Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI KEPRIBADIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian program studi
Pendidikan Agama Islam Semester IV
Dosen Pengampu Bapak Anas Rohman, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 5:


Latifa Cahya Tiara (19106011159)
Muhammad Kamalul Afif (19106011141)
Siti Isna Nir Aliyah (19106011165)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah karna telah memberikan rahmat serta inyahnya sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami
kirimkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Berserta
keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi
Kepribadian yang berjudul Teori Kepribadian.
Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak. Sehingga dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu tidak lupa pula kami
mengucapkan trima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini, namun tidak lepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa dan aspek lain.
Akhir penyusunan sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang berkaitan dengan makalah-makalah. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat dan memenuhi berbagai pihak. Amin

Semarang, Maret 2021

penulis

2
DAFTAR ISI

Bab I PENDAHULUAN....................................................................................4
a. Latar Belakang.........................................................................................4
b. Rumusan Masalah....................................................................................4
c. Tujuan Pembahasan.................................................................................4
Bab II PEMBAHASAN….................................................................................6
a. Pengertian Teori Kepribadian..................................................................6
b. Fungsi Teori Kepribadian........................................................................8
c. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian........................................................9
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian.......................................11
Bab III PENUTUP.............................................................................................18
a. Kesimpulan..............................................................................................18
b. Saran .......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Sebah istilah yang sangat kompleks dimana memaknai sebuah kata tersebut
melalui kaca mata yang di gunakan. Sebelum isltilah ini muncul tentunya ada sebuah
Disiplin ilmu yang menyebabkan istilah tersebut  muncul yaitu Psikologi, atau lebih
Simpleks lagi Psikologi kepribadian.
Selain itu ada jugak yang mempunyai pendapat bahwa, Munculnya istilah
kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana istilah itu pengambilanya di sesuaikan
dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian mewakili karakteristik individu yang
terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
            Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe
(type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan
unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu
dalam situasi yang berbeda-beda.
Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan
dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar
daripada trait.
Dari pembahasan di atas sangat menarik bila di bahas lebih detail tentang
bagaimana ruang lingkup sebuah tema tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teori Kepribadian?
2. Apa sajakah Fungsi Teori Kepribadian?
3. Sebutkan Dimensi-dimensi Teori Kepribadian?
4. Sebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Teori Kepribadian
2. Mengetahui Apa saja Fungsi-fungsi Teori Kepribadian
3. Mengetahui dimensi-dimensi Teori Kepribadian

4
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Kepribadian


Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata
personality sendiri berasal dari bahasa Latin persona, yang berarti topeng yang digunakan
oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Disini para aktor
menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dengan
topeng yang digunakannya.
Sementara, teori kepribadian dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi tentang
kualitas tingkah laku manusia beserta definisi-definisi empirisnya. Menurut Pervin
merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan “what, how, dan why”.
Pertanyaan “what” terkait dengan karakteristik seseorang dan bagaimana karakteristik
tersebut diorganisasikan dalam hubungannya dengan orang lain. Seperti pertanyaan
“apakah dia itu jujur, ajeg, dan memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi”?. Pertanyaan
“how” merujuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian, seperti “bagaimana
faktor genetika dan lingkungan berinteraksi dalam mempengaruhi lingkungan”?,
sementara pertanyaan “why” merujuk pada faktor motivasional individu berprilaku,
seperti pertanyaan “mengapa seseorang mengalami depresi”? jawabannya mungkin,
karena dia dihina orang, kehilangan orang yang dikasihaninya, atau karena ia tidak lulus
ujian.
Selanjutnya jika mengemukakan tentang hakikat kepribadian manusia, yaitu
sebagai berikut:
1. Manusia merupakan makhluk yang unik dibandingkan dengan makhluk (spesies)
lainnya, seperti hewah.
Dibandingkan dengan hewan, manusia lebih tergantung kepada faktor
psikologis, dan kurang tergantung kepada faktor biologis. Manusia memiliki
kemmapuan berfikir konseptual, dan berbahasa dan berkomunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol, sedangkan hewan tidak memilikinya. Namun dalam hal
kematangan, manusia lebih lambat dibandingkan dengan hewan.

6
2. Tingkah laku manusia bersifat kompleks
Untuk memahami kepribadian harus mampu mengapresiasi tentang kompleksitas
tingkah laku manusia.
3. Manusia tidak selalu menyadari atau dapat mengontrol faktor-faktor yang
menentukan tingkah lakunya
Pernyataan ini menunjukkan bahwa dalam suatu saat manusia tidak dapat
menjelaskan mengapa melakukan sesuatu, atau akan melakukan sesuatu dalam suatu
cara yang sebenarnya berlawanan dengan keinginannya sendiri.1
Teori adalah sekumpulan asumsi yang saling berkaitan yang memungkinkan
ilmuan menggunakan pemikiran logika deduktif untuk merumuskan hipotesis yang
bisa diuji. Definisi ini perlu penjelasan lebih lanjut. Pertama, teori adalah sekumpulan
asumsi. Asumsi tunggal tidak akan bisa memenuhi semua persyaratan dari sebuah
teori. Kedua, teori adalah sekumpulan asumsi yang saling berkaitan. Kata kunci
ketiga dalam definisi tersebut seolah-olah dianggap sebagai kebenaran. Keempat,
peneliti menggunakan pemikiran logika deduktif untuk merumuskan hipotesis.
Hipotesis bukanlah komponen dari sebuah teori, tapi berasal dari teori tersebut. Ini
merupakan tugas ilmuan yang sangat imajinatif untuk memulia dari teori umum,
kemudian melalui pemikiran deduktif samoai pada sebuah hipotesis tertentu yang bisa
diuji. Bagian akhir dari definisi tersebut adalah diuji. Sebuah hipotesis yang tidak bisa
di uji, tidak ada gunanya.
Teori kepribadian sangat beranekaragam, bila teori kepribadian adalah hal
yang benar-benar ilmiah mengapa kita memiliki beberapa perbedaan dengan yang
lain? Apakah keberadaan teori juga dipengaruhi oleh spekulasi teorrtikus dari sudut
pandang mereka? Terdapat banyak teori tentang kepribadian, karena terdapat
berbagai pandangan dasar tentang manusia. Pengumpulan data dilakukan secara
objektif, namun jenis data dan cara intepretasi data bersifat individual/pribadi. Untuk
memahami teori kepribadian tertentu, kita perlu mengetahui latar belakang ahli, serta
kondisi social dan waktu/era/zaman saat teori tersebut dikembangkan. Manfaat
(usefulness) dari beragam teori kepribadian dievaluasi berdasarkan kriteria-kriteria

1 Syamsu Yusuf. 2002. Pengantar Teori Kepribadian. UPI. Bandung. Hal 2

7
yang objektif. Semua teori kepribadian adalah refleksi yang berkaitan dengan latar
belakang pribadi pengarang, pengalaman masa kecil, filsafat hidup, hubungan
interpersonal, dan cara unik mereka dalam memandang dunia.2
B. Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif
dan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan
prediktif dari teori kepribadian.
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi
teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau
kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab
melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa,
mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Dengan
demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif.
Sebelum Psikologi berdiri sebagai ilmu yang mandiri, psikologi dulu merupakan
bagian dari ilmu filsafat. Selain itu psikologi dulu merupakan bagian dari ilmu
faal, yang erat kaitannya dengan medis. Oleh karena itu perkembangan ilmu
psikologi sampai sekarang dan selanjutnya pun tidak terlepas dari
perkembangan Ilmu Filsafat, medis dan faal. Begitu juga dengan perkembangan
ilmu dan teori kepribadian yang tergantung dari perkembangan ilmu filsafat, medis
dan ilmu mengenai kepribadian itu sendiri. Dari berbagai pandangan / teori tentang
kepribadian, berkembanglah berbagai teori tentang tipologi / tipe kepribadian.
Tipologi semacam ini adalah usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia
dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai
kemungkinan kombinasi kepribadian. Karena salah satu sifatnya adalah

2 Nur Fatwikiningsih. 2020. Teori Psikologi Kepribadian Manusia. (CV. ANDI OFFSET: Yogyakart) hlm 6-9

8
penyederhanaan, maka apapun tipologi kepribadian sebenarnya tidak mampu
untuk menggambarkan seluruh kemungkinan kepribadian. Namun, dengan tetap
berpegang pada pemahaman bahwa setiap manusia itu unik, tipologi kepribadian
bagaimanapun dapat membantu siapa
pun untuk lebih memahami kepribadian diri maupun orang lain.
C. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Robbins (2008) “mengungkapkan bahwa setiap individu memiliki kepribadian
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi The Big 5 Personality mewakili
karakteristik yang terdapat dalam kebanyakan orang. Kita dapat melihat kepribadian
seseorang dengan cara membandingkan 5 dimensi yang disebut dengan five factor model
atau FFM antara lain sebagai berikut”:
1. Extroversion (sosialisasi)
Dimensi yang menunjukkan individu yang suka bersosialisasi. Karakter individu
yang suka bersosialisasi sangat mudah mengerjakan pekerjaan dengan cara
berkelompok, tingkat individualismenya juga rendah. Merujuk pada kecenderungan
orang untuk senang bergaul, suka berbicara, mudah bersosialisasi dan tegas.
Extraversion menggambarkan seseorang yang cenderung penuh kasih sayang, ceria,
senang berbicara, senang berkumpul, menyenangkan (McCrae dan Costa, dalam Feist
& Feist, 2010) semangat, antusias, dominan, ramah dan komunikatif (Friedman &
Schustack, 2006). Sebaliknya, individu yang memiliki skor extraversion yang rendah
biasanya pendiam (Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist &
Feist, 2010), penyendiri, pasif, tertutup, tidak mempunyai cukup kemampuan untuk
mengekspresikan emosi yang kuat (McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010)
cenderung pemalu, tidak percaya diri (Friedman & Schustack, 2006).
2. Agreeableness (mudah akur atau mudah bersepakat)
Dimensi ini menunjukan invidu yang mudah bersepakat. Orang-rang yang masuk
dalam dimensi ini adalah kriteria orang yang rendah hati dan mau menerima saran
dari orang lain yang dianggap lebih mampu dan lebih benar dari pendapatnya sendiri.
Merujuk pada kecenderungan seseorang mudah percaya, bersifat baik, kooperatif, dan
berhati lembut. Agreeablesness menggambarkan seseorang yang cenderung ramah,
mudah percaya (Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist &

9
Feist, 2010) kooperatif, hangat (Friedman & Schustack, 2006), murah hati, pengalah,
mudah menerima, dan memiliki perilaku yang baik (McCrae dan Costa, dalam Feist
& Feist, 2010). Seseorang dengan skor agreableness rendah cenderung dingin,
konfrontatif, kejam (Friedman & Schustack, 2006), penuh curiga, pelit, tidak ramah,
mudah kesal, dan penuh kritik terhadap orang lain (McCrae & Costa, dalam Feist &
Feist, 2010).
3. Conscientiousness (bersifat hati-hati)
Dimensi ini menjelaskan sifat individu yang bertanggungjawab terhadap
pekerjaan dan selalu berhati-hati dalam bertindak. Ditujukkan oleh mereka yang
digambarkan sebagai seseorang yang dapat diandalkan, bertanggung jawab,
berorientasi pada pencapaian, tekun. Conscientiousness menggambarkan seseorang
yang cendrung teratur, berhati-hati (Friedman &
Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010), dapat
diandalkan, bertanggung jawab (Friedman & Schustack, 2006), pekerja keras, tepat
waktu, dan mampu bertahan (McCrae & Costa, dalam Feist & Feist, 2010).
Sebaliknya, seorang dengan skor rendah pada dimensi ini cenderung ceroboh, tidak
dapat diandalkan (Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist &
Feist, 2010), berantakan (Friedman & Schustack, 2006), pemalas serta tidak memiliki
tujuan (McCrae & Costa, dalam Feist & Feist, 2010).
4. Emotional Stability (Stabilitas emosional)
Merupakan kecenderungan seseorang mengalami keadaan tenang, aman dan tidak
mudah khawatir saat menyelesaikan tugas kerjanya. Kecenderungan seseorang
mengalami keadaan tenang, aman, tidak mudah khawatir. Neuroticism
menggambarkan seseorang yang cenderung gugup, sensitif tegang, mudah cemas
(Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010),
temperamental, mengasihi diri sendiri, sangat sadar akan dirinya sendiri, emosional
dan rentan terhadap gangguan yang berhubungan dengan stres (McCrae dan Costa,
dalam Feist & Feist, 2010). Sebaliknya, seorang dengan skor rendah dalam dimensi
ini cenderung santai, tenang (Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam
Feist & Feist, 2010), tidak tempramental, puas terhadap dirinya sendiri dan tidak
emosional (McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010).

10
5. Openness to experience (terbuka terhadap hal-hal yang baru)
Sikap spesifik yang dicakupnya adalah intelektual, imajinatif, penasaran, dan
berpikiran luas. Orang-orang dalam dimensi ini merupakan orang yang mempunyai
sifat kreatif, kemampuan majunya tinggi dan rasa ingin tahunya besar terhadap sesatu
yang berkaitan dengan hasil kerjanya. Sikap spesifik yang dicakupnya adalah
3
intelektual, imajinatif, penasaran dan berpikiran luas. Openness to experience
menggambarkan seseorang yang cenderung terlihat imajinatif, kreatif (Friedman &
Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010), menyenangkan,
artistik (Friedman & Schustack, 2006), penuh rasa penasaran, terbuka dan lebih
memilih variasi (McCrae & Costa, dalam Feist & Feist, 2010). Orang dengan skor
rendah pada dimensi ini umumnya dangkal, membosankan atau sederhana (Friedman
& Schustack, 2006), konvensional, rendah hati, konservatif, dan tidak terlalu
penasaran terhadap sesuatu (McCrae & Costa, dalam Feist & feist, 2010).

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


Faktor-faktor yang mempegaruhi penyesuaian diri seseorang dapat dikatakan
sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dan mengatur perkembangan
kepribadian4 (Singgih, 2008, hal. 190). Secara garis besar ada dua faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor
internal merupakan faktor pembawaan (hereditas) ialah segala sesuatu yang telah
dibawa oleh seseorang sejak lahir, baik yang bersifat psikis maupun yang bersifat
fisik. Lebih lanjut dapat dikemukakan, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya
dengan perkembangan kepribadian adalah (1) sebagai sumber bahan mentah
kepribadian seperti fisik, intelegensi dan temperamen; (2) membatasi perkembangan
kepribadian dan mempengaruhi keunikan kepribadian.

3 Ria Lestari, Jurnal : Pengaruh Dimensi Kepribadian The Big Five Personality , (Vol. 3 No. 1 ,2018 ) hlm. 87-103
4 Singgih, Psikologi Perawatan, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008) hlm. 190

11
Faktor pembawaan maksudnya faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan
merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki dari salah satu
kedua orang tuanya. Oleh karena itu kita sering mendengar istilah „buah jatuh tidak
akan jauh dari pohonnya”.

Dalam kaitan ini Cattel dkk., mengemukakan bahwa “kemampuan belajar dan
penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam organisme
individu itu sendiri”. Jadi faktor internal yang berkaitan dengan hereditas
menyangkut terhadap perkembangan sikap, bakat, kemampuan, minat, afektif,
kebutuhan dan motivasi.

a. Sikap (attitude)
Sikap adalah sesuatu yang berhubungan dengan objek. Reaksi atau proses
seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau obyek. Menurut
Notoatmojo (1993), menyatakan bahwa definisi sikap itu merupakan kesiapan
atau kesediaan seseorang untuk bertindak.
b. Bakat
Bakat kepribadian mempunyai segi jasmaniah yang sering disebut
tempramen.Tempramen adalah disposisi yang erat hubungannya dengan faktor-
faktor biologis dan fisiologis,oleh karena itu sedikit sekali yang mengalami
modifikasi.
c. Kemampuan
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan untuk belajar akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
d. Minat
Minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
mereka inginkan.
e. Afektif
Afektif adalah rana yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Rana efektif mencakup
watak prilaku seperti perasaan,minat,sikap, emosi,dan nilai.

12
f. Kebutuhan
Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup.
g. Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang
melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hereditas terhadap kepribadian, telah
banyak para ahli yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode-metode
tertentu. Dalam kaitan ini, Pervin (1970) mengemukakan penelitian-penelitian tersebut.
a) Metode Sejarah (Riwayat) Keluarga

Galton (1870) telah mencoba meneliti kegeniusan yang dikaitkan dengan


sejarah keluarga. Temuan penelitiannya manunjukkan bahwa kegeniusan itu
berkaitan erat dengan keluarga. Temuan ini bukti yang mendukung teori
hereditas tentang kegeniusan individu.

b) Metode Selektivitas Keturunan


Tryon (1940) menggunakan pendekatan ini dengan memilih tikus-tikus yang
pintar, cerdas “bright”, dengan yang bodoh “dull”. Ketika tikus-tikus dari
kedua kelompok tersebut dikawinkan, ternyata keturunannya mempunyai
tingkat kecerdasan yang berdistribusi normal.
c) Keragaman Konstitusi (Postur) Tubuh
Hippocrates menyakini bahwa temperamen manusia dapat dijelaskan
bardasarkan cairan-cairan tubuhnya. Kretsvhmer telah mengklasifikasikan
postur tubuh individu pada tiga tipe utama, dan satu tipe campuran.
Pengklasifikasian ini didasarkan pada penelitiannya terhadap 260 orang yang
dirawatnya. Berikut ini adalah tipe pengklasifian tubuh menurut Kretschmer.
1) Tipe Piknis (Stenis): pendek, gemuk, perut besar, dada danbahunya bulat.
2) Tipe Asthenis (Leptoshom): tinggi dan ramping, perut kecil, danbahu
sempit.
3) Tipe Atletis: postur tubuhnya harmonis (tegap, bahu lebar, perutkuat, otot
kuat).
4) Tipe Displastis: tipe penyimpangan dari tiga bentuk di atas.

13
Tipe-tipe ini berkaitan dengan: (1) gangguan mental, seperti tipe piknis
berhubungan dengan manik depresif, dan asthenis; (2)karaktritis individu yang
normal, seperti tipe piknis mempunyai sifat-sifat bersahabat dan tenang,
sedangkan asthenis bersifat serius,tenang dan senang menyendiri.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar dirimanusia,yang
mempengaruhi kepribadian diantaranya sosial, budaya, dan sekolah.
a. Sosial
Sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat, yakni manusia-manusia
lain disekitar individu yang bersangkutan. Keluarga dipandang sebagai
penentu utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Alasannya
adalah (1) keluarga merupakan kelompoksosial pertama yang menjadi
pusat identifikasi anak, (2) anak banyak menghabiskan waktunya di
lingkungan keluarga dan (3) paraanggota keluarga merupakan “significant
people” bagi pembentukan kepribadian anak.
Keluarga menjadi pusat internalisasi nilai-nilai atau norma-
normakepribadian (Purbiatmadi & Supriyanto, 2010, hal. 60). Hal
iniberarti bahwa orang tua menjadi sumber pembelajaran utama
danpertama bagi anak. Proses pembelajaran ini memberi pengaruh pada
pembentukan watak, karakter atau kepribadian anak. Semakin besar
seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin
besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.
Adapun yang berkaitan dengan sosial adanya sosialisasi.
Sosialisasi adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mengubah suatu
milik individu menjadi milik orang ramai (milik negara) atau bisa juga
disebut sebagai proses belajar seseorang sebagai anggota masyarakat
dalam mengenal dan menghayati kebudayaan dilingkungannya atau
sebuah usaha untuk memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal,
dipahami, dihayati oleh khalayak umum atau masyarakat luas.

14
Introspeksi berarti proses pengamatan terhadap diri sendiri dan
pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan, dan sensasi.
Proses tersebut berupa proses mental yang disadari dan biasanya dengan
maksud tertentu dengan berlandaskan pada pikirandan perasaannya.
b. Kebudayaan

Definisi kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli


bernama Ralph Linton yang memberikan definisi kebudayaan yang
berbeda dengan pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari:
“kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak
hanya mengenai sebagian tata cara kehidupan saja yang dianggap lebih
tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai
aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayan-
kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang
khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu (Siregar,
2002).5

Sehubungan dengan pentingnya kebudayaan sebagai faktor


penentu kepribadian, muncul pertanyaan: Bagaimana tipe dasar
kepribadian masyarakat itu terjadi? Dalam hal ini Linton (1945)
mengemukakan tiga prinsip untuk menjawab pertanyaan tersebut.Tiga
prinsip tersebut adalah (1) pengalaman kehidupan dalam awal keluarga,
(2) pola asuh orang tua terhadap anak, dan (3) pengalaman awal
kehidupan anak dalam masyarakat.

Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami (dijalani,dirasai,


ditanggung, dsb) baik yang sudah lama atau baru saja terjadi.Pengalaman
bisa berupa yang terpenting dari pengalaman adalah hikmah atau pelajaran
yang bisa diambil.

Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-


masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana

5 Siregar, Antropologi dan Konsep Kebudayaan : Jurnal Antropologi Papua,(Vol. 1. No 1, 2002) hlm. 5

15
seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:

1) Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang
dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan
itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus
memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku
di masyarakat itu.
2) Adat dan Tradisi
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan
nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga
menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan
berdampak pada kepribadian seseorang.
3) Pengetahuan dan Keterampilan
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu
masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan
masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin
berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.
4) Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan diatas,
bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri
khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan
kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu.Karena bahasa
merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan
bagaimana seseorang itu bersikap,bertindak dan bereaksi serta bergaul
dengan orang lain.
5) Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa,makin maju dan
modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya.
Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang
memiliki kebudayaan itu.

16
c. Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi di antaranya sebagai berikut:
1) Iklim emosional kelas.
2) Sikap dan prilaku guru.
3) Disiplin.
4) Prestasi belajar.
5) Penerimaan teman sebaya.
Menurut Barlow (1985), berpendapat bahwa belajar adalah suatu
proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara
progresif. Belajar adalah proses dari yang tidah tahu menjadi tahu dan
proses dari yang tahu menjadi semakin tahu. Proses belajar-mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal-timbal yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam bukunya Gunarsa (2008: 178) 6, pandangan mengenai dua


faktor yakni faktor keturunan (internal) dan faktor lingkungan (eksternal
sangat dipengaruhi oleh aliran-aliran filsafat pada waktu itu untuk mencari
jawaban,faktor mana yang lebih banyak peranannya dalam mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak. Pertikaian antara kedua faktor ini
menjadi berlarut-larut tanpa kesudahan. Suatu makalah klasik yang
dikemukakan oleh A. Anastasi

Agaknya bisa diterima oleh banyak ahli. Bahwa kedua faktor tersebut
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang tidak usah diragukan
lagi, dan pula tidak ada gunanya untuk mengetahui mana yang lebih, mana
yang kurang sebab yang lebih penting ialah mengetahui bagaimana
hubungan antara kedua faktor dalam mempengaruhi kepribadian.

BAB III

6 Gunarsa, Dasar Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008) hlm.178

17
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Teori kepribadian dapat diartikan sebagai seperangkat asumsi tentang kualitas
tingkah laku manusia beserta definisi-definisi empirisnya. Untuk memahami teori
kepribadian tertentu, kita perlu mengetahui latar belakang ahli, serta kondisi social
dan waktu/era/zaman saat teori tersebut dikembangkan. Manfaat (usefulness) dari
beragam teori kepribadian dievaluasi berdasarkan kriteria-kriteria yang objektif.
Semua teori kepribadian adalah refleksi yang berkaitan dengan latar belakang pribadi
pengarang, pengalaman masa kecil, filsafat hidup, hubungan interpersonal, dan cara
unik mereka dalam memandang dunia
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan
prediktif, begitu juga teori kepribdian.

Dimensi-dimensi teori kepribadian ada 5: (1) Extroversion (sosialisasi),(2)


Agreeableness (mudah akur atau mudah bersepakat),(3) Conscientiousness (sifat
berhati-hati),(4) Emotional stability (stabilitas emosional) ,(5) Openness to
experience (terbuka terhadap hal-hal yang baru).

Faktor yang mempengaruhi kepribadian ada 2, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi sikap, bakat, kemampuan, minat, afektif,
kebutuhan dan motivasi. Faktor eksternal meliputi sosial, kebudayaan dan sekolah.

B. Saran
Pemakalah menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari krekurangan yng
membawa ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, peenulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat kostriuktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulisnya.
Amin

18
DAFTAR PUSTAKA

Fatwikiningsih Nur, Teori Prikologi Kepribadian Manusia. 2020, CV: ANDI OFFSET:
Yogyakarta

Gunarsa. 2008. Dasar Teori Perkembangan

Lestari, Ria. 2018. Jurnal : Pengaruh Dimensi Kepribadian The Big Five Personality. Vol. 3 No.
1

Singgih. 2008. Psikologi Perawatan. Jakarta : Gunung Mulia

Siregar. 2002. Antropologi dan Konsep Kebudayaan : Jurnal Antropologi Papua. Vol. 1 No. 1

Yusuf Syamsul, Pengantar Psikologi Kepribadian. 2002. UPI: Bandung

19

Anda mungkin juga menyukai