Anda di halaman 1dari 12

OPERASIONALISASI

VARIABEL PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester V

Dosen Pengampu: Anas Rohman, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 7

1. M. Kamalul Afif : 19106011141


2. Zaenun Primaetika :19106011163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan inayah sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Dan
tidak lupa pula kami kirimkan sholawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad
SAW keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.

Penulisan makalah ini bertujuan memenuhi tugas mata kuliah Metodologi


Penelitian Pendidikanyang berjudul Operasionalisasi Variabel Penelitian, Jenis
dan Sumber Data. Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami
upayakan dan didukung oleh berbagai pihak. Sehingga dapat memperlancar
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa dan aspek lain.

Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah


sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 01 November
2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................2

A. Pengertian Variabel....................................................................2
B. Definisi Operasional...................................................................2
C. Esensi Perumusan Operasionalisasi Variabel Penelitian...........3
D. Skala Pengukuran Variabel........................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................8

A. Kesimpulan................................................................................8
B. Saran...........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang
dapat kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh
tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah
dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengolahan data. Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya
suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga
berbagai langka-langkah pengujian dari para pengumpul data.
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian
harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan
data.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian variabel dalam operasionalisasi variabel penelitian ?
2. Apa definisi variabel dalam operasionalisasi variabel penelitian ?
3. Bagaimana esensi perumusan operasionalisasi variabel penelitian?
4. Bagimana skala pengukuran variabel dalam operasionalisasi variabel
penelitian?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui pengertian variabel dalam operasionalisasi
variabel penelitian.
2. Mampu mengetahui definisi variabel dalam operasionalisasi variabel
penelitian.
3. Dapat menjelaskan esensi perumusan operasionalisasi variabel
penelitian

1
4. Dapat menjelaskan skala pengukuran variabel dalam operasionalisasi
variabel penelitian.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel
Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Suryabrata (2010)
mengatakan Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Sementara itu sugiyono menjelaskan bahwa variabel
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Kerlinger (1973) dalam Sugiyono menyatakan bahwa
variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1
B. Definisi Operasional
Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-
indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat
pada berikut ini :
1. Definisi Self Esteem Self Esteem (harga diri) adalah evaluasi diri
seseorang secara menyeluruh mengenai perasaan akan nilai dirinya,
yang memiliki beberapa komponen yaitu competence worth, control,
dan belonging. Self esteem diukur dengan menggunakan skala self
esteem (harga diri). Semakin tinggi skor self esteem yang didapatkan
semakin tinggi. pula self esteem yang dimiliki seseorang, dan
1
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Rajawali, 2010), hlm.25

2
sebaliknya semakin rendah skor yang didapatkan dari hasil pengukuran
self esteem, maka seseorang tersebut memiliki self esteem yang rendah
pula.
2. Definisi Asertivitas Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk
bersikap tegas, mampu menyatakan perasaan secara jujur,
menyampaikan pendapat, tidak cemas, dan penakut yang memiliki
beberapa komponen yaitu verbal, kognitif, emosional dan non-verbal.
Asertivitas ini diukur dengan menggunakan skala pengukuran
asertivitas. Seseorang dikatakan asertif apabila mendapatkan skor yang
tinggi pada hasil pengukuran asertivitas, dan seseorang yang
mendapatkan skor yang rendah dikatakan seseorang yang tidak asertif.
3. Definisi Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah dorongan
yang kuat yang muncul dari dalam diri untuk bisa melakukan suatu
pekerjaan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula, yang
memiliki komponen yaitu harapan untuk sukses (motif of success) dan
ketakutakan akan kegagalan (motif avoid failure). Motivasi berprestasi
diukur dengan menggunakan skala motivasi berprestasi. Semakin
tinggi skor motivasi berprestasi yang didapatkan menunjukkan bahwa
motivasi berprestasi yang dimiliki tinggi, dan sebaliknya semakin
rendah skor motivasi berprestasi yang didapat, maka semakin rendah
pula motivasi untuk berprestasinya
Aturan Membuat Definisi, Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal
yang didefinisikan (luas keluanya harus sama), Definisi tidak boleh negatif.
Misal, kepuasan adalah tidak senang, Apa yang didefinisikan tidak boleh
masuk dalam definis. Misalnya, kepuasan adalah rasa puas yang dirasakan
seseorang, Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur
(ambigu) misalnya, kepuasan adalah rasa batin yang bersifat individu.2
C. Esensi dan Syarat Perumusan Operasionalisasi Variabel Penelitian

2
Wina, Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), hlm 78.

3
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Sesuai
dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh Asimetri
Informasi Terhadap Budgetary Slack maka penulis mengelompokan variabel
yang digunakan dalam penelitian ini menjadi variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Operasionalisasi variabel diperlukan guna menentukan
jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini.
Disamping itu, operasionalisasi variabel bertujuan untuk menentukan skala
pengukuran dari masing-masing variabel, sehingga pengujian hipotesis dengan
menggunakan alat bantu dapat dilakukan dengan tepat.
Defenisi operasional adalah defenisi yang berdasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (observasi), konsep yang dapat diamati
atau dapat di observasi adalah merupakan hal sangat penting, karena hal yang
dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain, selain peneliti
sendiri untuk dilaksanakan. Juga agar orang lain dapat melakukan hal yang
serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh panitia terbuka untuk di uji kembali
oleh orang lain.3
Adapun cara menyusun definisi operasional dapat bermacam-macam
yaitu:
1. Yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu di lakukan
2. Yang menekakkan bagaimana kegiatan (operation) itu dilkukan
3. Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang di devenisikan
Contoh-contoh sebagai berikut :
a) Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akaibat tercegahnya
pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai
b) Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan
bahasa dan bilangan

3
Sandjaja dan Albertus, Panduan Penelitian. (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2006)
hlm.23-26.

4
c) Mahasiswa yang cerdas yaitu mahasiswa yang mampu mempunyai
ingatan yang baik, mempunyai pembendaharaan yang baik dan luas,
mempunyai berfikir baik, mempunyai berhitung yang baik.
Setelah definisi operasional variabel-variabel penelitan selesai di rumuskan,
maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. JadI
peneliti telah menyusun prediksi tentang kegiatan berbagai variabel
penelitiannya secara opersional, dan siap di uji melalui data empiris.4
D. Skala Pengukuran Variabel
E. engukuran Variabel
F. Variabel yang kita masukkan dalam penelitian haruslah memiliki
skala
G. ukuran. Untuk itu perlu adanya pengukuran skala variabel. Pengukuran
adalah
H. pemberian angka atau kode pada suatu variabel obyek/responden. Dalam
I. engukuran Variabel
J. Variabel yang kita masukkan dalam penelitian haruslah memiliki
skala
K. ukuran. Untuk itu perlu adanya pengukuran skala variabel. Pengukuran
adalah
L. pemberian angka atau kode pada suatu variabel obyek/responden. Dalam
Skala Pengukuran Variabel Variabel yang kita masukkan dalam penelitian
haruslah memiliki skala ukuran. Untuk itu perlu adanya pengukuran skala
variabel. Pengukuran adalah pemberian angka atau kode pada suatu variabel
obyek/responden. Dalam metodologi penelitian ini, proses ini masuk di dalam
kegiatan definisi operasional.
Pada dasarnya ada 4 skala pengukuran variabel, yaitu:
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala yang paling rendah tingkatannya
dan hanya bisa digunakan untuk data bersifat kategori. Skala ini
termasuk jenis data kualitatif. Informasi yang tercakup dalam data
jenis nominal hanya bertujuan untuk mengelompokkan. Misal: variabel
jenis kelamin. Jawaban responden yang mungkin ialah Laki-laki dan
Perempuan. Untuk kepentingan penelitian, biasanya kode laki-laki dan

4
Cholid Narbuko dan Abu Achma, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), 118.

5
perempuan akan diubah menjadi angka 1 dan 2. Contoh lain variabel
dengan skala nominal ialah agama, suku dan golongan darah.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal mirip dengan skala nominal, yaitu sama-sama
digunakan untuk data bersifat kategori. Bedanya, kategori-kategori
pada skala ordinal memiliki tingkatan-tingkatan, baik dari kecil ke
besar, tidak penting ke penting atau sangat tidak setuju ke sangat
setuju. Contoh variabel dengan skala ordinal ialah tingkat pendidikan,
kelompok pendapatan, tingkat keganasan penyakit dan sebagainya.
Variabel pendidikan, misalnya, diurutkan dari tamatan SD ke bawah
(diberi kode 1), SMP (kode 2), SMA (kode 3) dan Perguruan Tinggi
(kode 4). Variabel ini dimaksudkan apabila peneliti mungkin ingin
mengkaji perbedaan pendapatan penduduk berdasarkan pendidikan
tertinggi yang ditamatkan.
3. Skala Interval
Skala Interval tidak hanya memungkinkan kita untuk
mengklasifikasikan, mengurutkan peringkatnya, tetapi kita juga bisa
mengukur dan membandingkan ukuran perbedaan di antara nilai.
Sebagai contoh, suhu, yang diukur dalam derajat Fahrenheit atau
Celcius, merupakan skala interval. Kita dapat mengatakan bahwa suhu
50 derajat lebih tinggi daripada suhu 40 derajat, demikian juga suhu 30
derajat lebih tinggi dibanding dengan suhu 20 derajat. Perbedaan
selisih suhu antara 40 dan 50 derajat nilainya sama dengan perbedaan
suhu antara 20 dan 30 derajat, yaitu 10 derajat. Jelas disini bahwa pada
skala interval, selain kita bisa membedakan (mengkategorikan),
mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa
perbedaannya/selisihnya dan jarak atau intervalnya juga dapat
dibandingkan. Perbedaan antara kedua nilai pada skala interval sudah
punya makna yang berarti, berbeda dengan perbedaan pada skala
ordinal yang maknanya tidak berarti. Misalnya, perbedaan antara suhu
40 dan 50 derajat dua kali lebih besar. dibandingkan dengan perbedaan

6
antara suhu 30 dan 35. Dengan demikian, selain sudah mencakup skala
nominal, juga sudah termasuk skala ordinal, tetapi nilai mutlaknya
tidak dapat dibandingkan secara matematik, oleh karena batas-batas
variasi nilai pada interval adalah arbiter (angka nolnya tidak absolut).
4. Skala Rasio
Skala rasio sangat mirip dengan variabel interval; di samping
sudah memiliki semua sifat-sifat variabel interval, juga sudah bisa
diidentifikasi titik nol mutlak, sehingga memungkinkan menyatakan
rasio atau perbandingan di antara kedua nilai, misalnya x adalah dua
kali lebih y. Contoh yang lain adalah berat badan, tinggi badan,
panjang, usia dan suhu dalam skala kelvin. Sebagai contoh, berat A =
70 kg, berat B =35 kg, Berat C = 0 kg. Disini kita bisamembandingkan
rasio, misalnya kita bisa mengatakan bahwa berat A dua kali berat B
(A:B = 2:1). Berat C = 0 kg, artinya C tidak mempunyai bobot. Angka
0 di sini jelas dan menunjukkan nilai 0 mutlak. Kuncinya adalah di
angka 0, apakah nilai nol tersebut mutlak atau tidak? Kunci
membedakan skala interval dan rasio adalah di angka 0, apakah skala
memiliki nilai nol mutlak atau tidak (masih ada nilai dibawah nol)?
Kalau nilai nol mutlak, berarti masuk skala rasio. Kalau nilai nol tidak
mutlak, berarti skala interval. Contoh lain: panjang, tinggi, berat dan
usia.5

5
Sumanto, Teori dan Aplikasi Penelitian. (Yogyakarta: CAPS (center of Academic
Publishing Service, 2014). hlm.45-46.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian.
2. Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap
indikator-indikator yang membentuknya.
3. Operasionalisasi variabel diperlukan guna menentukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.
4. Pengukuran adalah pemberian angka atau kode pada suatu variabel
obyek/responden. Pada dasarnya ada 4 skala pengukuran variabel, yaitu:
nominal, ordinal, interval dan rasio.
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, maka penyusun sangat
mengharapkan respon dari para teman-teman mahasiswa ataupun dari dosen
dan struksif dari siapa pun datangnya, demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat adanya. Khususnya bagi penyusun sendiri, dan
umumnya para pembaca lainnya. Aamiin.

8
DAFTAR PUSTAKA

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2010. Metodologi Penelitian.


Jakarta: Bumi Aksara.
Wina, Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Penelitian. Yogyakarta: CAPS (center
of Academic Publishing Service).
Sandjaja dan Albertus. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai