Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester V

Dosen pengampu: Bpk Anas Rohman M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok : 12

1. M. Yusuf Al-Hasan : 19106011149


2. Ulul Izzatul Yazidah : 19106011142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan inayah sehingga pemakalah
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa pula kami kirimkan
sholawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh insan yang dikehendaki-Nya.

Penulisan makalah ini bertujuan memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pendidikan
yang berjudul Populasi dan Teknik Penarikan Sampel. Penulisan makalah ini telah semaksimal
mungkin kami upayakan dan didukung oleh berbagai pihak. Sehingga dapat memperlancar
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari itu, kami
menyadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek
lain.

Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 2 November 2021

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi....................................................................4
B. Jenis Populasi ............................................................................4
C. Pengertian Sampel......................................................................5
D. Unit sampling dan Kerangka Sampel………………………….6
E. Ukuran Sampel…………………………………………………7
F. Prosedur Sampling……………………………………………..9
G. Teknik Sampling……………………………………………….10
H. Sampling Eror............................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................15
B. Saran...........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan poulasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atas komunitas tertentu. Seorang
peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk
memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Populasi ?
2. Apa saja jenis-jenis Populasi ?
3. Apa Pengertian Sampel ?
4. Bagaimana Unit sampling dan Kerangka Sampel ?
5. Apa saja ukuran sampel ?
6. Bagaimana prosedur sampling ?
7. Bagaimana teknik sampling ?
8. Apa itu sampling Eror ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian populasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis populasi
3. Untuk mengetahui pengertian sampel
4. Untuk mengetahui bagaimana unit sampling dan kerangka sampel
5. Untuk mengetahui bagaimana ukuran sampel
6. Untuk mengetahui bagaimana prosedur sampling
7. Untuk mengetahui teknik sampling
8. Untuk mengetahui sampling eror

BAB II

PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Populasi
Dalam kerangka penelitian (terutama sekali penelitian kuantitatif), populasi merupakan
salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan saksama apabila peneliti
ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna utuk daerah (area) atau
objek penelitiannya. Sax (1978) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia
yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan,sedangkan Truckman mengemukakan bahwa
populasi atau target populasi adalah kelompok dari mana peneliti mengumpulkan informasi
dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada obyek atau
subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh
subjek dan obyek yang diteliti itu. Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2, yaitu
populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi target adalah
populasi yang menjadi sasaran keterbelakuan kesimpulan penelitian kita1
B. Jenis-jenis Populasi
1. Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi :
a. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat dihitung,
seperti luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah
mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang mempunyai
jumlah tak terbatas, atau sulit dihitng jumlahnya; seperti tinta, air, pasir di
pantai, padi di sawah, atau beras di gudang.
2. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingku
pyang lebih diersempit, yang digolongkan menjadi :
a. Populasi teoritis, yaitu populasi yang diturunkan dari populasi terbatas, memugkinkan
hasil penelitian berlaku untuk lingkungan populasi yang lebih luas.
b. Populasi tersedia (Accessible ppulation), yaitu populasi turunan dari populasi teoritis
yang akan dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan jumlah dana, waktu dan

1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010 ) hlm 250

5
tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan pada
populasi teoritis.
3. Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data :
a. Populasi bersifat homogen, yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-unsur
pembentuknya memiliki sifat yang sama. Populasi semacam ini banyak dijumpai
dalam bidang ilmu keteknikan.
b. Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi dimana pembentuk sumber data yang
unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu
ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif2
C. Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang
merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili
dalam batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam
jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.
Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut:
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara tertentu dengan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili
keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang
dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu
sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai .3
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan
dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan
sampel yang representatif seperti ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel
hampir sama telitinya dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya
memadai untuk dapat menmeyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang
memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel,
2
Nuraida Halid Alkaf, Metode Penelitian ( Ciputat : islamic Research Publishing, 2009 ) hlm 88
3
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung : CV Pustaka Setia. 2013 ) hlm 154

6
akan semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi. Bailey
(1982) berpendapat bahwa untuk penelitain yang akan menggunakan analisis data dengan
statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa
banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang
minimum.
Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya suatu sampel jika
kita dapat memperkirakan besarnya simpangan baku (standard deviation) populasi dan
kita menetapkan kesalahan maksimum yang dapat kita terima dalam menaksir rata-rata
populasi.
Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan sampel (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2009) antara lain:
a. Dalam menentukan populasi target
Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi dalam
penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target.
Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadappemberian layanan BK
disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang belum
mendapatkan layanan BK di sekolah.
c. Salah dalam menentukan wilayah.
Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya dilakukan
di daerah perdesaan saja.
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya.
e. Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.
D. Unit Sampling dan Kerangka Sampel
a. Unit Sampling
Adalah unit yang di jadikan dasar penarikan sampel baik berupa elemen
maupun kumpulan elemen. Sebagai contoh rumah tangga dapat di jadikan sebagai
unit sampling atau kumpulan rumah tangga pada wilayah tertentu dapat di jadikan
unit sampling seperti blok sensus, RT/RW, bahkan desa. Di luar rumah tangga
cukup banyak unit yang dapat di jadikan unit sampling sesuai dengan tujuan
survey seperti sekolah, kelas, puskesmas, perusahaan/usaha, dan sebagainya.

7
b. Kerangka Sampel
Kerangka sampel merupakan seluruh unit dalam populasi yang akan di
jadikan dasar penarikan sampel. Kerangka sampel perlu di teliti apakah sudah
memenuhi persyaratan kerangka sampel. Karena kerangka sampel merupakan hal
hal yang penting dan menjadi dasar untuk penerapan metode sampling.
E. Ukuran Sampel
Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan
tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah
sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian
eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian
survey jumlah sampel minimum 100.
Dari buku Roscoe yang dikutip oleh uma sekaran memberikan acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel :
a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian.
b. Jika sampel dipecah kedalam subsample ( pria/wanita, junior/senior. Dan lainnya ).
Ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
c. Dalam penelitian multivariate ( termasuk analisis regresi berganda ) ukuran sanpel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variable dalam penelitian.
d. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20.
Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan,
pada penelitian sosial maksimal a tingkat kesalahannya adalah 5% ( 0,05 ). Makin besar
tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu di perhatikan
adalah semakin besar sampel ( semakin mendekati populasi ) maka semakin kecil
peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel ( menjauhi
jumlah populasi ) maka smakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain:
a. Ukuran sampel dengan teori slovin ( 1960 )

8
Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah menentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin.
Yaitu : n=N1+Ne2
.n= besar sampel
N = ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi
.e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan.
Umumnya dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila>0,5 maka kita
bulatkan ke atas atau sebaliknya.
b. Ukuran sampel penelitian Gay, LR dan Diehl, PL
Hasil dari penelitian ini di beri judul penelitian “ Research Methods for Businness
and Management” disebutkan bahwa ukuran sampel penelitian harus sebesar-
besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh gay dan diehl didasarkan pada semakin
besar sampel yang diambil maka merepresentasikan bentuk dan karakter populasi
serta lebih dapat untuk digenerelalisir. Meskipun demikian, ukuran sampel yang akan
diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang sedang digarap.
c. Ukuran sampel penelitian menurut wiratna sujarweni
Dalam bukunya di jelaskan memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu yang
disyaratkan. Beliau berpendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan 100%
mewakili populasi adalah keseluruhan anggota populasi itu sendiri.
Beliau juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka
penelitiannya dapat dilakukan dengan survey sampel. Penentuan ukuran sampel boleh
menggunakan rumus solvin.
d. Ukuran sampel penelitian menurut Jacob cohen ( dalam suharsimi arikunto )
N=LF+u+1
N= ukuran sampel
F= Effec size
U= banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L= fungsi power dari u=0
e. Ukuran sampel penelitian berdasarkan proporsi ( tabel Isaac dan Michael )

9
Menentukan ukuran sampel penelitiaan menggunakan tabel ini sedikit lebih
mudah, dimana sudah di tentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5% dan 10%. Dengan
tabel ini peneliti dapat secara lansung menentukan besaran sampel berdasarkan
jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang di kehendaki.
F. Prosedur Sampel
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel dari populasi adalah
sebagai berikutMenentukan tujuan penelitian
 Tujuan penelitian
adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian karena tujuan penelitian
tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian. Demikian
pula dalam menentukan sampel tergantung pula pada tujuan penelitian. Oleh sebab itu
langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah menentukan tujuan
penelitian.
 Menentukan populasi penelitian
Telah disebutkan diatas bahwa anggota populasi di dalam penelitian tersebut
harus dibatasi secara jelas. Oleh karena itu sebelum sampel ditentukan harus di
tentukan dengan jelas kriteria atau batasan populasinya, dengan demikian maka akan
menjamin pengambilan sampel secara tepat.
 Menentukan jenis data yang diperlukan
Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan secara
jelas. Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah dirumuskan secara jelas. Maka
dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau di tentukan
sumber datanya.
 Menentukan teknik sampling
Menentukan teknik sampling yang akan sigunakan dalam pengambilan sampel
dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi.
 Menentukan besarnya sampel
Meskipun besar atau kecilnya sampel belum menjamin represent-latifnya atau
tidaknya suatu sampel tetapi menentukan besarnya sampel dapat merupakan langkah
penting dalam pengambilan sampel. Secara statistik penentuan besarnya sampel ini

10
akan tergantung pada jenis dan besarnya populasi. Penentuan besarnya sampel ini
akan dibicarakan didalam bagian lain.
 Penentuan unit sampel yang diperlukan
Sebelum menentukan sampel yang diperlukan terlebih dahulu akan ditentukan
unit-unit yang menjadi anggota populasi. Hal ini akan memudahkan dalam
menentukan unit yang mana akan terjadikan sampel.
 Memilih sampel
Apabila karaktristik populasi sudah ditentukan dengan jelas. Maka kita dapat
dengan mudah memilih sampel sesuai dengan karaktristik populasi tersebut. Dalam
memilih sampel dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik
pengambilan sampel.
G. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative. Secara umum ada
dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling dan sampel
tidak acak atau non random sampling.4
Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100
dan yang akan dijadikan sampel adalah 25 maka, setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel

 Probability/random sampling
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua
individu dalam populasi, baik secara individu maupun kelompok memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik ini tidak dipilih-pilih dan
didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji dalam praktek.
a. Simple random sampling atau sampel acak sederhana

4
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ) hlm, 126

11
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit
sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
b. Stratified random sampling atau sampel acak distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan
bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya, sekolah, terdapat beberapa tingkat
kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan
strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
c. Cluster sampling atau sampel gugus
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan
terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak
dilakukan secara lansung semua pelajar, tetapi pada sekolah atau kelas sebagai
kelompok ataupun cluster.
 Non probability ( non random sapling atau sampel acak )
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya jenis sampel ini tidak dipilih secara acak.
Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
peneliti.
a. Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan
kemudahan.
Dalam memilih sampel peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain
kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena
kebetulan orang tadi ada disitu atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh
karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling-tidak
sengaja-atau juga captive sampel. Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan
untuk penelitian panjajagan. Yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang
sampelnya diambil secara acak ( random ). Beberapa kasus penelitian yang
menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang objektif.
b. Purposive Sampling

12
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan
tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang
diperlukan bagi penelitinya. Misalnya, untuk memperoleh data tentang bagaimana
keadaan atau karaktristik suatu sekolah, maka kepala sekolah merupakan orang
yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judgment sapling umumnya
memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “
information rich”.5
c. Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distrasifikasikan secara
proporsional. Namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.
Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi di
klasifikasikan dalam bentuk kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung
pada unit sampling, setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
d. Snowball Sampling
Teknik ini adalah teknik penentuan sampel yang awalnya jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelindingnya lama-lama akan
besar. Teknik ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang
populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan
penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak
lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukkan orang lain yang
kira-kira menunjukkan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
e. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “
keberapa”6. Misalnya, setiap unsur populasi keenam, yang bisa dijadikan sampel
soal “ keberapa” nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada
ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapapat
5
Amirul hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan II ( Bandung : Pustaka Setia 1998 ) hlm 198
6
NUraida, Metodologi Pendidikan hlm, 90

13
5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua dan seterusnya adalah 25.
f. Area Sampling atau Sampel Wilayah
Teknik ini dipakai ketika peneliti diharapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, dalam penelitian pendidikan
kita mengadakan penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan dari suatu
populasi atau kabupaten, kemudian terhadap sekolah-sekolah, lalu kelas-kelas dan
akhirnya para siswa.
H. Pengertian Sampling Eror
Sampling eror adalah perbedaan antara estimasi yang diperoleh dari sampel dengan
parameter populasi. Sampling eror sebenarnya hal ini bukanlah benar-benar kesalahan tetapi
adalah variasi dari konsekuensi pengambilan sampel.
Jadi sampling eror adalah perbedaan antara estimasi yang diperoleh dari sampel dengan
parameter populasi dan sebetulnya adalah variasi dari konsekuensi pengambilan sampel.
Kesalahan sampling ini bisa dikontrol maksudnya bisa diperkecil, misalnya dengan jalan
menambah jumlah sampel yang akan diteliti. Sampling eror dalam perhitungan jumlah sering
digunakan istilah, presiisi, presisi berhubungan erat dengan convidence interval.
Non sampling eror
Penyimpangan yang terjadi bukan karena pengambilan sampel, tetapi penyimpangan pada
saat pelaksanaan penelitian, misalnya saat :
 Perencanaan
 Pengumpulan data
 Pengolahan data
 Analisis data
Kesalahan bukan karena sampling yang disebabkan oleh hal-hal yang sering non
teknis sifatnya seperti kurang sadarnya responden, kekeliruaan pemekrisaan
kesalahan,mancatat,kelupaan karena kesalahan, kecerobohan dan yang lainnya.
Sabri L dan Hastono, kesalahan non sampling maksudnya adalah kesalahan yang
bukan karena sampel tetapi disebabkan pelaksanaan dalam pengambilan sampel
sampai analisisnya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan
saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat
guna utuk daerah (area) atau objek penelitiannya.

15
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang
merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili
dalam batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam
jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.
Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan
tabel yang dikembangkan para ahli
Sampling eror adalah perbedaan antara estimasi yang diperoleh dari sampel dengan
parameter populasi. Sampling eror sebenarnya hal ini bukanlah benar-benar kesalahan tetapi
adalah variasi dari konsekuensi pengambilan sampel.

B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, maka penyusun sangat mengharapkan respon
dari para teman-teman mahasiswa ataupun dari dosen dan struksif dari siapa pun datangnya,
demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat adanya. Khususnya bagi
penyusun sendiri, dan umumnya para pembaca lainnya. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Alkaf. Nuraida Halif. 2009. Metode Penelitian, Ciputat : Islamic Research Publishing

Hadi. Amirul, 1998. Metode Penelitian Pendidikan II, Bandung : Pustaka Setia

Mahmud. 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : CV Pustaka Setia

16
Sukmadinata. Nana Syaodih, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Margono. S, 2004, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta

17

Anda mungkin juga menyukai