Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBENGAN KEPRIBADIAN INDIVIDU

Disusun oleh :

1. Priska Krisdayanti Gulo : 4213351008


2. Muthia Zahra : 4213351009
3. Nadia Tri Rahmah : 4213351002

Dosen Pengampu :
1. Wan Nova Listia, S. Pd, M. Pd
2. Prof. Dr. Anita Yus, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Perkembangan Kepribadian Individu”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan dan tujuan penulis dalam penulisan
makalah ini adalah semoga informasi yang terkandung dalam makalah ini dapat
berguna dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya. Sebelumnya penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan. Akhir
kata atas perhatian dan dukungannnya penulis mengucapkan terimakasih.

November 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
A. Pengertian Kepribadian Individu ............................................................................... 3
B. Faktor yang mempengaruhi kepribadian ............................................................... 4
C. Proses Pembentukan Kepribadian ............................................................................ 8
D. Tipe-tipe Kepribadian..................................................................................................... 9
E. Kepribadian ekstrovert dan introvert ................................................................... 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian (personality) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang
yang membedakannya dengan orang lain. Integrasi karakteristik dari struktur,
pola tingkahlaku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang
(Sjarkawi, 2008). Kepribadian bukan merupakan sesuatu yang statis karena
kepribadian memiliki sifat-sifat dinamis yang disebut dinamika kepribadian.
Dinamika kepribadian ini berkembang pesat pada diri anak-anak (masa kanak-
kanak) karena pada dasarnya mereka masih memiliki pribadi yang belum matang,
yaitu masa pembentukan kepribadian.
Oleh karena kepribadian memiliki sifat dinamis sehingga pada diri
seseorang sering mengalami masalah kepribadian. Masalah kepribadian dapat berupa
gangguan dalam pencapaian hubungan harmonis dengan orang lain atau dengan
lingkungannya. Beberapa masalah dalam kepribadian seseorang yang sering terjadi
misalnya: sifat pemalu, dengki, angkuh, sombong, kasar, melawan aturan dan lainnya.
Sebagai sesuatu yang memiliki sifat kedinamisan, maka karakter kepribadian
seseorang dapat berubah dan berkembang sampai batas kematangan tertentu.
Perkembangannya sejalan dengan perkembangan kemampuan cara berpikir
seseorang. Perkembangan kemampuan cara berpikir ini dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar seseorang yang mengkristal sebagai pengalaman dan hasil belajar. Hasil
belajar dan pengalaman inilah yang memberikan warna pada kehidupan seseorang
nantinya (Jenny, 2006).

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimakud dengan Perkembangan Kepribadian individu?
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan individu?
c. Bagaimana proses pembentukan kepribadian individu?
d. Apa saja tipe kepribadian individu?
e. Bagaimana konsep kepribadian introvert dan ekstrovert?

1
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian perkembangan individu
b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
c. Untuk mengetahui proses pembentukan kepribadian individu
d. Untuk mengetahui tipe kepribadian individu
e. Untuk mengetahui kepribadian introvert dan ekstrovert

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kepribadian Individu


Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir
berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan
khusus) para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behaviour”, perilaku
manusia, yang pembahasannya terkait dengan apa mengapa, dan bagaimana perilaku
tersebut.
Kepribadian atau physce adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan
tingkah laku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal
kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan ketika
mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan
harmoni antar semua elemen kepribadian. Beberapa ahli telah mencoba
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kepribadian. Diantara beberapa ahli
psikologi tersebut antara lain:
- George Kelly menyatakan bahwa kepribadian adalah cara unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
- Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkahlaku dan
pemikiran individu secara khas.
- Sigmund Freud menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu struktur yang
terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan super ego, sedangkan tingkahlaku lain
merupakan hasil konflik dan rekonsiliasi ketiga unsur dalam sistem kepribadian
tersebut.
- Menurut Browner kepribadian adalah corak tingkahlaku sosial, corak ketakutan,
dorongan dan keinginan, gerak-gerik, opini dan sikap seseorang. Perilaku ada yang
bersifat tampak dan ada pula yang tidak tampak.
- Menurut Murray kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoritis yang
bukan semata-mata deskripsi tingkah laku orang, karena rumusan itu berdasarkan
pada tingkah laku yang dapat diobservasi dan faktor yang dapat disimpulkan dari
observasi.

3
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian
adalah cara unik setiap individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya
berdasarkan kegnitif, emosional, dorongan dan kebutuhan sosialnya yang
diwujudkan dalam bentuk pola-pola perilaku yang tampak maupun yang tidak
tampak. Kepribadian juga sebagaimana disampaikan Eysenck, bahwa tipe
kepribadian adalah suatu ciri dari individu yang dapat menggambarkan perilaku,
pemikiran, dan emosinya serta dapat diamati yang menjadi ciri seseorang dalam
menghadapi dunianya.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Kepribadian merupakan karakteristik yang relative
stabil. Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan tetapi
merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya,
rentang usia dan faktor-faktor dari individu :
a. Pengalaman awal : Sigmun Freud menekankan tentang pentingnya
pengalaman awal (masa kanak-kanak) dalam perkembangan kepribadian.
b. Pengaruh budaya : dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk
mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standard yang
ditentukan budayanya.
c. Kondisi fisik : kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
kepribadian seseorang.
d. Daya tarik : orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki
lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan daripada orang yang
dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik
akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
e. Inteligensi : perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menajdikan ia
sombong, an anak yang kurang pandai kadang merasa bodoh.
f. Emosi : ledakan emosi tanpa sebab yang tinggi dinilai sebagai orang yang tidak
matang.
g. Nama : walaupun hanya sekedar nama tetapi memiliki sedikit pengaruh
terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak

4
menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam
hidupnya.
h. Keberhasilan dan kegagalan : keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi
konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangakn keberhasilan
akan menunjang konsep diri.
i. Penerimaan sosial : anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat
mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya.
j. Pengaruh keluarga : pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian
anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga
itulah diletakannya sendi-sendi dasar kepribadian.
k. Perubahan fisik : perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya
perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian.
Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat
dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang anak
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor
genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan
pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki kedua orang tuanya.
Adapun yang termasuk faktor dalam atau faktor pembawaan adalah segala
sesuatu yang telah dibawah oleh anak sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan
maupun yang bersifat ketubuhan. Kejiwaan yang berwujud fikiran, perasaan,
kemauan, fantasi, ingatan dan sebagainya, yang dibawa sejak lahir ikut menentukan
pribadi seseorang. Keadaan jasmanipun demikinan pula. Panjang pendeknya leher,
besar kecilnya tengkorak kepala, susunan urat syaraf, otot-otot, susunan dan keadaan
tulang-tulang juga mempengaruhi pribadi manusia.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung,
karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah (1) kualitas system syaraf,
(2) keseimbangan biokimia tubuh, dan (3) struktur tubuh. Lebih lanjut dapat

5
dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan
kepribadian adalah (1) sebagai sumber bahan mentah ( raw materialis )
kepribadian seperti fisik, intelegensi, dan tempramen; (2) membatasi
perkembangan kepribadian ( meskipun lingkungannya sangat baik/kondusif,
perkembangan kepribadian itu tidak bisa melebihi kapasitas atau potensi
hereditas); dan mempengaruhi keunikan kepribadian.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor
eksternal biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari
lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari
berbagai media audiovisual seperti TV, VCD dan media cetak seperti Koran, majalah, dan
lain sebagainya.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya adalah
lingkungan keluarga, lingkungan kebudayaan, dan lingkungan sekolah.

a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil. Dari keluarga inilah
anak mengalami interaksi sosial yang pertama dan utama. Oleh karena itu, pakar
keilmuan pendidikan memberikan istilah keluarga merupakan tempat pendidikan
pertama, dan orang tua terutama ibu merupakan pendidik pertama dan utama. Menurut
Lavine, kepribadian orang tua berperan besar dalam pembentukan kepribadian si anak.
Sebab hal itu juga berpengaruh terhadap cara orang tua dalam mendidik dan membesarkan
anaknya.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para orang tua
membesarkan dan mendidik anaknya. Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan nilai-nilai kehidupan, baik nilai agama maupun nilai sosial budaya yang
diberikan kepada anak merupakan faktor kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi
pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan produktif. Suasana keluarga sangat penting
bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, maka perkembangan kepribadian
anak tersebut cenderung positif dan sehat.

6
b. Lingkungan Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing
anak/orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana anak itu
dibesarkan Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian
seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan secara langsung memengaruhi individu.
Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat
dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup.
Proses mempelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga
terbentuklah kepribadian kepribadian yang berbeda antar individu ataupun antarkelompok
kebudayaan satu dengan lainnya.

c. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang juga berfungsi untuk
menanamkan dasar-dasar pengembangan pengetahuan dan sikap yang telah dibina
dalam keluarga pada masa kanak-kanak. Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak, faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu antara lain:
1. Iklim Emosional Kelas
Kelas yang iklim emosinya sehat (guru bersikap ramah, dan peduli
terhadap siswanya dan berlaku juga kepada siswa) memberikan dampak positif
bagi perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau bekerja
sama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan.
2. Sikap dan perilaku guru
Sikap dan perilaku guru ini tercermin dalam hubungannya dengan siswa.
Sikap dan perilaku guru secara langsung mempengaruhi “self-concept” siswa. Melalui
sikap-sikapnya terhadap tugas akademik, kedisiplinanan dalam menaati peraturan sekolah
dan perhatiannya terhadap siswa. Secara tidak langsung pengaruh guru ini terkait dengan
upayanya membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan penyesuaian dirinya
sosialnya.

7
3. Disiplin (tata-tertib)
Tata tertib ini ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa.
Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang
tegang, cemas, dan antagonistik.
4. Prestasi belajar
Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi
peningkatan harga diri, dan sikap percaya diri.
5. Penerimaan teman sebaya
Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan mengembangkan
sikap positif terhadap dirinya, dan juga orang lain.

C. Proses Pembentukan Kepribadian Individu


Menurut Ahmad D. Marimba, pembentukan kepribadian merupakan suatu
proses yang terdiri atas tiga taraf, yaitu :
a. Pembiasaan
Pembiasaan merupakan latihan yang dilakukan secara terus menerus tentang suatu
hal supaya menjadi biasa. Pembiasaan hendaknya ditanamkan kepada anak-anak sejak
kecil, sebab pada masa itu merupakan masa yang paling peka bagi pembentukan kebiasaan.
Pembiasaan yang ditanamkan kepada anakanak, itu harus disesuaikan dengan
perkembangan jiwanya. Misalnya, membiasakan anak berdo’a sebelum dan sesudah
makan, mengucapkan salam ketika masuk rumah, berdo’a sebelum dan sesudah tidur, dan
lain sebagainya.

b. Pembentukan minat dan sikap


Dalam taraf ini, pembentukan lebih dititikberatkan pada perkembangan
akal (pikiran, minat, dan sikap atau pendirian). Menurut Ahmad D. Marimba,
bahwa pembentukan pada taraf ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
a) Formil
Pembentukan secara formil, dilaksanakan dengan latihan secara berpikir,
penanaman minat yang kuat, dan sikap (pendirian) yang tepat. Tujuannya adalah
untuk membentuk cara berpikir yang baik, sehingga dapat mengambil kesimpulan
yang logis, membentuk minat yang kuat, serta terbentuknya sikap (pendirian)
yang tepat.

8
b) Materil
Pembentukan materil sebenarnya telah dimulai sejak masa kanak-kanak
yaitu sejak pembentukan taraf pertama. Namun barulah pada taraf kedua ini masa
intelek dan masa sosial. Anak-anak yang telah cukup besar dan mampu menyaring
mana yang berguna untuk dirinya dan mana yang tidak. Pada taraf ini seorang
anak mulai dilatih untuk berpikir kritis.

c) Intensil
Pembentukan intensil yaitu pengarahan, pemberian arah, dan tujuan yang
jelas bagi pendidikan Islam, yaitu terbentuknya kepribadian muslim. Pembentukan
intensil ini lebih progresif lagi, yaitu nilai-nilai yang mengarahkan sudah harus
dilaksanakan dalam kehidupan.

c. Pembentukan kerohanian yang luhur


Pada taraf ini, pembentukan dititikberatkan pada aspek kerohanian, yaitu
dapat memilih, memutuskan, dan berbuat atas dasar kesadaran sendiri dengan
penuh rasa tanggung jawab, kecenderungan ke arah berdiri sendiri yang diusahakan
pada taraf yang lalu. Misalnya peralihan dari disiplin luar ke arah disiplin sendiri, dari
menerima teladan ke arah mencari teladan.

D. Tipe-tipe Kepribadian
a. Tipe Sanguin
Seorang anak yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki
banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat
lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini juga memiliki kelemahan,
antara lain: cenderung impulsif, bertindak sesuai emosi atau keinginannya. Siswa tipe
ini sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan dan rangsangan dari luar dirinya.

b. Tipe flegmatis
Tipe kepribadian ini memiliki ciri antara lain: cenderung tenang, gejolak
emosinya tidak tampak. Siswa bertipe ini cenderung dapat menguasai dirinya
dengan cukup baik dan cukup introspektif. Mereka seorang pengamat yang kuat,
penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot. Namun, tipe ini juga
memiliki kelemahan yaitu: ada kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan
tidak mau susah, dan mereka cenderung egois.

9
c. Tipe melankolis
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain: terobsesi dengan
karyanya yang paling bagus atau sempurna, mengerti estetika keindahan hidup,
perasaannya sangat kuat, dan sangat sensitif. Kelemahan dari tipe kepribadian ini
adalah sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung dikuasai perasaan yang
murung. Orang yang bertipe ini tidak mudah untuk senang atau tertawa terbahak-
bahak.

d. Tipe koleris
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri: cenderung berorientasi
pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang tinggi, mampu menjalankan
tugas dengan penuh tanggung jawab. Kelemahan tipe ini yaitu: kurang mampu
merasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada
orang yang sedang susah, dan perasaannya kurang peka.

e. Tipe asertif
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri: mampu menyatakan
pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi perasaanya halus
sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain. Perilaku mereka adalah berjuang
mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam
hak orang lain. Melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian
dari interaksi dengan mereka. Tipe asertif ini merupakan tipe yang ideal, maka
tidak ditemukan kelemahannya.

E. Konsep Kepribadian Ekstrovert dan Introvert

Eysenck memiliki konsep tentang kepribadian ektrovert dan introvert yang


lebih popular dibandingkan yang lainnya. Eysenck menyatakan bahwa ekstrovert
ditandai terutama oleh keakraban dan implusif, tetapi boleh juga kelucuan, keceriaan,
optimis, kecakapan yang cepat, dan trait lainnya menunjukkan orang-orang yang
dihargai karena hubungan mereka dengan orang lain.
Eysenck mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki tipe
kecenderungan ekstrovert akan memiliki karakteristik sebagai berikut : mereka
tergolong orang yang ramah, suka bergaul, menyukai pesta, memiliki banyak teman,

10
selalu membutuhkan orang lain untuk diajak bicara, dan menyukai segala bentuk
kerjasama. Mereka tidak jarang selalu mengambil kesempatan yang datang pada
mereka, tidak jarang menonjolkan diri, dan seringkali bertindak tanpa berfikir
terlebih dahulu, secara umum termasuk individu yang meledak-ledak. Individu
ekstrovert menyukai lelucon, mereka cepat tanggap dalam menjawab pertanyaan
yang ditujukan padanya serta menyukai perubahan. Mereka individu yang periang
dan tidak terllau memusingkan suatu masalah, optimis dan ceria. Mereka lebih suka
melakukan kegiatan dari pada berdiam diri, cenderung agresif, mudah hilang
kesabaran, kadang-kadang kurang dapat mengontrol perasaannya dengan baik dan
kadang-kadang juga tidak bisa dipercaya.
Sedangkan tipe kepribadian introvert ditandai dengan trai yang bertolak
belakang dengan ekstrovert. Trai tersebut seperti tenang, pasif, tidak ramah, hati-
hati, pendiam, bijaksana, pesimis, damai, tenang, dan terkendali.
Sebaliknya seseorang yang memiliki kecenderungan introvert akan memiliki
karakteristik antara lain : mereka tidak banyak bicara, malu-malu, suka membaca
disbanding bergaul dengan orang lain. Mereka cenderung menjaga jarak kecuali
dengan teman dekat mereka. Memiliki rencana sebelum melakukan sesuatu serta
tidak percaya faktor kebetulan. Mereka juga tidak menyukai suasana keramaian,
selalu memikirkan masalah sehari-hari secara serius serta menyukai keteraturan
dalam hidup. Individu introvert dapat mengontrol perasaan mereka dengan baik,
jarang berperilaku agresif, tidak mudah hilang kesabaran. Mereka merupakan orang
yang bisa dipercaya, sedikit pesimistis, dan menetapkan standar etis yang tinggi
dalam hidup.
Menurut Eysenck, perbedaan umum antara ekstrovert dan introvert bukan
pada perilaku melainkan faktor biologis dan genetika secara alami. Eysnck percaya
bahwa penyebab utama perbedaan antar ekstrovert dan introvert adalah salah satu
tingkat cortical arousal, sebuah kondisi fisiologis yang sebagian besar didapat dari
proses pewarisan genetika daipada proses belajar.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan psikologis manusia diawali dari sejak lahir hingga umur
dewasa, yang membentuk sifat-sifat yang bersifat menetap. Faktor-faktor diatas itu
yang mempengaruhi setiap individu hingga memiliki karakteristik atau kepribadain
yang berbeda-beda. Secara tidak langsung lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangn kepribadian itu tersebut yang dimulai dari usia balita, remaja, dewasa
bahkan pada usia lanjut.
Selama proses belajar berlangsung pengembangan kepribadian peserta didik
pun ikut berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaan,
termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam
lingkungan keluarga ketika anak masih kecil pengalaman kehidupan selanjutnya
dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada. Begitu banyak
tipe dan karakteristik dari kepribadian dan tiap individu.

B. Saran
Semoga perkembangan kepribadian siswa dapat dipahami agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar dan penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

(Agus, 2011)Agus, K. mohamad. (2011). Profil Kepribadian Siswa Berprestasi Unggul


dan Ashor berdasarkan Program Studi sekolah menengah atas. 16–78.

Chairilsyah, D. (2012). Pembentukan Kepribadian Positif. Educhild, 1(1), 1–7.

Ii, B. A. B. (n.d.). Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta; Raja
Grafindo, 2007), h.18. 19 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id. 19–
58.

Siswanta, J. (2017). Pengembangan Karakter Kepribadian Anak Usia Dini (Studi Pada
PAUD Islam Terpadu Di Kabupaten Magelang Tahun 2015). Inferensi, 11(1), 97.
https://doi.org/10.18326/infsl3.v11i1.97-118

Nuryanto, lis lathifah. (2013). Program bimbingan pribadi untuk mengembangkan


identitas diri mahasiswa. 1-20

13

Anda mungkin juga menyukai