Dosen Pengampu :
Oleh kelompok ;
2023
Kata Pengantar
Puji Syukur alhamdulillah pemakalah panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan beribu ribu nikmat, rahmat, taufiq, hidayah dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Makalah kami yang berjudul Kebutuhan Manusia Terhadap Agama.
Dalam pembuatan makalah ini kami sudah mendapatkan materi dari berbagai banyak
artikel dan buku pembelajaran ( modul). Makalah ini sungguh-sungguh kami susun sebaik
mungkin dan dengan pertimbangan kami, namun jika ada salah kata atau kekeliruan dari
makalah kami sengaja ataupun tidak sengaja, kami memohon maaf sebesar besarnya. Untuk
itu bagi para pembaca kami mohon kritik dan sarannya dalam memperbaiki makalah kami ke
depannya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca serta mendapatkan ridho dari Allah Swt.
Aamiin.
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................... ii
PENDAHULUAN............................................................................. iii
1. Pengertian Agama............................................................................. 1
4. Jenis-Jenis Agama............................................................................ 5
KESIMPULAN............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 18
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
A. Pengertian Agama
Sebagai manusia kita mempunyai alasan dalam memeluk agama, ada tiga
alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama, yaitu:
1. Fitrah Manusia
Kata fitrah merupakan clerivasi dari kata fatharah, artinya ciptaan, suci,
seimbang. Fitrah adalah kondisi di mana Allah menciptakan manusia yang
menghadapkan dirinya pada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan
pikirannya. Kata fitrah berasal dari kata al-fatharah yang bentuk pluralnya fithar
yang dapat diartikan cara penciptaan, sifat pembawaan sejak lahir, sifat watak
manusia, agama dan sunnah, pecahan atau belahan.
Dari dijelaskan dalam hadits bahwa manusia lahir dalam keadaan fitrah
(bersih), sebagai berikut.
Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
lahirnya ke dunia. Potensi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua hal :, yaitu
potensi rohaniyah manusia berupa akal, qalb dan nafsu.
Diberikan akal adalah suatu anugerah yang paling hebat atau terbesar
bagi manusia. Dengan adanya akal kita mampu untuk membedakan mana
yang baik dan yang buruk , akan tetapi tidak semua yang baik dan yang buruk
itu dapat diketahui oleh akal.
Tantangan yang kita hadapi ada yang dari dalam dan ada juga yang
dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan
setan, sedangkan dari luar berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan
manusia secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Tantangan yang kita hadapi tidak semudah membalikkan telapak tangan,
banyak tantangan yang harus dihadapi serta segera dicarikan solusinya. Dan
salah satu alasan manusia beragama karena dapat membantu menyelesaikan
tantangan.
Manusia juga membutuhkan nabi sebagai contoh suri tauladan, nabi juga
sangat penting bagi kita karena sebagai pemimpin daan pembimbing kita saat kita
mempelajari suatu ajaran di agama kita terutama islam. Jika nabi tidak ada
penyampaian tentang suatu ajaran itu tidak bisa kita lakukan dengan baik dan
terlaksana semestinya. Manusia juga harus tetap mengenang dan menjadikan nabi
sebagai panutan kita walaupun sudah tidak ada lagi.
Jadi agama dan nabi sangat dibutuhkan bagi manusia, agama sebagai
petunjuk hidup kita sedangkan nabi sebagai orang yang mengajarkan kita tentang
cara menjalankan petunjuk hidup kita. Dan keterkaitan antara agama dan nabi
tidak bisa dilepaskan.
D. Jenis-Jenis Agama
1.Agama Kristen
2.Agama Islam
Agama Islam didasarkan pada ajaran Nabi Muhammad yang diwahyukan
kepadanya melalui Al-Qur’an, kitab suci umat Muslim. Penganut Islam, yang
disebut Muslim, diwajibkan menjalankan “Pilar-pilar Islam” seperti salat
(sembahyang), puasa pada bulan Ramadan, memberikan zakat (sumbangan)
kepada orang yang membutuhkan, menunaikan haji (ziarah ke Mekah), dan
mengucapkan syahadat (kesaksian keyakinan).
3.Agama Hindu
4.Agama Buddha
Buddha adalah seorang guru spiritual dan pendiri agama yang dikenal
sebagai Siddhartha Gautama. Ajaran Buddha berfokus pada jalan menuju
pencerahan dan kebijaksanaan melalui praktik meditasi, pengendalian pikiran,
toleransi, dan belas kasih terhadap semua makhluk hidup. Buddhisme
mengajarkan konsep karma, reinkarnasi, dan upaya untuk mencapai keadaan
bebas penderitaan yang disebut Nirwana.
5.Agama Yahudi
Agama Yahudi melibatkan keyakinan monotheis yang diyakini oleh
orang-orang Yahudi. Kitab Suci Yahudi utama adalah Taurat, yang terdiri dari
Lima Kitab Musa, dan juga terdapat Talmud sebagai kumpulan hukum dan tradisi
Yahudi. Yahudi mengikuti berbagai ritual seperti pengamatan Sabat (hari
istirahat) dan perayaan seperti Paskah dan Rosh Hashanah.
6.Agama Sikhisme
Sikhisme didirikan pada abad ke-15 oleh Guru Nanak di Punjab, India.
Agama ini menekankan kepercayaan kepada satu Tuhan yang universal dan
menolak sistem kasta. Penganut Sikhisme mengamalkan praktik-praktik spiritual
seperti meditasi, membaca dan merenungkan ajaran dalam Guru Granth Sahib
(kitab suci Sikh), dan melakukan tindakan kebajikan.
7.Agama Shinto
1.Penyelarasan dengan Takdir Ilahi: Agama sering kali hadir untuk membantu
individu memahami takdir mereka dan mencari arti dalam hidup. Agama
memberikan kerangka kerja moral, etika, dan nilai-nilai yang dapat membantu
individu menjalani kehidupan dengan tujuan yang lebih tinggi.
2 .Hidup Moral: Agama bertujuan untuk memandu umatnya dalam hidup mereka
secara moral dan etis. Agama memberikan pedoman dan aturan tentang
bagaimana berperilaku yang benar, memberikan sanksi kepada tindakan-tindakan
yang tidak etis, dan mendorong umatnya untuk berbuat baik kepada sesama.
3.Pemujaan dan Ibadah: Agama hadir untuk memberikan tempat ibadah dan
menyediakan kerangka untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari
diri sendiri. Agama mengajarkan umatnya untuk melakukan pemujaan dan ibadah
sebagai bentuk penghormatan dan keterhubungan dengan Tuhan atau kekuatan
spiritual.
1.Agnostisisme:
Polarisasi ini sering kali menjadi sumber konflik dan perpecahan dalam
masyarakat. Namun, sebenarnya pendekatan substantif dan normatif tidak harus
saling bertentangan. Keduanya memiliki nilai dan kepentingan yang sama-sama
penting dalam praktik keagamaan.Pendekatan substantif membantu menjaga
keaslian dan integritas agama, sedangkan pendekatan normatif membantu
memastikan pelaksanaan praktik keagamaan yang konsisten dan teratur. Penting
bagi individu dan komunitas untuk mencari keseimbangan antara kedua
pendekatan ini, menghormati perbedaan pendapat, dan membangun dialog yang
konstruktif untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang agama.
Tentu kalangan yang digelari paham ini merasa bangga karena mereka
memaknainya sebagai sebuah ketaatan yang paling mendekati kesempurnaan
ajaran tuhan dan pemahaman tekstual terhadap kitab suci adalah paling benar.
Karena itu, kalangan muslim tertentu berkeberatan dengan penggunaan istilah
fundamentalisme, dengan alasan bahwa konteks historis inilah berawal dari
fundamentalisme Kristen. Atas dasar inilah maka sebagian mereka menggunakan
istilah ushulliyyun untuk menyebut orang-orang fundamentalisme yakni mereka
yang berpegang kepada fundamen fundamen pokok Islam sebagaimana terdapat
dalam Alquran dan Al hadits.
Islam liberal pertama kali digunakan oleh para penulis barat seperti
Leonard Binder dan Charles Khurzman. Namun dalam konteks Indonesia ada
buku khusus yang ditulis oleh Greg Barton pada tahun 1995 mengenai
kemunculan pemikiran liberal di kalangan pemikir Indonesia. Liberalisme Islam
di Indonesia ini memang belum menunjukkan ekspresi intelektual keislaman yang
mandiri. Mereka lebih mengeksplorasi pemikiran Islam liberal yang diimpor dari
dunia islam lain.
Mereka agak kurang tertarik dalam wilayah politik, mereka menjaga jarak
dengan kekuatan-kekuatan politik praktis. Seringkali respon mereka terhadap
realitas sosial terkesan senafas dengan agenda liberalisasi ekonomi dan politik di
negeri ini. Itu demokratisasi HAM kebebasan ekspresi dan ekonomi berdasarkan
mekanisme pasar bebas merupakan contoh nyata relasi mereka agenda liberalisasi
politik dan ekonomi itu. Sehingga kalangan fundamentalis Islam menuding
mereka sebagai antek-antek kapitalisme internasional.
KESIMPULAN
Definisi dari Agama cukup banyak dan tokoh yang mendefinisikan agama
juga banyak tergantung pendapat kita, sebuah agama biasanya mencakup tiga
persoalan pokok seperti keyakinan (credial), peribadatan (ritual), dan sistem
nilai (hukum/norma). Kita sebagai manusia juga membutuhkan agama, ada 3
alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama yaitu :
1. Fitrah manusia
2. Keterbatasan akal manusia
3. Tantangan yang dihadapi manusia
Agama yang kita anut ialah agama yang kita percayai dan kita yakini
sepenuh hati jadi kita harus menganggap agama itu penting bagi kita. Jangan
menjadikan agama membutuhkan kita tetapi kita lah yang harus
membutuhkan agama sebagai sumber kehidupan kita.
Ketika kita beragama jangan sekali kali kita menganggap agama orang
lain sebagai agama yang kurang benar menurut kita. Mereka punya agama
yang dapat menyelesaikan masalah kehidupan mereka kita juga punya agama
yang dapat menyelesaikan setiap persoalan kita.
Bramana Nanditya Putra dkk, Pengertian Agama dan Peran Agama dalam
Kesehatan Mental, Lubuklinggau, 2022.