Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Fitrah Beragama bagi manusia”

Disusun oleh:

Kelompok 3

Anggota:

1. Afifa Nurul Padhila (F1E123084)


2. Agnela Amisha Dewi (F1E123086)
3. Faisal Masri Maulana (F1E123085)
4. Imelia Amanda (F1E123083)
5. Khozin Sapzidan (F1E123073)
6. Mikel (F1E123082)

Dosen Pengampu: Anwar Sanusi, M.Pd.

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI
2023

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul :
“Fitrah Beragama bagi manusia”

Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan Tuntunan
Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu. Dalam kesempatan ini saya
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.

Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini. Akhirnya saya sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca.

Jambi, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4

1.3 Tujuan.........................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama dan manusia adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan yang lain. Manusia hidup memerlukan agama sebagai tempat
mencari ketenangan dan keridhaan, Tuhan dan agama hadir untuk menjadi petunjuk
bagi umat manusia. Menurut Islam, agama berarti suatu peraturan atau penetapan
Tuhan yang membimbing manusia kepada aqidah yang benar, ibadah yang baik, dan
mu’amalah yang baik pula. Sedangkan manusia adalah hayawanatnathiq (makhluk
yang berpikir), yang pada hakikatnya adalah makhluk pencari kebenaran. Di sini
bertemu antara agama sebagai suatu hakikat yang benar dan manusia (dengan akal
dan hatinya) sebagai makhluk pencari kebenaran.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu fitrah ?
b. Apa saja jenis-jenis fitrah
c. Apa itu fitrah beragama?
d. Apa tujuan fitrah beragama?
e. Bagaimana cara menerapkan fitrah beragama dalam kehidupan sehari-hari ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi fitrah
b. Mengetahui jenis-jenis fitrah
c. Mengetahui definisi fitrah beragama
d. Mengetahui tujuan dari fitrah beragama
e. Mengetahui cara menerapkan fitrah beragama dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fitrah
Dalam bukunya “Membumikan Al-Qur’an”, Quraisy Shihab mengartikan
fitrah itu sebangai “Agama Yang Benar”, “Kesucian” atau “Asal Kejadian”. Asy-
Syarif Ali bin Ahmad al-Jurjani seorgang ahli bahasa arab dari Persia mendefinisikan
fitrah sebagai watak yang senang menerima agama. Sedangkan para fuhaqa (ahli
fiqih) mengartikannya sebagai tabi’at yang suci dan asli yang dibawa manusia sejak
lahir , belum pernah disentuh oleh cacat atau aib apapun.
Dalam pandangan ilmuan islam, agama yang diwahyukan tuhan, benihnya
muncul dari pengenalan dan pengalaman manusia pertama dipentas bumi ini. Disini ia
menemukan tiga hal, yaitu : keindahan, kebenaran, dan kebaikan. Gabungan
ketiganya dinamani suci dan kesucian. Manusia ingin mengetahui siapa atau apa yang
maha suci, dan ketika itulah ia menemukan tuhan, dan sejak itu pula ia berusaha
berhubungan dengan tuhannya bahkan berusaha untuk meneladani sifat sifat-Nya.
Usaha itulah yang dinamai beragama, atau dengan kata lain, keberagaman adalah
terpatrinya rasa kesucian dalam jiwa seseorang. Karena itu seseorang yang beragama
akan selalu berusaha untuk mencari dan mendapatkan yang benar, baik dan indah.
Mencari yang benar menghasilkan ilmu, mencari yang baik menghasilkan akhlak,
mencari yang indah menghasilkan seni. Dengan demikan agama bukan saja
merupakan kebutuhan manusia tapi selalu relevan dengan kehidupannya. Karena itu,
manusia yang tidak beragama (beriman) dimata Allah SWT dipandang sama dengan
hewan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah


orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.” (QS. Al-Anfal/8:55)
Raghib al-isfahani, ahli bahasa arab dari kalangan Sunni, mengatakan bahwa
fitran yang Allah SWT berikan kepada manusia ialah menciptakan manusia dalam
keadaan siap atau terlatih untuk melakukan pekerjaannya didunia, atau kekuatan dan
kemampuan yang diberikan Allah SWT kepada manusia untuk mengenal iman.
Dengan kekuatan dan kemampuannya itu, ia dapat mengetahui agama benar dan tuhan
yang menciptakannya
2.2 Jenis jenis fitrah
Diantara fitrah manusia itu adalah: beragama, mempertahankan hidup,
melanjutkan jenis mempertinggi taraf hidup, rasa keadilan, ingin senang, ingin
selamat, ingin bahagia, ingin hidup bersama, ingin berkuasa, ingin kaya, ingin baik,
ingin dihargai dan lain sebagainya. Namun, diantara sekian banyak fitrah manusia itu,
fitrah beragama adalah fitrah yang paling utama dan paling murni sebagaimana
dijelaskan oleh Prof. Dr. Hamka yang mengatakan bahwarasa ber-Tuhan adalah
perasaan yang sermurni-murninya dalam jiwa manusia. Sedangkan Sayyid Sabiq
mengatakan fitrah keagamaan adalah satu-satunya fitrah yang membedakan antara
menusia dengan hewan, yakni insting keagamaan (Religious Instinct)

2.3 Fitrah Beragama


Fitrah beragama mengacu pada naluri atau kecenderungan alami yang dimiliki
manusia untuk mencari dan mengakui keberadaan Tuhan atau kekuatan rohaniah. Ini
adalah konsep dalam banyak agama yang mengatakan bahwa manusia memiliki
kecenderungan bawaan untuk mencari makna , tujuan , dan hubungan dengan yang
ilahi. Fitrah beragama juga mencakup kebutuhan untuk beribadah, mencari kebenaran,
dan mempertimbangkan aspek spiritual dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat
memainkan peran penting dalam pembentukan keyakinan dan praktik keagamaan
seseorang.
Fitrah dalam agama islam mengacu pada kecenderungan bawaan atau kodrat
manusia untuk mengenal dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Fitrah juga
mencakup pemahaman tetang moral dan etika.
Islam adalah agama yang fitrah. Agama yang fitrah berarti agama yang sesuai
dengan kodrata yang ada pada keadaan asli manusia.Fitrah dalam diri manusia secara
religius dimaknai sebagai umat islam yang beriman.
Di dalam Al-Qur'an, kata fitrah berulang kali disebutkan secara jelas. Hal itu
sebagaimana yang disebutkan dlam surat Ar-rum yang artinya:
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah),(tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
dalam ciptaan Allah, itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui." (Q.S Ar-Rum;30).
Dalam islam, manusia dilahirkan dengan fitrah yang suci dan bersih, namun faktor
lingkungan dan pengaruh luar dapat memmengaruhi kecenderungan ini. Oleh karena
itu, penting bagi individu untuk memelihara dan menguatkan fitrah agama mereka
melalui pendidikan dan amalan ibadah yang benar.

2.4 Tujuan Fitrah Beragama


Tujuan fitrah beragama adalah untuk memberikan makna dan arah dalam
kehidupan manusia. Melalui fitrah ini, manusia dapat mencari pemahaman tentang
eksistensi Tuhan, dan mematuhi ajaran moral dan etika yang dianggap benar dalam
agama tertentu.
Dengan mengakui dan mengembangkan fitrah beragama, manusia diharapkan
dapat mencapai keharmonisan dalam kehidupan mereka, memenuhi tujuan
keberadaan mereka, dan mencapai kebahagiaan dan kedamaian batiniah.

2.5 Menerapkan Fitrah Beragama di Kehidupan Sehari-hari


Tiga hal untuk menjaga fitrah yaitu mengokohkan ketauhidan, menguatkan
komitmen ubudiyah, dan memelihara akhlaq yang terpuji. Pertama, mengokohkan
ketauhidan. Ramadhan adalah momentum yang sangat efektif untuk mengokohkan
keimanan manusia dan mengembalikannya kepada fitrah. Sebab, Ramadhan memang
disiapkan oleh Allah untuk mendidik jiwa-jiwa yang menjauhi-Nya untuk kembali
kepada-Nya, mendidik jiwa-jiwa yang berlumur dosa untuk datang memohon
ampunan kepada-Nya, dan mendidik jiwa-jiwa yang lalai dari ibadahnya untuk
bersimpuh bersujud dan mengikhlaskan pengabdiannya. Dengan kekuatan tauhid,
orang yang kaya akan menjaga fitrah dirinya sehingga tidak sombong dan angkuh.
Demikian pula orang miskin akan tegar mengarungi ujian hidupnya dan tidak
berputus asa,
Kedua, menguatkan komitmen ubudiyah. Fitrah kehambaan menuntut setiap
muslim untuk membuktikan komitmen ibadahnya. Mereka dituntut tidak hanya
bersungguh-sungguh menunaikan semua ibadah fardhu, tetapi juga ibadah-ibadah
sunnah. berpuasa wajib dan melengkapinya dengan puasa-puasa sunnah.
Mengeluarkan zakat dan menyempurnakannya dengan infak dan sedekah.
melaksanakan haji ke Baitullah dan menyempurnakannya dengan umrah. Dengan
menjaga konsistensi ibadah dan menegakkannya secara sempurna, seorang muslim
akan terpelihara fitrah kesuciannya. Ketiga, memelihara akhlaq yang terpuji. makna
pemeliharaan fitrah adalah dengan menjaga akhlaq yang terpuji seperti amanah, jujur,
sabar dan syukur. Apabila seseorang memiliki sifat-sifat tersebut, maka ia akan
merasakan ketenangan dalam hidupnya.

Contoh Kasus Fitrah Beragama


Lukman Sardi Keluar dari Islam (Murtad)
Lukman Sardi adalah aktor, produser, dan sutradara Indonesia. Ia merupakan
putra dari dari komponis legendaris Indonesia, Idris Sardi.
Lukman Sardi memilih pindah agama dari Islam ke Kristen pada tahun 2014
silam. Pengaruh besar ia memilih pindah agama adalah karena terinspirasi dari
kakeknya yang beragama kristen, dia melihat kakeknya yang bersifat jujur dan
lembut.

Deddy Corbuzier Masuk Islam (Mualaf)


Letnan Kolonel Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo, S.Psi., M.Psi.,
Ph.D., yang dikenal secara profesional sebagai Deddy Corbuzier, adalah seorang
YouTuber, presenter, mentalis, dan aktor dari indonesia.
Deddy Corbuzier menjadi mualaf setelah mendalami islam selama delapan
tahun. Sebelum ia masuk islam ia sering mendengar dan mengikuti acara-acara
dakwah bersama rekan gymnya, ia merasa damai dan yakin untuk memeluk islam
karena hal tersebut
KESIMPULAN
Faktor kesadaran hukum Islam di kalangan umat sangat penting dalamkehidupan dan
perkembangan hukum, dan akan ikut menentukan apakah hukum Islam dapat
terlaksana, baik secara formal maupun substansial,dikalangan umat atau tidak.
Kesadaran itu akan muncul bila hukum Islam cakrawala yang luas diperlukan. Filsafat
hukum Islam memegang kunci pemecahan masalah-masalah hukum Islam yang
akan diterapkan dalam masyarakat. Hukum Islam tidak akan muncul tanpa
diperjuangkan, tetapi setiap perjuangan memerlukan seni, jika tidak mewujudkan
formalitas sebuah hukum Islam, paling tidak materi dan substansi Islam dapat terlaksana.
Islam adalah agama rahmat bagi alam semesta. Hukum Islam pun
harusmencerminkan kasih sayang Allah SWT kepada alam dan seisinya. Oleh
karena itu, penyampaian hukum Islam haruslah menggunakan cara yang ramah
tamah.

Anda mungkin juga menyukai