Anda di halaman 1dari 22

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERAGAMAN

KEPRIBADIAN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Perkembangan Kepribadian Guru”

Dosen Pengampu :

Dr. Wahyuni Handayani, MT.

Disusun oleh kelompok 1

Siti Elya Fitrianingsih (1202070073)

Windi Khaulah (1202070094)

Kelas : 4C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Faktor
– faktor yang mempengaruhi Keberagaman Kepribadian” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr.
Wahyuni Handayani, MT. pada mata kuliah Perkembangan Kepribadian Guru. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ragam Kepribadian
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Wahyuni Handayani, MT.
selaku Dosen mata kuliah Perkembangan Kepribadian Guru yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………...…………i

DAFTAR ISI…………………………………………….………….ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...1

A. Latar Belakang Masalah……………………………..………1


B. Identifikasi Masalah…………………………………...……..1
C. Pembatasan Masalah…………………………………...…….2
D. Perumusan Masalah……………………………………..…...2
E. Tujuan……………………………………………………..…2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kepribadian Menurut para Ahli………………………………3


B. Sumber Teori Kepribadian……………………………………5
C. Teori Kepribadian dan Faktor Yang Menyebabkan Keberagamannya……..6

D. Karakteristik Kepribadian………………………………….…7
E. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian……………………8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………16

Saran………………………………………………………………..17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………18

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia memiliki karakter dan sifat yang beragam sesuai dengan
pola pikir yang dimiliki masing – masing manusia. Ada yang berani, penakut,
pendiam, periang. Sifat – sifat itulah yang membentuk karakter mereka menjadi
apa yang mereka inginkan.
Untuk menunjang kemampuan dalam kehidupan, manusia juga
membutuhkan kecakapan dan kepribadian. Kecakapan setiap manusia berbeda –
beda sesuai dengan kemampuan yang dimiliki nya, Sebagian manusia mungkin
memiliki kecakapan di atas rata – rata, dengan kata lain mampu bertindak lebih
cepat tepat dan mudah dengan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Setiap
anak memiliki kecakapan bukan karena kelahiran atau keturunan melainkan
karena perkembangan dan pengalaman nya.
Sebagai calon pendidik kita harus dapat memiliki kemampuan psikologi
agar dapat membaca setiap karakter yang di miliki oleh anak yang dihadapi, dan
juga kita harus mengamati kepribadian yang dimiliki peserta didik. Kepribadian
buruk peserta didik seringkali dijadikan acuan tingkat kenakalan peserta didik
dan sering di anggap tidak bisa di ubah, sebagai pendidik kita harus berusaha
memberikan bekal terbaik bagi peserta didik untuk masa depan mereka.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di identifikasi masalah nya adalah


sebagai berikut

1. Kesalahpahaman pengertian kepribadian


2. Kurang nya pengetahuan Sumber teori Kepribadian
3. Kurang nya pengetahuan terkait karakteristik kepribadian
4. Kurangnya pemahaman terkait faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan kepribadian

1
5. Kurangnya pemahaman terkait penanganan kepribadian yang buruk
6. Keragaman pendapat terkait faktor kepribadian buruk sesorang
7. Kurang nya antusiasme dan pemahaman pendidik dalam merubah
kepribadian buruk peserta didik

C. Pembatasan masalah

Dari banyak nya masalah yang ada dalam keragaman kepribadian dalam
keragaman Kepribadian kami batasi pembahasan sebagai berikut

1. Kesalahpahaman pengertian kepribadian


2. Kurang nya pengetahuan Sumber teori Kepribadian
3. Kurang nya pengetahuan terkait karakteristik kepribadian
4. Kurangnya pemahaman terkait faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan kepribadian
5. Kurangnya pemahaman terkait penanganan kepribadian yang buruk

D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Kepribadian Menurut para Ahli?
2. Apa saja Sumber Teori Kepribadian?
3. Apa itu Teori Kepribadian dan Faktor Yang Menyebabkan Keberagamannya?

4. Apa itu Karakteristik Kepribadian?


5. Apa saja Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian?

E. Tujuan
1. Memahami arti Kepribadian Menurut para Ahli
2. Mengetahui Sumber Teori Kepribadian
3. Mengetahui Teori Kepribadian dan Faktor Yang Menyebabkan
Keberagamannya
4. Memahami Apa itu Karakteristik Kepribadian

2
5. Mengetahui Apa saja Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

BAB II PEMBAHASAN
A. Kepribadian Menurut Para Ahli.
Agar kita memahami apa itu kepribadian berikut pendapat beberapa ahli terkait
pengertian kepribadian :
1. Robert S. Woodworth berpendapat bahwa kepribadian merupakan
“kualitas total individu”. (Yusuf dan Juntika, 2007)
2. Samuel Dashiell Hammett. Mendefinisikan kepribadian sebagai”
gambaran total tentang tingkah laku individu yang terorganisasi”. (Yusuf
dan juntika, 2007)
3. Lawrence A. Pervin, 1984. Mengemukakan bahwa personality sebagai
“personality represents those characteristics of the person or of people
generally that account for consistent pattern of behavior”. Pendapat
tersebut menurut Pervin didasarkan pada hakikat manusia yaitu :
a. Manusia itu unik dibanding species lain,seperti bisa berbicara,
berpikir, manusia lebih lambat dalam hal kematangan/maturity
dibanding species lain
b. Perilaku manusia bersifat komplek, jadi untuk memahaminya harus
memahami kompleksitas tingkah laku manusia, kadang situasi yang
sama bisa dipahami berbeda oleh individu yang berbeda, dan perilaku
yang sama mungkin dilatarbelakangi hal yang berbeda dari beberapa
orang.
c. Perilaku tidak bisa dilihat seperti apa yang tampak.
d. Manusia tidak selalu menyadari dan bisa mengontrol apa yang
menetukan perilakunya,manusia tidak selalu bisa menjelaskan
mengapa dia berperilaku yang sebenarnya berlawanan dengan
perilakunya.
Teori Kepribadian merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan “
What, How dan Why”

3
 What
Berkaitan dengan apa karakteristik seseorang dan bagaimana
karakteristik tersebut diorganisasikan dalam hubungannya dengan
orang lain, seperti pertanyaan apakah dia jujur, apakah dia
memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi?
 How
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kepribadian, seperti
bagaimana faktor genetis dan faktor lingkungan berinteraksi
dalam membentuk tingkah laku.
 Why
Merujuk pada alasan mengapa seseorang berperilaku,berkaitan
dengan faktor motivasi yang menyebabkan seseorang melakukan
seseuatu. Seperti pertanyaan mengapa siswa mengerjakan tugas
dari gurunya dengan baik ?.
4. Valerian Derlega dkk pada tahun 2005 Mendefinisikan kepribadian
sebagai : “ The system of induring, inner characteristic of individual that
contributes to consistency in their thoughts, feelings, and behavior”
(kepribadian merupakan sistem yang relatif ajeg / stabil mengenai
karakter internal individu yang memiliki kontribusi terhadap konsistensi
dalam pikiran,perasaan dan tingkah laku). Valerian Derlega menjelaskan
tiga poin penting yang terkandung dalam pengertian kepribadian yaitu :
 Enduring yang Artinya kepribadian merupakan karakteristik
individu berjalan lama.
 Kepribadian Inner atau intrapersonal
 Kepribadian menyangkut konsistensi dalam perilaku.
5. Gordon W. Allport ( Yusuf dan Juntika, 2007). Allport mendefinisikan
kepribadian sebagai “Personality is Dynamic organization within the
individual of those psychophysical systems that determine his unique
adjustment to his environment” (kepribadian merupakan organisasi yang

4
dinamis dalam diri individu tentang sistem psikofisik yang menentukan
penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya). Pengertian
Kepribadian menurut Allport bisa dijelaskan bahwa Kepribadian berarti :
 Dynamic yang artinya kepribadian dari waktu ke waktu, situasi
ke situasi merujuk pada perubahan kualitas perilaku
 Organization yang artinya kepribadian merupakan keterkaitan
antara struktur kepribadian yang independen yang saling
berhubungan dan saling berinterrelasi.
 Kepribadian yang Terdiri atas kebiasaan, sikap, emosi, sentimen,
motif, keyakinan, yang kesemuanaya merupakan aspek psikis,
juga mempunyai dasar fisik dalam individu seperti syaraf,
kelenjar, atau tubuh individu secara keseluruhan.
 Determine yaitu menunjukkan peran motivasional yang
mendasari kegiatan yang khas, dan mempengaruhi bentuk -
bentuknya.
 Unik yaitu Merujuk pada keunikan atau keragaman tingkah laku
individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya.
6. Syamsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan.
Teori kepribadian menurut syamsu dan Juntika merupakan seperangkat
asumsi tentang kualitas tingkah laku manusia beserta definisi empirisnya.
B. Sumber Teori Kepribadian.
Sumber Teori kepribadian banyak ragamnya, diantaranya :
1) Bersumber dari observasi dan introspeksi mendalam dari para
pemikir.
Sebagai contoh Freud menghabiskan banyak waktu menganalisis
mimpinya sendiri, dan menganalisis kekuatan dorongan seksual yang
kemudian dari analisisnya ia mengembangkan ide tersebut menjadi teori
komprehensif mengenai jiwa manusia. Cara ini disebut dengan
pendekatan deduktif terhadap kepribadian, dimana kesimpulan
dihasilkan secara logis dari premis dan asumsi-asumsi. Dalam deduksi

5
kita menggunakan pengetahuan kita mengenai hukum atau prinsip dasar
psikologi untuk dapat memahami tiap-tiap orang.
2) Teori kepribadian muncul dari penelitian empiris dan sistematis.

Dinamakan dengan pendekatan induktif, pendekatan ini bekerja dari data


menuju terbentuknya teori baru.

3) Analogi yang didapatkan dari konsep disiplin ilmu lain yang


terkait.

Contohnya, banyaknya kemajuan yang diperoleh melalui pemahaman


tentang struktur dan fungsi otak melalui medan magnet dan pencitra
Computerized Tomoghraphy yang lebih lanjut dapat membantu dalam
memunculkan cara-cara baru dalam menelusuri struktur psikologis dari
otak. (friedman dan miriam, 2006).

C. Teori Kepribadian dan Faktor Yang Menyebabkan Keberagamannya.


Sampai saat ini terdapat banyak sekali teori kepribadian. Setiap teori
menjelaskan dengan bangunan teorinya tentang aspek kepribadian, beberapa
teori merupakan teori grand seperti teori psikoanalisis dan teori self efikasi dan
dianggap bebrapa kalangan sebagai teori yang komprehensif. Secara garis besar
Teori Personality ada 5 perspektif (Derlega, 2005), diantaranya :
 Perspektif Psikodinamika.
Teori ini Menekankan bahwa proses bawah sadarlah yang membangun
kepribadian,pentingnya dorongan seksual, sedangkan hal yang paling
menentukan dalam perilaku adalah pengalaman kanak-kanak. Teori
utama meliputi : ego, Super ego, represi, fiksasi, odipus complex. Tokoh
pembangun teori : freud, jung, Adler, Horney.
 Perspektif Belajar.
Teori ini menekankan pada proses bagaimana kepribadian dipelajari, hal
yang paling menentukan dalam membentuk perilaku adalah proses
pengkondisian. Teori utama meliputi : stimulus-respon, reinforcemen,

6
pengkondisian klasikal, pengkondisian operant. Tokoh utama adalah:
Watson, thorndike, hull, skinner.
 Perpekstif Humanis.
Teori ini menekankan pada perubahan alami dalam pertumbuhan
psikologis, faktor penentu dalam pembentuk perilaku adalah tendensi
dalam aktualisasi. Teori utama meliputi fenomenologi, Penghargaan
positif yang tulus, aktualisasi diri. Tokohnya adalah Roger, maslow.
 Perspektif Kognitif.
Teori ini menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi
tentang dirinya dan dunianya, factor penentu dalam membentuk perilaku
adalah Proses kognitif. Teori utama meliputi Skema, atribusi, tujuan, self
regulasi. Tokoh utama adalah Kelly, rotter, bandura, Mischel.
 Perspektif Biologi.
Teori ini menekankan pada anatomi dan fisiologi dari sistem nervous,
termasuk pengaruh genetik dan evolusi, sedangkan factor penentu dalam
pembentuk perilaku adalah aktivitas otak, aktivitas lain dalam sistem
nervous. Teori utama berkaitan dengan neurotransmitter. Tokoh utama
meliputi Eysenc, plomin, D Buss.
Teori diatas berbeda dalam asumsi dalam hal - hal utama pembentuk
kepribadian dan tingkah laku, masing – masing teori memiliki perbedaan karena
perbedaan asumsi tentang manusia seperti yang telah dijelaskan di atas.
Perkembangan teori kepribadian tidak terlepas dari pribadi pembangun teori
tersebut, pengalaman hidupnya, dan suasana hidup dimana dia berada.
Sedangkan menurut Buford Stefflre (Yusuf dan Juntika, 2007) berpendapat
bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi keragaman teori kepribadian, yaitu :
Personal yaitu Teori merupakan refleksi dari pribadi pembangun teori,
Sosiologis yaitu Tempat corak kehidupan social budaya tempat pembangun teori
itu hidup , Filsafat yaitu Cara pandang yang dianut oleh pembangun teori
tentang suatu fenomena kehidupan dan Agama yaitu Keyakinan yang dianut
oleh pembangun teori.

7
D. Karakteristik Kepribadian.
Kata kunci dari kepribadian adalah adjustmen. Menurut alexander (syamsu dan
juntika, 2007) penyesuaian dapat diartikan sebagai suatu respon individu, baik
yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik dan
memlihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan
(norma) lingkungan. Hurlock (dalam Syamsu dan Juntika, 2007)
mengemukakan bahwa karakteristik penyesuaian yang sehat atau kepribadian
yang sehat ditandai dengan : Mampu menilai diri secara realistis artinya mampu
menilai kelebihan dan kekurangan diri apa adanya. Menyangkut fisik maupun
kemampuan, Mampu menilai situasi secara realistis. Individu mampu
menghadapi situasi yang dialami secara realsistis dan mau menerima secara
wajar, tidak bersifat perfeksionos, Mampu menilai prestasi yang diperoleh
secara realistis, terhadap prestasi yang menonjol seseorang tidak sombong,
sedangkan bila gagal tidak mengalami frustasi yang berlebihan namun malah
bisa bersikap penuh harapan, Menerima tanggung jawab, mempunyai keyakinan
dan mempunyai semangat untuk bisa menjalankan tugas dan mengatasi masalah
dengan baik, Kemandirian, Dapat mengontrol emosi, Berorientasi tujuan,
Berorientasi keluar, Penerimaan sosial, Memiliki filsafat hidup dan
Kebahagiaan.

Sedangkan kepribadian yang kurang sehat ditandai dengan karakteristik Mudah


marah, Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan, Sering merasa tertekan,
Bersikap kejam atau suka mengganggu orang yang lebih muda atau binatang,
Tidak mampu menghindari perilaku yang menyimpang, Terbiasa berbohoong,
Hiperaktif, Memusuhi semua bentuk otoritas, Senang mengkritik atau
mencemooh orang lain, Sulit tidur, Kurang bertanggung jawab, Sering pusing
kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat organis), Kurang memiliki
kesadaran untuk menaati ajaran agama, Bersikap premis dalam menghadapi
kehidupan, Kurang bergairah dalam menghadapi kehidupan.

8
E. Faktor Yang Mempengaruhi kepribadian.
Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kepribadian seseorang, yaitu hereditas
(genetika) dan lingkungan (environment).
1) Faktor Hereditas (Genetika).
Dalam hal ini dijelaskan bahwa pribadi seseorang terbentuk dari kromosom
orang tua yang didalamnya terdapat gen yang membawa sifat-sifat fisik dan
psikis seseorang yang menentukan potensi hereditasnya. Hal itu secara tidak
langsung akan membentuk kepribadian seseorang, karena pengaruh langsung
gen terhadap kepribadian seseorang adalah Kualitas system syaraf,
Keseimbangan biokimia tubuh dan Struktur tubuh. Sedangkan pengaruh
tidak langsung hereditas terhadap kepribadian adalah :
4) Sebagai sumber bahan mentah kepribadian yaitu :
 Fisik.
Hal ini meliputi susunan alat-alat perlengkapan badan yang
bercirikan individual, daya tahan tubuh, juga habitus individu atau
diartikan sebagai bentuk badan yang khas pada setiap manusia
(Winkel, 2010:215).
 Intelegensi.
Diartikan sebagai kemampuan untuk mencapai sebuah prestasi yang
didalamnya berpikir memegang peranan (winkel, 2010:216).
 Temperamen.
Diartikan sebagai sifat umum alam perasaan seseorang (winkel,
2010:215).
5) Membatasi perkembangan kepribadian, sehingga mempengaruhi
keunikan pribadi. Hal ini berkaitan erat dari bagaimana seorang individu
mau menerima dengan tulus dan mampu menghargai segala yang ada
dalam dirinya, baik secara fisik, intelegensi maupun psikis. Ada individu
yang secara fisik gemuk atau kurus, atau berkulit gelap atau cerah dan
sebagainya, ada individu yang cenderung tertutup dan mudah pesimis,
ada yang terbuka, ceria dan selalu gembira, dan banyak lagi. Ketika

9
seorang individu mengalami ketidaknyamanan dengan apa adanya
dirinya, maka itu akan menghambat dirinya untuk mengembangkan
dirinya secara lebih optimal. Sedangkan apa adanya dirinya tersebut yang
mampu dikembangkan secara baik, itulah keunikan sebagai pribadi yang
berkualitas.
Pada intinya faktor hereditas ini dapat mempengaruhi konsep diri
seseorang sebagai keunikannya, sehingga antara satu individu dengan
individu lainnya akan berbeda dan tidak ada yang memiliki kepribadian
yang sama persis dengan yang lainnya bahkan kembar sekalipun. Oleh
karena itu, Pervin (Yusuf dan juntika, 2007) menguraikan penelitian -
penelitian yang berkaitan dengan pengaruh hereditas terhadap
kepribadian seseorang :
 Penelitian dengan metode sejarah (riwayat) keluarga, yang
dilakukan oleh Galton (1870), yaitu dengan meneliti kegeniusan
seseorang berkaitan dengan sejarah keturunan dalam keluarga.
Dalam hal ini Galton melakukan penelitian terhadap keluarga
(keturunan) Kallikak. Namun hasil penelitian ini dipandang
relative kecil sumbangsihnya terhadap pemahaman mengenai
pengaruh hereditas terhadap kepribadian seseorang, apalagi di
jaman seperti sekarang ini yang begitu maju secara teknologi.
 Penelitian dengan metode selektivitas keturunan, yang dilakukan
oleh Tryon (1940), dan metode yang dilakukan hampir sama
dengan yang dilakukan Galton, namun dalam penelitian ini Tryon
menggunakan tikus sebagai objek penelitiannya.
 Penelitian terhadap anak kembar, dilakukan oleh Newman,
Freeman dan Halzinger (1937), dan hasilnya menunjukkan bahwa
kembar identik yang dipelihara secara terpisah memiliki
kesamaan dalam hal tinggi dan berat badan serta kecerdasannya.

10
Demikian juga kembar identik yang dipelihara bersama-sama,
lebih memiliki banyak kesamaan daripada kembar “fraternal”.
 Penelitian tentang keragaman postur tubuh, hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa karakteristik fisik berhubungan dengan
kepribadian seseorang.
Penelitian Tentang Postur Tubuh Individu ini, ada 3 tokoh yang yang
mengemukakannya, yaitu :
 Ernst Kretschmer Mengklasifikasikan postur tubuh individu pada
3 tipe utama dan 1 tipe campuran yaitu : Piknis (stenis) : Pendek,
gemuk, perut besar, dada dan bahu bulat ; Asthenis (leptosome). :
Tinggi dan ramping, perut kecil dan bahu sempit ; Atletis yaitu
Postur tubuh harmonis (tegap, bahu lebar, perut kuat, dan otot
kuat). Lalu Displastis yaitu Penyimpangan dari 3 bentuk di atas.
 William Herbert Sheldon Mengklasifikasikan tipe temperamen
seseorang dikaitkan dengan tipe postur tubuh yaitu sebagai
berikut : Endomorp /piknis (pendek, gemuk) ; Viscerotonia, yaitu
: tenang, pandai bergaul, senang bercinta, gemar makan dan tidur
nyenyak ; Mesomorp /atletis (tubuh harmonis) ; Somatotonia,
yaitu : aktif, asertif, kompetitif, teguh dan agresif ; Ectomorp
/asthenis (tinggi, kurus) ; Cerebrotonia, yaitu : introvert, menahan
diri, peragu, kurang berani bergaul dengan orang banyak, kurang
berani bicara di depan banyak orang.
 Cladius Galenus Mengklasifikasikan tipe temperamen lainnya
yaitu :
 Sanguinis
Sifat dasarnya adalah periang, optimistic dan percaya diri. Sifat
perasaannya antara lain mudah menyesuaikan diri, tidak stabil,
baik hati, tidak serius, kurang dapat dipercaya karena kurang

11
konsekuen. Orang sanguinis cocok untuk menjadi seorang
salesman, guru, actor, bahkan menjadi pemimpin.
 Melankolis.
Sifat dasarnya adalah pemurung, sedih, pesimistis. Sifat
perasaannya antara lain tertekan dengan masa lalu, sulit
menyesuaikan diri, berhati-hati, konsekuen dan bisa menepati
janji, perfeksionis, emosi yang sensitive, rela berkorban dan
analitis. Orang melankolis cocok menjadi seniman, musikus,
penemu, ahli filsafat pendidik.
 Koleris
Sifat dasarnya adalah selalu merasa kurang puas, bereaksi
negative dan agresif. Sifat lainnya antara lain emosional,
membuat provokasi, sulit mengalah, tidak sabar, kurang memiliki
rasa humor, banyak inisiatif, penuh semangat, bertindak cepat,
praktis dan berkemauan keras dan tidak toleran. Orang koleris
cocok menjadi pencetus gagasan, produser, atau mungkin dictator
bahkan penjahat, tergantung pada kecerdasan moral yang
dimiliki.
 Plegmatis
Sifat dasarnya adalah pendiam, tenang, netral, stabil. Sifat
lainnya adalah merasa cukup puas, tidak peduli, tidak mudah
terharu, pasif, tidak memiliki banyak minta, lambat, hemat, tertib.
Orang plegmatis cocok menjadi diplomat, akuntan, guru, ahli
ilmu, bahkan pemimpin. Setiap individu memiliki semua tipe
temperamen itu, hanya setiap orang memiliki kecenderungan di
salah satu tipe tersebut, misalnya seorang individu memiliki
kecenderungan temperamen melankolis (60%), dan sisanya
adalah tipe yang lainnya.
2) Faktor Lingkungan (environment).
 Keluarga

12
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian
seseorang, karena Keluarga adalah kelompok sosial pertama bagi
seorang anak, yang akan menjadi pusat identifikasi anak, Anak banyak
menghabiskan waktu di lingkungan keluarga, Anggota keluarga adalah
“significant people” bagi pembentukan kepribadian anak dan Keluarga
juga sebagai lembaga yang “selayaknya” memenuhi kebutuhan
manusiawinya.
Menurut penelitian yang dilakukan Baldwin dkk (1945) tentang
pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak, ditemukan
bahwa pola asuh orang tua itu ada yang demokratis dan authoritarian.
Orang tua demokratis ditandai dengan perilaku Menciptakan iklim
kebebasan, Respek terhadap anak, Objektif, Mengambil keputusan secara
rasional.
Anak yang berkembang dalam lingkungan keluarga yang demokratis
cenderung akan lebih aktif, lebih bersikap sosial, percaya diri, orisinil,
lebih memiliki keinginan di bidang intelektual, dan lebih konstruktif
dibandingkan anak yang berkembang di lingkungan keluarga
authoritarian. Sedangkan orang tua autoritarian, ditandai dengan perilaku
sewenang-wenang dan dictator dalam mengasuh anak.
 Kebudayaan.
Kebudayaan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian seorang
individu, secara sadar atau tidak, kebudayaan sekitar kita tinggal ternyata
juga berpengaruh terhadap kepribadian kita. Pola yang terjadi hampir
sama dengan keluarga hanya saja ini sudah melibatkan orang lain diluar
keluarga pokok dan juga meninjau adat istiadat setempat, norma aturan
budaya, kebiasaan dan sebagainya. Seperti contoh : di Manado, orang
makan dengan kaki diangkat ke atas kursi adalah sopan, namun sangat
tidak sopan bagi orang jawa. Seseorang harus mau dan mampu belajar
membuka diri untuk mempelajari semua itu sehingga tidak merasa
terbeban ketika harus tinggal dilingkungan yang berbeda dengan

13
lingkungan tinggal sebelumnya, yang akan berpengaruh bagi
kepribadiannya.
 Sekolah.
a) Iklim emosional kelas, adalah sikap guru terhadap siswanya, bila guru
bersikap otoriter dan tidak bisa menghargai siswa makan siswa akan
menjadi tegang, mudah marah, malas belajar dan mungkin saja
melakukan sesuatu yang mengganggu ketertiban umum. Namun bila
guru bersika ramah, terbuka dan respek terhadap setiap siswanya, maka
siswa pun akan merasa nyaman di sekolah, bahagia, mau belajar,
termotivasi dan mau menaati peraturan.
b) Sikap dan perilaku guru, yang tercermin dalam hubungannya dengan
siswa yang dipengaruhi oleh faktor berikut yaitu Sterotype budaya
terhadap guru, Sikap guru terhadap siswa, Metode mengajar, Penegakan
disiplin dalam kelas dan Penyesuaian pribadi guru.
Sikap dan perilaku guru secara langsung mempengaruhi konsep diri
siswa, seperti pepatah jawa bahwa GURU adalah orang yang di Gugu
(disegani, panutan) dan ditiru (contoh). Jangan sampai seorang guru
melarang muridnya (SMA) merokok. Kalau guru tersebut perokok berat
bahkan merokok di sekolah, semacam itulah contoh konkretnya.
c) Disiplin atau tata tertib sekolah, ditujukan untuk membentuk sikap dan
tingkah laku siswa untuk menjadi lebih disiplin. Disiplin otoriter
cenderung mengembangkan sifat pribadi yang tegang,, cemas,
antagonistic, sehingga siswa memiliki kedisiplinan bukan karena
kesadaran dirinya sendiri namun karena ketakutan akan hukuman.
Disiplin yang permisif cenderung mengembangkan sifat pribadi yang
kurang bertanggungjawab, kurang mebghargai otoritas dan egosentris.
Disiplin yang demokratis cenderung mengembangkan perasaan bahagia,
tenang, berharga dan sikap bekerja sama
d) Prestasi belajar, dapat mempengaruhi kepribadian yang memiliki harga
diri, sikap percaya diri atau sebaliknya.

14
e) Penerimaan teman sebaya karena siswa yang diterima secara positif oleh
teman-temannya, cenderung akan menjadi pribadi yang mampu lebih
menghargai diri dan percaya diri, karena merasa dirinya berharga.
 Perubahan Kepribadian.
Walaupun kepribadian relative konstan, namun seringkali ditemukan
perubahan kepribadian yang disebabkan oleh :
a) Faktor Fisik seperti gangguan otak, kurang gizi, mengkonsumsi obat-
obat terlarang, minuman keras, dan gangguan karena sakit atau
kecelakaan.
b) Faktor Lingkungan seperti krisis politik, ekonomi, dan keamanan
yang menyebabkan terjadinya masalah pribadi, dan masalah social.
c) Fator Diri Sendiri seperti frustasi yang berkepanjangan, imitasi pada
orang yang berkepribadian menyimpang.

15
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Kepribadian menurut para ahli sangat beragam dengan inti yaitu kepribadian
adalah tingkah laku dari individu atau manusia yang membedakan satu manusia dengan
manusia lain nya. Yang dibedakan sesuai dengan faktor – faktor pengubah yang dialami
setiap individu

Sumber Teori Kepribadian sangat beragam contohnya ialah : 1, Bersumber dari


observasi dan introspeksi mendalam dari para pemikir. 2, muncul dari penelitian empiris
dan sistematis. Dinamakan dengan pendekatan induktif. 3, Analogi yang didapatkan
dari konsep disiplin ilmu lain yang terkait. Sampai saat ini terdapat banyak sekali teori
kepribadian. Setiap teori menjelaskan dengan bangunan teorinya tentang aspek
kepribadian, beberapa teori merupakan teori grand seperti teori psikoanalisis dan teori
self efikasi dan dianggap bebrapa kalangan sebagai teori yang komprehensif.

Teori merupakan refleksi dari pribadi pembangun teori, Sosiologis yaitu Tempat
corak kehidupan social budaya tempat pembangun teori itu hidup , Filsafat yaitu Cara
pandang yang dianut oleh pembangun teori tentang suatu fenomena kehidupan dan
Agama yaitu Keyakinan yang dianut oleh pembangun teori.

Banyak tanda karakterisitik kepribadian yang sehat dan tidak sehat dengan
beberapa faktor yang melatarbelakangi perbedaan kepribadian tersebut. Ada 2 faktor
utama penyebab keragaman kepribadian. Yaitu, faktor genetika dan faktor lingkungan 2
faktor tersebut telah diteliti Kembali oleh para ahli dan menjadikan 2 faktor utama
terbagi menjadi banyak klasifikasi tipe kepribadian. Sikap orang lain di sekolah atau di

16
tempat belajar peserta didik juga dapat mempengaruhi perubahan kepribadian menjadi
lebih baik atau lebih buruk.

Saran

Sebagai calon guru dan mahasiswa yang baik kita harus faham dan mengerti
serta memperbaiki kepribadian yang kita miliki agar kita bisa mengamati dan membantu
peserta didik untuk memiliiki kepribadian yang baik untuk bekal mereka di masa
mendatang

17
DAFTAR PUSTAKA

Howard, Gardner. Multiple Intelligences, the theory in Practice. , New York :

BasicBooks, A Division of HarperCollins Publisher, Inc. ,1993

Santrock John W.Life-Span Developmnet, Boston : McGrawHill Higer

Education 2004

Duane, Schultz. Theories of Personality. Monterey California : Brooks/ Cole Publishing

Company , 1986

Pervin, A Lawrence, Psikologi Kepribadian teori & penelitian. Jakarta : Kencana, 2010

Yusuf LN, Syamsu dan Nurihsan, Juntika, Teori Kepribadian. Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2008

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Kehidupan. Jakarta : Erlangga, 1980

Koswara, E. Teori – teori Kepribadian : Psikoanalisis, behaviorisme, humanistik.

Bandung : Eresco, 1991

Muhni, Djuretna Adi Imam. Manusia dan Kepribadian nya. Universitas Gajah Mada :

Maret : 1997

Karim, Bisyri Abdul. Teori Kepribadian dan Perbedaan Individu. Education and

Learning Journal, Volume 1, No 1, Januari 2020

18
Makmun, Abin Syamsudin. Psikologi Kependidikan. Bandung : Rosda, 2007

19

Anda mungkin juga menyukai