Kalangan Siswa. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(3), 9390–9394.
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2485
Gunawan, H. (2022). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (5th ed.).
Alfabeta.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://h
ipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www
.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinse
yonsociety.com/downloads/reports/Educati
Muhimmatul Hasanah. (2015). Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami.
Ummul Quro, 6(Jurnal Ummul Qura Vol VI, No 2, September 2015), 110–
124. http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/qura/issue/view/531
Suasta, I. W., & Gunawan, I. G. D. (2021). Penerapan Metode Konseling
Behavioral Dalam Mengelola Dan Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa
Pada SMKN 5 Palangka Raya SMKN 5 Palangka Raya , 23 IAHN Tampung
Penyang Palangka Raya. Prosiding Webinar Nasional IAHN-TP
Palangkaraya, No. 6 Tahun 2021, 6, 111–120. https://prosiding.iahntp.ac.id
Trilisiana, N., Kusumawardani, E., Yani, D., Ardila, I., Pratiwi, S., Rahmawati, T.
N., Risda, D., Krishnawati, N., Andika, A., & Qana’a, M. (2023). Pendidikan
Karakter (W. F. Afrianto & A. S. Noorfajria (eds.); 1st ed.). CV Selembar
Karya Pustaka.
11