Anda di halaman 1dari 12

HAKIKAT MANUSIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Christian Erickson Sitio, M.H

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Nama : Erni Yulia Permata Herlani PAUD


Rifki Ahmad Dani PJKR
RR. Sandra Widiyanti Y. PJKR
Junaesih PAUD

Mata Kuliah : Landasan Pendidikan

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP)
MUTIARA BANTEN
Jl. Stadion Badak No. 02 Pandeglang, Banten
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa ridha dan
petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat dirampungkan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pengajar


mata kuliah Manajemen Pendidikan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ”Mampu Memahami Landasan pendidikan”.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai pegangan dalam mempelajari materi tentang Hakikat
Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan..Juga merupakan harapan
kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua pihak dalam
proses perkuliahan pada mata kuliah Landasan Pendidikan.

Sesuai kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kami mengharapkan
saran dan kritik, khususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhir kata, semoga segala daya
dan upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, amin.

Pandeglang, 15 Oktober 2022

Penyusun,
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

3. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
1. Hakikat Penciptaan Manusia...................................................................... 2
2. Dimensi – Dimensi Kemanusiaan............................................................... 2
3. Pengembangan Dimensi Kemanusiaan........................................................5
4. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya...........................................................6
5. Implikasinya Terhadap Pendidikan..............................................................7

PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................9
Saran ................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran Pendidikan adalah manusia pendidikan bermaksud membantu pserta
didik untuk menumbuh kembangkan potensi potensi kemanusiaanya. Potensi
kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Tugas
mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan. Jika pendidikan
memiliki ciri khas yang secara prinsip berbeda dengan hewan.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu dari apa yang disebut dengan hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia
karena secara hakiki sifat tersebut hanya di miliki oleh manusia dan tidak terdapat
pada hewan. Pemahaman pendidikan terhadap sifat hakikat manusia dalam bersikap,
menyusun strategi metode dan teknik serta memilih pendekatan dan orientasi dalam
merancang dan melaksanakan komunikasi dalam interaksi edukatif.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian dari hakikat manusia ?


2. Apa yang dimaksud dengan sifat hakikat manusia ?
3. Bagaimana wujud sikap hakikat manusia ?
4. Bagaimana pengembangan wujud sifat hakikat manusia ?
5. Bagaimana sosok manusia seutuhnya ?
6. Bagaimana konsep manusia indonesia ?

C.Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian hakikat manusia ?


2. Untuk mengenal lebih dalam tentang sifat hakikat manusia
3. Untuk mengetahui wujud sikap hakikat manusia
4 Untuk memahami pengembanganya wujud sifat hakikat manusia
5.Untuk mengetahui tentang sosok manusia seutuhnya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Penciptaan Manusia


Hakikat penciptaan manusia yaitu asal usul dan bagaimana manusia diciptakan
serta apa tujuan dan hakikat penciptaan manusia, merupakan dua hal yang selalu
menarik dan menjadi bahan kajian manusia dari masa kemasa. Bahkan seorang anak
kecil pun kerap kali bertanya bertanyak kepada orang tuanya tentang darimana “ Adik “
aya berasal dan bagaimana dibentuk.
Hal ini tak mengherankan karena manusia merupakan mahluk yang paling
sempurna diciptakan oleh allah swt. Manusia dikarunia akal pikiran yang
membedakannya dengan binatang yang hanya menuruti naluri dan hawa nafsu saja atau
dengan malaikat yang hanya dikarunia allah kemampuan untuk senantiasa beribadah
dan berbakti kepada allah tanpa memikirkan hal-hal yang lain. Manusia selain diberi
petunjuk dan perintah untuk senantiasa menyembah diri beribadah kepada allah swt
juga di karunia akal pikir untuk memikirkan proses-proses yang terjadi di alam
ini,mengolah dan mengaturnya dengan baik agar bermanfaat bagi manusia itu sendiri
dalam rangka beribadah dan berbakti kepada allah swt.
B. Dimensi – Dimensi Kemanusiaan .
1. Dimensi Keindividuan
Manusia sebagai mahluk individu maksudnya seorang yang utuh
( individual:indevide : tidak terbagi ) yang terdiri dari kesatuan psikis,
keberadaan manusia sebagai individual bersifat unik ( unique) artinya berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap manusia sama mempunyai
mata,telinga kaki dan anggota tubuh lainnya. Namun tidak ada sama yang sama
persis bentuknya . manusia juga memiliki perasaan,pikiran,kata hati dan unsure
psikis lainnya. Namun tidak ada dua manusia yang sama persis dimuka bumi
ini,karena setiap orang kelak akan di minta pertanggung jawaban atas sikap
perilakunya.
Pemahaman pendidik yang tepat terhadap karakteristik peserta didiknya
secara individual sangat diperlukan dalam proses pendidikan, sebab setiap

2
individu memiliki latar pendidikan dan kebutuhan yang berbeda yang menurut
pelyanan pendidikan yang berbeda yang menurut pelayanan pendidikan yang
berbeda juga suasana pendidikan yang kondusif yang menyenangkan ,meransang
rasa ingin tau yang lebih kuat,memungkinkan peserta didik merasa
bergairah,memiliki percaya diri yang positif,dan dapat mengembangkan
kreaktivitas secara optimal/
Pelayanan pendidikan yang tepat tentu akan melahirkan individu yang memiliki
kepribadian yang mantap.
a. Karekteristik keindividuan
Setiap individu memiliki ciri dan sifat karekteristik masing masing ada
karekteristik bawaan ( herdity)dan karekteristik yang di perolah dari
pengaruh lingkungan karekteristik bawaan merupakan karekteristik
keturunan yang di miliki sejak lahir. Baik yang menyangkut faktor biologis
maupun merupakan faktor sosial psikologis, pada masa lalu ada keyakinan,
kepribadian terbawa pembawaan ( keredity) dan lingkungan ini merupakan
dua faktor yang terbentuk karena terpisah masing-masing mempengaruhi
kepribadiaan dan kemampuan individu bawa dan lingkungan dengan cara
sendiri-sendiri.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi keindividuan
Pada dasarnyas ada dua faktor yang dapat mempengaruhi persensi dalam diri
individu yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor ( dimensi ) internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal
(internal frame of refrence) adalah penilaian yang dilakukan individu
terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia didalam dirinya
dimensi/faktor ini terdiri dari tiga bentuk :
a. Diri indentitas ( Identity self )
Bagian ini merupakan aspek yang paling mendasar pada konsep diri dan
mengacu pada pertanyaan “ siapakah saya “ dalam pertanyaan tersebut
tercakup label-label dan simbol-simbol yang di berikan pada diri (self) oleh
individu yang bersangkutan untuk mengambarkan dirinya dan membangun
identitasnya.

3
b. Diri pelaku ( behaveral self )
Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya,yang
berisikan segala ksesadaran mengenai “ apa yang dilakukan oleh diri “ .diri
yang adekuat akan menunjukan adanya keserasian antara diri identitas
dengan diri prilakunya,sehingga ia dapat mengenali dan menerima,baik dari
sebagai identitas maupun diri sebagai pelaku kaitan dari keduanya dapat
dilihat pada diri sebagai penilai.
c. Diri Penerimaan?penilai ( Judging Self )
Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan
evalvator,kedudukannya adalah sebagai perantara ( mediator ) antara diri
identitas dan diri prilaku. Manusia cenderung memberikan penilaian
terhadap apa yang di presepsikan,
2. Faktor Eksternal
Dimensi yang dikemukakan oleh fits adalah dimensi eksternal yang
bersifat umum bagi semua orang dan dibedakan atas lima bentuk yaitu :
a. Diri fisik ( physical self )
Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara
fisik.dalam ini terlihat persepsi mengenai kesehatan dirinya, penampilan
dirinya ( cantik,jelek,menarik,tidak menarik) dan keadaan tubuhnya
( tinggi,pendek,gemuk,kurus)
b. Diri etik – moral ( moral,ethical self )
Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari
standar pertimbangan nilai normal dan etika. Hal ini menyangkut persepsi
seseorang mengenai hubungan dengan tuhan,kepuasaan seseorang akan
kehidupan keagamaanya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya yang
meliputi batasan baik dan buruk.
c. Diri pribadi ( personel self )
Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan
pribadinya.
d. Diri keluarga ( Family Self )
Diri keluarga menunjukan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga.

4
e. Diri social ( social self )
Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interuksi dirinya dengan
orang lain maupun lingkungan disekitarnya.
2. Dimensi kesosialan
Penujudan manusia sebagai sosial terutama tanpak dalam kenyataan bahwa
tidak ada manusia yang mampu hidup sebagai manuasi tanpa adanya bantuan
dari orang lain. Realita ini menunjukan bahwa manusia hidup dalam suasana
interdepensi,dalam antar hubungan dan antaraksi dalam kehidupan manusia
selanjutnya,manusia berada dalam satu kesatuan hidup misalnya warga
kampus, warga suatu kelompok kebudayaan lainnya.
Emst Cassier menyatakan : manusia takkan menemukan diri manusia takkan
menyadari individualisme kecuali melalui perantaraan pergaulan
sosial,masyarakat terbentuk dari individu-individu maju mundurnya suatu
masyarakat akan di tentukan oleh individu – individu yang membangunya.
Oleh karena setiap manusia adalah pribadi ( individu ) dan adanya hubungan
pengaruh timbal balik antara individu dengan sesamanya maka idealnya
situasi hubungan antara individu dengan sesamannya itu tidak merupakan
hubungan antara subjek dengan objek melainkan subjek dengan subjek.
3. Dimensi kesusilaan ( manusia sebagai mahluk susila )
Manusia sadar akan diri dan lingkunganya mempunyai potensi untuk berbuat
baik menurut ( manvel Kant ) manusia memiliki aspek kesusilaan karena
pada manusia terhadat rasio praktis yang memberikan perintah mutlak
( Categorical Imperative )
4. Dimensi keberagamaan ( manusia sebagai mahluk religius )
Dimensi keberagamaan merupakan salah satu karateristik esensial,eksistensi
manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Manusia adalah mahluk yang berkebutuhan atau disebut homodivinius
( mahluk yang percaya adanya tuhan ) atau di sebut juga dengan homo
religius artimya mahluk yang beragama.
C. Pengembangan Dimensi Kemanusiaan
Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan

5
Diemnsi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan sehubungan dengan itu ada
dua kemungkinan yang bisa menjadi ,yaitu :
1. Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi manusia ditentukan oleh dua faktor
yaitu kualitas dimensi manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangnaya
selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu
wujud dan arahnya,
a. Dari wujud dimensinya
Pengembangan dimensi keindividualan ,kesehatan,kesusilaan, dan
keberagamaan dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan
de4ngan baik tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya.
Dari wujud dimensi yaitu aspek jasmani dan rohani.
b. Dari arah pengembangan yaitu aspek kognitif,efektif dan psikomotrik.
2, Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap deminsi hakikat manusia akan terjadi
Didalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang
Terabaikan untuk di tangani misalnya, dimensi kesusilaan didominasi oleh
Pengembangan dimensi keindividuan ataupun dominan efektif didominasi oleh
Pengembangan dominan kognitif, pengembangan semacam ini merupakan
Pengembangan yang patologis.
D. Sosok manusia Indonesia seutuhnya.
Sosok manusia seutuhnya berarti bahwa pembangunan itu hanya mengejar
kemajuan lahiriah seperti sandang, pangan,kesehatan,ataupun batinia, seperti
pendidikan ,rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang tanggungjawab, atau
rasa keadilan,melainkan keselarasan,keserasian, dan keseimbangan antara keduanya
sekaligus batiniah.
Berdasarkan pikiran demikian dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini
secara mendasar yakni mencukup pengertian sebagai berikut :
1. Keutuhan potensi subyek manusia sebagai manusia yang berkembang.
2. Keutuhan wawasan ( orientasi ) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang
menghayati dan yakin akan cita cita dan tujuan hidupnya.

6
Sosok manusia indonesia seutuhnya telah dirumuskan dalam GBHN mengenai
Arah pembanguanan jangka panjang.dinyatakan bahwa pembanguan nasional
dilaksanakan di dalam rangka pembanguan manusia indonesia seutuhnya dan
pembanguan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah.
E. Implikasi Terhadap Pendidikan
Berdasarkan pandangan diatas berikut ini akan dijelaskan implikasi potensi dasar
manusia dalam proses pendidikan.
1. Implikasi potensi jasmani (fisik ) dalam proses pendidikan
Aspek jasmani (fisik) merupakan sesuatu yang hakiki untuk manusia hal ini
menunjukan bahwa dalam pendidikan islam jasmani adalah bagian penting
dalam proses pendidikan manusia untuk menjadi pribadi yang utuh. Penhargaan
terhadap pekerjaan tangan sebagai integral dari pendidikan.
2. Implikasi potensi rohani manusia dalam proses pendidikan
Rohani adalah aspek manusia yang bersifat spiritual dan trasendental oleh
karena itu,tugas pendidikan adalah melestarikan serta menyempurnakan
kecenderungan –kecenderungan jahat menuju kecenderungan –kecenderungan
positif.
a. Dimensi An-Nafsu.Nafsiah dalam diri manusia memiliki beberapa dimensi
diantaranya adalah dimensi An-nafsu . Dimensi An-nafsu adalah termasuk
salah satu potensi yang dimiliki manusia dan berimplikasi dalam proses
pendidikan yang harus ditumbuh kembangkan.
b. Dimensi Al- aql Potensi akal merupakan karunia allah untuk pengetahui
hakikat segala sesuatu
c. Dimensi Al- Qalb. Al-Qalb adalah pusat aktivitas manusia sesuai yang
diperintahkan oleh allah. Qalb berperan sebagai sentral kebaikan dan
kejahatan manusia walaupun pada hakikatnya cenderung kepada kebaikan
sentral aktivitas manusia bukan ditentukan oleh badan yang sehat.
d. Dimensi Al- Ruh. Al-Ruh merupakan amanah allah yang diberikan kepada
manusia. Selanjutnya tugas manusia untuk memelihara dan mengembangkan
rohani manusia tersebut dengan bebrbagai pendidikan ruhaniah. Pendidikan
ruhaniah adalah pendidikan yang dapat memenuhi ruhaniah sebagai
substansi manusia, agar manusia senantiasa berada dijaln allah.

7
e.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Organisasi yaitu sekelompok orang ( dua atau lebih ) yang secara formal
dipersatukan dalan suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen ( unit-unit ) kerja
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bangaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi)
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Jenjang pendidikan adalah tahapan tingkat perkembangan peserta didik tujuan
yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat
khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan Rifki N, Organisasi Sebagai Wadah Dan Proses. 2011.27 September.


Syafii Iman , lembaga Pendidikan Sebagai Agen Perubahan. Diakses 3 Oktober 2013.
Nrisdiani 2013,9 maret, Pengertian Struktur Organisasi. Di akses Oktober 7 2013.
Susilawati Lina, Organisasi Lembaga Pendidikan. 2019.
Husniyah Eva 2, Pengertian Organisasi. 10 oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai