Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASWAJA

TAWAZUN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aswaja

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Nur Rois M, Pd

Disususn oleh : Kelompok 9

1. M. Yusuf Alhasan (19106011164)


2. Nalal muna (19106011137)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita semua
sehingga kita bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “tawazun”. Sholawat serta salam
senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.Yang kita
tunggu syafaatnya dihari kiamat nanti. Amin.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah aswaja prodi pendidikan
agama islam semester 2 yang diampu oleh bpk. Nur Rois. Terima kasih kami ucapkan
kepada orang tua kami yang senantiasa mendoakan keberhasilan kami dimanapun kami
berada. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penlisan makalah ini masih banyak kekeliruan
dan kesalahan, maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca sekalian demi
kesempurnaan makalah ini. Selanjutnya, penulis berdoa semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Semarang, 17 Mei 2020

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tawazun............................................................................2
B. Dalil Naqli Tawazun...........................................................................3
C. Urgensi Tawazun................................................................................3
D. Implementasi Tawazun.......................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................5
B. Saran...................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk
yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah
menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam Alaihi salamlain. Agama
islam merupakan agama yang sangat berkesinambungan dengan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, maka kehidupan manusia bisa teratur untuk menjalakan kehidupan
dengan baik. Agar tidak ada perselisihan dalam segala aspek kehidupan di dunia ini.
Pada zaman sekarang terjadi banyak perselisihan di antara manusia karena tidak di
imbangi dengan agama jika hal tersebut terus berlanjut maka kehidupan akan hancur.
Maka dari itu lah manusia dan agama islam merupakan kompenen yang tidak terlepas
agar kehidupan di dunia maupun akhirat bisa berjalan dengan baik agar tidak ada
perselisihan. Hal tersebut dinamakan tawazun dalam islam.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi tawazun?
2. bagaimana menjelaskan dalil naqli tentang tawazun ?
3. Bagaimana cara mengkaji urgensi tawazun ?
4. Bagaimana menelaah implementasi tawazun ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi tawazun.
2. Mengetahui penjelasan dalil naqli tentang tawazun.
3. Mengetahui cara mengkaji urgensi tawazun.
4. Mengetahui bagaimana menelaah implementasi tawazun.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian tawazun
Tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut
istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang
atau adil dalam menghadapi suatu persoalan. Meskipun diartikan sebagai suatu
keseimbangan atau adil, hal itu bukan berarti harus menempatkan posisi ditengah-
tengah, karena realitanya suatu pertengahan belum tentu menunjukkan suatu
keseimbangan, karena tergantung bobotnya.1
Allah SWT menciptakan alam ini dengan keseimbangan dan memerintahkan kita
untuk menjaga keseimbangan itu seperti dalam surat QS. Ar-Rahmaan:7-9, yang
artinya sebagai berikut:”Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan
neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan
tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”.
Kemampuan manusia untuk bertawazun didukung oleh fitrahnya, manusia diciptakan
dengan fitrahnya oleh Allah SWT yang mana fitrahnya itu adalah hanif yaitu
kecendrungan untuk melakukan kebaikan dan mengakui ketauhidan, namun
kemudian keadaannya sesudah lahir yang terkadang diarahkan oleh kedua orang
tuanya tersebut membuat anak tersebut menjadi nasrani, yahudi, majusi apabila orang
tuanya tersebut merupakan non-muslim, sebagaimana yang tercantum dalam surah
QS. Ar-Ruum:30 yang artinya:”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Serta hadist Rasulullah yang berbunyi:”Setiap bayi terlahir daIam keadaan fitrah
(Islam) orang tuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi
(Mutafaq alaih)”. Berikut adalah makna dari ketiga fitrah, yaitu sebagai berikut.
1. al jasad (jasmani).
Setiap manusia menyadari akan hal ini, masing-masing mengetahui cara-cara
memenuhi kebutuhannya, diantaranya dengan makan, minum, istirahat, pakaian,

1
Rizal, M. Tawazun. (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2017) hlm. 51-53
tempat tinggal. Dalam hal ini Rasulullah saw memberikan pedoman dan perintah
terkait dengan cara-cara memenuhi kebutuhan tersebut, seperti dalam hal makan
dan minum, Rasulullah saw memerintahkan kurang lebih sebagai berikut
“makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang”. Islam juga
menganjurkan kita untuk senantiasa menjaga kesehatan dan kesehatan tubuh
Rosulullah SAW pernah bersabda : “ Sesungguhnya mukmin yang kuat itu lebih
di sukai Allah dari pada mukmin yang lemah “.Beberapa cara menjaga kesehatan
tubuh : Mencukupi kebutuhan gizi, Jangan lupa sarapan Olah raga yang
teraturMembantu mengontrol berat badan,Meningkatkan Mood,Mencegah
berbagai penyakit.Istirahat yang cukup, Memperhatikan kebersihan.
2. Ruhaniyah (rohani)
Ruh merupakan tempat dimana seseorang mempunyai perasaan seperti hal nya
perasaan tenang atau pun gelisah. Agama islam sangat memperhatikan hal ini
karena disini adalah pencerminan seorang mukmin. cara untuk memenuhi
kebutuhan ruhani yaitu dengan rajin dalam beribadah terutama yang wajib, lalu
dilanjutkan dengan sunah seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir,
bermuhasabah, dan sebagainya.2 Seorang muslim haruslah seimbang antara jasad,
akal dan ruhiyahnya. Ruhiyah merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan
tingkat kedekatan seorang hamba kepada Rabb-Nya.
3. Fikriyah (akal)
Akal hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk-makhluk ciptaan
Allah SWT lainnya. Dengan akal manusia dapat mampu menilai baik dan buruk
sehingga tidak terjerumus kedalam jurang kebatilan, sehingga apabila manusia
mampu menggunakan akalnya dengan sebaik-baiknya dan terus-menerus mencari
kebenaran maka derajatnya bisa melebihi para malaikat dan apabila manusia
tidak menggunakan akal maka derajatnya disamakan dengan hewan bahkan lebih
rendah lagi. Manusia di anugerahkan Allah suatu nikmat besar yang
membuatnya dapat memilih mana kebaikan dan mana keburukan.Nikmat itu
adalah akal. Berdasarkan kitab Al`Alq wa Manzilaituhu fil islam, akal merupakan
menunjukkan butki kekusaan Allah SWT. Oleh karena itu, dalam banyak ayat,
Allah SWT memberi semangat untuk manusia agar berakal.3

2
Rahmad, Tawazun,(jakarta, press: 2013)hlm 23

3
Dewi Nur Aisyah, awe inspiring me, (jakarta, serambi :2017)hlm,91-100
B. Dalil naqli tawazun
Aat-tawazun atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil 'aqli
(dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-
Qur’an dan Hadits). Firman Allah SWT: “Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul
kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama
mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan QS al-Hadid:25.Keseimbangan disini adalah bentuk
hubungan yang tidak berat sebelah, tidak menguntungkan pihak tertentu dan
merugikan pihak yang lain. Tetapi, masing-msing pihak mampu menempatkan
dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu fungsi dari pihak yang lain. Hasil
yang diharapkan adalah teciptanya kedinamisan hidup.
C. Urgensi tawazun
Tawazun sangat urgen dalam kehidupan seorang individu sebagai manusia, sebagai
muslim. Dengan Tawazun manusia dapat meraih kebahagian hakiki, kebahagiaan
bathin/jiwa, dalam Bentuk ketenangan jiwa dan kebahagian lahir/fisik, dalam bentuk
kestabilan, ketenangan dalam aktivitas hidup.

1. Tawazun adalah kunci dan tanda kesuksesan seseorang.


2. Tawazun menjaga keseimbangan dalam hidup yang akan menciptakan
keharmonisan.
3. Tawazun merupakan tanda kesyukuran
4. Tawazun merupakan identitas Muslim yang ihsan.
5. Tawazun menempatkan umat lslam menjadi umat pertengahan/ ummatan
wasathon.4
D. Implementasi tawazun
1. Tetapkan niat
“Innama A’Malu bil Niyat…”(HR. Bukhori & Muslim). sesungguhnya segala
perbuatan itu tergantung pada niatnya jadi kita harus memiliki niat yang benar

4
Rahmad, Tawazun,(jakarta, press: 2013)hlm 26
untuk apapun yang akan kita lakukan termasuk bersikap tawazun, diniatkan
Lillahi Ta’ala semata-mata hanya untuk Allah SWT.

2. Plotkan agenda, sesuai kemampuan


Rencanakan/agendakan semua kegiatan yang akan dilakukan atau kegiatan-
kegiatan yang bermanfaatkan setiap harinya yang sesuai kemampuan kita.
Artinya, buatlah rencana kegiatan yang menurut kita dapat kita capai.
3. Laksanakan apa yang sudah diagendakan
Dengan merencanakan kegiatan sesuai kemampuan kita selanjutnya kita
laksanakan apa yang telah kita rencanakan. Jangan menunda-nundanya.
Sebaiknya dahulukan kegiatan yang paling urgen/penting atau yang lebih mudah
untuk kita laksanakan.
4. Berkesinambungan
“Amal (Kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikt”
(HR. Bukhori).
Jelas sekali amal yang sedikit yang penting berkesinambungan dari pada amal
yang banyak namun tidak berkesinambungan.
5. Intropeksi
“Sesungguhnya Allah merentangkan tangan-Nya pada malam hari memberi
kesempatan tobat bagi para pelaku kesalahan pada siang hari dan merentangkan
tangan-Nya pada siang hari memberi kesempatan tobat bagi pelaku kesalahan
pada malam hari, sampai kelak matahari terbit dari barat(kiamat). “(HR.
Bukhori).5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

5
Rahmad, Tawazun,(jakarta, press: 2013)hlm,13
Tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan
menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik
yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan. Fikrah manusia
yaitu al jasad, fikriyah, ruhaniyah
Penggunaan dalil 'aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil
naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits). Firman Allah SWT: “Sunguh kami
telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata
dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang
keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan QS al-Hadid:25
Urgensi tawazun yaitu tawazun adalah kunci dan tanda kesuksesan seseorang,
tawazun menjaga keseimbangan dalam hidup yang akan menciptakan
keharmonisan, tawazun merupakan tanda kesyukuran, tawazun merupakan
identitas Muslim yang ihsan, tawazun menempatkan umat lslam menjadi umat
pertengahan/ ummatan wasathon.
Implementasi tawazun yaitu, tetapkan niat, plotkan agenda, laksanakan agenda,
berkesinambungan, intropeksi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan.Mengingat kemampuan yang
kita miliki,kami mengharap kritik dan saran dari pembaca sekalian.Selanjutnya
kami berharap semoga ilmu dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA

Rizal, M. 2017. Tawazun. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmad. 2013. Tawazun. Jakarta: press.

Aisyah, Dewi Nur. awe inspiring me. Jakarta:serambi.

Anda mungkin juga menyukai